title cover

title cover

Tuesday, November 13, 2012

Headline News 13.11.12


US & GLOBAL
Bursa saham AS bergerak tipis karena investor menahan diri sebelum adanya debat kebijakan soal “tebing fiskal” AS (kenaikan pajak dan  pemangkasan anggaran belanja pemerintah) yang sedianya akan diberlakukan awal tahun depan. Rilis optimis data ekonomi Cina dan  tertundanya keputusan pemberian bantuan Yunani juga menjadi topik hangat sepanjang perdagangan Senin kemarin. 

Berita mengenai kenaikan tajam ekspor Cina di bulan Oktober, indikasi bahwa ekonomi sedang menguat, menjadikan alasan investor  untuk memburu aset‐aset beresiko. Pasar obligasi AS tutup paa hari Senin kemarin berkenaan dengan hari libur Veterans Day

Namun  pasar  saham  mencatat  kenaikan  yang  terbatas  akibat  keprihatinan  terhadap  kondisi  ekonomi  zona  euro  dan  kemungkinan  terjadinya kenaikan pajak dan pemangjasan anggaran belanja pemerintah yang akan diberlakukan awal tahun depan.  

Di Wall Street, indeks S&P 500 masih mencatat naik 10% di tahun ini. 

Di Chicago, harga gandum berjangka jatuh di tengah gelombang technical selling, dengan kedelai tenggelam ke level terendah 4‐1/2‐ bulan yang hampir menghapus keuntungan akibat kekeringan musim panas ini. Harga mengalami tekanan setelah Departemen Pertanian  AS  pada  hari  Jumat  lalu  menaikkan  estimasi  untuk  produk  kedelai  lebih  dari  yang  diperkirakan  sebelumnya  dan  menaikkan  proyeksi  untuk  stok  global.  Harga  kedelai  berjangka  kontrak  Januari  <SF3>  jatuh  3.08%  ke  $14.065  per  gantang  di  Chicago  Board  of  Trade.  (1  gantang = 3.125 kg). 

Euro  bergerak  relatif  flat  terhadap  dolar  namun  berada  di  sekitar  level  terendah  2  bulan  di  $1.2707  dipicu  ketidakpastian  mengenai  paket bantuan Yunani. Euro terkoreksi sekitar 1.9% terhadap dolar sepanjang November ini. 

Pekan lalu pasar saham tertekan oleh kekhawatiran mengenai apakah akan tercipta solusi untuk menghindari terjadinya “tebing fiskal”,  dimana jika solusi tidak tercapai maka dapat mengancam perekonomian AS jatuh kedalam resesi.  

Dow Jones industrial average <.DJI> berakhir turun 0.23 poin atau 0.00% di 12,815.16. Sedangkan Standard & Poor's 500 Index <.SPX>  naik 0.15 poin atau 0.01% di 1,380.00. Sementara Nasdaq Composite Index <.IXIC> turun 0.62 poin atau 0.02% di 2,904.25.   

Di belahan bumi lainnya, laporan akhir pekan menunjukkan pertumbuhan ekspor Cina meningkat ke level tertinggi 5 bulan, dimana turut  menambah rilis positif data ekonomi Cina belakangan ini yang mengindikasikan pelambatan yang terjadi selama 7 kuartal berturut‐turut  telah berakhir. 

Meskipun Yunani menyetujui anggaran penghematan yang sulit untuk 2013 pada hari Minggu, pemberi pinjaman internasional masih  perlu menyepakati bagaimana membuat utang berkelanjutan ke dekade berikutnya. Indeks ekuitas global MSCI turun 0.14% di 322.79. Di  pasar Eropa, FTSEurofirst 300 Index <.FTEU3> turun 0.26% di   1,094.35 setelah merosot 1.6% pekan lalu. London's FTSE 100  <.FTSE>  turun 0.04% dan Frankfurt's DAX <.GDAXI> naik 0.07% sementara Paris' CAC‐40 <.FCHI> turun 0.35%. 

Ketidakpastian  seputar  pemberian  baiout  Yunani  dan  kondisi  keuangan  AS  telah  mendorong  naiknya  obligasi  Jerman,  dengan  yield  obligasi tenor 10 tahun stabil di 1.35%. 

Di pasar minyak, kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi AS dan rilis pesimis data ekonomi Jepang telah menekan harga minyak. Brent  crude oil futures <LCOc1> turun 37 sen ke $109.01 setelah mencatat naik 2% di hari Jumat. Sedangkan . U.S. oil <CLc1> turun 40 sen di  $85.67  setelah  ditutup  naik  lebih  dari  1%  di  pekan  lalu.  Sedangkan  harga  emas  tercatat  di  $1,727.09  per  ounce,  jauh  di  atas  level  terendah 2 bulan di sekitar $1,672 yang tercipta pekan lalu. 


