title cover

title cover

Wednesday, March 21, 2012

Headline News 21.03.12


US & GLOBAL 

• Perhatian pasar terhadap kondisi pertumbuhan ekonomi Cina telah menekan bursa global pada hari Selasa, sementara harga minyak merosot lebih dari 2% dipicu ekspektasi Arab Saudi akan melakukan langkah untuk meredam lonjakan harga minyak yang dapat merusak perekonomian global.


• Sementara Treasury AS menyerahkan keuntungan awal, menyusul Wall Street memangkas sejumlah kerugiannya di sesi sore New York. Sedangkan dolar menguat secara umum setelah mata uang lainnya tertekan oleh perhatian pasar terhadap pertumbuhan ekonomi Cina.


• Kekhawatiran tentang skala perlambatan ekonomi Cina muncul kembali menyusul BHP Billiton, perusahaan tambang terbesar di dunia, mengatakan pihaknya melihat tanda‐tanda tidak adanya peningkatan permintaan bijih besi dari negara itu.


• Indeks saham AS ditutup melemah akibat aksi ambil‐untung investor pasca rally indeks pada hari Senin yang telah mendorong indeks S&P 500 ke level kurang dari 10% dari rekor tertingginya di tahun 2007. Dow Jones industrial average <.DJI> berakhir melemah 68.94 poin atau 0.52% di 13,170.19, sementara Standard & Poor's 500 Index <.SPX> kehilangan 4.23 poin atau 0.30% ke level 1,405.52.
Sedangkan Nasdaq Composite Index <.IXIC> jatuh 4.17 poin atau 0.14% ke level 3,074.15.    
Indeks S&P 500 tercatat telah menguat lebih dari 11% sepanjang tahun ini dipicu membaiknya data‐data ekonomi AS. Data perumahan AS dirilis beragam semalam, dengan housing starts mencatat penurunan di bulan Februari namun building permits melonjak ke level tertinggi sejak Oktober 2008.


• Bursa dunia yang terangkum kedalam MSCI All‐Country World Index <.MIWD00000PUS> merosot 0.7%, setelah di hari Senin ditutup mendekati level tertinggi sejak akhir Juli. Sedangkan di Eropa, FTSEurofirst 300 index <.FTEU3> ditutup turun 1.1% setelah saham otomotif dan tambang tertekan oleh kekhawatiran perlambatan ekonomi Cina.


• Dolar menguat 0.2% terhadap sejumlah rival utamanya, berdasarkan indeks dolar. Euro melemah 0.14% terhadap dolar ke posisi $1.3217.


• Harga minyak mentah AS (CLc1) turun 2.48% ke level $105.61 per barel setelah Menteri Perminyakan Arab Saudi Ali al‐Naimi mengatakan negara‐negara anggota OPEC terus memproduksi minyak di level tertingginya dalam 1 dekade terakhir untuk memenuhi setiap permintaan konsumen, dan berpeluang meningkatkan kapasitas produksinya jika diperlukan.


• Obligasi pemerintah AS untuk tenor 10 tahun memangkas sejumlah keuntungannya menyusul rebound pada bursa Wall Street, meskipun masih diperdagangkan menguat 3/32 dengan yield 2.36%, atau turun dari 2.38% pada hari Senin.


• Harga emas turun, mengakhiri rally‐nya selama 3 hari terakhir. Harga emas spot turun ke level $1,652.21 per ounce dari $1,660.40 posisinya akhir Senin, setelah mencatat penurunan hampir 3% sepanjang bulan ini. 


EURO ZONE 
• Kesenjangan ekonomi antara bagian utara dan selatan (zona euro) akan berlanjut untuk melebar hingga dalam tiga tahun, pengambil kebijakan European Central Bank Ewald Nowotny mengatakan Selasa lalu, ditambah bahwa kenaikan harga minyak saat ini yang menjadi ancaman pada blok mata uang tunggal tersebut.   


• Dalam diskusi pada situs surat kabar Austria Der Standard's, Nowotny mengatakan krisis utang zona euro telah menunjukkan bagaimana tidak kompetitifnya perekonomian bagian selatan seperti Yunani, Italia dan Spanyol dibandingkan dengan kuatnya eksportir seperti Jerman, Belanda dan Finlandia.


• Yunani telah menerima bantuan pertamanya 7.5 milyar euro dari bailout EU/IMF terkininya, dengan sebagian besar pembiayaan akan membayar kembali obligasi yang dipegang oleh bank sentral zona euro, pejabat pemerintah mengatakannya Selasa lalu.   


• International Monetary Fund dan mitra Yunani zona euro minggu lalu menyetujui dana penyelamatan kedua senilai 130 milyar euro ($172.15 milyar) untuk menjaga tekanan utang negara hingga 2014.        


• Perdana menteri Mario Monti mulai menekan pada akhirnya Selasa lalu untuk membentuk kesepakatan dengan serikat pekerja dalam reformasi tenaga kerja yang ditandai tes penting dari kemampuannya untuk menghidupkan kembali dari tidak kompetitifnya perekonomian.