title cover

title cover

Thursday, November 15, 2012

Headline News 15.11.12


US & GLOBAL
Bursa saham dunia terkoreksi pada hari Rabu dengan indeks saham AS ditutup pada level terendahnya sejak musim panas karena investor fokus pada  masalah “tebing fiskal” AS sementara harga minyak akibat eskalasi kerusuhan di Timur Tengah. Indeks Dow dan Nasdaq menembus level terendah sejak  akhir Juni, sementara S&P 500 ditutup pada level terendahnya sejak akhir Juli. Tekanan jual pada bursa AS berlanjut setelah pidato pertama Presiden  Barack Obama setelah terpilih kembali menjadi presiden AS, dimana ia menegaskan kembali seruannya bagi orang kaya untuk membayar pajak yang lebih  tinggi. 

Harga  minyak  Brent  naik  lebih  dari  1%  menuju  $110  per  barel  pada  hari  Rabu,  mengakhiri  penurunan  2  hari  secara  berturut‐turut  menyusul  Israel  melancarkan serangan besar‐besaran terhadap militan Palestina di Gaza, memperkuat kekhawatiran tentang ketegangan di Timur Tengah. Kepala militer  Hamas  tewas  ketika  mobilnya  dihantam  oleh  serangan  udara  Israel,  kelompok  Islam  Palestina  mengatakan,  menyusul  sejumlah  serangan  Israel  telah  mengguncang Jalur Gaza. Seorang pejabat Israel mengatakan serangan terhadap komandan Hamas itu bukan akhir dari serangan di wilayah pesisir dan  serangan berikutnya akan dilanjutkan. Ketegangan sudah tinggi di wilayah itu menyusul konflik Suriah telah memasuki bulan kedua puluh. 

Investor  mengkhawatirkan  dampak  dari  kenaikan  pajak  dan  pemangkasan  anggaran  belanja  pemerintah  terhadap  ekonomi  AS  jika  Obama  dan  Partai  Republik gagal mencapai kompromi untuk menghindari “tebing fiskal”. Obama dijadwalkan akan memulai pembicaraan pekan ini. 

Laporan laba dari Cisco Systems Inc. <CSCO.O> dan juga dua perusahaan ritel awalnya sempat mendorong naiknya indeks saham, namun di akhir sesi  terjadi tekanan jual. Dow Jones industrial average <.DJI> merosot 185.23 poin atau 1.45% dan ditutup di 12,570.95. Standard & Poor's 500 Index <.SPX>  turun 19.04 poin atau 1.39% dan berakhir di 1,355.49. Sedangkan Nasdaq Composite Index <.IXIC> merosot 37.08 poin atau 1.29% di 2,846.81.  

Brent December crude <LCOc1> berakhir di $109.61, naik $1.35 di atas level MA‐100 di $109.50. Sedangkan U.S. December crude <CLc1> naik 94 sen di  $86.32 per barel, turun dari level intraday high $86.65. Kontrak Desember Brent akan berakhir hari Kamis, diikuti oleh kontrak Desember US crude pada  hari Jumat.  

Meningkatnya kekhawatiran telah mendorong naiknya harga obligasi pemerintah AS, apalagi setelah rilis FOMC minutes malam tadi yang menunjukkan  sejumlah pejabat The Fed meyakini bahwa bank sentral perlu untuk melanjutkan pembelian obligasi untuk membantu perekonomian.Treasury tenor 10  tahun naik 1/32 dengan yield turun di 1.59% dari 1.60% posisi penutupan Selasa. 

Euro menguat terhadap dolar, mengakhiri 5 hari penurunannya secara berturut‐turut, menyusul meredanya kekhawatiran mengenai Spanyol dan Yunani  dan adana indikasi akan dilanjutkannya pembelian ob,ligasi oleh The Fed. 

Sementara  yen  koreksi  tertajamnya  dalam  2  bulan  terhadap  euro  dan  dolar  setelah  Perdana  Menteri  Jepang  Yoshihiko  Noda  mengatakan  siap  untuk  membubarkan parlemen majelis rendah dalam pekan ini dan akan mengadakan pemilu di bulan depan. 

Indeks ekuitas global MSCI turun 3.32 poin atau 1% ke 318.64. Bursa Eropa jatuh, namun bursa Asia berhasil rebound dari level terendah 7 pekan. 