GOLD & COMMODITIES
Logam  mulia  Senin  kemarin  bergerak  mengikuti  aset  beresiki  setelah  para  menteri  keuangan  Eropa  memberikan  tambahan  waktu  2 
tahun lagi untuk memenuhi target pemangkasan anggaran seperti yang diinginkan pihak Eropa (Troika). 

Sementara di sisi lain, setelah Yunani memperketat reformasi struktural  (Rabu  pekan lalu) dan menekan anggaran (dalam voting hari 
Minggu lalu), para petinggi keuangan Eropa justru masih belum mencapai kesepakatan untuk mencairkan dana bantuan darurat lebih 
lanjut ke Yunani, sehingga memberikan tekanan pada harga emas karena aksi profit‐taking investornya. 

Pekan lalu, maraknya aksi beli emas, mendorong harganya naik 3,2% ‐ sekaligus sebagai kenaikan terbesarnya sejak akhir Agustus untuk 
basis mingguan. 

Terpilihnya Obama (dari Partai Demokrat) sebagai presiden AS untuk 2 kali masa jabatan, merupakan faktor‐faktor yang ke depannya 
mendukung harga emas. Sementara kebijakan Obama yang cenderung pro pada pelonggaran kebijakan moneter menjadi faktor lain yang 
akan mendukung kenaikan harga emas, di samping faktor musiman (perayaan keagamaan dan budaya di India akhir tahun ini serta Cina 
nantinya) yang biasanya meningkatkan permintaan emas di pasar fisik. 

Untuk itu perlu diwaspadai fluktuasi dan volatilitas besar harga emas di akhir tahun ini, jika 
konsolidasi menyentuh level‐level support 


OIL & COMMODITIES
Harga  minyak  turun  ditengah  perdagangan  yang  rentan  tekanan  pada  hari  Senin,  menyusul  pandangan  pasar  terbagi  antara  masalah 
fiskal AS terhadap tekanan geopolitik dan kuatnya permintaan minyak dari Cina. 

Harga  bergerak  fluktuatif  sebelum  akhirnya  ditutup  melemah  di  sesi  sore  New  York  setelah  investor  dicemaskan  oleh  kemungkinan 
terjadinya “tebing fiskal” (kenaikan pajak dan pemangkasan anggaran belanja pemerintah). 

Sementara  dukungan  positif  awalnya  datang  dari  CIna  setelah  permintaan  minyak  meningkat  6.5%  di  bulan  Oktober  dari  tahun 
sebelumnya, terdorong oleh upaya peningkatan stok dan kapasitas produksi yang baru. 

Selain  itu,  tentara  Israel  menembakkan  peluru  tank  ke  Suriah  dalam  menanggapi  sebuah  mortir  Suriah  yang  melanda  Dataran  Tinggi 
Golan, menambah kekhawatiran Israel bisa terseret ke dalam konflik. 

Ketegangan  di  Timur  Tengah,  termasuk  kebuntuan  Barat  dengan  Iran  atas  program  nuklir  negara  OPEC,  telah  mengangkat  minyak 
sepanjang  tahun,  sementara  kekhawatiran  terhadap  dampak  dari  lemahnya  ekonomi  global  pada  permintaan  bahan  bakar  telah 
mendorong harga turun. 

Brent December crude <LCOc1> turun 33 sen di $109.07 per barel, di bawah MA‐100 di sekitar $109.19. Sedangkan U.S. December crude 
<CLc1> turun 50 sen di $85.57 per barel. 

Data  stok  mingguan  minyak  dari  American  Petroleum  Institute  (API)  dan  U.S.  Energy  Information  Administration  (EIA)  yang  biasanya 
dirilis pada hari Selasa dan Rabu, pekan ini masing‐masing ditunda sehari karena adanya hari libur Veterans Day di AS.  

EURO ZONE
Zona Eropa belum akan memberikan bantuan lebih lanjut pada Yunani Senin kemarin, meskipun negara tersebut sudah memenuhi persyaratan untuk paket bantuan darurat 
senilai 31,5 milyar euro tersebut menyusul pada hari Minggu (11/Nov)  sudah memutuskan menyetujui pengetatan anggaran 2013 dan Rabu pekan lalu telah memenangkan 
voting untuk reformasi struktural lebih lanjut. 

Namun sejumlah pejabat mengatakan bahwa dananya belum akan dicairkan. 

