title cover

title cover

Friday, August 17, 2012

Headline News 17.08.12


US & GLOBAL
Bursa  saham  dunia  naik  mendekati  level  tertinggi  3‐1/2‐bulan  pada  sesi  Kamis  didukung  oleh  pernyataan  pemerintah  Jerman  mengenai  upaya  ECB  untuk  mengatasi  krisis  hutang  kawasan,  sementara  data  ekonomi  Amerika  yang  mengecewakan  menekan  dolar  AS.  Sentimen  investor  terdongkrak  komentar  dari  Kanselir  Jerman  Angela  Merkel,  yang  mengatakan  pernyataan  Presiden  ECB  Mario  Draghi  bulan  lalu  untuk  melakukan  apa  saja  yang  diperlukan  untuk  mempertahankan euro adalah "sepenuhnya sejalan" dengan pendekatan yang dilakukan oleh para pemimpin Eropa.  

Pernyataan  Merkel  meningkatkan  prospek  ECB  mungkin  akan  segera  membeli  utang  Spanyol,  Italia.  Komentar  Merkel  menekan imbal hasil obligasi Spanyol tenor 10‐tahun <ES10YT=RR> ke level satu bulan terendah di 6,55 persen. 

Kenaikan  jobless  claims  Amerika  pekan  lalu  dan  penurunan  housing  starts  meningkatkan  ekspektasi  QE3  oleh  The  Fed  untuk membantu perekonomian lesu. Data‐data tersebut pada awalnya mendorong minat investor untuk membeli obligasi  pemerintah Amerika dan Jerman. Namun penguatan minat pada obligasi Amerika dan Jerman kemudian mereda setelah  imbal hasil obligasi Amerika mendekati kisaran moving average 200‐harian.  

Harga  minyak  mendekati  level  tertinggi  sejak  awal  Mei  di  tengah  kekhawatiran  tentang  gangguan  pasokan  akibat  ketegangan di Timur Tengah dan penurunan tajam persediaan Amerika. Dalam perdagangan komoditas, minyak mentah  Brent berjangka untuk pengiriman September <LCOc1> berakhir naik 65 sen atau 0,56 persen  ke 116,90 USD per barel,  sementara minyak mentah berjangka Amerika <CLc1> naik 1,35 persen ke 95,60 USD per barel. Harga emas menguat di  atas  level  1.600  USD  per  troy  ounce  seiring  harapan  stimulus  bank  sentral.Hingga  akhir  sesi  New  York,  emas  tercatat  menguat 0,7 persen ke 1.614.10 USD per troy ounce. 

Di  bursa  Wall  Street,  indeks  S&P  500  berhasil  bertahan  di  atas  level  1.400.  Para  analis  mengatakan  indeks  saham  kemungkinan akan bertahan di sekitar level ini hingga sesi akhir pekan. Indeks Dow Jones Industrial Average <DJI.> ditutup  naik 85,33 poin atau 0,65 persen, ke 13,250.11. Indeks S & P 500 <SPX.> berakhir menguat 9,98 poin atau 0,71 persen, ke  1,415.51. Nasdaq Composite Index <IXIC.> naik 31,46 poin atau 1,04 persen, ke 3,062.39. 

Di  antara  saham  penggerak  indeks,  saham  Cisco  Systems  naik  9,6  persen  <CSCO.O>  setelah  pembuat  piranti  jaringan  terbesar di dunia tersebut melaporkan earning yang lebih baik dari perkiraan dan meningkatkan dividennya. Pasar saham  Amerika secara umum menunjukkan ketahanannya, mengangkat indeks saham global MSCI <MIWD00000PUS.> menguat  0,76 persen menjadi 325,18, level tertinggi sejak 4 Mei. 

Bursa Saham Eropa <FTEU3.> menghapus kerugian di awal sesi, untuk kemudian ditutup naik 0,33 persen ke 1,104.37. 

Di pasar mata uang, dolar AS melemah terhadap sebagian besar mata uang utama dunia setelah data jobless claims dan  sektor  perumahan  Amerika  lebih  buruk  dari  perkiraan.  Indeks  dolar  <.DXY>  menurun  0,32  persen  ke  82,38.  Sementara  pernyataan Merkel mengangkat kinerja euro <EUR=> yang naik 0,57 persen ke 1,2358. 

Akselerai  performa  bursa  saham  dan  euro  menekan  obligasi.  Obligasi  Amerika  tenor  10‐tahun  <US10YT=RR>  harganya  turun 6/32, dengan imbal hasil berkisar 1,838 persen. Obligasi Jerman <FGBLc1> naik 21 basis poin menjadi 141,62 setelah  mencapai level terendah sejak 2 Juli. 


GOLD & COMMODITIES
Harga emas menguat mendekati 1 persen Kamis lalu karena komentar dari Kanselir Jerman Angela Merkel dan kekecewaan  data manufaktur  dan perumahan yang mendorong spekulasi  bahwa para bank sentral kemungkinan untuk meluncurkan  langkah stimulus yang mendukung pada logam mulia yang mendorong pertumbuhan (ekonomi). 