European Union Economic and Monetary Affairs Commissioner Olli Rehn mengatakan Spanyol telah mengambil tindakan yang efektif untuk mengatasi  defisit  anggaran  tahun  2012  dan  2013,  meskipun  langkah‐langkah  untuk  anggaran  2014  masih  jauh  dari  harapan.  Komentarnya  tersebut  berhasil  mengangkat euro. Euro menguat 0.3% ke $1.2734. Terhadap yen, euro naik 1.3% ke 102.14 yen. Dolar menguat 1.1% ke 80.30 yen. 

Sterling menembus level terendah lebih dari 2 bulan terhadap dolar di $1.5839 setelah laporan inflasi BoE menggambarkan prospek suram untuk ekonomi  Inggris dan Gubernur Mervyn King mengatakan quantitative easing akan dimulai kembali. Sterling terakhir tercatat turun 0.2% di $1.5841. 

Kekhawatiran investor terhadap krisis Eropa masih dominan, sehingga memicu tekanan pada indeks saham Eropa.  FTSEurofirst 300 index <.FTEU3> turun  1% ke 1,088.43 poin. London's FTSE 100 <.FTSE>, Frankfurt's DAX <.GDAXI> and Paris's CAC‐40 <.FHCI> kesemuanya berakhir melemh.  

Harga  emas  juga  terangkat  seiring  naiknya  harga  minyak  akibat  ketegangan  di  Timur  Tengah.  Harga  emas  spot  turun  43  sen  ke  $1,724.46  per  ounce,  tertekan  oleh  penurunan  Wall  Street  1%  di  akhir  sesi.  Namun  harga  emas  berjangka  COMEX  AS  untuk  pengiriman  Desember  ditutup  naik  $5.30  di  $1,730.10.  Silver juga naik 0.4% ke $32.60 per ounce dan Platinum <XPT=> naik ke $1,597.50, mencatat kinerja terbaiknya sejak 23 Oktober, dan terakhir  tercatat naik 75 sen di $1,581.50. 


GOLD & COMMODITIES
Harga emas bangkit dari tekanan sebelumnya, mengikuti kenaikan minyak menyusul meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah, serta masih 
terfokusnya para trader emas pada perkembangan isu fiscal cliff AS, yang otomatis akan dimulai tahun depan dan beresiko mendorong perekonomian AS 
ke jurang resesi – sebuah kondisi yang membuat emas akan menjadi aset untuk berlindung bagi para investor. 

Berita  bahwa  pasukan  Israel  telah  menyebabkan  tewasnya  komandan  militer  kelompok  Hamas  Palestina  dalam  sebuah  serangan  rudal  ke  jalur  Gaza, 
memicu demand pada aset‐aset safe‐haven seperti emas. 

Untuk pelaku emas, perlu dicermati komentar dari Edward Meir, analis logam bada broker berjangka INTL FCStone, yang mengatakan: "Our short‐term 
outlook continues to call for further gains in gold, but we would not be surprised by a rather substantial correction once a fiscal‐cliff agreement is reached,"  

Selain  itu  mulai  terlihat  rusuhnya  aksi  mogok  menolak  austerity  measures  di  Spanyol  dan  Italia  juga  menjadi  faktor  lain  yang  meningkatkan  demand 
terhadap emas dan aset‐aset safe‐haven lainnya. 

Harga  emas  sempat  tertekan  ketika  data  retail  sales  Oktober  AS  menunjukkan  penurunan  untuk  pertama  kalinya  selama  3  bulan,  dipengaruhi  oleh 
dampak badai topan Sandy – sebuah indikasi awal bahwa spending masyarakat AS beresiko merosot di kuartal akhir 2012 ini. 

Menurut Daniel Brebner, analis dari Deutsche Bank bahwa emas masih beresiko tertekan jika logam mulia tersebut ‘kalah saing’ dalam peran safe‐haven 
terhadap  dolar  AS  di  tengah  sejumlah  isu  yang  dapat  memicu  meningkatnya  demand  pada  aset‐aset  safe‐haven  seperti  krisis  fiskal. 


OIL & COMMODITIES
Harga minyak Brent naik lebih dari 1% menuju $110 per barel pada hari Rabu, mengakhiri penurunan 2 hari secara berturut‐turut menyusul Israel 
melancarkan serangan besar‐besaran terhadap militan Palestina di Gaza, memperkuat kekhawatiran tentang ketegangan di Timur Tengah. 

Kepala militer Hamas tewas ketika mobilnya dihantam oleh serangan udara Israel, kelompok Islam Palestina mengatakan, menyusul sejumlah 
serangan  Israel telah mengguncang  Jalur  Gaza. Seorang  pejabat  Israel mengatakan  serangan  terhadap  komandan  Hamas  itu  bukan  akhir  dari 
serangan di wilayah pesisir dan serangan berikutnya akan dilanjutkan. 

