title cover

title cover

Wednesday, July 31, 2013

Headline News 31.07.13

US & GLOBAL
• Bursa saham naik tipis ditengah kondisi perdagangan yang fluktuatif pada hari Selasa, menyusul investor memposisikan diri menjelang sidang bank sentral AS, Inggris dan Eropa pekan ini, sementara dolar merangkak naik dari level terendah 5 pekan.

• Meningkatnya kepercayaan bisnis dan konsumen zona euro memberikan dorongan awal bagi bursa saham menjelang keputusan sidang The Fed, ECB dan BoE serta data non‐farm payrolls AS untuk periode Juli.

• Usai tutup sesi New York, saham berjuang untuk mempertahankan keuntungan dan indeks berbalik flat atau negatif. Verizon dan Mosaic memimpin tekanan jual pada sektor telekomunikasi dan material. Namun menjelang tutup pasar global, investor kembali memburu saham‐saham AS, dan berhasil mendorong naiknya 2 indeks utama.

"We're up against 1,700 on the S&P so it would take a lot to make it move substantially higher. The nearest things on the horizon are the Fed meeting and the jobs number, so I think we're going to tread water here until that," kata Jack de Gan, kepala investasi pada Harbor Advisory Corp di Portsmouth, New Hampshire.

Dow Jones industrial average <.DJI> berakhir melemah 1,38 poin atau 0,01% di 15520,59. Sedangkan Standard & Poor's 500 Index <.SPX> naik 0,63 poin atau 0,04% di 1685,96. Sementara Nasdaq Composite Index <.IXIC> naik 17,33 poin atau 0,48% di 3616,47.

• Indeks saham global MSCI naik 0,1%, sementara indeks FTSEurofirst 300 <.FTEU3> ditutup hampir flat.

• Saham produsen kalium atau potasium dan perusahaan terkait pertanian bergejolak setelah Uralkali <URKA.MM> Rusia membongkar salah satu kemitraan kalium terbesar di dunia dengan menarik keluar Belarus Potash Co. Uralkali mengatakan keputusan ini mungkin menyebabkan penurunan global harga kalium di bawah $300 per ton pada paruh kedua tahun 2013, dari $400 per ton saat ini. Di sesi New York, Mosaic Co <MOS.N> turun 17,4%, Potash Corp <POT.N> merosot 16,2% dan Agrium Inc <AGU.N> turun 5%.

• Indeks dolar berlanjut menjauhi level terendah 5 pekan yang dicapai hari Senin dipicu maraknya short covering pasca koreksinya selama 2 pekan terakhir menjelang keputusan The Fed dan data pekerjaan AS. Indeks dolar terakhir tercatat naik 0,2%.

"I think the Fed is not going to want to rock the boat, but what could change market expectations is the U.S. data that is coming out. It is not only the Fed that is coming up tomorrow, we also have U.S. second‐quarter GDP, ISM data and on Friday we have nonfarm payrolls ... if these come in strong, the market is going to start pricing in a faster tapering cycle again," kata Alvin Tan, FX strategist pada Societe Generale.

• Pelaku pasar uang juga mencermati pergerakan dolar Australia (Aussie), yang mencatat level terendah 2 pekan setelah komentar dari gubernur RBA memunculkan indikasi akan dipangkasnya suku bunga pada sidang RBA pekan depan.

• Di pasar Asia, indeks Nikkei naik 1,5% seiring melemahnya yen, meskipun bursa saham ditempat lain ditutup flat. Aksi bank sentral Cina yang menyuntikkan dana segar untuk pertama kalinya kedalam pasar uang sejak Februari telah diimbangi oleh rilis data yang beragam.

• Komoditas masih mengalami tekanan terkait outlook Cina. Hasil jajak pendapat Reuters menunjukkan sektor manufaktur Cina melemah di bulan Juli untuk pertama kalinya dalam 10 bulan terakhir. Tembaga menembus level terendah 3 pekan, emas turun 0,1% dan minyak AS terkoreksi 1,4% di $103,11 per barel.

