title cover

title cover

Wednesday, April 3, 2013

Headline News 03.04.13


US & GLOBAL
Bursa  saham  dunia  menguat  pada  hari  Selasa,  dengan  indeks  S&P  500  mendekati  level  all‐time  high,  sementara  dolar  rally  dari  level  terendah 1 bulan terhadap yen seiring ekspektasi Bank of Japan akan mengumumkan kelanjutan kebijakan moneter longgar pekan ini. 

Emas  jatuh  ke  level  terendah  2‐1/2  minggu,  tertekan  oleh  penguatan  dolar  dan  sikap  investor  yang  menjauhi  aset  aman  resiko  dan  membeli saham. Komoditas lainnya juga merosot, dengan tembaga jatuh ke level terendah 7 bulan akibat kekhawatiran terhadap kondisi  ekonomi global. 

Investor  akan  mencermati  hasil  keputusan  kebijakan  dari  sidang  BOJ  dan  ECB,  bersamaan  dengan  rilis  data  ketenagakerjaan  AS  untuk  periode Maret pada hari Jumat. 

Di Wall Street,  saham‐saham mengalami  rebound pasca koreksinya di hari Senin. Saham sektor kesehatan menguat menyusul  prospek  cerah  laporan  labanya  setelah  pemerintah  AS  membatalkan  rencana  untuk  mengurangi  pembayaran  bagi  asuransi  swasta  Medicare  Advantage,  dan  menggantinya  dengan  menaikkan  pembayaran  3.3%.  Berita  bahwa  Siprus  menyimpulkan  pembicaraan  bailout  telah  menambah keuntungan. 

  Dow Jones industrial average <.DJI> naik 89.16 poin atau 0.61% ke 14,662.01. Sedangkan Standard & Poor's 500 Index <.SPX> naik 8.08  poin atau 0.52% ke 1,570.25. Sementara Nasdaq Composite Index <.IXIC> bertambah 15.69 poin atau 0.48% ke 3,254.86.   

Saham  Eropa  rally  setelah  terkoreksi  dalam  dua  minggu,  didorong  oleh  Vodafone  terhadap  rumor  adanya  tawaran  multi‐miliar  pound  untuk kelompok telekomunikasi Inggris. FTSEurofirst 300 index <.FTEU3> naik 1.3% untuk ditutup di 1203.79. Sedangkan indeks ekuitas  dunia dalam MSCI naik 0.4% ke 359.84. 

Dolar  naik  0.2%  ke  93.39  yen.  BOJ  memulai  sidang  2  harinya  pada  hari  Rabu  ini  dan  secara  luas  diperkirakan  akan  meningkatkan  pembelian obligasi dan memperpanjang jatuh tempo dari obligasi yang dibeli di bawah kepemimpinan gubernur baru, Haruhiko Kuroda.  

Euro jatuh 0.2% ke $1.2816 setelah Markit's Eurozone Manufacturing PMI turun di bulan Maret menjadi 46.8 dari 47.9 di bulan Februari,  merupakan kali ke‐20 untuk indekx berada di bawah angka 50 yang mengisyaratkan sektor mengalami kontraksi. 

Data tersebut akan memperkuat ekspektasi bahwa Presiden Bank Sentral Eropa Mario Draghi akan memberikan pernyataan yang lebih  dovish  pada  pertemuan  outlook  kebijakan  moneter  ECB  pada  hari  Kamis  dan  dapat  memberikan  petunjuk  mengenai  kemungkinan  terjadinya pemangkasan suku bunga. 

Harga emas menembus intraday high di $1,603.60 per ons sebelum akhirnya turun dan bergerak di sekitar $1,575 per ons, turun dari  posisi Senin di $1,598.40. Emas sempat menyentuh intraday low di $1,573.39, level terendahnya sejak 8 Maret. 

Harga minyak turun karena pasokan cukup dan kekhawatiran atas laju pemulihan ekonomi di Amerika Serikat dan Eropa melebihi prospek  permintaan kuat di Asia. Brent <LCOc1> turun 39 sen ke $110.69 per barel. U.S. crude  <CLc1> naik 12 sen ke $97.19 per barel.  

Harga obligasi pemerintah mengalami penurunan dengan Treasury AS tenor 10 tahun turun 8/32 dengan yield naik ke 1.862 persen dari  1.84 persen di hari Senin sebelumnya. Bund futures Jerman juga terkoreksi. 


