US & GLOBAL
• Bursa saham global meningkat untuk pertama kali dalam tujuh harinya Kamis lalu yang secara relatif didorong oleh data jobs AS dan membaiknya sentimen investor mengenai krisis utang Eropa.
• Pasar saham AS dan Eropa naik setelah data menunjukkan klaim AS untuk unemployment benefits sedikit turun minggu lalu, ditandai perbaikan setelah pelemahan pertumbuhan employment bulan April yang menunjukkan memburuknya pasar tenaga kerja AS.
• Indeks Dow Jones industrial average <.DJI> ditutup naik 19.98 poin, atau 0.16 persen, ke level 12,855.04. Indeks Standard & Poor's 500 <.SPX> meningkat 3.41 poin, atau 0.25 persen, ke level 1,357.99. Indeks Nasdaq Composite <.IXIC> berkurang 1.07 poin, atau 0.04 persen, ke level 2,933.64.
• Indeks FTSE Eurofirst <.FTEU3> dari saham‐saham utama Eropa ditutup meningkat 0.45 persen ke level 1,019.05. Indeks MSCI's all‐country world equity <.MIWD00000PUS> bertambah 0.3 persen ke level 315.97, kenaikan pertama kali dalam rangkaian penurunan enam harinya. Indeks emerging market <.MSCIEF> bertambah 0.3 persen ke level 980.69.
• Euro menguat terhadap dollar Kamis lalu, menekan rangkaian penurunan delapan harinya dan memantul dari level terendah 3‐1/2‐bulannya baru‐baru ini karena tekanan pasar obligasi Spanyol mulai tenang dan penjaminan dana Yunani untuk membayar kembali bondholders‐nya. Euro <EUR=> terakhir diperdagangkan pada level $1.2958, naik 0.2 persen setelah tertekan ke level terendah sejak akhir Januari Rabu lalu ke level $1.2910.
• Terhadap Japanese yen, dollar <JPY=> naik 0.46 persen ke level 80.00 yen. U.S. dollar index <.DXY> meningkat 0.08 persen ke level 80.143.
• Harga Treasury AS anjlok Kamis lalu karena membaiknya jobless claims AS dan terhenti dari bertahannya berita kekhawatiran Eropa yang mendorong hasrat pada safe‐haven obligasi pemerintah.
• Emas naik Kamis lalu, mengakhiri rangkaian penurunan tiga harinya, karena aksi bargain hunters dalam pasar setelah turun tajamnya harga minggu ini dari kekhawatiran mengenai memburuknya krisis utang Eropa. Spot emas <XAU=> meningkat 0.3 persen ke level $1,594.90 per ons pada pukul 1902 GMT, rebound dari pelemahan level terendah empat bulannya Rabu lalu. U.S. gold futures <GCM2> untuk pengiriman Juni di settled naik $1.30 per ons ke level $1,595.50, dengan besarnya volume perdagangan yang bersamaan dengan rata‐rata 30‐harinya, sejalan dengan penguatan trennya baru‐baru ini.
• Harga minyak mentah ditutup beragam dalam perdagangan yang choppy Kamis lalu karena pelemahan dari ekspektasinya data perdagangan Cina, naiknya produksi OPEC dan pembuktian penguatan data pasar tenaga kerja AS yang memperkeruh outlook permintaan minyak mentah. Brent crude <LCOc1> melemah untuk di settle turun 47 sen ke level $112.73. U.S. crude <CLc1> bertambah 27 sen untuk di settle ke level $97.08 per barrel.
GOLD & COMMODITIES
• Emas naik pada hari Kamis seiring berkembangnya bargain hunter setelah harga turun tajam minggu ini di tengah kekhawatiran tentang memburuknya krisis utang Eropa.
• Emas bergerak mengikuti kenaikan harga ekuitas AS, menyusul tekanan pada pasar obligasi Spanyol sedikit mereda, dan setelah Yunani mengamankan dananya untuk membayar para pemegang obligasinya.
