(Reuters) - - Gold held steady and silver rose more than 1 percent on Wednesday, as concerns about China's high inflation and waning economic growth are seen buoying interest in precious metals.
China's inflation in April was stronger than expected, at 5.3 percent on the year, while industrial output was considerably weaker than forecast.
High inflation and lower economic growth in China, the world's second-largest economy, are likely to dampen risk appetite and support interest in gold, though reaction to the data was muted.
Spot gold inched up 0.4 percent to $1,521.49 an ounce by 0256 GMT, building on gains in the past three sessions.
U.S. gold edged up 0.3 percent to $1,521.60.
"Gold is generally benefiting from the return of confidence from investors," said Darren Heathcote, head of trading at Investec Australia.
"They are very happy buying on the dip, as we see the same old problems hanging around."
Growing concern over Greece's fiscal status, dollar weakness and high oil prices continues to fuel nervousness in the financial markets, driving investors to seek safe haven in bullion.
U.S. crude futures hovered near $104 a barrel after rising $1.33 in the previous session, supported by worries that flooding could hit the U.S. Gulf Coast refining hub as well as strong Chinese crude imports for April. <O/R>
While holdings in the SPDR Gold Trust remained unchanged at a one-year low, holdings in the iShares Silver
Trust, the world's largest silver-backed exchange-traded fund, extended a rise of 3 percent in the previous session and edged up 0.2 percent to a one-week high of 10,585.99 tonnes by May 10.
title cover
Wednesday, May 11, 2011
Headline News 11.05.11
US & GLOBAL
• Bursa saham utama dunia menguat pada hari Selasa dipicu data perdagangan Cina yang diluar dugaan dirilis positif sehingga memperkuat optimisme terhadap kondisi ekonomi global, sementara harga minyak naik akibat kekhawatiran banjir di AS akan menghambat proses pengilangan minyak Pantai Teluk.
• Data juga menunjukkan impor minyak mentah Cina yang kuat bulan lalu dan menambah dukungan untuk harga minyak. Euro menguat namun masih terbatas akibat kekhawatiran dan laporan yang simpang siur seputar utang Yunani.
Cina mencatat surplus perdagangan pada bulan April yang hampir empat kali lebih besar dari yang diharapkan, karena ekspor mencapai rekor tertinggi dan impor turun melebihi perkiraan. Data menggambarkan kekuatan ekonomi Cina bahkan setelah upaya untuk mengendalikan inflasi.
• Optimisme tentang laju pemulihan ekonomi AS dan Eropa mengangkat ekuitas. Saham dunia yang diukur dengan indeks saham MSCI naik 0,9%.
Saham AS naik untuk hari ketiga berturut‐turut. Meskipun data Cina mampu mengurangi kekhawatiran seputar melambatnya ekonomi global, investor tetap memburu saham‐saham defeinsif, karena mereka melihat pemulihan ekonomi yang terjadi tidak secepat yang diharapkan.
Indeks Dow Jones bertambah 75,68 poin atau 0,60 persen, ke 12760,36. Standard & Poor's 500 Index naik 10,87 poin atau 0,81 persen, ke 1357,16. Nasdaq Composite Index naik 28,64 poin atau 1,01 persen, ke 2871,89.
Sedangkan bursa saham Eropa menguat ke level penutupan tertinggi 1 pekan ditopang oleh naiknya saham pertambangan dan perbankan.
• Harga minyak naik setelah terkoreksi pekan lalu. Meskipun belum ada kilang minyak yang dikurangi pengoperasiannya, namun naiknya air di sepanjang Sungai Mississippi mengancam akan mengganggu proses pengilangan minyak di Louisiana dalam 2 pekan kedepan.
Brent crude melonjak $1.73 menjadi $117.63, rebound dari level low $113.58. U.S. crude naik $1.33 di $103.88 per barel dalam perdagangan yang volatile. Harga minyak belakangan ini bergerak volatile, turun dari level $114 per barel ‐‐‐ level tertinggi sejak 2008 ‐‐‐ menjadi $94 per barel.
• Euro stabil setelah terkoreksi tajam dalam beberapa hari terakhir dan tercatat menguat 0,1% di level $1.4374.
• Yunani membantah laporan yang mengatakan bahwa pihaknya tengah membicarakan bailout baru senilai 60 milyar euro dengan para pemberi pinjaman internasional, dan biaya pinjamannya meningkat ditengah kekhawatiran bahwa Yunani kemungkinan terpaksa merustrukturisasi utangnya tanpa bantuan Uni Eropa lebih lanjut.
GOLD & COMMODITIES
• Harga emas dan silver naik untuk tiga harinya berturut‐turut Selasa lalu, karena berkurangnya kekerasan di Libya dan inflasi yang didorong oleh rally dari crude oil dan harga gandum yang mendorong precious metals untuk recover setelah minggu lalu tajamnya aksi jual.
• Berkenaan dengan krisis utang Eropa setelah laporan konflik pada perjanjian yang berpotensi menangani beban utang Yunani dan
permasalah yang sama dimanapun pada zona euro yang mendorong harga (emas).
• Meskipun minggu lalu merosot, harga dari silver masih doubled dari Agustus 2010, sementara itu gold menguat 25 persen pada periode yang sama.
