US & GLOBAL
• Bursa saham AS merosot dalam delapan hari pada 10 sebelumnya Selasa lalu karena ketidakpastian berasal dari kebuntuan politik di Yunani yang memberikan investor alasan lainnya untuk berhati‐hati dan aksi jual terjadi secara besar‐besaran pada akhir hariannya.
• Gejolak politik di Yunani tetap membuat tekanan pada pasar. Investor telah mengkhawatirkan berkepanjangannya permasalahan di zona euro dan kemungkinan resesi akan menekan pertumbuhan (ekonomi) global.
• Indeks Dow Jones industrial average <.DJI> anjlok 63.35 poin, atau 0.50 persen, ke level 12,632.00 pada penutupannya. Indeks Standard & Poor's 500 <.SPX> berkurang 7.69 poin, atau 0.57 persen, ke level 1,330.66. Indeks Nasdaq Composite <.IXIC> melorot 8.82 poin, atau 0.30 persen, ke level 2,893.76. Bursa Wall Street melemah dalam rangkaian tiga harinya yang diguncang oleh situasi di Yunani.
• Indeks MSCI world equity <.MIWD00000PUS> turun 0.8 persen, sementara itu indeks FTSE Eurofirst <.FTEU3> dari saham‐saham utama Eropa anjlok 0.7 persen.
• Euro melemah ke level terendah empat bulannya terhadap dollar AS Selasa lalu setelah Yunani gagal untuk membentuk pemerintahan dan mengatakan akan mengadakan pemilu baru, menaikkan resiko yang dapat membuatnya keluar dari euro. Euro <EUR=> terakhir diperdagangkan anjlok 0.7 persen ke level $1.2732, dengan sempat mencapai level terendahnya $1.2720, terendah sejak 18 Jan.
• Harga Treasuries AS melemah karena para trader melakukan aksi ambil untung dari kenaikan delapan minggu pada kekhawatiran mengenai hasil dari krisis utang Eropa. Obligasi bertenor 10‐tahun/U.S. Treasury note <US10YT=RR> turun 1/32, dengan yield 1.7705 persen.
• Emas turun dibawah level $1,560 per ons Selasa lalu setelah kegagalan politisi Yunani untuk membentuk pemerintah yang membawa mata uang tunggal Eropa ke level terendah empat bulannya dan mengejutkan investor mengenai profitabilitas dari memegang aset‐aset yang di denominasi dengan euro. Spot emas <XAU=> anjlok 0.1 persen ke level $1,555.69 per ons pada pukul 1350 GMT, sementara itu U.S. gold futures <GCv1> untuk pengiriman bulan Juni melemah $8.70 per ons ke level $1,552.10.
• Brent oil sedikit naik Selasa lalu, menekan penurunan tiga harinya dan mendorong premium U.S. crude kembali diatas $18 per barrel, karena dukungan pertumbuhan ekonomi Jerman yang membantu menekan gejolak politik di Yunani. Brent June crude <LCOc1> naik 67 sen untuk di settle ke level $112.24 per barrel, recovery dari level terendah $110.93 dan sempat naik ke $112.67. U.S. June crude <CLc1> anjlok dalam rangkaian tiga harinya, melorot 80 sen untuk di settle ke level $93.98 per barrel. Telah sempat merosot ke level terendah $93.02 pada perdagangan post‐settlement, harga terendah sejak 16 Des.
GOLD & COMMODITIES
• Emas terkoreksi di bawah $1.560 per ons setelah kegagalan politisi Yunani untuk membentuk pemerintahan koalisi, sehingga mendorong euro melemah ke level terendah 4 bulan terhadap dolar dan memicu keraguan investor mengenai profitabilitas dalam mengoleksi aset‐ aset berdenominasi euro.
• Setelah harga emas turun ke level terendah sejak akhir Desember, konsumen di India terus mengamati perkembangan harga di pasar, dimana hal ini berpotensi mencegah kejatuhan harga emas lebih lanjut.
• Namun demikian, emas masih rentan tekanan, khususnya akibat masih suramnya kondisi ekonomi dan politik di Eropa yang membuat euro terus mengalami tekanan.
• Di akhir sesi New York, emas melanjutkan koreksinya dan mencatat level terendah 4‐1/2 bulan yang baru dipicu berlanjutnya koreksi euro atas dolar. Emas spot turun 0.88% di $1,542.60 per ons dan telah terkoreksi hampir 7% di bulan Mei, dan berpotensi mencatat kinerja bulanan terburuknya sejak Desember dan mencatat kerugian bulanan keempat kalinya, dipicu meluasnya spekulasi mengenai kemungkinan Yunani keluar dari keanggotaan zona euro.
• Sementara perhatian terhadap krisis utang Eropa telah mendorong investor membeli emas sebagai aset aman di tahun 2011 lalu, maka pada tahun 2012 ini emas cenderung bergerak mengikuti pergerakan komoditas dan tertekan akibat menguatnya dolar.