GOLD & COMMODITIES
Emas  melemah  1.5  persen  Selasa  lalu,  penurunan  harian  terbesar  yang  lebih  dari  satu  bulannya,  karena  optimisme  ekonomi  yang  mendorong ekuitas AS yang mendekati level tertinggi dan pelemahan dalam ketertarikan pada safe haven emas. 

Perak anjlok hampir 3 persen ke level terendah delapan bulan, dan grup logam platinum turun tajam, mengabaikan tingginya hasil dari  penjualan otomotif AS. 

"The hot money is going toward the S&P 500 right now," kata Jeffrey Sica, chief investment officer pada SICA Wealth Management, yang  terlihat mengelola lebih dari $1 milyar dalam aset‐asetnya.  


US & GLOBAL
Bursa  saham  dunia  menguat  pada  hari  Selasa,  dengan  indeks  S&P  500  mendekati  level  all‐time  high,  sementara  dolar  rally  dari  level  terendah 1 bulan terhadap yen seiring ekspektasi Bank of Japan akan mengumumkan kelanjutan kebijakan moneter longgar pekan ini. 

Emas  jatuh  ke  level  terendah  2‐1/2  minggu,  tertekan  oleh  penguatan  dolar  dan  sikap  investor  yang  menjauhi  aset  aman  resiko  dan  membeli saham. Komoditas lainnya juga merosot, dengan tembaga jatuh ke level terendah 7 bulan akibat kekhawatiran terhadap kondisi  ekonomi global. 

Investor  akan  mencermati  hasil  keputusan  kebijakan  dari  sidang  BOJ  dan  ECB,  bersamaan  dengan  rilis  data  ketenagakerjaan  AS  untuk  periode Maret pada hari Jumat. 

Di Wall Street,  saham‐saham mengalami  rebound pasca koreksinya di hari Senin. Saham sektor kesehatan menguat menyusul  prospek  cerah  laporan  labanya  setelah  pemerintah  AS  membatalkan  rencana  untuk  mengurangi  pembayaran  bagi  asuransi  swasta  Medicare  Advantage,  dan  menggantinya  dengan  menaikkan  pembayaran  3.3%.  Berita  bahwa  Siprus  menyimpulkan  pembicaraan  bailout  telah  menambah keuntungan. 

  Dow Jones industrial average <.DJI> naik 89.16 poin atau 0.61% ke 14,662.01. Sedangkan Standard & Poor's 500 Index <.SPX> naik 8.08  poin atau 0.52% ke 1,570.25. Sementara Nasdaq Composite Index <.IXIC> bertambah 15.69 poin atau 0.48% ke 3,254.86.   

Saham  Eropa  rally  setelah  terkoreksi  dalam  dua  minggu,  didorong  oleh  Vodafone  terhadap  rumor  adanya  tawaran  multi‐miliar  pound  untuk kelompok telekomunikasi Inggris. FTSEurofirst 300 index <.FTEU3> naik 1.3% untuk ditutup di 1203.79. Sedangkan indeks ekuitas  dunia dalam MSCI naik 0.4% ke 359.84. 

Dolar  naik  0.2%  ke  93.39  yen.  BOJ  memulai  sidang  2  harinya  pada  hari  Rabu  ini  dan  secara  luas  diperkirakan  akan  meningkatkan  pembelian obligasi dan memperpanjang jatuh tempo dari obligasi yang dibeli di bawah kepemimpinan gubernur baru, Haruhiko Kuroda.  

Euro jatuh 0.2% ke $1.2816 setelah Markit's Eurozone Manufacturing PMI turun di bulan Maret menjadi 46.8 dari 47.9 di bulan Februari,  merupakan kali ke‐20 untuk indekx berada di bawah angka 50 yang mengisyaratkan sektor mengalami kontraksi. 

Data tersebut akan memperkuat ekspektasi bahwa Presiden Bank Sentral Eropa Mario Draghi akan memberikan pernyataan yang lebih  dovish  pada  pertemuan  outlook  kebijakan  moneter  ECB  pada  hari  Kamis  dan  dapat  memberikan  petunjuk  mengenai  kemungkinan  terjadinya pemangkasan suku bunga. 

