US & GLOBAL
• Bursa saham global ditutup relatif stagnan, kehilangan dukungan dari penguatan dalam sesi sebelumnya, sementara euro turun karena kurangnya rincian yang menurunkan optimisme investor pada langkah bank sentral untuk mengatasi krisis utang zona euro. Aset‐aset berisiko mulai menguat pada hari Jumat setelah data sektor ketenagakerjaan Amerika meredam kekhawatiran tentang pertumbuhan global, walaupun pada saat sama masih mendukung pelonggaran kebijakan lebih lanjut oleh The Fed.
• Tapi keyakinan akan langkah bank sentral mulai menyusut pada Rabu setelah Bank of England tidak memberikan gambaran akan langkah kedepan meskipun memangkas proyeksi pertumbuhan. Para investor berharap BoE akan memberikan sinyal pelonggaran moneter lanjutan sebelum akhir tahun sehubungan suramnya ekonomi Inggris. Dengan belum adanya arah yang pasti mengenai kebijakan moneter meningkatkan kekhawatiran investor, sehingga bursa saham Wall Street hanya menguat tipis karena investor cenderung hanya membeli saham di sektor defensif.
• Harga minyak ditutup beragam setelah minyak mentah Brent mencapai level tertinggi dalam kurun tiga bulan ditunjang data yang menunjukkan penurunan tajam stok minyak mentah Amerika pekan lalu dan kekhawatiran mendalam atas prospek produksi minyak di kawasan North Sea. Minyak mentah Brent untuk pengiriman September <LCOc1> ditutup naik 14 sen ke 112,14 USD per barel setelah sebelumnya menyentuh level di atas 113 USD per barel. Minyak mentah Crude Amerika <CLc1> merosot 32 sen ke 93,35 USD per barel.
• Indeks FTSEurofirst 300 <FTEU3.> ditutup naik 0,2 persen.
• Indeks Dow Jones Industrial Average <DJI.> naik tipis 7,04 poin atau 0,05 persen, ke 13,175.64. Index Standard & Poor 500 <SPX.> naik 0,87 poin, atau 0,06 persen, ke 1,402.22. Nasdaq Composite Index <IXIC.> turun 4,61 poin atau 0,15 persen, ke 3,011.25. Volume perdagangan relatif tipis, dengan sekitar 5,72 miliar saham yang berpindah tangan di New York Stock Exchange, American Stock Exchange dan Nasdaq, jauh di bawah rata‐rata perdagangan harian tahun lalu yang mencapai 7,84 miliar.
• Standard Chartered Bank <STAN.L>, berada dibawah tekanan karena adanya tuduhan melanggar hukum Amerika dengan menyembunyikan transaksi terkait dengan Iran senilai 250 miliar USD. Namun saham perusahaan tersebut berhasil menguat 7 persen setelah anjlok tajam 16,4 persen pada sesi Selasa.
• Indeks ekuitas dunia MSCI <MIWD00000PUS.> relatif stagnan, dengan hanya mencatat kenaikan tipis sebesar 0,02 persen.
• Euro <EUR=> turun 0,3 persen ke kisaran 1,2360 setelah sempat mencapai level tertinggi sejak 1‐bulan terakhir di 1,2443 pada sesi Senin. Presiden ECB – Mario Draghi mengatakan bank sentral dapat membeli obligasi jangka pendek dari negara‐negara yang terancam bangkrut di zona euro, tetapi menegaskan bahwa tindakan apapun harus berada dalam kerangka dana talangan zona euro dan diterapkan dengan syarat yang ketat.
• Di pasar utang, penjualan obligasi Jerman tenor 10‐tahun mencapai 3,4 miliar euro, berhasil menarik minat lebih besar dari lelang bulan sebelumnya. Hal tersebut mengindikasikan minat investor pada aset safe‐haven tidak berkurang karena pernyataan Draghi.
• Imbal hasil obligasi Spanyol tenor 10‐tahun <ES10YT=TWEB> sempat menyentuh level 7 persen. Sementara harga obligasi pemerintah Amerika menurun, dimana imbal hasilnya mencapai level tertinggi dalam kurun 1‐bulan terakhir setelah lelang obligasi tenor 10‐tahun senilai 24 miliar USD dengan permintaan yang tidak terlalu besar. Imbal hasil obligasi Amerika tenor 10‐tahun<US10YT=RR> berada pada kisaran 1,651 persen.
GOLD & COMMODITIES
• Harga emas naik pada penutupan Rabu lalu, tetapi berada dalam kisaran yang sempit karena perdagangan dengan volume perdagangan yang tipis berkenaan dengan investor tidak pasti mengenai apakah bank sentral akan bertindak untuk menstimulasi rapuhnya ekonomi.