Bund futures Jerman diperdagangkan relatif stabil di 142,41 sebelum sidang ECB, dimana diprediksi bank sentral Eropa tersebut akan memberikan rincian rencananya untuk memberikan "forward guidance" untuk suku bunga yang untuk pertama kalinya.
  • Harga Treasury AS mengalami tekanan menjelang rilis data PDB‐Q2 AS, testimoni The Fed dan pengumuman pendanaan Treasury berikutnya, yang kesemuanya akan dirilis di hari Rabu ini. Treasury AS tenor 10 tahun turun 1/32 dengan yield di 2,6007 persen dari 2,61 persen di hari Senin.



GOLD & COMMODITIES
Pergerakan Emas sedikit melemah di tengah sepi sesi perdagangan pada hari Selasa seiring para trader menunggu pernyataan kebijakan Federal Reserve pada hari Rabu yang dapat memberikan petunjuk akan rencana program pembelian obligasi tersebut.

Bullion mengalami kerugian akibat tanda‐tanda perekonomian AS mungkin melambat seiring rilis data yang memperliatkan harga rumah di bulan Mei naik kurang dari yang diharapkan dan kepercayaan konsumen menyusut di bulan Juli.

The Fed dijadwalkan akan merilis pernyataan kebijakan Rabu sore setelah pertemuan dua hari. Trader akan mencari petunjuk kapan bank sentral AS akan mulai memberikan keputusan akan pembelian obligasi bulanan sebesar 85 milyar.

Emas melemah signifkan sebesar 5 persen setelah pertemuan Fed pada bulan Juni ketika memberikan sinyal secara eksplisit akan perubahan era dari kemudahan finasial. Namun, pernyataan berikut, ketua Fed Ben Bernanke tentang perlunya menjaga kebijakan stimulatif terhadap negara yang memiliki inflasi yang rendah dan pasar yang tidak menentu memicu rally emas.

"If Bernanke comes out and specifically indicates that there is underlying weakness in the jobs market, then I think gold is going to go much higher," ucap Jeffrey Sica, chief investment officer di Sica Wealth.

Harga spot emas <XAU=> turun 58 sen menjadi 1,326.41dollar/ounce, setelah diperdagangkan dalam range yang kecil sebesar $ 10.

Data Reuters menunjukkan bahwa emas berjangka AS untuk periode Agustus <GCQ3> ditutup melemah 4,40 dollar ke level 1.324 dollar/ounce, dengan volume perdagangan sekitar 20 persen di bawah rata‐rata 30‐hari.


OIL & COMMODITIES
Oil merosot Selasa lalu dan rentang antara WTI crude dan Brent melebar karena para trader memperkirakan dana yang cepat bergerak dalam harga AS telah terlalu jauh, sementara itu beberapa menahan ketat dari kedepannya meeting the Fed AS.

Penurunan dalam oil futures diikuti rally dalam kedua benchmark ke level tertingginya dalam beberapa bulan diatas level $109 dalam pertengahan Juli, yang mana menarik spekulator bullish dan hedge fund besar masuk kedalam pasar. Crude AS pada umumnya telah mengalami rally ke level tertingginya dalam 16 bulan karena perkembangan infrastruktur yang memperbolehkan oil dalam daratan Cushing, Oklahoma, tempat pengiriman untuk US futures, mengalir ke pesisir AS.

"It's a continuation of the bearish momentum since we peaked about two weeks ago," kata Stephen Schork, editor dari The Schork Report.

EURO ZONE
Rilis data pada hari Selasa menungjukkan bahwa Inflasi tahunan Jerman mengalami peningkatan lebih dari yang diharapkan pada bulan Juli, mendorongnya untuk menyentuh level tertinggi tahun ini, namun masih berada di bawah target Bank Sentral Eropa yang hanya di bawah 2 persen pada zona euro secara keseluruhan.

Biaya pangan yang lebih tinggi membantu mendorong kenaikan tahunan 1,9 persen yang termasuk biaya akan kebutuhan pada bulan Juli setelah 1,8 persen meningkat pada bulan sebelumnya. Perkiraan konsensus dalam jajak pendapat Reuters dari para ekonom melambat sebesar 1,7 persen.

"It's not worrying at all for anyone. Household wages are rising by about 3 percent per year so their purchasing power should be rising so they should be fine unless inflation were to rise further," ucap Christian Schulz di Berenberg Bank.