OIL & COMMODITIES
• Minyak jenis Brent menguat pada hari Selasa menyusul ekonomi zona euro sedikit terhindar dari resesi dan data GDP‐Q1 Jerman yang dirilis lebih baik dari perkiraan telah menambah harapan bahwa Jerman akan mampu melewati badai krisis utang Eropa.
• Ekonomi zona euro stagnan dengan mencatat pertumbuhan 0%, masih lebih baik dari ekspektasi pasar terjadi resesi. Data tersebut telah mendorong naiknya aset‐aset beresiko dan mengimbangi tekanan akibat buruknya situasi di Yunani dan menguatnya dolar.
• Brent crude naik 67 sen ke $112.24 per barel dan mengurangi kerugian sesi sebelumnya, ketika harga terkoreksi ke $110.04, level intraday terendahnya sejak 25 Januari. Sedangkan harga minyak mentah AS (US crude) turun 80 sen ke $93.98 per barel, mencatat penurunan ketiga kalinya secara berturut‐ turut. Harga mencatat intraday low di $93.02, yang merupakan level terendahnya sejak 16 Desember.
• Berlanjutnya koreksi pada harga minyak mentah AS terjadi setelah data dari American Petroleum Institute (API) menunjukkan stok minyak mentah naik 6.6 juta barel di pekan per 11 Mei, jauh melampaui ekspektasi terjadi kenaikan 1.7 juta barel.
• Kekhawatiran pasar terbesar adalah ketika Yunani mengumumkan kegagalannya membentuk pemerintah koalisi, sembilan hari setelah pemungutan suara yang kurang meyakinkan. Pemilu yang baru kemungkinan akan dilakukan pertengahan Juni mendatang. Partai sayap kiri, SYRIZA, yang berencana menolak rencana bailout Uni Eropa, diprediksi menang di putaran berikutnya.
• Prospek permintaan minyak masih lemah dan menekan harga minyak. Stok minyak mentah AS diprediksi naik untuk ke‐8 kalinya secara berturut‐turut di pekan lalu, demikian jajak pendapat Reuters menunjukkan.
EURO ZONE
• Euro melemah ke level terendah sejak 4‐bulan terakhirterhadap dolar AS ditekan pernyataan dari juru bicara kepresidenan Yunani yang menyatakan bahwa negara tersebut akan menggelar pemilu baru setelah para politisi gagal menemukan kesepakatan untuk membentuk koalisi. Pemilu tersebut diperkirakan akan dilangsungkan pada pertengahan Juni mendatang. Turut menekan kinerja euro adalah data ekonomi yang memperlihatkan bahwa Yunani semakin dalam terpuruk dalam kondisi resesi.
• Imbal hasil obligasi Spanyol dan Italia untuk tenor 10‐tahun kembali naik ke level 6 persen, ditopang oleh berita kebuntuan politik di Yunani. Sebaliknya, investor mengalihkan investasinya pada dolar AS yang memiliki prospek ekonomi lebih baik daripada kawasan Uni‐Eropa.
• Meskipun demikian, terdapat beberapa berita positif diantaranya GDP Jerman yang bertumbuh 0,5% pada triwulan 1‐2012. Pertumbuhan ekonomi Jerman tersebut kemudian berperan besar dalam menahan Uni‐Eropa ke jurang resesi, setelah data pertumbuhan ekonoim Uni‐Eropa untuk triwulan 1‐ 2012 dirilis stagnan, masih lebih baik dari perkiraan para analis yang memprediksi akan terkontraksi ‐0.2%.
• Hingga akhir sesi New York, euro tercatat melemah 0,69 persen terhadap dolar AS ke 1.2733, sementara itu euro juga turun 0,31 persen terhadap yen ke 102.07, euro juga melemah 0,09 persen terhadap sterling ke 0.7959 dan stagnan terhadap Swiss franc di 1.2008.
U.K.
• Perekonomian Inggris tertekan turun oleh perdagangan pada kuartal pertama tahun 2012 meskipun penjualan rebound pada negara non‐Uni Eropa bulan Maret, data menunjukkannya Selasa lalu.
• Sementara itu kenaikan pada permintaan dari negara seperti AS dan Cina menjaga harapan bahwa pertumbuhan ekonomi akan menjadi lebih kuat kedepannya, bertahannya krisis utang zona euro membuang bayangan gelap berkenaan dengan peluang perbaikan ekspor pada Inggris.
• Negara tidaklah benar‐benar pulih dari anjloknya (ekonomi) tahun 2008‐2009 dan kembali merosot pada resesi yang dimulai tahun ini. Pemerintah telah menghadapkan bahwa ekspor akan mengimbangi tekanan pertumbuhan dari rencana austerity‐nya, yang bertujuan untuk menghapus besarnya defisit bujet.
• Perekonomian Inggris akan kembali berbalik untuk bertumbuh secara moderat pada kuartal baru‐baru ini dan mendapat dorongan dari kemeriahan Olympic Games tetapi recovery tidaklah akan secara cepat karena Bank of England menahan lebih lanjut pada stimulus kedepannya, sebuah polling Reuters menunjukkannya Selasa lalu.