Ketegangan sudah tinggi di wilayah itu menyusul konflik Suriah telah memasuki bulan kedua puluh. Pasar energi telah tegang tentang potensi 
gangguan pasokan lebih besar di Timur Tengah tahun ini, terutama karena sanksi Barat terhadap ekspor Iran dari negara OPEC. 

Kekhawatiran terhadap terhambatanya suplai diimbangi oleh  indikasi melemahnya permintaan dari Barat dan pemulihan ekonomi yang terus 
berlangsung telah memberi tekanan pada harga minyak. 

Brent December crude <LCOc1> berakhir di $109.61, naik $1.35 di atas level MA‐100 di $109.50. Sedangkan U.S. December crude <CLc1> naik 94 
sen di $86.32 per barel, turun dari level intraday high $86.65. Kontrak Desember Brent akan berakhir hari Kamis, diikuti oleh kontrak Desember US crude pada hari Jumat.  

EURO ZONE
Euro cenderung menjauh dari areal crucial support‐nya untuk masing‐masing terhadap dollar (1.2700) dan yen (100.00), untuk rebound mencoba level 1.2757 dolar AS  dan melonjak tajam 
hingga 102.39 yen (per pukul 23.30 WIB semalam). 

Faktor pemicu rebound EURUSD dan EURJPY tersebut datang dari luar regional Eropa, isu fiscal cliff AS yang otomatis akan berlangsung awal tahun baru 2013 (jika tidak ada intervensi) serta 
perkembangan politik yang mengejutkan di Jepang – setelah PM Yoshihiko Noda menyatakan akan membubarkan parlemen dan segera menjadwalkan pemilu pada 16 Desember 2012.   

Namun  uncertainty  di  Eropa  yang  masih  berkembang  terkait  krisis  hutang,  diikuti  oleh  sejumlah  gelombang  aksi  mogok  di  sejumlah  wilayah  regionalnya  sebagai  aksi  protes  terhadap 
pemangkasan spending dan kenaikan pajak (austerity measures), masih akan membayangi rebound euro tersebut. Lembaga Moody’s Investor Services juga menyatakan bahwa Irlandia akan 
membutuhkan dana bantuan lebih lanjut seiring dengan akan berakhirnya program bailout di tahun depan.  

Selain itu kekhawatiran merosotnya kinerja ekonomi Jerman juga potensial menjadi faktor penekan euro lainnya – menyusul anjloknya sentimen dari kalangan analis dan investor yang disurvei 
lembaga ZEW Jerman. Data industrial output zona euro di bulan September pun mengalami penurunan tertajamnya sejak Januari 2009. 

Data  GDP  Q3  dari  sejumlah  wilayah  Eropa  hari  ini  layak  untuk  diperhatikan  untuk  melihat  pandangan  pasar  terhadap  perekonomian  Eropa  secara  keseluruhan  di  tahun  2012  –  terutama 
perekonomian Jerman yang terbesar di Eropa yang sedang menjadi sorotan akhir‐akhir ini.


U.K.
Sterling menembus level terendah 2 bulan terhadap dolar pada hari Rabu setelah bank sentral Inggris (BoE) mengatakan Inggris menghadapi tahun‐tahun dengan 
pertumbuhan ekonomi yang sulit dan membuka peluang untuk dilanjutkannya program stimulus. Komentar dari Gubernur BoE Mervyn King yang mengatakan bahwa 
akan sulit bagi ekonomi untuk tumbuh pesat tanpa menurunkan nilai tukar mata uang, juga turut menekan sterling. King mengatakan ekonomi kemungkinan akan 
melemah kembali di akhir tahun ini, hanya 1 kuartal setelah perekonomiannya keluar dari resesi, dan mengingatkan bahwa kebijakan moneter hanya diperuntukkan 
untuk kepentingan memulihkan perekonomian. 

Sterling terakhir tercatat bergerak di sekitar $1.5850, tidak jauh dari $1.5841, level terendahnya sejak 5 September, dan mencatat turun 0.1%. Data penjualan ritel 
Inggris yang akan dirilis Kamis ini juga berpotensi menekan sterling jika ternyata dirilis lebih buruk dari perkiraan. 


JAPAN
Yen melemah secara global setelah PM Yoshihiko Noda menyatakan akan membubarkan parlemen pada 16 November dan merencanakan akan menggelar pemilu pada 16 Desember depan. 

