title cover

title cover

Wednesday, May 16, 2012

Headline News 16.05.12


US & GLOBAL
Bursa saham AS merosot dalam delapan hari pada 10 sebelumnya Selasa lalu karena ketidakpastian berasal dari kebuntuan politik di  Yunani yang memberikan investor alasan lainnya untuk berhati‐hati dan aksi jual terjadi secara besar‐besaran pada akhir hariannya.   


Gejolak politik di Yunani tetap membuat tekanan pada pasar. Investor telah mengkhawatirkan berkepanjangannya permasalahan di zona  euro dan kemungkinan resesi akan menekan pertumbuhan (ekonomi) global.    

Indeks Dow Jones industrial average <.DJI> anjlok 63.35 poin, atau 0.50 persen, ke level 12,632.00 pada penutupannya. Indeks Standard  & Poor's 500 <.SPX> berkurang 7.69 poin, atau 0.57 persen, ke level 1,330.66. Indeks Nasdaq Composite <.IXIC> melorot 8.82 poin, atau  0.30 persen, ke level 2,893.76. Bursa Wall Street melemah dalam rangkaian tiga harinya yang diguncang oleh situasi di Yunani.   

Indeks MSCI world equity <.MIWD00000PUS> turun 0.8 persen, sementara itu indeks FTSE Eurofirst <.FTEU3> dari saham‐saham utama  Eropa anjlok 0.7 persen.       

Euro melemah ke level terendah empat bulannya terhadap dollar AS Selasa lalu setelah Yunani gagal untuk membentuk pemerintahan  dan  mengatakan  akan  mengadakan  pemilu  baru,  menaikkan  resiko  yang  dapat  membuatnya  keluar  dari  euro.  Euro  <EUR=>  terakhir  diperdagangkan anjlok 0.7 persen ke level $1.2732, dengan sempat mencapai level terendahnya $1.2720, terendah sejak 18 Jan.   

Harga  Treasuries  AS  melemah  karena  para  trader  melakukan  aksi  ambil  untung  dari  kenaikan  delapan  minggu  pada  kekhawatiran  mengenai  hasil  dari  krisis  utang  Eropa.  Obligasi  bertenor  10‐tahun/U.S.  Treasury  note  <US10YT=RR>  turun  1/32, dengan yield  1.7705  persen.    

Emas turun dibawah level $1,560 per ons Selasa lalu setelah kegagalan politisi Yunani untuk membentuk pemerintah yang membawa  mata uang tunggal Eropa ke level terendah empat bulannya dan mengejutkan investor mengenai profitabilitas dari memegang aset‐aset  yang di denominasi dengan euro. Spot emas <XAU=> anjlok 0.1 persen ke level $1,555.69 per ons pada pukul 1350 GMT, sementara itu  U.S. gold futures <GCv1> untuk pengiriman bulan Juni melemah $8.70 per ons ke level $1,552.10.    

Brent oil sedikit naik Selasa lalu, menekan penurunan tiga harinya dan mendorong premium U.S. crude kembali diatas $18 per barrel,  karena dukungan pertumbuhan ekonomi Jerman yang membantu menekan gejolak politik di Yunani. Brent June crude <LCOc1> naik 67  sen untuk di settle ke level $112.24 per barrel, recovery dari level terendah $110.93 dan sempat naik ke $112.67. U.S. June crude <CLc1>  anjlok dalam rangkaian tiga harinya, melorot 80 sen untuk di settle ke level $93.98 per barrel. Telah sempat merosot ke level terendah  $93.02 pada perdagangan post‐settlement, harga terendah sejak 16 Des.   


GOLD & COMMODITIES
Emas terkoreksi di bawah $1.560 per ons setelah kegagalan politisi Yunani untuk membentuk pemerintahan koalisi, sehingga mendorong  euro melemah ke level terendah 4 bulan terhadap dolar dan memicu keraguan investor mengenai profitabilitas dalam mengoleksi aset‐ aset berdenominasi euro. 

