title cover

title cover

Friday, May 11, 2012

Headline News 11.05.12


US & GLOBAL
Bursa saham global meningkat untuk pertama kali dalam tujuh harinya Kamis lalu yang secara relatif didorong oleh data  jobs AS dan membaiknya sentimen investor mengenai krisis utang Eropa.      

Pasar saham AS dan Eropa naik setelah data menunjukkan klaim AS untuk unemployment benefits sedikit turun minggu  lalu, ditandai perbaikan setelah pelemahan pertumbuhan employment bulan April yang menunjukkan memburuknya pasar  tenaga kerja AS. 

Indeks Dow Jones industrial average <.DJI> ditutup naik 19.98 poin, atau 0.16 persen, ke level 12,855.04. Indeks Standard &  Poor's 500 <.SPX> meningkat 3.41 poin, atau 0.25 persen, ke level 1,357.99. Indeks Nasdaq Composite <.IXIC> berkurang  1.07 poin, atau 0.04 persen, ke level 2,933.64.    

Indeks FTSE Eurofirst <.FTEU3> dari saham‐saham utama Eropa ditutup meningkat 0.45 persen ke level 1,019.05. Indeks  MSCI's all‐country world equity <.MIWD00000PUS> bertambah 0.3 persen ke level 315.97, kenaikan pertama kali dalam  rangkaian penurunan enam harinya. Indeks emerging market <.MSCIEF> bertambah 0.3 persen ke level 980.69.   

Euro  menguat  terhadap  dollar  Kamis  lalu,  menekan  rangkaian  penurunan  delapan  harinya  dan  memantul  dari  level  terendah 3‐1/2‐bulannya baru‐baru ini karena tekanan pasar obligasi Spanyol mulai tenang dan penjaminan dana Yunani  untuk  membayar  kembali  bondholders‐nya.  Euro  <EUR=>  terakhir  diperdagangkan  pada  level  $1.2958,  naik  0.2  persen  setelah tertekan ke level terendah sejak akhir Januari Rabu lalu ke level $1.2910.     

Terhadap Japanese yen, dollar <JPY=> naik 0.46 persen ke level 80.00 yen. U.S. dollar index <.DXY> meningkat 0.08 persen  ke level 80.143.   

Harga  Treasury  AS  anjlok  Kamis  lalu  karena  membaiknya  jobless  claims  AS  dan  terhenti  dari  bertahannya  berita  kekhawatiran Eropa yang mendorong hasrat pada safe‐haven obligasi pemerintah.   

Emas naik Kamis lalu, mengakhiri rangkaian penurunan tiga harinya, karena aksi bargain hunters dalam pasar setelah turun  tajamnya harga minggu ini dari kekhawatiran mengenai memburuknya krisis utang Eropa. Spot emas <XAU=> meningkat  0.3 persen ke level $1,594.90 per ons pada pukul 1902 GMT, rebound dari pelemahan level terendah empat bulannya Rabu  lalu. U.S. gold futures <GCM2> untuk pengiriman Juni di settled naik $1.30 per ons ke level $1,595.50, dengan besarnya  volume perdagangan yang bersamaan dengan rata‐rata 30‐harinya, sejalan dengan penguatan trennya baru‐baru ini.     

Harga minyak mentah ditutup beragam dalam perdagangan yang choppy Kamis lalu karena pelemahan dari ekspektasinya  data perdagangan Cina, naiknya produksi OPEC dan pembuktian penguatan data pasar tenaga kerja AS yang memperkeruh  outlook  permintaan  minyak  mentah.  Brent  crude  <LCOc1>  melemah  untuk  di  settle  turun  47  sen  ke  level  $112.73.  U.S.  crude <CLc1> bertambah 27 sen untuk di settle ke level $97.08 per barrel.


GOLD & COMMODITIES
Emas  naik  pada  hari  Kamis  seiring  berkembangnya  bargain  hunter  setelah  harga  turun  tajam  minggu  ini  di  tengah  kekhawatiran tentang memburuknya krisis utang Eropa. 

Emas bergerak mengikuti kenaikan harga ekuitas AS, menyusul tekanan pada pasar obligasi Spanyol sedikit mereda, dan  setelah Yunani mengamankan dananya untuk membayar para pemegang obligasinya. 