"I am impressed by Greece's recent performance. Greece is on track to meet its commitments step by step. There won't be any definitive decisions today, but I think the general 
feeling is that we would like the next disbursement to done in the most efficient way possible," demikian tandas Jean‐Claude Juncker, ketua umum menteri‐menteri keuangan 
Eropa kemarin. 

Analisa hutang melihat bagaimana mengurangi hutang Yunani dari estimasi 190% tahun 2013 menjadi sekitar 120 persen pada 2020 – sebuah level sustainable dari IMF untuk 
jangka panjang. Namun masih belum jelas kapan analisis tersebut akan selesai. 

Sabtu  lalu  seorang  anggota  ECB,  Joerg  Asmussen,  kepada  media  cetak  Belgia,  De  Tijd,  mengatakan  bahwa  Yunani  akan  gagal  memenuhi  target  tahun  2020  jika  masih 
menggunakan kebijakannya saat ini.  

Selama  belum  ada  persetujuan  (hasil  akhir)  dari  analisa  hutang  tersebut,  maka  parlemen  Yunani  belum  akan  memperoleh  persetujuan  pencairan  dana  bantuan  darurat 
berikutnya – yang dibutuhkan untuk membayar hutang dan menopang sektor perbankan. 

Tenggat waktu semakin dekat karena Yunani harus menebus 5 milyar euro obligasi pemerintahnya pada 16 November ini dan memang mengandalkan dana darurat tambahan 
dari zona euro untuk menutupnya. Kalau tidak terpenuhi, maka Yunani akan melakukan roll‐over

Namun seorang pejabat tinggi eropa menegaskan bahwa para menteri keuangan Eropa menyadari tenggat waktu Yunani di tanggal 16 November, dan menyatakan bahwa tidak 
akan ada default (gagal bayar) seketika.  

Ketidakpastian di Yunani serta Eropa secara umum terus memberikan tekanan terhadap mata uang euro ke level terendah 2 bulan atas dolar AS, di 1.2698, selain kekhawatiran 
fiscal cliff AS. Sementara tekanan EURUSD terhambat dan sempat terjadi fluktuasi ringan setelah data perdagangan Cina periode Oktober kembali menunjukkan indikasi bahwa 
perlambatan ekonomi tidak seburuk yang dikhawatirkan – khususnya di tengah Kongres 10‐tahunan Rakyat Cina saat ini yang merupakan masa transisi kepemimpinan di negeri 
Tirai Bambu tersebut. 


U.K.
Sterling  menembus  level  terendah  2  bulan  terhadap  dolar  pada  hari  Senin,  melanjutkan  pelemahannya  setelah  dampak  dari  kebijakan  moneter  dari 
perubahan pembelian obligasi pekan lalu dan sikap hati‐hati investor menjelang rilis Laporan Inflasi Bank Sentral Inggris pada hari Rabu. 

Sterling turun 0.15% ke $1.5880, setelah mencatat intraday low di $1.5865, level terendahnya sejak 5 September. Sterling telah mengalami tekanan setelah 
di  hari  Jumat  lalu  kementrian  keuangan  Inggris  mengatakan  akan  menggunakan  pendapatan  dari  program  pembelian  obligasi  Bank  of  England  untuk 
mengurangi penerbitan utang jangka pendek. Gubernur BoE Mervyn King mengatakan langkah tersebut setara dengan pelonggaran moneter sederhana. 

Saat  ini pasar akan mencermati BoE's  Inflation Report pada hari Rabu besok  dimana bank  akan  merilis proyeksi  pertumbuhan  dan inflasi untuk melihat 
indikasi outlook ekonomi dan prospek kelanjutan kebijakan moneter longgar di masa mendatang. 

Serangkaian data ekonomi Inggris seperti data inflasi pada hari Selasa ini, data pekerjaan pada hari Rabu dan retail sales pada hari Kamis, akan memberikan 
indikasi outlook ekonomi di kuartal keempat setelah mencatat pertumbuhan yang solid di kuartal ketiga lalu. 


JAPAN
Pesimisme data pertumbuhan ekonomi Jepang di kuartal Juli‐September, yang relatif sesuai dengan estimasi pasar, ternyata hanya mengundang reaksi 
terbatas di yen, yang bergerak sempit di areal pertengahan 79an (fluktuatif naik‐turun di sekitar 79.50). 

Indeks Nikkei Jepang melanjutkan tekanan dalam 6 hari berturut‐turut untuk ditutup di level terendah 4 pekan Senin kemarin, akibat masih cenderung 
menguatnya yen menyusul rilis pesimis data pertumbuhan ekonomi Jepang di kuartal Juli‐September, uncertainty kondisi Eropa, khususnya Yunani di saat 
ini, serta kekhawatiran fiscal‐cliff AS pasca pemilu presiden yang dimenangkan kembali oleh Barrack Obama. 