Setelah harga emas turun ke level terendah sejak akhir Desember, konsumen di India terus mengamati perkembangan harga di pasar,  dimana hal ini berpotensi mencegah kejatuhan harga emas lebih lanjut. 

Namun demikian, emas masih rentan tekanan, khususnya akibat masih suramnya kondisi ekonomi dan politik di Eropa yang membuat  euro terus mengalami tekanan. 

Di akhir sesi New York, emas melanjutkan koreksinya dan mencatat level terendah 4‐1/2 bulan yang baru dipicu berlanjutnya koreksi  euro atas dolar. Emas spot turun 0.88% di  $1,542.60 per ons dan telah terkoreksi hampir 7% di bulan Mei, dan berpotensi mencatat  kinerja  bulanan  terburuknya  sejak  Desember  dan  mencatat  kerugian  bulanan  keempat  kalinya,  dipicu  meluasnya  spekulasi  mengenai  kemungkinan Yunani keluar dari keanggotaan zona euro. 

Sementara perhatian terhadap krisis utang Eropa telah mendorong investor membeli emas sebagai aset aman di tahun 2011 lalu, maka  pada tahun 2012 ini emas cenderung bergerak mengikuti pergerakan komoditas dan tertekan akibat menguatnya dolar. 



OIL & COMMODITIES
Minyak jenis Brent menguat pada hari Selasa menyusul ekonomi zona euro sedikit terhindar dari resesi dan data GDP‐Q1 Jerman yang  dirilis lebih baik dari perkiraan telah menambah harapan bahwa Jerman akan mampu melewati badai krisis utang Eropa. 

Ekonomi zona euro stagnan dengan mencatat pertumbuhan 0%, masih lebih baik dari ekspektasi pasar terjadi resesi. Data tersebut telah  mendorong naiknya aset‐aset beresiko dan mengimbangi tekanan akibat buruknya situasi di Yunani dan menguatnya dolar. 

Brent  crude  naik  67  sen  ke  $112.24  per  barel  dan  mengurangi  kerugian  sesi  sebelumnya,  ketika  harga  terkoreksi  ke  $110.04,  level  intraday terendahnya sejak 25 Januari.  Sedangkan harga minyak mentah AS (US crude) turun 80 sen ke $93.98 per barel, mencatat penurunan ketiga kalinya secara berturut‐ turut. Harga mencatat intraday low di $93.02, yang merupakan level terendahnya sejak 16 Desember. 

Berlanjutnya  koreksi  pada  harga  minyak  mentah  AS  terjadi  setelah  data  dari  American  Petroleum  Institute  (API)  menunjukkan  stok  minyak mentah naik 6.6 juta barel di pekan per 11 Mei, jauh melampaui ekspektasi terjadi kenaikan 1.7 juta barel. 

Kekhawatiran pasar terbesar adalah ketika Yunani mengumumkan kegagalannya membentuk pemerintah koalisi, sembilan hari setelah  pemungutan suara yang kurang meyakinkan. Pemilu yang baru kemungkinan akan dilakukan pertengahan Juni mendatang. Partai sayap  kiri, SYRIZA, yang berencana menolak rencana bailout Uni Eropa, diprediksi menang di putaran berikutnya. 

Prospek permintaan minyak masih lemah dan menekan harga minyak. Stok minyak mentah AS diprediksi naik untuk ke‐8 kalinya secara  berturut‐turut di pekan lalu, demikian jajak pendapat Reuters menunjukkan. 
EURO ZONE
Euro  melemah  ke  level  terendah  sejak  4‐bulan  terakhirterhadap  dolar  AS  ditekan  pernyataan  dari  juru  bicara  kepresidenan  Yunani  yang  menyatakan  bahwa  negara  tersebut  akan  menggelar  pemilu  baru  setelah  para  politisi  gagal  menemukan  kesepakatan  untuk  membentuk  koalisi.  Pemilu  tersebut  diperkirakan  akan  dilangsungkan  pada  pertengahan  Juni  mendatang.  Turut  menekan  kinerja  euro  adalah  data  ekonomi  yang  memperlihatkan  bahwa  Yunani semakin dalam terpuruk dalam kondisi resesi. 