Emas  mencatatkan  kenaikan  terbesar  hariannya  dalam  dua  minggu  setelah  Merkel  menyuarakan  mendukung  strategi  menggempur krisis dari Presiden ECB Mario Draghi. 

"The open interest in gold is indicating rallies are mainly short‐covering now. Also, the upcoming Jackson Hole conference  with (Fed Chairman Ben) Bernanke hopefully discussing a stimulus of some kind moved traders," ungkap George Gero, vice  president pada RBC Capital Markets.  

Harga tembus diatas level $1,600 pada akhir bulan Juli dari pembicaraan bahwa keduanya the Fed dan European Central  Bank  akan  mengambil  langkah  untuk  menstimulasi  perekonomiannya,  tetapi  laporan  sebaliknya  dari  pemerintah  bahwa  perekonomian AS berada dalam kisaran yang sempit.  

Monetary easing kedepannya akan menguntungkan emas yang mendorong likuiditas dan menjaga tekanan pada tingkat  suku bunga jangka panjang, menjaga opportunity cost dari bertahannya logam mulia level terbawahnya, serta mendorong  kekhawatiran inflasi dan menekan pada dollar. 


OIL & COMMODITIES
Oil  mencapai  kenaikan  ke  level  tertingginya  dalam  tiga  bulan  Kamis  lalu  karena  komentar  dari  Kanselir  Jerman  Angela  Merkel yang terlihat untuk mendukung usaha ECB dalam menggempur krisis zona euro yang mendukung ekuitas, menekan  dollar dan memberikan harapan pada stimulus ekonomi. 

"Oil got a pop on the Merkel comments, as did stocks, and the dollar is weaker and U.S. crude got some follow‐through  buying after pushing above yesterday's high," kata Addison Armstrong, senior director pada market research di Tradition  Energy di Stamford, Connecticut.  

Global crude oil benchmark Brent telah naik dari eskalasi kekhawatiran mengenai konflik berkenaan dengan program nuklir  Iran dan karena harapan investor untuk langkah stimulus dari para bank sentral, yang mana mendorong komoditas.  

Anjloknya produksi pada North Sea selama bulan September berkenaan dengan pemeliharaan juga memperketat pasokan  di Eropa dan membantu menaikkan harga dari light, sweet crudes untuk pengiriman segera.  


EURO ZONE
Dolar menembus level tertinggi 1 bulan terhadap yen pada hari Kamis setelah data menunjukkan jobless claims AS naik di pekan lalu, ditengah meredanya ekspektasi  akan kelanjutan pelonggaran moneter oleh The Federal Reserve. 

Dolar memangkas keuntungannya setelah data menunjukkan jobless claims naik di pekan lalu. Namun trennya terlihat menurun mendekati level terendah 4 tahun,  mengindikasikan pasar tenaga kerja terus berbenah diri. 

Peningkatan pada perekrutan tenaga kerja, naiknya retail sales dan manufaktur, telah meredakan ekspektasi The Fed akan segera meningkatkan upayanya untuk  mendongkrak perekonomiannya melalui pembelian obligasi putaran ketiga atau yang lebih dikenal dengan isitilah quantitative easing (QE).  The Fed akan kembali  menggelar sidang regulernya pada 12‐13 September mendatang. 

Dolar terakhir bergerak di sekitar 79.35 yen, naik 0.5%, namun turun dari level tertinggi 1 bulan di 79.39 yen yang dicapai di awal sesi.  Sedangkan euro mencatat intraday high di $1.2372 sebelum akhirnya bergerak di sekitar 1.2365, atau naik 0.6%. Euro juga mencatat intraday high di 98.17 yen dan  terakhir bergerak di sekitar 98.10, atau naik 1.2% dari posisi penutupan New York hari Rabu. 

Sentimen terhadap euro terlihat masih negatif akibat kekhawatiran terhadap krisis utang kawasan, namun pelemahan euro nampaknya masih akan terbatas karena  investor ingin melihat apakah ECB akan melakukan langkah‐langkah strategis di bulan depan. Euro juga terangkat oleh pernyataan Kanselir Jerman Angela Merkel  yang menyuarakan dukungannya untuk melawan krisis strategi seperti yang telah dijanjikan oleh Presiden ECB Mario Draghi dan menekan mitra Eropa‐nya untuk  bergerak cepat ke arah integrasi kebijakan fiskal.  

Hasil jajak pendapat Reuters di awal Agustus menunjukkan ECB kemungkinan akan mulai melakukan pembelian obligasi Spanyol dan Italia di bulan September dan  akan memangkas suku bunganya ke level terendah 0.5%.


U.K.
Sterling menguat terhadap dolar AS mencapai level tertinggi sejak lebih dari 2‐pekan terakhir ke level 1.5744, ditunjang oleh membaiknya pertumbuhan  retail  sales  Inggris  pada  periode  Juli  yang  mengungguli  ekspektasi.  Retail  sales  untuk  periode  Juli  bertumbuh  lebih  pesat  dari  perkiraan  ekonom,  meningkatkan  pandangan  bahwa  belanja  masyarakat  akan  menopang  ekonomi  keluar  dari  resesi,  dan  menguatkan  harapan  bahwa  prospek  ekonomi  Inggris tidak seburuk yang diperkirakan sebelumnya. 