• Setelah mengalami koreksi dalam 3 hari, emas masih mencatat kerugian lebih dari 3% dalam pekan ini.
• Meredanya harapan terhadap berlanjutnya pelonggaran moneter oleh The Fed setelah serangkaian rilis data ekonomi AS yang positif, telah mendorong investor untuk menjauhi emas. Sedangkan data AS semalam menunjukkan klaim pengangguran mingguan AS turun di pekan lalu, sebuah indikasi membaiknya pasar tenaga kerja setelah data non‐fram payrolls AS pekan lalu dirilis mengecewakan.
• Masih rendahnya minat beli emas dari negara konsumen emas India dan Cina juga gagal untuk mendorong penguatan emas lebih lanjut.
• Harga emas spot naik 0.3% di $1,594.90 per ounce, rebound dari level terendah 4 bulan di hari Rabu sebelumnya. Sedangkan emas berjangka AS untuk pengiriman Juni juga naik $1.30 per ounce ke level $1,595.50.
• Sementara investor membeli emas sebagai aset aman dari resiko selama krisis utang tahun lalu, maka saat ini emas bergerak searah dengan pergerakan komoditas, dimana pergerakannya berlawanan arah dengan pergerakan dolar.
OIL & COMMODITIES
• Harga minyak bergerak fluktuatif pada perdagangan Kamis kemarin menyusul data perdagangan Cina yang dirilis lebih lemah dari perkiraan, naiknya produksi minyak OPEC dan membaiknya gambaran kondisi pasar tenaga kerja AS, sehingga menyulitkan untuk membuat gambaran mengenai prospek permintaan minyak kedepannya.
• Cina, sebaga negara konsumen minyak terbesar kedua setelah AS, melaporkan ekspor dan impor di bulan April tumbuh pada tingkat yang lebih rendah dari perkiraan. Kinerja perdagangan di bulan tersebut juga secara mengejutkan melemah, sehingga pemerintah nampaknya perlu untuk melonggarkan kembali kebijakan moneternya untuk memacu ekspansi ekonomi tahunannya.
• Sementara itu, Organisasi Negara‐negara Pengekspor Minyak (OPEC) melaporkan pihaknya telah memproduksi 1.62 juta barel minyak per hari, menjadi 31.62 juta bpd bulan lalu menyusul Irak menggenjot produksinya dan industri minyak Libya pulih.
• Sedangkan data AS semalam menunjukkan klaim pengangguran mingguan AS turun di pekan lalu, sebuah indikasi membaiknya pasar tenaga kerja setelah data non‐fram payrolls AS pekan lalu dirilis mengecewakan.
• Bursa saham AS menguat semalam setelah mencatat serangkaian koreksinya, mendorong investor untuk memburu komoditas seperti minyak dan tembaga, meskipun buruknya data ekonomi Cina dan tingginya produksi minyak OPEC masih menyebabkan terbatasnya kenaikan harga minyak mentah AS.
• Meredanya kekhawatiran terhadap krisis utang Eropa juga telah membantu menaikkan harga minyak mentah AS dan membatasi kerugian pada minyak jenis Brent. European Financial Stability Facility pada akhir perdagangan Rabu kemarin telah menyetujui untuk merilis jadwal pembayaran bailout untuk Yunani, sehingga berpeluang menghindarkan negara tersebut dari gagal bayar.
• Di bursa London, ICE Brent crude for June <LCOc1> berakhir turun 47 sen di $112.73 per barel, kembali melemah setelah rebound hari Rabu yang juga mengakhiri nkoreksinya selama 5 hari terakhir. Sedangkan U.S. crude <CLc1> naik 27 sen di level $97.08.
