title cover

title cover

Monday, August 6, 2012

Headline News 06.08.12


US & GLOBAL
Bursa  saham  global  menguat  hingga  2  persen,  harga  minyak  melonjak  hampir  5  persen  dan  euro  naik  pada  sesi  Jumat  ditunjang data non‐farm payrolls Amerika untuk periode Juli yang naik paling tajam dalam kurun 5‐bulan terakhir. Lonjakan  kinerja  aset  beresiko  juga  ditunjang  kembalinya  optimisme  bahwa  pembuat  kebijakan  di  Eropa  akan  segera  bertindak  untuk  menangani  krisis  utang.  Investor  menggarisbawahi  pernyataan  Presiden  Bank  Sentral  Eropa  Mario  Draghi  Kamis  pekan lalu dan menyimpulkan bahwa bantuan dari bank sentral tengah disiapkan, meskipun mungkin masih memerlukan  waktu lebih lama untuk menunggu saat itu tiba. 

Laporan sektor ketenagakerjaan Amerika menunjukkan kenaikan non‐farm payrolls periode Juli meskipun pada saat sama  tingkat pengangguran juga naik menjadi 8,3 persen, yang terus menghidupkan harapan stimulus keuangan dari The Federal  Reserve.  Data  sektor  ketenagakerjaan  Amerika  tersebut  mengakhiri  perdagangan  yang  sangat  volatile  dalam  sepekan  terakhir,  diwarnai  sidang  ECB  dan  The  Fed  yang  keduanya  mengecewakan  pelaku  pasar  yang  berharap  akan  adanya  stimulus lanjutan guna menopang ekonomi Amerika dan menahan penyebaran krisis hutang eropa. 

Euro <EUR=> naik hingga 1,2392 terhadap dolar AS dan berakhir menguat 1,7 persen ke 1,2385, mengukir performa harian  terbaik sejak akhir  Juni  silam. Dolar AS  menguat 0,5  persen  terhadap  yen, ke 78,58 yen <JPY=>,  setelah  mencapai level  tertinggi  dalam  dua  minggu  di  78,77.  ECB  pada  Kamis  lalu  mengindikasikan  kemungkinan  akan  mulai  membeli  obligasi  pemerintah  untuk  mengurangi  tingginya  biaya  pinjaman  yang  melumpuhkan  Spanyol  dan  Italia,  tetapi  Draghi  mengisyaratkan  bahwa  intervensi  apapun  belum  akan  terjadi  hingga  September.  Pemerintah  Spanyol  mendekati  kemungkinan untuk meminta bailout skala penuh, meskipun Perdana Menteri Mariano Rajoy mengatakan pihaknya masih  perlu mempelajari kondisinya dan bentuk penyelamatan apa yang perlu diambil oleh Uni Eropa. 

Indeks bursa global MSCI <. MIWD00000PUS> berakhir naik 2,0 persen, sementara indeks saham Eropa <FTEU3.> berakhir  naik 2,5 persen.  

Di bursa Wall Street, indeks S&P 500 naik ke level tertinggi sejak awal Mei. Indeks Dow Jones Industrial Average <DJI.> naik  217,29  poin  atau  1,69  persen,  ke  13,096.17.  Indeks  Standard  &  Poor  500  <.  SPX>  naik  25,99  poin  atau  1,90  persen,  ke  1,390.99. Nasdaq Composite Index <IXIC.> naik 58,13 poin atau 2,00 persen, ke 2,967.90. 

The  Federal  Reserve  pada  Rabu  lalu  mengirim  sinyal  lebih  kuat  bahwa  babak  baru  dari  stimulus  keuangan  akan  segera  diterapkan jika pemulihan ekonomi Amerika belum menampakkan peningkatan. 

Di  pasar  minyak,  minyak  mentah  NYMEX  untuk  kontrak  September  <CLU2>  naik  4,9  persen  ke  91,40  USD  per  barel,  peningkatan harian terbesar sejak 29 Juni. Pertumbuhan sektor ketenagakerjaan Amerik a yang mengungguli ekspektasi  pada periode Juli memicu sentimen optimis pada prospek permintaan minyak. Minyak mentah Brent naik 3,04 USD, atau  2,87 persen, ke 108,94 USD per barel. 

Emas juga naik, dimana harga spot emas <XAU=> naik 0,9 persen ke 1,604.10 USD per troy ounce.  

Harga  obligasi  Amerika  melemah  terdesak  laporan  ketenagakerjaan  tersebut.  Obligasi  tenor  10‐tahun  Amerika  <US10YT=RR>  harganya turun 30/32, dengan imbal hasil berada pada kisaran 1,58 persen.  




GOLD & COMMODITIES
Emas naik kembali diatas 1 persen Jumat lalu karena dollar anjlok dan ekuitas rally pada data AS yang menambahkan lebih  banyak  pekerjaan  daripada  ekspektasi  bulan  lalu  yang  mendorong  hasrat  pada  aset‐aset  beresiko,  meskipun  naiknya  tingkat pengangguran yang membawa harapan investor untuk stimulus moneter dari the Fed. 