• Komentar dari Gubernur Bank of England Mervyn King mengatakan tidak kebutuhan yang penting untuk mencetak uang yang mengecewakan investor logam mulia yang mengharapkan tindakan stimulus dari bank sentral.
• "There appears to be little investor enthusiasm to push gold prices in any clear direction. A dearth of important economic releases this week and thin summer turnover may leave gold trading in a near‐term no‐man's land," kata James Steel, kepala analis komoditas HSBC.
• Spekulasi bahwa the Fed kemungkinan memperkenalkan putaran berikutnya dari stimulus dan bahwa European Central Bank mengambil tindakan terhadap krisis utang zona euro yang telah menjaga logam mulia bertahan diatas level $1,600 per ons minggu ini, meskipun dollar menguat.
• Membaiknya outlook untuk zona euro akan mendukung euro dan berakibat pada emas, sementara itu putaran berikutnya pada quantitative easing (QE) untuk mendorong perekonomian AS kemungkinan menekan dollar sementara itu meningkatkan likuiditas, menjaga tingkat suku bunga rendah dan memicu kekhawatiran inflasi.
OIL & COMMODITIES
• Oil futures berbalik untuk mixed pada penutupan perdagangan Rabu lalu setelah melonjak ke level tertingginya dalam tiga bulan pada data pemerintah AS yang menunjukkan cadangan yang anjlok pada domestik dan karena kekhawatiran mengenai merosotnya produksi di North Sea.
• Perdagangan yang choppy dan mengalami akselerasi pada akhir hariannya, dengan crude AS ditutup turun untuk pertama kalinya dalam empat harinya. Setelah sempat berbalik negatif, brent crude mengalami recovery dan mencatatkan kenaikan tipis dalam hariannya.
• Cadangan crude oil AS melemah 3.73 juta barrel menjadi 369.86 juta dalam mingguan hingga 3 Agustus, Energy Information Administration (EIA) mengatakannya, membaik diatas ekspektasi yang tergambar 0.3 juta barrels.
• Data mengikuti gambaran industri yang dipublikasinya Selasa sebelumnya yang menunjukkan kenaikan yang lebih besar pada persediaan crude dan memaksa pandangan pasar bahwa pasokan bahan bakar diperketat dalam negara dengan konsumsi terbesar di dunia.
• Berita anjloknya dari jadwal produksi oil North Sea crude oil pada bulan September juga membantu dukungan pada pasar, ungkap para trader.
• "Despite the big drawdown in crude stocks, U.S. inventories are still above their five‐year average," kata Gene McGillian, analis pada Tradition Energy di Stamford, Connecticut.
EURO ZONE
• Euro melemah terhadap dolar pada hari Rabu, dipicu rilis data ekonomi Jerman yang mengecewakan dan adanya aksi profit‐taking setelah 3 hari mengalami rally, namun optimisme bahwa bank sentral Eropa (ECB) akan melakukan tindakan untuk menurunkan biaya pinjaman Spanyol dan Italia telah membatasi koreksi euro. Euro juga mengalami tekanan jual terhadap sterling setelah bank sentral Inggris (BoE) tidak memberikan indikasi akan memberikan stimulus lanjutan.
• Data ekonomi Jerman yang dirilis telah menghambat rally euro. Industrial output Jerman turun sedikit lebih rendah dari ekspektasi di bulan Juni. Jerman juga melaporkan impor turun di bulan Juni untuk kedua kalinya dalam 3 bulan terakhir, demikian pula dengan ekspor yang juga mengalami penurunan.
• Investor saat ini memprediksi ECB akan memulai pembelian obligasi Spanyol dan Italia untuk mencegah yield obligasi mereka terus naik.
• Euro tercatat turun 0.3% di sekitar $1.2367 setelah menembus level tertinggi 1 bulan di $1.2443 pada hari Senin.
• Meskipun euro berpeluang mengalami rebound, namun nampaknya masih rentan tekanan karena krisis utang yang melanda kawasan belum kunjung usai. Italia pada hari Selasa kemarin melaporkan ekonominya kembali terpuruk kedalam resesi di kuartal kedua, sementara Jerman melaporkan penurunan pada order industri di bulan Juni yang lebih buruk dari perkiraan.
U.K.
• Sterling berhasil menguat terhadap euro terdorong pernyataan Gubernur BoE – Mervyn King yang menyatakan kekhawatirannya akan dampak dari kemungkinan pemangkasan suku bunga. Pernyataan King tersebut cukup mengejutkan pelaku pasar, dan menepis ekspektasi pemangkasan suku bunga Inggris. Dengan kemungkinan masih akan bertahannya level suku bunga Inggris, maka diperkirakan akan semakin meningkatkan minat investor terhadap pound terutama dibandingkan euro yang prospeknya lebih suram.