Penguatan  sterling  juga  ditunjang  oleh  lemahnya  dolar  AS  terhadap  mata  uang  utama  dunia  lain  menyusul  rilis  data  ekonomi  Amerika  yang  kurang  memuaskan. Kinerja sterling disebut‐sebut mendapat dukungan aksi beli dari sebuah bank sentral asal Asia. Namun demikian, para analis memperkirakan  bahwa aksi beli potensial terbatasi oleh baying‐bayang buruknya rilis data aktifitas sektor manufaktur dan jasa Inggris yang masih mengecewakan. 

Euro  ditutup  menguat  terhadap  sterling,  meskipun  sebelumnya  sempat  mencapai  session  low  di  0.7810.  Analis  memperkirakan  penguatan  sterling  terhadap  euro  masih  akan  berlanjut,  mengingat  deposit  pada  sterling  menawarkan  pengembalian  yang  lebih  besar  daripada  dalam  euro.  Suku  bunga  deposit dalam euro untuk kurun 3‐bulan hanya sekitar 0,36 persen, atau hampir separuh saja dari nilai deposit dalam sterling. 

JAPAN
Harga  obligasi  pemerintah  Jepang  turun  di  hari  Kamis,  dengan  yield  obligasi  tenor‐10  tahun  menembus  level  tertinggi  2  bulan,  setelah  data  industrial  production AS dirilis naik melampaui ekspektasi yang mana telah menambah optimisme terhadap perekonomian negara Adi Daya tersebut. 

Yen tertekan ke level terendah 1 bulan terhadap dolar dan indeks Nikkei naik 1.9% untuk ditutup di atas level 9000 untuk pertama kalinya sejak awal Juli 

Yield untuk obligasi pemerintah Jepang tenor 10 tahun, setelah menembus level tertinggi 9 tahun di akhir Juli, terus bergerak naik dalam 2 pekan terakhir  akibat rilis lebih baik untuk data ekonomi AS dan ekspektasi bahwa ECB akan meluncurkan langkah‐langkah strategis berikutnya untuk menangkal krisis  utang kawasan. 

Dolar menembus level tertinggi 1 bulan terhadap yen pada hari Kamis setelah data menunjukkan jobless claims AS naik di pekan lalu, ditengah meredanya  ekspektasi akan kelanjutan pelonggaran moneter oleh The Federal Reserve. Dolar memangkas keuntungannya setelah data menunjukkan jobless claims  naik di pekan lalu. Namun trennya terlihat menurun mendekati level terendah 4 tahun, mengindikasikan pasar tenaga kerja terus berbenah diri. 

Peningkatan pada perekrutan tenaga kerja, naiknya retail sales dan manufaktur, telah meredakan ekspektasi The Fed akan segera meningkatkan upayanya  untuk mendongkrak perekonomiannya melalui pembelian obligasi putaran ketiga atau yang lebih dikenal dengan isitilah quantitative easing (QE).  The Fed  akan kembali menggelar sidang regulernya pada 12‐13 September mendatang. 

Dolar terakhir bergerak di sekitar 79.35 yen, naik 0.5%, namun turun dari level tertinggi 1 bulan di 79.39 yen yang dicapai di awal sesi. 


AUSTRALIA
Australian dan New Zealand dollar sedikit menguat Kamis lalu, didasari oleh penguatan saham‐saham Asia, sementara itu harga obligasi melorot  ke level terendahnya sejak awal Mei dari menyusutnya ekspektasi pada segera terjadinya ketenangan secara global.      

Penggerak  terbesar  dari  harian  adalah  Australian  bond  futures,  yang  mana  turun  ke  level  terendah  dalam  tiga  bulannya,  yang  mengikuti  penurunan pada Treasuries AS.  

Harga Australian bond futures anjlok ke level terendahnya dalam tiga bulan mengikuti besarnya aksi ambil untung yang dimulai pada sesi  luar  negeri.  

Currency  strategist  RBC  Michael  Turner  mengatakan  secara  dramatik  pada  harga  bond  futures  mengalami  koreksi,  dengan  para  trader  memutuskan bahwa adalah waktu yang baik untuk melakukan aksi jual dan mengambil untung dari tingginya harga.  


SWISS
Swiss franc melemah terhadap dollar Kamis lalu, turun bersamaan dengan euro karena optimisnya data AS dari mendinginnya ekspektasi pada  monetary easing oleh the Fed AS.   

"In slightly accentuated trading activities a softer euro pushed dollar/Swiss back towards the 98.00 threshold," ekonom UBS Reto Huenerwadel  mengatakannya.   

Industrial output AS naik pada bulan Juli, sementara itu sentimen home‐builder pada bulan Agustus mencapai level tertingginya yang lebih dari  lima tahun.  

Ini terjadi dari penguatan yang mengejutkan dari penjualan ritel AS, menekan ekspektasi pada the Fed untuk meluncurkan putaran berikutnya  dari pembelian obligasi, atau quantitative easing, pada awal September.