Harga emas menembus intraday high di $1,603.60 per ons sebelum akhirnya turun dan bergerak di sekitar $1,575 per ons, turun dari  posisi Senin di $1,598.40. Emas sempat menyentuh intraday low di $1,573.39, level terendahnya sejak 8 Maret. 

Harga minyak turun karena pasokan cukup dan kekhawatiran atas laju pemulihan ekonomi di Amerika Serikat dan Eropa melebihi prospek  permintaan kuat di Asia. Brent <LCOc1> turun 39 sen ke $110.69 per barel. U.S. crude  <CLc1> naik 12 sen ke $97.19 per barel.  

Harga obligasi pemerintah mengalami penurunan dengan Treasury AS tenor 10 tahun turun 8/32 dengan yield naik ke 1.862 persen dari  1.84 persen di hari Senin sebelumnya. Bund futures Jerman juga terkoreksi. 


GOLD & COMMODITIES
Emas  melemah  1.5  persen  Selasa  lalu,  penurunan  harian  terbesar  yang  lebih  dari  satu  bulannya,  karena  optimisme  ekonomi  yang  mendorong ekuitas AS yang mendekati level tertinggi dan pelemahan dalam ketertarikan pada safe haven emas. 

Perak anjlok hampir 3 persen ke level terendah delapan bulan, dan grup logam platinum turun tajam, mengabaikan tingginya hasil dari  penjualan otomotif AS. 

"The hot money is going toward the S&P 500 right now," kata Jeffrey Sica, chief investment officer pada SICA Wealth Management, yang  terlihat mengelola lebih dari $1 milyar dalam aset‐asetnya.  


EURO ZONE
Tingkat pengangguran zona euro stabil pada 12.0 persen bulan Februari, kantor statistik Uni Eropa Eurostat mengatakannya Selasa lalu, yang mana  dapat menambah tekanan untuk pemangkasan tingkat suku bunga oleh European Central Bank.  

Jumlah bulan Februari bersamaan dengan ekspektasi dari polling ekonom oleh Reuters, dan masih unchanged dari gambaran bulan Januari, yang  mana Eurostat merevisi naik menjadi 12.0 persen.  

Inflasi  Jerman  turun  ke  level  terendahnya  yang  lebih  dari  dua  tahun    pada  bulan  Maret,  kebanyakan  berkenaan  dengan  murahnya  energi,  dan  bertahan dibawah target European Central Bank untuk rangkaian tiga bulannya.  

Data awal yang dirilis dari kantor Statistik Selasal lalu menunjukkan consumer prices naik menjadi 1.4 persen pada basis tahunan pada bulan Maret,  kenaikan terkecilnya sejak bulan Desember 2010.  

Menteri  keuangan  Siprus  Michael  Sarris  berhenti  Selasa  lalu  setelah  menyimpulkan  pembicaraan  dengan  foreign  lenders  pada  bailout  yang  memaksa negara untuk menekan yang belum pernah terjadi sebelumnya kerugian pada bank depositors dengan imbalan bantuan.  


U.K.
Sterling memperdalam koreksinya pada hari Selasa setelah data ekonomi Inggris kembali dirilis mengecewakan, menambah resiko untuk terjadinya resesi  berikutnya.  Sterling  awalnya  tertekan  setelah  data  indeks  PMI  manufaktur  Inggris  hanya  naik  ke  48.3  di  bulan  Maret  dari  47.9  di  bulan  Februari,  yang  mengisyaratkan  sektor  masih  mengalami  kontraksi.  Sementara  data  lain  menunjukkan  mortgage  approvals  turun  untuk  kedua  kalinya,  menunjukkan  melemahnya pasar perumahan Inggris. 

Sterling terkoreksi hingga menembus di bawah $1.51 dan terakhir tercatat bergerak di sekitar $1.5105, atau turun 0.8% dibanding penutupan New York hari  Senin. 

Tidak seperti data sektor manufaktur, data PMI sektor jasa Inggris yang akan dirilis hari Kamis diperkirakan akan menunjukkan terjadinya ekspansi, dimana  akan memberikan sejumlah harapan unutk terhindarnya ekonomi dari resesi ketiganya. Pasar juga memprediksi BoE akan mempertahankan suku bunga  dan menahan diri dari langkah pembelian aset ketika mengadakan sidang regulernya hari Kamis dan hal ini berpeluang memicu rebound sterling dalam  jangka pendek. 

