title cover

title cover

Tuesday, July 17, 2012

Headline News 17.07.12


US & GLOBAL
Imbal hasil obligasi pemerintah AS mendekati rekor terendahnya, sementara itu harga minyak dunia menguat dan dolar jatuh ke  level terendah dalam 1‐bulan terakhir terhadap yen pada sesi Senin menyusul rilis data penjualan ritel Amerika yang lebih rendah  dari  perkiraan  meningkatkan  ekspektasi  QE3  oleh  The  Fed.  Bursa  saham  Wall  Street  berakhir  melemah,  meskipun  earning  Citigroup  yang  mengungguli  perkiraan  berhasil  membatasi  penurunan.  Indeks  S&P500  telah  mengalami  penurunan  sebanyak  tujuh kali dari delapan sesi terakhir, terbebani oleh kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi. Penjualan ritel AS turun 0,5  persen  pada  bulan  Juni,  penurunan  beruntun  dalam  beberapa  bulan  terakhir,  karena  merosotnya  permintaan  untuk  hampir  semua barang mulai dari mobil dan elektronik hingga bahan bangunan, menandakan lesunya pemulihan ekonomi. 

Pasar menanti testimony Ketua The Federal Reserve ‐ Ben Bernanke dihadapan kongres pada pada sesi Selasa dan Rabu. Investor  akan  mencoba  mengurai  pernyataan  Bernanke  untuk  mendapat  petunjuk  tentang  kemungkinan  dan  waktu  pemberlakuan  stimulus lanjutan. 

Obligasi  Amerika  tenor  10‐tahun  <US10YT=RR>  diperdagangkan  sampai  dengan  harga  6/32  dengan  imbal  hasil  1,469  persen.  Sebelumnya, imbal hasil obligasi tenor 10 tahun sempat menyentuh 1.442 persen, menyamai level terendah akan pada periode  1800‐an,  berdasarkan  data  dari  Reuters.  Imbal  hasil  obligasi  tenor  30‐tahun  <US30YT=RR>  menyentuh  session  low  di  2,520  persen, mendekati level terendahnya yang tercatat pada 01 Juni silam di 2,510. 

Bank‐bank sentral dari Eropa, Cina dan Brasil awal bulan ini menurunkan suku bunga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi,  langkah  mana  menggarisbawahi  meningkatnya  kekhawatiran  tentang  perlambatan  ekonomi  global.  Tetapi  beberapa  analis  mengatakan Ketua The Fed Ben Bernanke akan tetap tidak memperlihatkan komitmennya untuk pemberlakuan QE3. 

Bursa saham AS berakhir lebih rendah. Indeks Dow Jones Industrial Average <DJI.> ditutup turun 49,88 poin atau 0,39 persen,  pada 12,727.21. Indeks Standard & Poor 500 <. SPX> turun 3,14 poin atau 0,23 persen, menjadi berakhir pada 1,353.64. Nasdaq  Composite Index <IXIC.> turun 11,53 poin atau 0,40 persen, pada 2,896.94. Indeks bursa saham global MSCI <. MIWD00000PUS>  turun 0,01 persen menjadi 309,38. Indeks saham Eropa naik 0,1 persen menjadi berakhir pada 1,043.71 <FTEU3.>. 

Euro mencapai titik terendah  3‐1/2‐year terhadap sterling karena investor cemas tentang  penundaan bailout yang dibutuhkan  oleh  beberapa  negara  bermasalah  di  kawasan  Uni  Eropa.Mahkamah  Konstitusi  Jerman,  pada  Senin,  mengatakan  belum  akan  mengambil keputusan hingga 12 September mendatang pada apakah dana bailout zona euro – the European Stability Mechanism  ‐ dan perubahan terencana untuk aturan anggaran daerah cukup kompatibel dengan hukum Jerman. 

Euro <EUR=> sempat anjlok hingga kisaran 1,2173, mendekati level terendah dalam 2‐tahun terhadap dolar AS di 1,2160 yang  sempat hit pada pekan lalu, namun euro berhasil menguat 0,2 persen ditutup pada kisaran 1,2279. Namun euro jatuh ke level  78,32 pence terhadap sterling <EURGBP=D4>, titik terendahnya sejak akhir 2008. Euro juga turun menjadi 96.14 yen <EURJPY=>,  level terendah sejak Juni 1, dan mencapai rekor terendah terhadap dolar Kanada <EURCAD=>. Kinerja euro juga terdesak oleh  adanya sebuah laporan yang menunjukkan perubahan sikap Bank Sentral Eropa tentang bagaimana perlakuan terhadap beberapa  pemegang  obligasi  berkaitan  dengan  bailout  untuk  perbankan  Spanyol.  Dolar  menurun  0,5  persen  menjadi  78,81  yen  <JPY=>,  setelah sempat mencapai level 78,67, posisi terendahnya  sejak pertengahan Juni. 