Meskipun naik dalam hariannya, emas mencatatkan penurunan mingguan terbesarnya dalam enam minggu. 

Logam mulia pada awalnya anjlok setelah, yang mana mengindikasikan bahwa U.S. employers mengangkat 163,000 pekeja  pada bulan Juli, terbanyak dalam lima bulannya, dibatasi ekspektasi bahwa the Fed akan meluncurkan kedepannya stimulus  moneter untuk mendorong perekonomian.  

"Even though the nonfarm payrolls beat the estimates, the unemployment rate also rose, so the odds for a QE are all the  same," kata Nicolas Berge, seorang hedge fund trader pada Geneva‐based Absolute Capital Group yang menginvestasikan  pada logam mulia, commodities futures dan mata uang.  

"The  increasing  expectation  of  central‐bank  actions  is  likely  to  help  gold  break  above  its  recent  trading  range,"  ungkap  Berge.




OIL & COMMODITIES
Harga oil naik tajam Jumat lalu, dengan Brent mencapai level tertinggi 10‐minggunya, yang didorong dari laporan nonfarm  payrolls AS yang menunjukkan bahwa para majikan menambah lebih banyak jobs daripada ekspektasi pada bulan Juli.  

Keduanya Brent dan crude AS pada fase yang mencatatkan kenaikan tipis mingguannya karena membaik dari ekspektasinya  kenaikan  pada  tambahan  jobs,  meskipun  dengan  kenaikan  tipis  pada  tingkat  pengangguran  menjadi  8.3  persen,  yang  memicu rally pada pasar ekuitas dan mendorong euro naik versus dollar.  

Pelemahan pada mata uang AS dapat mendukung oil yang berdenominasi dollar dan komoditas lainnya.   
EURO ZONE
Dolar jatuh pada hari Jumat dipicu data pekerjaan AS periode Juli yang dirilis lebih baik dari perkiraan dan harapan bahwa otoritas Eropa Otoritas Eropa  bisa menahan krisis utang di kawasan itu telah memberi semangat pada investor, menyebabkan keuntungan terbesar satu hari dalam sebulan untuk euro. 

Mata uang tunggal zona euro telah bergerak menguat sebelum drilisinya data payrolls AS karena pandangan investor lebih optimis terhadap sidang ECB  hari Kamis sebelumnya yang memberikan sinyal untuk terus mendukung memerangi krisis utang Spanyol dan Italia. 

Jumlah pekerjaan yang tersedia di bulan Juli mencatat peningkatan terbesarnya dalam 5 bulan namun kenaikan tingkat pengangguran menjadi 8.3% tetap  mempertahankan prospek untuk kelanjutan stimulus moneter dari The Fed, sebuah indikasi negatif bagi dolar. 

Di pekan kemarin, The Fed mengirimkan sinyal kuat bahwa pihaknya akan melanjutkan putaran baru QE jika upaya pemulihan ekonomi tidak mengalami  kemajuan. Meskipun terjadi peningkatan pada perekrutan tenaga kerja di bulan lalu, namun mayoritas ekonom Wall Street memprediksi The Fed akan  meluncurkan putaran baru stimulus moneter tahun ini, paling cepat akan dilakukan pada bulan September. 

Euro naik ke level intraday day high $1.2392 dan terakhir tercatat naik 1.6% di level $1.2378, kenaikan 1 hari terbaiknya sejak akhir Juni. Minat pada aset  beresiko juga mendorong menguatnya euro atas yen. Mata uang tunggal naik 2.1% ke 97.24 yen. Sementara dolar tercatat naik 0.4% terhadap yen ke level  78.54 yen. 

Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy semakin dekat pada hari Jumat untuk meminta sebuah bailout Uni Eropa untuk negaranya tetapi mengatakan ia 
pertama perlu tahu kondisi seperti apa yang berhak menerima paket bantuan dan apa bentuk penyelamatan yang akan diterima. 

Pekan ini mata investor akan tertuju pada serangkaian data ekonomi dari Cina dan juga lelang obligasi AS dan obligasi tenor 10 tahun dari pemerintah  Jerman.  Mereka  juga  akan  mencermati  langkah  ECB  terkait  pembelian  obligasi  dan  akan  meluncurkan  quantitative  easing  di  Eropa  sesuai  dengan  AS,  Inggria dan Jepang. 




U.K.
Akhir pekan lalu euro menguat terhadap sterling ke level tertinggi sejak 3‐pekan terakhir di 0.7923, berhasil rebound dari pelemahan tajamnya  sejak  mencapai  level  terendah  dalam  kurun  3‐1/2  tahun  terakhir  di  0.7753.  Optimisme  pelaku  pasar  mulai  berkembang  pada  kemungkinan  pembelian obligasi Spanyol dan Italia oleh ECB. Meskipun demikian, para analis mengingatkan kemungkinan berlanjutnya pelemahan euro seiring  prospek penangan krisis yang belum tegas dan jelas.  