Data GDP Q3 Jepang yang dirilis kemarin menunjukkan pertumbuhan ekonominya terkontraksi untuk pertama kali selama 3 kuartal terakhir, sebesar ‐3.5% 
(Y/Y) – yang kian menyurutkan minat investor pada aset‐aset beresiko. Penurunan GDP Jepang tersebut sekaligus merupakan penurunan tertajamnya sejak 
Jepang terkena musibah gempa dan tsunami besar pada Maret 2011 lalu, yang mengakibatkan krisis nuklir. 

"Judging  from  recent  economic  indicators,  the  possibility  cannot  be  ruled  out  that  the  Japanese  economy  is  already  in  a  recessionary  phase,"  demikian 
dikatakan  menteri  perekonomian  Jepang,  Seiji  Maehara,  mengomentari  data  pertumbuhan  ekonomi  Jepang  tersebut.  Dan  hal  ini  pun  meningkatkan 
estimasi di pasar bahwa BoJ akan kembali melonggarkan kebijakan moneternya lebih lanjut untuk memacu pemulihan ekonominya. 

Isu sengketa wilayah Jepang‐Cina yang memicu aksi protes anti‐produk Jepang di Cina, disinyalir akan menjadi faktor penekan pertumbuhan ekonomi Cina 
di kuartal mendatang. 


AUSTRALIA
Zhang Ping, kepala National Development & Reform Commission Cina, menegaskan Sabtu pekan kemarin bahwa pihaknya optimis target pertumbuhan 
7,5% tahun 2012 dapat tercapai. 

Jumat  lalu  data  ekonomi  Cina  menunjukkan  fixed  asset  investment  naik  20,7%  dalam  10  bulan  pertama  tahun  ini,  sementara  industrial  production‐nya 
meningkat melampaui estimasi untuk periode Oktober. 

Import  bijih  besi  Cina,  sebagai  konsumen  terbesarnya  di  dunia,  pun  melonjak  13%  di  bulan  Oktober  untuk  basis  tahunan,  dan  telah  mengalami 
peningkatan secara steady sejak Agustus lalu. Trader mengatakan bahwa kabar dari Cina tersebut merupakan pendorong positif bagi AUDUSD, karena 
Australia merupakan eksportir utama bahan mentah ke Cina.   

AUDUSD berusaha bertahan di atas areal 1.0400an, kembali mencoba mendekati intraday high hampir selama 2 bulan di 1.0480 yang dicapainya pekan 
lalu, namun pada penutupan perdagangan di pekan tersebut masih berada di bawah areal 1.0400. 

Terkait dengan optimisme data ekonomi Cina di satu sisi dan kekhawatiran di Eropa dan AS di sisi lain, mengundang prospek Aussie dollar yang beragam 
dari para analis. UBS menyatakan optimisme data perdagangan di Cina tidak serta‐merta memicu alasan utama untuk membeli AUDUSD. Menurut UBS, 
secara valuasi impor bijih besi oleh Cina justru merosot 21% sehingga pihaknya masih berpandangan bearish untuk AUDUSD ke depannya. 

SocGen  di  lain  pihak  mengatakan  bahwa  AUDUSD  masih  potensial  untuk  mengalami  kenaikan  lebih  lanjut  selama  tekanan  perekonomian  Cina  tidak 
terjadi  secara  tiba‐tiba,  mengejutkan  dan  lebih  dalam  dari  dugaan.  Sementara  potensial  penguatan  AUDUSD  lainnya  datang  dari  komentar  Moody’s 
Investors Service yang mengatakan bahwa peringkat hutang triple‐A Australia masih aman. 


SWISS
Franc Swiss menguat terhadap euro dan bergerak relatif stabil terhadap dolar pada hari Senin menyusul kekhawatiran mengenai utang Yunani, 
dengan pertemuan para menteri keuangan zona euro kemungkinan tidak akan menyetujui untuk merilis dana bailout baru. 

Euro terkoreksi ke 1.2045 franc, level terendahnya dalam 2 bulan sebelum akhirnya bergerak di sekitar 1.2050 franc. 

Tekanan  terhadap  euro  meningkat  setelah  dilaporkan  Yunani  harus  menebus  obligasinya  senilai  5  milyar  euro  pada  16  November  sementara 
negara tersebut telah mengandalkan kas dari bantuan tahap berikutnya. 

Sedangkan  franc  bergerak  relatif  stabil  terhadap  dolar,  setelah  masalah  krisis  fiskal  AS  telah  memberi  dukungan  terhadap  minat  untuk  aset 
beresiko. Franc bergerak di sekitar 0.9487 franc per dolar.