Pelaku pasar nampaknya cenderung akan menahan diri hingga dirilisnya data ketenagakerjaan AS hari Jumat nanti. Jika data dirilis optimis, maka berpotensi  mendorong  kenaikan  dolar  karena hal  tersebut  akan  memperkuat  indikasi  untuk  The  Fed  sebagai  benk  sentral  duni  pertama  yang  mengakhiri  program  pembelian asetnya.


JAPAN
Gubernur  Bank  of  Japan  yang  baru  Haruhiko  Kuroda  mengatakan  dia  menginginkan  mengkombinasikan  dua  skema  perbedaan  yang  digunakan bank sentral untuk membeli obligasi pemerintah, yang memperkuat ekspektasi pada keberanian stimulus moneter kedepannya  pada policy‐setting meeting hari Kamis.  

Kombinasi dua skema akan membuat kemudahan untuk BOJ dalam membeli obligasi jangka panjang karena Kuroda terlihat secara agresif  mengekspansi balance sheet bank sentral dan mencapai 2 persen inflasi dalam dua tahun.  


AUSTRALIA
Pasar  keuangan  tertahan  dari  satu  lagi  tingkat  suku  bunga  yang  bertahan  tahun  ini  oleh  bank  sentral,  yang  mana  terlihat  tanda‐tanda  pada  ekspansi dalam investasi non tambang terhadap ekonomi.  

Reserve Bank of Australia (RBA) meninggalkan tingkat suku bunga pada level tiga persen untuk bulan lainnya pada meeting dewan gubernur Selasa  lalu, seperti yang banyak diharapkan.  

Tresuri  Federal  Wayne  Swan  mengatakan  rendahnya  tingkat  suku  bunga  yang  terlihat  sejak  tahun  2011  mengalir  melalui  perekonomian  dan  menguntungkan keduanya untuk keluarga dan bisnis.  

"Today's  low  interest  rates  will  continue  to  support  sectors  under  pressure  from  global  headwinds,  the  high  dollar  and  a  cautious  consumer,"  katanya dalam suatu pernyataan.  

Pemilik  rumah  akan  melanjutkan  menyukai  keuntungan  dari  rendahnya  tingkat  suku  bunga,  dengan  Reserve  Bank  of  Australia  memilih  untuk  mempertahankan tingkat suku bunga pada bulan April.  

RBA menahan tingkat suku bunga pada level tiga persen, sama dengan level terendahnya yang tercatat, pada meeting anggota dewan gubernur  Selasa lalu.  


SWISS
Aktifitas di sektor manufaktur Swiss mengalami kontraksi di bulan Maret untuk pertama kalinya sejak Desember menyusul perusahaan cemas dengan kondisi  yang kurang stabil di zona euro. Swiss purchasing managers' index (PMI) turun ke 48.3 di bulan Maret dari 50.8 di bulan Februari, lebih rendah dari perkiraan  pasar di 50.2. Ini adalah kali pertama sejak Desember untuk indeks berada di bawah angka 50 yang mengisyaratkan sektor mengalami kontraksi. 

Sementara  data  lain  yang  belakangan  ini  dirilis  mengisyaratkan  melemahnya  ekonomi  Swiss.  Indikator  KOF,  sebuah  barometer  untuk  melihat  performa  ekonomi Swiss dalam kurun waktu 6 bulan kedepan, juga menurun lebih rendah dari perkiraan di bulan Maret. 

Rilis  buruk  data‐data  tersebut  ditambah  oleh  menguatnya  bursa  saham  Amerika  telah memicu  tekanan  jual  franc  Swiss  terhadap  dolar.  Meskipun  masih  relatif terbatas, namun dolar berhasil rebound dari level intraday low di 0.9445 franc ke sekitar 0.9490, atau naik 0.3% dibandingkan penutupan New York  hari Senin. 

Pelaku pasar nampaknya cenderung akan menahan diri hingga dirilisnya data ketenagakerjaan AS hari Jumat nanti. Jika data dirilis optimis, maka berpotensi  mendorong  kenaikan  dolar  karena  hal  tersebut  akan  memperkuat  indikasi  untuk  The  Fed  sebagai  benk  sentral  duni  pertama  yang  mengakhiri  program  pembelian asetnya.