Setelah mengalami koreksi dalam 3 hari, emas masih mencatat kerugian lebih dari 3% dalam pekan ini. 

Meredanya harapan terhadap berlanjutnya pelonggaran moneter oleh The Fed setelah serangkaian rilis data ekonomi AS  yang  positif,  telah  mendorong  investor  untuk  menjauhi  emas.  Sedangkan  data  AS  semalam  menunjukkan  klaim  pengangguran  mingguan  AS  turun  di pekan lalu,  sebuah indikasi membaiknya  pasar  tenaga  kerja setelah  data non‐fram  payrolls AS pekan lalu dirilis mengecewakan. 

Masih rendahnya minat beli emas dari negara konsumen emas India dan Cina juga gagal untuk mendorong penguatan emas  lebih lanjut. 

Harga  emas  spot  naik  0.3%  di  $1,594.90  per  ounce,  rebound  dari  level  terendah  4  bulan  di  hari  Rabu  sebelumnya.  Sedangkan emas berjangka AS untuk pengiriman Juni juga naik $1.30 per ounce ke level $1,595.50.   

Sementara  investor  membeli  emas  sebagai  aset  aman  dari  resiko  selama  krisis  utang  tahun  lalu,  maka  saat  ini  emas  bergerak searah dengan pergerakan komoditas, dimana pergerakannya berlawanan arah dengan pergerakan dolar. 
OIL & COMMODITIES
Harga  minyak  bergerak  fluktuatif  pada  perdagangan  Kamis  kemarin  menyusul  data  perdagangan  Cina  yang  dirilis  lebih  lemah  dari  perkiraan,  naiknya  produksi  minyak  OPEC  dan  membaiknya  gambaran  kondisi  pasar  tenaga  kerja  AS,  sehingga  menyulitkan  untuk  membuat gambaran mengenai prospek permintaan minyak kedepannya. 

Cina, sebaga negara konsumen minyak terbesar kedua setelah AS, melaporkan ekspor dan impor di bulan April tumbuh pada tingkat yang  lebih rendah dari perkiraan. Kinerja perdagangan di bulan tersebut juga secara mengejutkan melemah, sehingga pemerintah nampaknya  perlu untuk melonggarkan kembali kebijakan moneternya untuk memacu ekspansi ekonomi tahunannya. 

Sementara itu, Organisasi Negara‐negara Pengekspor Minyak (OPEC) melaporkan pihaknya telah memproduksi 1.62 juta barel minyak  per hari, menjadi 31.62 juta bpd bulan lalu menyusul Irak menggenjot produksinya dan industri minyak Libya pulih. 

Sedangkan data  AS  semalam  menunjukkan  klaim  pengangguran  mingguan AS turun  di  pekan  lalu,  sebuah  indikasi  membaiknya pasar  tenaga kerja setelah data non‐fram payrolls AS pekan lalu dirilis mengecewakan. 

Bursa saham AS menguat semalam setelah mencatat serangkaian koreksinya, mendorong investor untuk memburu komoditas seperti  minyak  dan  tembaga,  meskipun  buruknya  data  ekonomi  Cina  dan  tingginya  produksi  minyak  OPEC  masih  menyebabkan  terbatasnya  kenaikan harga minyak mentah AS. 

Meredanya  kekhawatiran  terhadap  krisis  utang  Eropa  juga  telah  membantu  menaikkan  harga  minyak  mentah  AS  dan  membatasi  kerugian pada minyak jenis Brent. European Financial Stability Facility pada akhir perdagangan Rabu kemarin telah menyetujui untuk  merilis jadwal pembayaran bailout untuk Yunani, sehingga berpeluang menghindarkan negara tersebut dari gagal bayar. 
Di bursa London, ICE Brent crude for June <LCOc1> berakhir turun 47 sen di $112.73 per barel, kembali melemah setelah rebound hari  Rabu yang juga mengakhiri nkoreksinya selama 5 hari terakhir. Sedangkan U.S. crude <CLc1> naik 27 sen di level $97.08.
EURO ZONE
Euro menguat terhadap dolar AS untuk pertama kalinya sejak 9‐sesi terakhir, berhasil bangkit dari pelemahan ke level terendah sejak 3‐1/2 blan terakhir  akibat mencuatnya kekhawatiran pelaku pasar terhadap kondisi Spanyol dan prospek penyelesaian krisis hutang Uni‐Eropa. Turut mendukung performa  euro  adalah  penurunan  imbal  hasil  obligasi  Spanyol  dan  keberhasilan  Yunani  mendapatkan  dana  yang  diperlukan  guna  pembayaran  kembali  obligasi.  Dewan European Financial Stability Facility menyetujui pembayaran yang memungkinkan Yunani memenuhi pembayaran kembali obligasi jangka pendek.  