• Terhadap dolar AS, sterling juga berhasil memangkas pelemahan di awal sesi, dan berhasil ditutup menguat 0.22 persen pada kisaran 1.5655. Dalam beberapa sesi sebelumnya para investor dilaporkan marak melakukan aksi jual terhadap sterling seiring pandangan bahwa BoE akan memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Inggris yang diprediksi akan meningkatkan kemungkinan peluncuran kembali program pelonggaran kuantitatif.
• Sementara itu BoE dalam quarterly inflation report memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Inggris seiring berkembangnya krisis Uni Eropa. Namun demikian, BoE menyatakan tidak akan terburu‐buru untuk meluncurkan kembali program pelonggaran kuantitatif. Penryataan tersebut mendongkrak minat terhadap sterling karena dengan program QE, maka akan meningkatkan suplai poundsterling di pasar keuangan dan menekan kinerjanya terhadap mata uang lain.
• Ekonomi Inggris oleh BoE diperkirakan akan berada mendekati kisaran nol persen pada tahun ini dan hanya bertumbuh sekitar 2 persen dalam 2‐tahun mendatang, jauh lebih rendah dari proyeksi pada QIR kuartal sebelumnya yang memperkirakan pertumbuhan sebesar 2,67 persen. Sedangkan tingkat inflasi Inggris diperkirakan tidak mengalami perubahan sebesar 1,7 persen pada periode dua tahun kedepan.
JAPAN
• Peluang untuk dilakukannya intervensi guna mencegah penguatan yen lebih lanjut terlihat semakin meningkat, meskipun baik Bank sentral Jepang maupun pemerintah Jepang tampaknya belum siap untuk mengambil langkah‐langkah guna meningkatkan pemulihan ekonomi yang masih sangat rapuh.
• Ada 2 alasan mengapa yen terus menguat. Yang pertama adalah meningkatnya minat pada mata uang safe‐haven sejak krisis keuangan global dimulai 5 tahun lalu, dimana krisis utang zona euro terus memburuk dan menyebar. Sentimen global dan kepercayaan investor pada kemampuan politisi Eropa dan Bank Sentral Eropa untuk menyelesaikan masalah dan mengakhiri krisis zona euro telah mengalami pasang‐surut selama beberapa bulan. Harapan terbesar belakangan ini bahwa ECB memiliki "big bazooka" untuk mengatsi krisis juga telah pudar.
• Sedangkan alasan lainnya adalah yen telah menemukan support, khususnya terhadap dolar terkait masalah kebijakan moneter AS. Ditengah pemulihan ekonomi AS yang masih rapuh, ekspektasi akan dilanjutkannya quantitative easing jilid 3 terus berkembang, mendorong yield dolar melemah dan membuat yen lebih menarik dibanding dolar AS.
• Meskipun Bank of Japan sedang menggelar pertemuan kebijakan moneter selama dua hari dan meskipun negara itu tetap menghadapi risiko deflasi mengingat bahwa CPI turun 0,1% dibandingkan tahun lalu, bank sentral diperkirakan tidak akan melonggarkan kebijakan moneternya pada tahap ini karena tetap berhati‐hati tentang risiko inflasi di masa depan.
AUSTRALIA
• Australian dan New Zealand dollars berjuang untuk membuat kenaikan Rabu lalu, tetapi bertahan dalam jarak yang jauh dari kenaikan level tertingginya baru‐baru ini dari bertahannya harapan European Central Bank dan the Fed akan menambah lebih banyak stimulus segera.
• Aussie dollar melorot ke level $1.0545 <AUD=D4>, dari level $1.0576 pada penutupan lokal waktu setempat Selasa sebelumnya, yang telah mengalami aksi ambil untung mengikuti kenaikannya baru‐baru ini. Support terlihat kuat pada level $1.0527, level terendah mingguannya, dengan resistance pada level terkuat pertengahan Maret $1.0637.
• Mata uang dollar lokal mencapai puncaknya $1.0604 overnight, level tertinggi dalam empat bulannya setelah Reserve Bank of Australia (RBA) terlihat tidak terburu‐buru untuk memangkas borrowing costs.
• RBA mempertahankan tingkat suku bunga bertahan di level 3.5 persen Selasa lalu, mengatakan terlalu dini untuk melihat pengaruh dari pemangkasan masa lampau yang sementara itu mencatatkan tanda‐tanda awal stimulus telah bekerja.
• Harga Australian bond futures turun dengan kedepannya data tenaga kerja domestik dan Cina.
SWISS
• Swiss franc menguat terhadap dollar ke level tertingginya dalam tiga hari di level 0.9745.
• Dengan level terendahnya di level 0.9681.
• Dengan data sebelumnya consumer confidence Swiss melorot hingga ‐17 pada kuartal ke tiga.