Imbal hasil obligasi Spanyol dan Italia untuk tenor 10‐tahun kembali naik ke level 6 persen, ditopang oleh berita kebuntuan politik di Yunani. Sebaliknya,  investor mengalihkan investasinya pada dolar AS yang memiliki prospek ekonomi lebih baik daripada kawasan Uni‐Eropa. 

Meskipun  demikian,  terdapat  beberapa  berita  positif  diantaranya  GDP  Jerman  yang  bertumbuh  0,5%  pada  triwulan  1‐2012.  Pertumbuhan  ekonomi  Jerman tersebut kemudian berperan besar dalam menahan Uni‐Eropa ke jurang resesi, setelah data pertumbuhan ekonoim Uni‐Eropa untuk triwulan 1‐ 2012 dirilis stagnan, masih lebih baik dari perkiraan para analis yang memprediksi akan terkontraksi ‐0.2%. 

Hingga akhir sesi New York, euro tercatat melemah 0,69 persen terhadap dolar AS ke 1.2733, sementara itu euro juga turun 0,31 persen terhadap yen ke  102.07, euro juga melemah 0,09 persen terhadap sterling ke 0.7959 dan stagnan terhadap Swiss franc di 1.2008.

U.K.
Perekonomian Inggris tertekan turun oleh perdagangan pada kuartal pertama tahun 2012 meskipun penjualan rebound pada negara non‐Uni Eropa bulan Maret,  data menunjukkannya Selasa lalu.   

Sementara itu kenaikan pada permintaan dari negara seperti AS dan Cina menjaga harapan bahwa pertumbuhan ekonomi akan menjadi lebih kuat kedepannya,  bertahannya krisis utang zona euro membuang bayangan gelap berkenaan dengan peluang perbaikan ekspor pada Inggris.   

Negara  tidaklah  benar‐benar  pulih  dari  anjloknya  (ekonomi)  tahun  2008‐2009  dan  kembali  merosot  pada  resesi  yang  dimulai  tahun  ini.  Pemerintah  telah  menghadapkan bahwa ekspor akan mengimbangi tekanan pertumbuhan dari rencana austerity‐nya, yang bertujuan untuk menghapus besarnya defisit bujet.   

Perekonomian Inggris akan kembali berbalik untuk bertumbuh secara moderat pada kuartal baru‐baru ini dan mendapat dorongan dari kemeriahan Olympic Games  tetapi recovery tidaklah akan secara cepat karena Bank of England menahan lebih lanjut pada stimulus kedepannya, sebuah polling Reuters menunjukkannya Selasa  lalu. 

Polling sekitar 50 ekonom, yang diambil minggu lalu, memprediksi pertumbuhan 0.1 persen pada kuartal saat ini, untuk melompat 0.5 persen berikutnya tetapi  hanya 0.3 persen ekspansi pada tiga bulan terakhir dalam tahunan. 

"The ticket sales from the Olympics will be included in the third quarter numbers and that adds around 0.3 (percentage point). There is a slight underlying recovery  coming through but still a fairly sub‐trend one," ungkap Adam Chester, kepala ekonom UK pada Lloyds Banking Group. 



JAPAN
Menteri Keuangan Jepang Jun Azumi menegaskan bahwa pemimpin politik Yunani harus segera mengambil langkah yang diperlukan guna meyakinkan  dunia  internasional  bahwa  mereka  akan  berusaha  semaksimal  mungkin  guna  menghindari  berlanjutnya  gonjang‐ganjing  yang  meningkatkan  tensi  Uni‐ Eropa.  Azumi  menyatakan  bahwa  Jepang  memiliki  kepentingan  besar  pada  terciptanya  stabilitas  di  kawasan  Uni‐Eropa,  dan  untuk  itu  pihaknya  menghendaki pemerintah Yunani akan tetap berada pada komunitas Uni‐Eropa dan menjunjung tinggi kesepakatan guna menunjang penguatan fiskal. 