Langkah pemerintah Spanyol yang melakukan pengambil alihan terhadap bank terbesar negeri tersebut yaitu Bankia juga mendukung sentimen positif  pelaku pasar. Kondisi tersebut kemudian melemahkan imbal hasil obligasi Spanyol tenor 10‐tahun, karena pelaku pasar percaya langkah pengambil alihan  tersebut akan mengembalikan kepercayaan terhadap kondisi perbankan Spanyol. 

Hingga akhir sesi New York, euro tercatat menguat yipis 0,03 persen terhadap dolar AS ke 1.2934, sementara itu euro juga naik 0,32 persen terhadap yen  ke 103.33, euro masih turun tipis 0,02 persen terhadap sterling ke 0.8014 dan menguat tipis 0,02 persen terhadap Swiss franc di 1.2010. 
U.K.
Voting Bank of England Kamis lalu tidak memberikan perjuangan ekonomi Inggris injeksi pada cash berikutnya karena permasalahan tingginya  tingkat inflasi yang menekan resiko lamanya resesi dan mengemukanya kembali bahaya dari krisis utang zona euro.   

Penghentian pada quantitative easing asset purchases atau QE, kemungkinan membuat lebih banyak kesulitan terhadap Konservatif Inggris yang  memimpin koalisi, yang mana babak belur dari pemilu lokal minggu lalu dan bergantung pada pelonggaran kebijakan moneter untuk mengurangi  derita langkah austerity yang bertujuan memangkas besarnya pinjaman publik.   

Para bank papan atas mengatakan Kamis lalu mereka masih harus mengajukan hingga Juni "living wills" mengatakan bagaimana mereka akan  diselamatkan  atau  terluka  dalam  krisis  tanpa  tergantung  pada  taxpayer  bailout,  enam  bulan  kedepan  dari  saingannya  dimanapun  diseluruh  dunia.

JAPAN
Anggota  BOJ  –  Sayuri  Shirai  menyatakan  bahwa  keputusan  BOJ  pada  sidang  akhir  April  lalu  untuk  meningkatkan  besaran  dana  dalam  pembelian  aset  mberlandaskan  resiko  yang  mungkin  terjadi  akibat  krisis  hutang  Uni‐Eropa.  Dengan  pernyataan  tersebut  Sayuri  seolah  ingin  menegaskan  bahwa  bank  sentral untuk sementara cenderung akan mempertahankan kebijakan dan mengamati dampak dari kebijakan terakhir yang ditempuh. Namun demikian  Sayuri juga menyatakan bahwa pihaknya tidak menutup kemungkinan akan langkah pelonggaran moneter lanjutan jika memang diperlukan dan kondisi  mendukung. 

Lebih  lanjut  Sayuri  menyatakan  pihaknya  akan  terus  mengamati  perkembangan  nilai  tukar  yen  terhadap  mata  uang  utama  dunia  lainnya.  Kurs  yen  merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi laju pemulihan ekonomi Jepang sehubungan dengan tingginya ketergantungan ekonomi  Jepang terhadap ekspor produknya ke luar negeri. 

Hingga akhir sesi New York, dolar AS tercatat menguat 0.26 persen terhadap yen di 79.87, sementara itu euro naik 0,32 persen terhadap yen ke 103.33.  Sedangkan Aussie dolar tercatat menguat 0,46 persen terhadap yen 80.29 dan sterling juga naik 0,34 persen terhadap yen ke 128.90. 

AUSTRALIA
Tingkat pengangguran d Australia diluar dugaan turun di bulan April, mendorong menguatnya Aussie seiring meredanya spekulasi terhadap kelanjutan  pemangkasan suku bunga oleh RBA secara agresif.    