Inflasi yang meningkat secara moderat, dikombinasikan dengan indeks pengangguran dan kenaikan upah yang kuat, membantu mendorong semangat di kalangan konsumen hingga menyentuh level tertinggi dalam hampir enam tahun, sebuah survei GfK menunjukkan pada Selasa. Pemerintah mengandalkan konsumsi swasta untuk pelampung pertumbuhan tahun ini karena ekspor melemah.


U.K.
Sterling jatuh ke level terendah 2 pekan terhadap euro pada hari Selasa menyusul meningkatnya permintaan akhir bulan terhadap mata uang tunggal Eropa. Sterling juga terlihat  melemah terhadap dolar, setelah investor melihat kecenderungan sterling untuk melemah lebih lanjut dalam pekan ini. 

Komite  kebijakan moneter  Bank of  England  nampaknya akan menegaskan  kembali  komitmennya  untuk  mempertahankan  suku bunga  yang  lebih  rendah  untuk periode  yang  panjang  dalam  sidangnya  yang  akan  digelar  pada  Rabu‐Kamis  pekan  ini.  Bank  sentral,  di  bawah  komando  Mark  Carney,  diprediksi  akan  berencana  memberikan  “forward  guidance”  kebijakan  moneter  yang  berpotensi  menekan  sterling.  Testimoni  usai  sidang  reguler  diharapkan  akan  memberikan  penjelasan  yang  lebih  rinci,  meskipun  hal  ini  nampaknya belum akan disampaikan hingga dirilisnya Laporan Inflasi Kuartalan di pekan depan. Pasar memprediksi belum akan ada perubahan suku bunga ataupun quantitative  easing dalam sidang BoE di hari Kamis mendatang. 

ECB dan The Fed juga akan bersidang pekan ini dan diperkirakan akan menegaskan kembali komitmen mereka untuk mempertahankan suku bunga rendah. 

Euro  menguat 0,6% ke sekitar  0,8700 pound,  setelah menembus level  tertinggi 2 pekan di 0,8706  pound. Mata uang  tunggal  telah mencatat  ekspansi dalam 6 sesi  terakhir.  Sterling juga melemah 0,6% terhadap dolar di sekitar $1,5245 dibandingkan dengan posisi penutupan New York hari Senin. 

Transaksi  terhadap  GBP/USD  dan  EUR/GBP  nampaknya  akan  menurun  hingga  dirilisnya  Laporan  Inflasi  Kuartalan  di  pekan  depan,  ketika  BoE  diperkirakan  akan  memberikan  forward guidance

Disamping sidang The Fed, pelaku pasar juga akan mencermati sejumlah data ekonomi AS yang puncaknya akan tertuju pada data non‐farm payrolls hari Jumat. Pelemahan dolar  telah dimulai pada 10 Juli lalu, ketika minutes dari sidang The Fed bulan Juni telah membuat investor berpikir dua kali tentang kapan bank sentral AS akan mulai mengurangi  stimulus. Bulan lalu The Fed mengatakan pihaknya memprediksi akan mulai mengurangi pembelian obligasi senilai $85 milyar per bulan di akhir tahun ini. Ketua The Fed Ben  Bernanke kemudian mempertegas sikapnya bahwa langkah pengurangan stimulus tidak di tetapkan secara pasti dan akan bergantung pada perkembangan kondisi ekonomi yang  terjadi, sebuah komentar yang kemudian mendorong kenaikan pada bursa saham Wall Street dan pasar obligasi. 


JAPAN
Factory output Jepang melemah lebih besar dalam dua tahunnya pada bulan Juni meskipun pasar tenaga kerja membaik, suatu tanda kebijakan Perdana Menteri Shinzo Abe yang pro‐pertumbuhan yang telah berkembang tetapi masih harus jauh lebih dikembangkan pada durable recovery.

• Penurunan pertamanya pada industrial production dalam lima bulan ini sebagian besar menggambarkan bahwa manufaktur mencoba untuk menghindari kenaikan inventori, dan mereka memperkirakan kenaikan yang cepat pada bulan Juli ini.

• Tingkat terbaik dalam unemployment/pengangguran dan ketersediaan pekerjaan sejak tahun 2008 merupakan harapan yang baik untuk pembelanjaan swasta yang telah diupayakan oleh Abe untuk memicu kebijakan moneter yang agresif dan stimulus fiskal sejak dia menjabat pada bulan Desember.