Sementara itu berdasarkan jajak pendapat terakhir yang dilansir Reuters memperlihatkan bahwa mayoritas analis percaya Jepang akan dapat mencapai  pemulihan ekonomi yang moderat. Meskipun demikian kondisi demikian belum akan menyurutkan langkah BOJ guna menggelontorkan stimulus keuangan  pada musim panas ini dengan salah satu pemicunya adalah penguatan kurs yen akhir‐akhir ini. Berdasarkan konsensus yang dicapai diantara para analis,  ekonomi Jepang diperkirakan akan bertumbuh hingga 2 persen pada tahun fiskal 2012/2013 ini. 

Hingga akhir sesi New York, dolar AS tercatat menguat 0,36 persen terhadap yen di 80.15, sementara itu euro turun 0,31 persen terhadap yen ke 102.07.  Sedangkan  Aussie  dolar  tercatat  menguat  0,13  persen  terhadap  yen  79.63  dan  sterling  turun  0,21  persen  terhadap  yen  ke  128.22.




AUSTRALIA
RBA telah memangkas suku bunga tertajamnya dalam 3 tahun untuk membantu mendongkrak pertumbuhan ekonomi, menangkal tingginya biaya hipotek  dan menaikkan kepercayaan konsumen, demikian minutes dari sidang RBA 1 Mei menunjukkan. 

Pertumbuhan di luar sektor pertambangan diprediksi akan berada di bawah trennya dalam jangka pendek kedepan, terpengaruh oleh tingginya nilai tukar,  melemahnya belanja pemerintah dan memburuknya kondisi di pasar perumahan dan industri konstruksi bangunan. Dengan kondisi pasar keuangan yang  masih belum stabil, maka resiko yang berasal dari Eropa masih akan terus menyuramkan prospek pertumbuhan ekonom global. 

Gubernur RBA Glenn Stevens telah memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin ke level terendah 2 tahun menjadi 3.75%, dengan inflasi inti melemah ke  level terendah 13 tahun, ekspor dan harga rumah juga turun, dan kepercayaan konsumen menurun. Sebagian besar ekonom sebelumnya memprediksi  terjadi pemangkasan 25 bps. Pelaku pasar saat ini memprediksi 84% peluang RBA untuk kembali memangkas suku bunga sebesar 25 bps pada sidangnya 5  Juni mendatang. 

Aussie terkoreksi ke level  terendahnya tahun ini  di $0.9943 usai rilis minutes  RBA  sebelum  akhirnya rebound dan bergerak di sekitar $0.9964. Namun  hingga akhir sesi New York semalam, Aussie melanjutkan koreksinya hingga mencatat level intraday low di $0.9918 menyusul menguatnya dolar setelah  investor menjauhi aset beresiko. 




SWISS
Swiss franc masih bergerak stabil di sekitar level kritisnya 1.20 franc per euro yang diberlakukan oleh Bank Nasional Swiss September lalu untuk  mencegah  ekonomi  tergelincir  ke  dalam  resesi.  Pada  hari  Senin,  kepala  SNB  Thomas  Jordan  menegaskan  kembali  komitmennya  untuk  tetap  membatasi penguatan franc dan akan melakukan berbagai upaya untuk mencegah penguatan franc lebih lanjut, jika memang diperlukan. 

Masih belum menentunya kondisi politik dan ekonomi di Yunani telah mendorong investor untuk memburu dolar yang dianggap sebagai mata  uang yang lebih aman. Euro merosot ke level terendah 4 bulan yang baru terhadap dolar setelah juru bicara presiden Yunani mengatakan negara  tersebut akan mengadakan pemilu baru setelah para pemimpin politik gagal mencapai kesepakatan untuk membentuk pemerintah koalisi. 

Dolar menguat ke level intraday high di 0.9416 franc dan terakhir bergerak di sekitar 0.9407 franc. Sementara euro bergerak stabil di sekitar  1.2010 franc