EURO ZONE
• Euro menguat terhadap dolar AS untuk pertama kalinya sejak 9‐sesi terakhir, berhasil bangkit dari pelemahan ke level terendah sejak 3‐1/2 blan terakhir akibat mencuatnya kekhawatiran pelaku pasar terhadap kondisi Spanyol dan prospek penyelesaian krisis hutang Uni‐Eropa. Turut mendukung performa euro adalah penurunan imbal hasil obligasi Spanyol dan keberhasilan Yunani mendapatkan dana yang diperlukan guna pembayaran kembali obligasi. Dewan European Financial Stability Facility menyetujui pembayaran yang memungkinkan Yunani memenuhi pembayaran kembali obligasi jangka pendek.
• Langkah pemerintah Spanyol yang melakukan pengambil alihan terhadap bank terbesar negeri tersebut yaitu Bankia juga mendukung sentimen positif pelaku pasar. Kondisi tersebut kemudian melemahkan imbal hasil obligasi Spanyol tenor 10‐tahun, karena pelaku pasar percaya langkah pengambil alihan tersebut akan mengembalikan kepercayaan terhadap kondisi perbankan Spanyol.
• Hingga akhir sesi New York, euro tercatat menguat yipis 0,03 persen terhadap dolar AS ke 1.2934, sementara itu euro juga naik 0,32 persen terhadap yen ke 103.33, euro masih turun tipis 0,02 persen terhadap sterling ke 0.8014 dan menguat tipis 0,02 persen terhadap Swiss franc di 1.2010.
U.K.
• Voting Bank of England Kamis lalu tidak memberikan perjuangan ekonomi Inggris injeksi pada cash berikutnya karena permasalahan tingginya tingkat inflasi yang menekan resiko lamanya resesi dan mengemukanya kembali bahaya dari krisis utang zona euro.
• Penghentian pada quantitative easing asset purchases atau QE, kemungkinan membuat lebih banyak kesulitan terhadap Konservatif Inggris yang memimpin koalisi, yang mana babak belur dari pemilu lokal minggu lalu dan bergantung pada pelonggaran kebijakan moneter untuk mengurangi derita langkah austerity yang bertujuan memangkas besarnya pinjaman publik.
• Para bank papan atas mengatakan Kamis lalu mereka masih harus mengajukan hingga Juni "living wills" mengatakan bagaimana mereka akan diselamatkan atau terluka dalam krisis tanpa tergantung pada taxpayer bailout, enam bulan kedepan dari saingannya dimanapun diseluruh dunia.
JAPAN
• Anggota BOJ – Sayuri Shirai menyatakan bahwa keputusan BOJ pada sidang akhir April lalu untuk meningkatkan besaran dana dalam pembelian aset mberlandaskan resiko yang mungkin terjadi akibat krisis hutang Uni‐Eropa. Dengan pernyataan tersebut Sayuri seolah ingin menegaskan bahwa bank sentral untuk sementara cenderung akan mempertahankan kebijakan dan mengamati dampak dari kebijakan terakhir yang ditempuh. Namun demikian Sayuri juga menyatakan bahwa pihaknya tidak menutup kemungkinan akan langkah pelonggaran moneter lanjutan jika memang diperlukan dan kondisi mendukung.
• Lebih lanjut Sayuri menyatakan pihaknya akan terus mengamati perkembangan nilai tukar yen terhadap mata uang utama dunia lainnya. Kurs yen merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi laju pemulihan ekonomi Jepang sehubungan dengan tingginya ketergantungan ekonomi Jepang terhadap ekspor produknya ke luar negeri.
• Hingga akhir sesi New York, dolar AS tercatat menguat 0.26 persen terhadap yen di 79.87, sementara itu euro naik 0,32 persen terhadap yen ke 103.33. Sedangkan Aussie dolar tercatat menguat 0,46 persen terhadap yen 80.29 dan sterling juga naik 0,34 persen terhadap yen ke 128.90.
AUSTRALIA
• Tingkat pengangguran d Australia diluar dugaan turun di bulan April, mendorong menguatnya Aussie seiring meredanya spekulasi terhadap kelanjutan pemangkasan suku bunga oleh RBA secara agresif.
• Tingkat pengangguran turun ke 4.9% dari 5.2% di bulan sebelumnya, menyusul penambahan pekerjaan lebih besar dari perkiraan sebanyak 15500 pekerjaan di bulan April, demikian dilaporkan Australian Bureau of Statistics atau ABS.