Pada  bursa  komoditas,  harga  minyak  dunia  naik  di  tengah  harapan  akan  pemberlakuan  stimulus  lanjutan,  terutama  setelah  Perdana  Menteri  China  Wen  Jiabao  mengatakan,  Beijing  akan  meningkatkan  upaya  untuk  meningkatkan  perekonomian.  Cina  adalah  konsumen  terbesar  kedua  minyak  dunia.  Adanya  berita  bahwa  kapal  Angkatan  Laut  AS  di  dekat  Uni  Emirat  Arab  menembaki perahu kecil yang tidak mengindahkan peringatan, memicu ketegangan di kawasan tersebut dan juga mengangkat  harga minyak. Minyak mentah Brent <LCOc1> naik 1,15 USD ke level 103,55 USD per barel. Sedangkan minyak AS <CLc1> naik 1,33  USD ke 88,43 USD per barel. Harga spot emas <XAU=> ditutup pada kisaran 1.590 USD per troy ounce. 


GOLD & COMMODITIES
Emas  sedikit  menguat  pada  volume  perdagangan  yang  tipis  Senin  lalu  karena  pelemahan  data  ritel  AS  memangkas  kenaikan  dollar, tetapi investor sebagian besar menunggu kedepannya testimoni kepala the Fed Ben Bernanke pada Kongres.  

Emas menghapus penurunan pada awalnya karena dollar melorot dari data yang menunjukkan penjualan ritel AS turun dalam  rangkaian tiga bulannya pada bulan Juni karena permintaan anjlok secara meluas, suatu tanda recovery ekonomi yang melesu.  

Volume perdagangan melambat daripada biasanya sebelum testimoni dua harinya Bernanke hari Selasa ini. Pelemahan laporan  payrolls bulan Juni dan tanda‐tanda lainnya dari melambatnya perekonomian AS telah menaikkan spekulasi bank sentral AS akan  menggunakan kebijakan moneter untuk mendorong pertumbuhannya.  




OIL & COMMODITIES
Harga oil naik Senin lalu sebagaimana front‐month Brent kontrak Agustus mendekati expiration, didukung oleh harapan bahwa  tanda‐tanda perlambatan ekonomi akan mendorong langkah stimulus, khususnya di Cina.   

Permasalahan  produksi  North  Sea  dan  kesulitan  pembicaraan  dari  Iran  mengenai  penghentian  Selat  Hormuz  juga  membawa  dukungan terhadap oil, khususnya harga Brent.  

Perdana  menteri  Cina  Wen  Jiabao  mengatakan  usaha  untuk  menstabilkan  perekonomian  telah  berjalan  dan  pemerintah  akan  meningkatkan  usaha  dalam  semester  kedua  tahunan  untuk  menaikkan  kebijakan  yang  efektif  dan  memperhatikan  masa  yang  akan datang. 



EURO ZONE
Euro awalnya sempat merosot terhadap sejumlah rival utamanya setelah investor kecewa dengan tertundanya langkah pemberian bailout untuk negara‐negara zona euro yang  terlilit utang. Euro juga terkoreksi terhadap dolar, meskipun koreksinya mampu diredam oleh rilis buruk data retail sales AS untuk periode Juni. Laporan penjualan ritel tersebut  telah membangkitkan ekspektasi akan digulirkannya quantitative easing jilid 3 oleh The Federal Reserve, dimana hal ini juga mendorong terkoreksinya dolar atas yen Jepang. 

Data penjualan ritel AS diluar dugaan mengalami kontraksi di bulan Juni. Retail sales turun 0.5% bulan lalu kontras dengan ekspektasi terjadi kenaikan 0.2%. Sedangkan untuk  penjualan  ritel  diluar  sektor  otomotif  turun  0.4%.  Investor  akan  menantikan  hasil  testimoni  Bernanke  pekan  ini  untuk  melihat  kemungkinan  langkah  kebijakan  The  Fed  berikutnya. Mahkamah Konstitusi Jerman, Senin, mengatakan tidak akan memutuskan sampai 12 September mendatang mengenai apakah dana bailout zona euro ‐ Mekanisme  Stabilitas Eropa ‐ dan perubahan‐perubahan rencana untuk aturan anggaran daerah sudah cocok dengan hukum Jerman. 

Euro sempat terkoreksi ke level intraday low di $1.2173, tidak jauh dari level terendah 2 tahun di sekitar $1.2160 yang dicapai pekan lalu. Namun di sesi New York semalam,  euro berhasil bangkit di atas teritorial positif terhadap dolar dan mencatat intraday high di $1.2274 sebelum akhirnya bergerak di sekitar $1.2265, didukung oleh kenaikan pada  ekuitas  Eropa,  dengan  bursa  Wall  Street  memangkas  kerugiannya.  Sebuah  laporan  dari  Wall  Street  Journal  mengatakan  Presiden  ECB  Mario  Draghi  meminta  agar  para  pemegang obligasi senior dipaksa menerima kerugian atas obligasi yang diterbitkan bank‐bank Spanyol. Namun ECB menolak untuk mengomentari laporan tersebut, dimana  menteri keuangan menolak saran tersebut karena kekhawatiran pasar keuangan akan bereaksi buruk terhadap keputusan seperti itu. Dolar melemah 0.5% terhadap yen ke  78.78 yen, tertekan oleh rilis buruk data retail sales. Investor berpotensi menjual dolar lebih lanjut jika Bernanke dalam testimoninya hari Selasa‐Rabu pekan ini memberikan  peluang untuk digulirkannya quantitative easing jilid 3 untuk mendongkrak pertumbuhan ekonominya.