Tingkat  pengangguran  turun  ke  4.9%  dari  5.2%  di  bulan  sebelumnya,  menyusul  penambahan  pekerjaan  lebih  besar  dari  perkiraan  sebanyak  15500  pekerjaan di bulan April, demikian dilaporkan Australian Bureau of  Statistics atau ABS.  

Jumlah  pencari  kerja  di  Australia  bagian  Barat  turun  3.8%  dari  total  angkatan  kerja,  dari  4.1%  di  bulan  Maret  sebelumnya.  Ini  merupakan  level  terendahnya sejak awall 2009. 

Laporan tersebut memberikan kontribusi positif bagi pemerintah yang saat ini memprediksi tingkat pengangguran akan naik rata‐rata sekitar 5.5% dalam 2  tahun kedepan. 

Penurunan pengangguran akan menambah masalah yang dihadapi Reserve Bank of Australia, atau RBA, karena belum lama ini telah memangkas suku  bunganya  setelah melihat  adanya  tanda‐tanda  melambatnya  ekonomi. Pemangkasan sebesar  50 basis poin menjadi  3,75% pekan lalu  sebagian  karena  kekhawatiran bahwa pertumbuhan ekonomi di Australia melambat. Namun dengan membaiknya data pengangguran, maka akan menjadi hambatan atau  kendala untuk pembenaran pemangkasan suku bunga berikutnya. 

Aussie menguat di atas $1.0100 pasca rilis data dari $1.0050 sebelum laporan pengangguran dirilis. 

SWISS
Langkah bank sentral Swiss (SNB) yang membatasi penguatan nilai tukar mata uangnya telah sesuai dengan resiko terhadap melambatnya pertumbuhan ekonomi  dan deflasi. Namun otoritas moneter sebaiknya membiarkan nilai tukar franc berfluktuasi mengikuti pergerakan pasar jika pertumbuhan ekonomi dan inflasi relatif  stabil, demikian anjuran yang diutarakan oleh Dana Moneter Internasional (IMF) kemarin. 

IMF juga mengatakan bahwa pemilihan waktu yang tepat untuk mengakhiri pembatasan penguatan nilai tukar mata uang lokal akan menjadi hal yang penuh resiko.  IMF mendesak agar otoritas moneter melakukan hal tersebut dengan sangat hati‐hati. 

Meskipun fundamental ekonomi dan kebijakan moneter Swiss terbilang kuat, namun negara tersebut menghadapi resiko dari memburuknya krisis utang zona euro  serta kerentanan pada sektor finansial domestiknya.  

Secara internal, kebijakan moneter yang longgar dapat memicu kredit hipotek dan gelembung real estate, IMF memperingatkan. Gelembung tersebut menempatkan  bank dalam negeri dan asuransi kedalam sebuah resiko. Penempatan langkah‐langkah regulasi, bukannya pengetatan kebijakan moneter, akan menjadi cara terbaik  untuk mengatasi kekhawatiran terhadap terjadinya gelembung atau bubble real‐estate. 

SNB telah membatasi penguatan franc atas euro di level 1.20 sejak September lalu, untuk melindungi sektor ekspor dalam negerinya agar tetap dapat bersaing di  pasar global. 

Kecemasan tentang kebuntuan politik di Yunani awalnya telah menekan euro dan mendorong penguatan franc atas dolar. Euro bergerak mendekati level terendah  3,5 bulan terhadap dolar, menyusul peluang untuk terlaksananya pemilu parlemen yang baru di Yunani semakin besar. 

Namun  dolar  kemudian  melemah  seiring  meningkatnya  minat  investor  pada  aset‐aset  beresiko,  setelah  data  pekerjaan  AS  menunjukkan  perbaikan.  Klaim  pengangguran mingguan AS turun di pekan lalu, sebuah indikasi membaiknya pasar tenaga kerja setelah data non‐fram payrolls AS pekan lalu dirilis mengecewakan. 

Setelah  terkoreksi  ke  level  terendah  sejak  15  Maret  terhadap  dolar  pada  Rabu  sebelumnya,  Swiss  franc  kemudian  berhasil  rebound  di  hari  Kamis,  menyusul  melemahnya dolar. Franc menguat 0.1% terhadap dolar di level 0.9274 dibandingkan penutupan New York Rabu. Sementara terhadap euro, franc bergerak datar di  level 1.2010.