Sterling sendiri berakhir menguat pada sesi Jumat akhir pekan lalu, terdorong penguatan euro dan bursa saham global setelah rilis data sektor  ketenagakerjaan Amerika mengungguli ekspektasi para ekonom. Kinerja sterling tidak terlalu terpengaruh rilis data aktifitas sektor jasa Inggris  untuk periode Juli yang melambat lebih dari perkiraan sebelumnya.  

Pekan ini pelaku pasar akan mengamati rilis data industrial output untuk periode Juni yang diperkirakan memburuk menjadi ‐3,4 persen dari 1  persen (rilis 07 Agustus). Selanjutnya akan rilis data PPI untuk periode Juli yang diperkirakan naik dalam basis antar bulan menjadi 1,5 persen dari  ‐2.2  persen.  Namun  yang  akan  menjadi  fokus  utama  pelaku  pasar  adalah  rilis  Inflation  report  dari  Bank  of  England  pada  08  Agustus  untuk  mengamati penilaian bank sentral pada perkembangan harga dan ekonomi. 




JAPAN
Bank  sentral  Jepang  diprediksi  akan  mempertahankan  kebijakan  moneternya  dalam  sidangnya  pekan  ini  namun  kemungkinan  akan  meningkatkan  peringatannya mengenai melemahnya permintaan global dan penguatan yen belakangan ini, sinyal kesiapan BOJ untuk melonggarkan kembali kebijakan  moneternya  jika  pemulihan  ekonomi  terancam  tersendat.  Namun  setelah  dolar  melemah  di  akhir  pekan  kemarin,  nampaknya  tekanan  pada  BOJ  agak  mereda. 

Sebuah  jajak  pendapat  Reuters  menunjukkan  pertumbuhan  ekonomi  Jepang  nempaknya  akan  melambat  menjadi  0.6%  di  kuartal  kedua,  menyusul  rebound pada consumer spending mulai kehilangan momentumnya dan krisis utang Eropa telah menekan permintaan ekspor. 

Ekspansi  pada  produk  domestik  bruto  (PDB)  akan  sebesar  separuh  dari  PDB  kuartal  pertama  dan  mencatat  2.5%  dalam  basis  tahunan,  yang  masih  mencatat lebih pesat dari 1.5% kenaikan tahunannya yang terjadi di AS di kuartal kedua. 

Ekonomi Jepang diperkirakan akan terus tumbuh dan akan mencatat kinerja ekonomi yang lebih baik dibandingkan negara maju lainnya di tahun ini berkat  belanja pemerintah untuk kegiatan rekonstruksi pada kawasan yang terkena bencana gempa bumi tahun lalu di pantai timur laut Jepang. 

Namun, analis telah memangkas perkiraan untuk output pabrik menyusul perlambatan ekonomi Cina dan keraguan baru tentang prospek ekonomi AS  yang terlihat semakin jelas.  

Pekan ini mata investor akan tertuju pada serangkaian data ekonomi dari Cina dan juga lelang obligasi AS dan obligasi tenor 10 tahun dari pemerintah  Jerman.  Mereka  juga  akan  mencermati  langkah  ECB  terkait  pembelian  obligasi  dan  akan  meluncurkan  quantitative  easing  di  Eropa  sesuai  dengan  AS,  Inggria dan Jepang. 




AUSTRALIA
Australian dollar terakhir diperdagangkan pada level $1.0555 <AUD=D4>, kembali dimana sempat berada dalam 24 jam lalu mengikuti sesi yang  bertahan yang terlihat turun satu sen setengah.   

Australian dan New Zealand dollar bertahan mendekati level puncaknya yang pernah ada terhadap euro Jumat lalu setelah European Central Bank  cukup  mengecewakan  dengan  tidak  diluncurkannya  pembelian  obligasi  secara  langsung,  sementara  itu  permintaan  diluar  negeri  bertahan  terhadap dollar AS.  

Harga Australian bond futures naik tipis, mengikuti kekecewaan dari meeting European Central Bank (ECB)  




SWISS
• Euro rally terhadap dollar Jumat lalu, naik lebih dari 1 persen, setelah data jobs AS mendorong investor pada hasrat untuk (aset‐aset) resiko.

• Euro <EUR=> mencapai level tertingginya $1.2318 pada data Reuters dan sempat diperdagangkan pada level $1.2315, naik 1.1 persen.

• Telah naik 1.7 persen ke level 96.82 yen <EURJPY=>.

• Dollar merosot secara meluas karena kenaikan pada risk appetite. Telah anjlok 1.1 persen ke level 0.9710 Swiss franc <CHF=> dan melorot 0.9
persen terhadap kenaikan mata uang utama lainnya <.DXY>.

• Harga properti Swiss turun untuk pertama kalinya dalam empat tahun pada kuartal kedua, indeks UBS's real estate menunjukkannya Jumat lalu,
mendapat tekanan pada pasar perumahan yang dapat distabilkan setelah persyaratan lending untuk mortgages dperketat.