Seperti dilansir AFP, Rabu (14/11/2012), hal ini dibenarkan oleh Wakil Sekjen Partai Demokrat Jepang (DPJ), Jun Azumi, yang hanya menganggukkan kepalanya ketika ditanya oleh wartawan 
dari televisi Jepang, NHK. 

Konfirmasi dari Azumi ini muncul setelah pertemuan antara PM Noda dan pemimpin oposisi Shinzo Abe (dari Partai Liberal Demokratik Jepang‐LDP) di parlemen. 

Abe – yang pernah menjabat sebagai Perdana Menteri Jepang tahun 2006 lalu – pun mengatakan siap bekerja sama terkait dengan usulan PM Noda tersebut. 

Sebagai informasi bahwa menurut undang‐undang yang berlaku di Jepang, pemilu harus digelar dalam jangka waktu paling lambat 40 hari setelah parlemen Jepang dibubarkan. Pemilu akan 
didahului oleh masa kampanye selama 12 hari. Normalnya pemilu anggota parlemen Jepang ini digelar setiap 4 tahun sekali, kecuali parlemen dibubarkan lebih awal oleh perdana menteri. 

Peristiwa politik di Jepang ini memicu pelemahan yen tiba‐tiba, menyusul oposisi dari DPJ, yakni LDP, di bawah kepemimpinan Shinzo Abe, adalah merupakan pendukung pelonggaran moneter 
yang dilakukan oleh BoJ. Bahkan Abe, yang nampaknya akan menjadi calon kuat PM Jepang menggantikan Noda jika pembubaran parlemen dan pemilu kembali digelar di Jepang tahun ini, 
kemarin telah menghimbau agar BoJ melakukan pencetakan uang tak terbatas untuk mencapai target inflasi. Dirinya tidak menyebut secara rinci target inflasinya, namun dari indikasi sejumlah 
komentarnya belakangan ini menyebut‐menyebut angka 3% ‐ 3 kali lipat dari target inflasi Jepang saat ini – setelah bertahun‐tahun tenggelam dalam jurang deflasi. 

Yen pun menjauh dari level‐level krusialnya, terutama terhadap dolar AS (di 79.00) dan terhadap euro (100.00) untuk kemudian melemah hingga kembali menembus areal 80an terhadap dolar 
dank e level 102.39 terhadap euro (per pukul 00.07 WIB semalam).


AUSTRALIA
Meskipun menguat terhadap yen, Aussie dollar mengalami tekanan atas dolar AS saat ini hingga bertahan di bawah 1.0400, dan per pukul 05.48 WIB pagi ini mencapai intraday 
low 1.0360 dolar AS. 

Tekanan AUDUSD berpotensi berlanjut terkait perkembangan isu fiscal cliff di AS – concern terhadap apakah parlemen AS akan mencapai kesepakatan untuk menghindar dari 
kenaikan pajak dan pemangkasan spending besar‐besaran di awal tahun 2013 – yang menekan aset‐aset beresiko.  

Sejumlah analisa di pasar melihat apakah AUDUSD akan mampu breakout ke bawah level 1.0350 – yang merupakan MA‐55 harinya. Sementara kami juga melihat areal tersebut 
(1.0353) sebagai trendline support pada daily chart – yang apabila berhasil ditembus akan membuka peluang penurunan lebih jauh bagi AUDUSD. 

Semakin  meningkatnya  ketegangan  Timur  Tengah,  menyusul  dimulainya  serangan  besar  Israel  ke  kelompok  militan  Palestina  di  jalur  Gaza,  juga  menjadi  faktor  lain  penekan 
AUDUSD dan juga membuat investor enggan untuk melakukan transaksi pada aset‐aset beresiko. 


SWISS
Franc  Swiss  bergerak  relatif  stabil  terhadap  euro  pada  hari  Rabu,  setelah  mata  uang  tunggal  Eropa  mengalami  tekanan  akibat  ketidakpastian  nasib  Yunani  dan 
buruknya data sentimen ekonomi dari Jerman. 

Namun franc berhasil menguat terhadap dolar, setelah berhasil rebound dari level terendah 2 bulan yang dicapainya di hari Selasa sebelumnya. 

Franc menguat 0.3% di sekitar 0.9450 dibandingkan penutupan New York hari Selasa. Sedangkan terhadap euro, franc bergerak stabil di sekitar 1.2035 franc. 

Data sentimen investor ZEW Swiss  mencatat naik 1 poin di bulan November menjadi ‐27.9 poin dari ‐28.5 poin di bulan Oktober sebelumnya. Namun demikian, data 
masih dirilis lebih buruk dari ekspektasi naik ke ‐25.