• Polling sekitar 50 ekonom, yang diambil minggu lalu, memprediksi pertumbuhan 0.1 persen pada kuartal saat ini, untuk melompat 0.5 persen berikutnya tetapi hanya 0.3 persen ekspansi pada tiga bulan terakhir dalam tahunan.
• "The ticket sales from the Olympics will be included in the third quarter numbers and that adds around 0.3 (percentage point). There is a slight underlying recovery coming through but still a fairly sub‐trend one," ungkap Adam Chester, kepala ekonom UK pada Lloyds Banking Group.
JAPAN
• Menteri Keuangan Jepang Jun Azumi menegaskan bahwa pemimpin politik Yunani harus segera mengambil langkah yang diperlukan guna meyakinkan dunia internasional bahwa mereka akan berusaha semaksimal mungkin guna menghindari berlanjutnya gonjang‐ganjing yang meningkatkan tensi Uni‐ Eropa. Azumi menyatakan bahwa Jepang memiliki kepentingan besar pada terciptanya stabilitas di kawasan Uni‐Eropa, dan untuk itu pihaknya menghendaki pemerintah Yunani akan tetap berada pada komunitas Uni‐Eropa dan menjunjung tinggi kesepakatan guna menunjang penguatan fiskal.
• Sementara itu berdasarkan jajak pendapat terakhir yang dilansir Reuters memperlihatkan bahwa mayoritas analis percaya Jepang akan dapat mencapai pemulihan ekonomi yang moderat. Meskipun demikian kondisi demikian belum akan menyurutkan langkah BOJ guna menggelontorkan stimulus keuangan pada musim panas ini dengan salah satu pemicunya adalah penguatan kurs yen akhir‐akhir ini. Berdasarkan konsensus yang dicapai diantara para analis, ekonomi Jepang diperkirakan akan bertumbuh hingga 2 persen pada tahun fiskal 2012/2013 ini.
• Hingga akhir sesi New York, dolar AS tercatat menguat 0,36 persen terhadap yen di 80.15, sementara itu euro turun 0,31 persen terhadap yen ke 102.07. Sedangkan Aussie dolar tercatat menguat 0,13 persen terhadap yen 79.63 dan sterling turun 0,21 persen terhadap yen ke 128.22.
AUSTRALIA
• RBA telah memangkas suku bunga tertajamnya dalam 3 tahun untuk membantu mendongkrak pertumbuhan ekonomi, menangkal tingginya biaya hipotek dan menaikkan kepercayaan konsumen, demikian minutes dari sidang RBA 1 Mei menunjukkan.
• Pertumbuhan di luar sektor pertambangan diprediksi akan berada di bawah trennya dalam jangka pendek kedepan, terpengaruh oleh tingginya nilai tukar, melemahnya belanja pemerintah dan memburuknya kondisi di pasar perumahan dan industri konstruksi bangunan. Dengan kondisi pasar keuangan yang masih belum stabil, maka resiko yang berasal dari Eropa masih akan terus menyuramkan prospek pertumbuhan ekonom global.
• Gubernur RBA Glenn Stevens telah memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin ke level terendah 2 tahun menjadi 3.75%, dengan inflasi inti melemah ke level terendah 13 tahun, ekspor dan harga rumah juga turun, dan kepercayaan konsumen menurun. Sebagian besar ekonom sebelumnya memprediksi terjadi pemangkasan 25 bps. Pelaku pasar saat ini memprediksi 84% peluang RBA untuk kembali memangkas suku bunga sebesar 25 bps pada sidangnya 5 Juni mendatang.
• Aussie terkoreksi ke level terendahnya tahun ini di $0.9943 usai rilis minutes RBA sebelum akhirnya rebound dan bergerak di sekitar $0.9964. Namun hingga akhir sesi New York semalam, Aussie melanjutkan koreksinya hingga mencatat level intraday low di $0.9918 menyusul menguatnya dolar setelah investor menjauhi aset beresiko.
SWISS
• Swiss franc masih bergerak stabil di sekitar level kritisnya 1.20 franc per euro yang diberlakukan oleh Bank Nasional Swiss September lalu untuk mencegah ekonomi tergelincir ke dalam resesi. Pada hari Senin, kepala SNB Thomas Jordan menegaskan kembali komitmennya untuk tetap membatasi penguatan franc dan akan melakukan berbagai upaya untuk mencegah penguatan franc lebih lanjut, jika memang diperlukan.
• Masih belum menentunya kondisi politik dan ekonomi di Yunani telah mendorong investor untuk memburu dolar yang dianggap sebagai mata uang yang lebih aman. Euro merosot ke level terendah 4 bulan yang baru terhadap dolar setelah juru bicara presiden Yunani mengatakan negara tersebut akan mengadakan pemilu baru setelah para pemimpin politik gagal mencapai kesepakatan untuk membentuk pemerintah koalisi.
• Dolar menguat ke level intraday high di 0.9416 franc dan terakhir bergerak di sekitar 0.9407 franc. Sementara euro bergerak stabil di sekitar 1.2010 franc