• Menteri Perekonomian Jepang Akira Amari mengatakan bahwa menghindari rencana menaikkan pajak penjualan tidaklah pilihan kecuali jika terdapat guncangan eksternal yang signifikan terhadap perekonomian seperti krisis keuangan Lehman.


AUSTRALIA
• Australia's top central banker telah mengisyaratkan bahwa suku bunga dapat dipotong lagi dalam rangka untuk meningkatkan kepercayaan bisnis.

• Gubernur Glenn Stevens, Reserve Bank of Australia mengatakan pada saat business lunch pada hari Selasa bahwa kepercayaan bisnis yang cenderung tanpa perubahan adalah sebuah kekhawatiran, dan kebutuhan untuk memperbaiki untuk membantu menyeimbangkan perekonomian Australia seiring investasi pertambangan yang melemah.

"There are clearly signs of policy working in this respect, though not, to date, by so much that we see a serious impediment to further easing, were that to be appropriate from an overall macroeconomic point of view," ucap Mr Stevens.

• Dia mengatakan data inflasi terbaru tidak merubah penilaian RBA bahwa prospek inflasi dan tentang pemotongan suku bunga lebih lanjut.

• Mr Stevens mengatakan hal itu dipahami dengan baik bahwa investasi pertambangan melemah.
  • "We would like to see a `rotation' to other sorts of demand as the resources sector demand slows," ucap nya.


SWISS
Franc Swiss merayap naik terhadap euro dan juga dolar pada perdagangan hari Selasa ditengah perdagangan yang tipis menjelang keputusan sidang reguler The Fed pada Rabu  malam  nanti.  Investor  menahan  diri  sembari  menunggu  testimoni  The  Fed    untuk  melihat  apakah  bank  sentral  AS  tersebut  akan  memulai  langkah  pengurangan  program  pembelian obligasinya. The Fed diprediksi akan menegaskan kembali komitmennya untuk mempertahankan suku bunga rendah untuk jangka waktu yang lebih lama. 

Dolar melemah 0,2% terhadap franc Swiss di sekitar 0,9290 franc dibandingkan dengan posisi penutupan New York hari Senin. Sedangkan euro melemah 0,15% terhadap franc di  sekitar 1,2328 franc. 

Data manufaktur AS yang akan dirilis hari Kamis diharapkan akan memberikan arah yang jelas terhadap prospek ekonomi AS, meskipun kondisinya masih krusial hingga dirilisnya  data non‐farm payrolls AS di hari Jumat, dimana The Fed akan mencermati data tingkat pengangguran sebelum memutuskan untuk mengurangi stimulusnya. 

Data indeks KOF, barometer untuk indikator utama Swiss, diprediksi meningkat ke 1,21 di bulan Juli dari 1,16 di bulan Juni, berdasarkan survey yang dilakukan oleh Dow Jones  Newswires. Barometer tersebut diprediksi melanjutkan peningkatannya, menyusul indeks PMI zona euro, sebagai mitra dagang terbesar Swiss, berhasil mencatat ekspansi untuk  pertama kalinya sejak Januari 2012, mengisyaratkan kawasan telah berangsur pulih dari resesinya. Data ini dijadwalkan akan dirilis pada hari Rabu, 31 Juli, pukul 14.00 wib. 


Pelemahan dolar telah dimulai pada 10 Juli lalu, ketika minutes dari sidang The Fed bulan Juni telah membuat investor berpikir dua kali tentang kapan bank sentral AS akan mulai  mengurangi stimulus. Bulan lalu The Fed mengatakan pihaknya memprediksi akan mulai mengurangi pembelian obligasi senilai $85 milyar per bulan di akhir tahun ini. Ketua The  Fed  Ben  Bernanke  kemudian  mempertegas  sikapnya  bahwa  langkah  pengurangan  stimulus  tidak  di  tetapkan  secara  pasti  dan  akan  bergantung  pada  perkembangan  kondisi  ekonomi yang terjadi, sebuah komentar yang kemudian mendorong kenaikan pada bursa saham Wall Street dan pasar obligasi.