U.K.
Sterling  kembali  menguat  terhadap  euro  ke  level  tertinggi  sejak  3‐1/2  tahun  terakhir  hingga  1.2768  sterling/euro  atau  0.7829  euro/sterling,  ditunjang  oleh  kekhawatiran investor akan berkembangnya resiko kondisi keuangan Italia dan Spanyol, yang terus meningkatkan minat terhadap sterling sebagai aset yang relatif  lebih aman dibanding euro.   

Sterling juga menguat terhadap dolar AS terdorong rilis data retail sales Amerika untuk periode Juni yang dirilis lebih lemah dari perkiraan analis. Kondisi tersebut  meningkatkan ekspektasi bahwa The Fed akan menempuh pelonggaran kuantitatif guna menopang pelemahan ekonomi.  

Namun demikian, prospek pertumbuhan ekonomi Inggris dalam 2‐tahun kedepan semakin memburuk, dibanding prospek negara ekonomi maju lainnya dalam 3‐ bulan  terakhir,  demikian  berdasarkan  pengamatan  Dana  Moneter  internasional  (IMF).  Awal  pekan  ini  IMF  memangkas  perkiraan  pertumbuhan  ekonomi  Inggris  untuk 2012 dan 2013 masing‐masing sebesar 0,6 persen, menjadi 0,2% pada 2012 dan 1,4 persen pada 2013. Menurut IMF, krisis Uni Eropa menjadi faktor utama  yang memperlambat pemulihan ekonomi Inggris.




JAPAN
Dolar melemah 0.5% terhadap yen ke 78.78 yen, tertekan oleh rilis buruk data retail sales. Data penjualan ritel AS diluar dugaan mengalami kontraksi di bulan Juni.  Retail sales turun 0.5% bulan lalu kontras dengan ekspektasi terjadi kenaikan 0.2%. Sedangkan untuk penjualan ritel diluar sektor otomotif turun 0.4%. 

Laporan penjualan ritel tersebut telah membangkitkan ekspektasi akan digulirkannya quantitative easing jilid 3 oleh The Federal Reserve, dimana hal ini mendorong  terkoreksinya dolar atas yen Jepang. 

Investor akan menantikan hasil testimoni Bernanke pekan ini untuk melihat kemungkinan langkah kebijakan The Fed berikutnya. 

Investor berpotensi menjual dolar lebih lanjut jika Bernanke dalam testimoninya hari Selasa‐Rabu pekan ini memberikan peluang untuk digulirkannya quantitative  easing jilid 3 untuk mendongkrak pertumbuhan ekonominya. 




AUSTRALIA
Australian dan New Zealand dollars bertahan menguat Senin lalu, digarisbawahi oleh membaiknya hasrat pada aset‐aset beresiko berkenaan dengan gambaran data  GDP Cina yang dirilis minggu lalu, dengan fokus pasar bergerak pada testimoni kepala the Fed Ben Bernanke pada Kongres Selasa dan Rabu ini.  

Aussie bertahan disekitar $1.0225 <AUD=D4> pada akhir perdagangannya, yang telah naik ke level tertingginya $1.0257 pada awal perdagangan, memperluas rally 1  persen Jumat lalu. Saat ini resistance pada level tertinggi minggu lalu $1.0282, dan support disekitar $1.0210/20.  

Harga  Australian  bond  futures  berlanjut  untuk  turun  karena  pasar  bertahan  positif  setelah  gambaran  pertumbuhan  ekonomi  yang  dirilis  Jumat  sebelumnya  yang  bersamaan dengan ekspektasinya.  

Senior rates strategist ANZ Tony Morriss mengatakan obligasi melemah sebagaimana kebanyakan pasar saham Asia yang merosot dalam harian yang tanpa adanya  data ekonomi penting.  




SWISS
Swiss  franc  melemah  terhadap  the  greenback/dollar  ke  level  terendahnya  19‐bulan  yang  terjadi  minggu  sebelumnya  dan  bergerak  bersamaan  terhadap  euro,  dengan risk aversion ada satu sisi dan pembatasan oleh bank sentral yang juga membatasi rentang perdagangannya.   

Pergerakan juga  tidak banyak perubahan karena pasar Jepang ditutup untuk liburan publik Senin lalu dan investor khawatir menunggu testimoni ketua the Fed  Bernanke sebelum Kongres Selasa dan Rabu ini pada setiap petunjuk dari tambahan stimulus moneter.  

Sejak Swiss National Bank memberlakukan pembatasan level 1.20 per euro pada the franc 6 Sept., the "Swissie" telah diperdagangkan secara meluas bersamaan  dengan pergerakan euro.