• Jumlah pencari kerja di Australia bagian Barat turun 3.8% dari total angkatan kerja, dari 4.1% di bulan Maret sebelumnya. Ini merupakan level terendahnya sejak awall 2009.
• Laporan tersebut memberikan kontribusi positif bagi pemerintah yang saat ini memprediksi tingkat pengangguran akan naik rata‐rata sekitar 5.5% dalam 2 tahun kedepan.
• Penurunan pengangguran akan menambah masalah yang dihadapi Reserve Bank of Australia, atau RBA, karena belum lama ini telah memangkas suku bunganya setelah melihat adanya tanda‐tanda melambatnya ekonomi. Pemangkasan sebesar 50 basis poin menjadi 3,75% pekan lalu sebagian karena kekhawatiran bahwa pertumbuhan ekonomi di Australia melambat. Namun dengan membaiknya data pengangguran, maka akan menjadi hambatan atau kendala untuk pembenaran pemangkasan suku bunga berikutnya.
• Aussie menguat di atas $1.0100 pasca rilis data dari $1.0050 sebelum laporan pengangguran dirilis.
SWISS
• Langkah bank sentral Swiss (SNB) yang membatasi penguatan nilai tukar mata uangnya telah sesuai dengan resiko terhadap melambatnya pertumbuhan ekonomi dan deflasi. Namun otoritas moneter sebaiknya membiarkan nilai tukar franc berfluktuasi mengikuti pergerakan pasar jika pertumbuhan ekonomi dan inflasi relatif stabil, demikian anjuran yang diutarakan oleh Dana Moneter Internasional (IMF) kemarin.
• IMF juga mengatakan bahwa pemilihan waktu yang tepat untuk mengakhiri pembatasan penguatan nilai tukar mata uang lokal akan menjadi hal yang penuh resiko. IMF mendesak agar otoritas moneter melakukan hal tersebut dengan sangat hati‐hati.
• Meskipun fundamental ekonomi dan kebijakan moneter Swiss terbilang kuat, namun negara tersebut menghadapi resiko dari memburuknya krisis utang zona euro serta kerentanan pada sektor finansial domestiknya.
• Secara internal, kebijakan moneter yang longgar dapat memicu kredit hipotek dan gelembung real estate, IMF memperingatkan. Gelembung tersebut menempatkan bank dalam negeri dan asuransi kedalam sebuah resiko. Penempatan langkah‐langkah regulasi, bukannya pengetatan kebijakan moneter, akan menjadi cara terbaik untuk mengatasi kekhawatiran terhadap terjadinya gelembung atau bubble real‐estate.
• SNB telah membatasi penguatan franc atas euro di level 1.20 sejak September lalu, untuk melindungi sektor ekspor dalam negerinya agar tetap dapat bersaing di pasar global.
• Kecemasan tentang kebuntuan politik di Yunani awalnya telah menekan euro dan mendorong penguatan franc atas dolar. Euro bergerak mendekati level terendah 3,5 bulan terhadap dolar, menyusul peluang untuk terlaksananya pemilu parlemen yang baru di Yunani semakin besar.
• Namun dolar kemudian melemah seiring meningkatnya minat investor pada aset‐aset beresiko, setelah data pekerjaan AS menunjukkan perbaikan. Klaim pengangguran mingguan AS turun di pekan lalu, sebuah indikasi membaiknya pasar tenaga kerja setelah data non‐fram payrolls AS pekan lalu dirilis mengecewakan.
• Setelah terkoreksi ke level terendah sejak 15 Maret terhadap dolar pada Rabu sebelumnya, Swiss franc kemudian berhasil rebound di hari Kamis, menyusul melemahnya dolar. Franc menguat 0.1% terhadap dolar di level 0.9274 dibandingkan penutupan New York Rabu. Sementara terhadap euro, franc bergerak datar di level 1.2010.