US & GLOBAL
• Bursa saham Wall Street berhasil menguat ditunjang oleh kombinasi dari perkiraan optimis keuntungan dari Bank of America dan penurunan
harga minyak dunia. Indeks S&P500 melonjak diatas level trendline yang berkembang sejak 6‐bulan terakhir, setelah pada sesi Senin sempat
berada dibawah level tersebut. Demikian pula indeks komposit Nasdaq yang berhasil menguat diatas level moving average 50‐hariannya yang
menguatkan indikasi uptrend, meskipun volume perdagangan cukup tipis. Saham‐saham keuangan memimpin kenaikan, dimana sub‐indeks
keuangan S&P <. GSPF> naik hingga 2,2%. Indeks Dow Jones <. DJI> naik 124,58 poin atau 1,03% ke 12,214.61, S&P500 <. SPX> menguat 11,69
poin atau 0,89% ke 1,321.82 dan Nasdaq <. IXIC> naik 20,14 poin atau 0,73% ke 2,765.77.
• Harga emas turun dibawah 1.430 USD per troy ounce setelah sempat membukukan rekor harga tertinggi pada sesi Selasa 08 Maret lalu.
Pelemahan harga emas ini dipengaruhi oleh turunnya harga minyak dunia dan naiknya bursa saham Wall Street (salah satu indikator naiknya risk
appetite) yang kemudian memicu aksi ambil untung pelaku pasar terhadap emas menyusul kenaikan tajamnya dalam beberapa sesi terakhir.
Harga spot emas <XAU=> turun 0,2% ke 1,427.54 USD per troy ounce.
• Harga minyak dunia melemah pada sesi Selasa 08 Maret, minyak Brent London turun hampir 2% setelah Menteri Perminyakan Kuwait mengatakan
OPEC tengah mempertimbangkan meningkatkan produksi menyusul terganggunya produksi di Libya dan kekhawatiran akan meluasnya gejolak
unjuk rasa pada negara‐negara di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara tersebut. Harga minyak Brent untuk pengiriman April <LCOc1> turun
1,98 USD ke 113,06 USD per barel, dan harga minyak mentah Crude AS untuk pengiriman April <CLc1> turun 42 sen ke 105,02 USD per barel.
• Dollar AS menguat terhadap euro menyusul naiknya kekhawatiran bahwa beberapa negara di kawasan Uni‐Eropa dengan kondisi finansialnya saat
ini tidak akan mampu menahan tingkat suku bunga yang lebih tinggi. Namun demikian dukungan bagi berlanjutnya penguatan dollar nampaknya
masih memerlukan landasan dari isyarat bahwa The Fed akan mulai menarik diri dari kebijakan moenter longgarnya (meskipun nampaknya masih
jauh dari harapan). Pemangkasan peringkat kredit terhadap Yunani dan Spanyol baru‐baru ini kembali mengingatkan investor akan biaya pinjaman
yang lebih tinggi dan dengan kurs mata uang yang kuat akan menyulitkan bagi negara yang terbebani hutang untuk mendorong pertumbuhan
ekonominya. Kondisi tersebut kemudian menekan euro hingga dibawah level 1,3860, setelah pada Senin 07 Maret berhasil mencatat level
tertinggi dalam 4‐bulan terakhir di 1,4036. Hingga akhir sesi New York, euro tercatat melemah 0.5% ke 1,3898 <EUR=>. Dollar AS juga menguat
0,5% ke 82,66 yen <JPY=>.
• Pelemahan harga minyak dunia menekan Swiss franc, investor membukukan keuntungan dari penguatan tajam franc akhir‐akhir ini, dollar AS
tercatat menguat hampir 1% terhadap Swiss franc dan euro sempat naik hingga 1.3041 fran yang merupakan level tertinggi dalam kurun 2‐pekan
terakhir. Sterling tertekan penguatan dollar AS, sterling turun tipis 0.25% ke 1.6158 dan tercatat menguat 0.7% terhadap franc ke 1.5111.