• "From loose monetary policy to fiscal uncertainty and geopolitical unrest, those factors that have driven gold higher still exist. Until you see some normalization of those things, gold is going to stay higher," ungkap Mark Luschini, chief investment strategist dari broker‐dealer Janney Montgomery Scott, yang mengelola sekitar $53 milyar aset‐aset klien.
• Spot gold <XAU=> menguat 0.2 persen ke level $1516,30 per ons pada peukul 12:46 p.m. EDT (1646 GMT). U.S. gold futures untuk pengiriman bulan Juni <GCM1> naik $13.20 per ons .
• Spot silver <XAG=> membalikkan penurunan awalnya untuk naik 1.5 persen ke level $38.45 per ons, setelah mencatatkan rally 6 persen
sehari sebelumnya, level tertinggi hariannya dalam enam bulan.
• Bursa saham utama dunia menguat pada hari Selasa dipicu data perdagangan Cina yang diluar dugaan dirilis positif sehingga memperkuat optimisme terhadap kondisi ekonomi global, sementara harga minyak naik akibat kekhawatiran banjir di AS akan menghambat proses pengilangan minyak Pantai Teluk.
• Data juga menunjukkan impor minyak mentah Cina yang kuat bulan lalu dan menambah dukungan untuk harga minyak. Euro menguat namun masih terbatas akibat kekhawatiran dan laporan yang simpang siur seputar utang Yunani.
Cina mencatat surplus perdagangan pada bulan April yang hampir empat kali lebih besar dari yang diharapkan, karena ekspor mencapai rekor tertinggi dan impor turun melebihi perkiraan. Data menggambarkan kekuatan ekonomi Cina bahkan setelah upaya untuk mengendalikan inflasi.
• Optimisme tentang laju pemulihan ekonomi AS dan Eropa mengangkat ekuitas. Saham dunia yang diukur dengan indeks saham MSCI naik 0,9%.
Saham AS naik untuk hari ketiga berturut‐turut. Meskipun data Cina mampu mengurangi kekhawatiran seputar melambatnya ekonomi global, investor tetap memburu saham‐saham defeinsif, karena mereka melihat pemulihan ekonomi yang terjadi tidak secepat yang diharapkan.
Indeks Dow Jones bertambah 75,68 poin atau 0,60 persen, ke 12760,36. Standard & Poor's 500 Index naik 10,87 poin atau 0,81 persen, ke 1357,16. Nasdaq Composite Index naik 28,64 poin atau 1,01 persen, ke 2871,89.
Sedangkan bursa saham Eropa menguat ke level penutupan tertinggi 1 pekan ditopang oleh naiknya saham pertambangan dan perbankan.
• Harga minyak naik setelah terkoreksi pekan lalu. Meskipun belum ada kilang minyak yang dikurangi pengoperasiannya, namun naiknya air di sepanjang Sungai Mississippi mengancam akan mengganggu proses pengilangan minyak di Louisiana dalam 2 pekan kedepan.
Brent crude melonjak $1.73 menjadi $117.63, rebound dari level low $113.58. U.S. crude naik $1.33 di $103.88 per barel dalam perdagangan yang volatile. Harga minyak belakangan ini bergerak volatile, turun dari level $114 per barel ‐‐‐ level tertinggi sejak 2008 ‐‐‐ menjadi $94 per barel.
• Euro stabil setelah terkoreksi tajam dalam beberapa hari terakhir dan tercatat menguat 0,1% di level $1.4374.
• Yunani membantah laporan yang mengatakan bahwa pihaknya tengah membicarakan bailout baru senilai 60 milyar euro dengan para pemberi pinjaman internasional, dan biaya pinjamannya meningkat ditengah kekhawatiran bahwa Yunani kemungkinan terpaksa merustrukturisasi utangnya tanpa bantuan Uni Eropa lebih lanjut.
GOLD & COMMODITIES
• Harga emas dan silver naik untuk tiga harinya berturut‐turut Selasa lalu, karena berkurangnya kekerasan di Libya dan inflasi yang didorong oleh rally dari crude oil dan harga gandum yang mendorong precious metals untuk recover setelah minggu lalu tajamnya aksi jual.
• Berkenaan dengan krisis utang Eropa setelah laporan konflik pada perjanjian yang berpotensi menangani beban utang Yunani dan
permasalah yang sama dimanapun pada zona euro yang mendorong harga (emas).
• Meskipun minggu lalu merosot, harga dari silver masih doubled dari Agustus 2010, sementara itu gold menguat 25 persen pada periode yang sama.
• "From loose monetary policy to fiscal uncertainty and geopolitical unrest, those factors that have driven gold higher still exist. Until you see some normalization of those things, gold is going to stay higher," ungkap Mark Luschini, chief investment strategist dari broker‐dealer Janney Montgomery Scott, yang mengelola sekitar $53 milyar aset‐aset klien.
• Spot gold <XAU=> menguat 0.2 persen ke level $1516,30 per ons pada peukul 12:46 p.m. EDT (1646 GMT). U.S. gold futures untuk pengiriman bulan Juni <GCM1> naik $13.20 per ons .
• Spot silver <XAG=> membalikkan penurunan awalnya untuk naik 1.5 persen ke level $38.45 per ons, setelah mencatatkan rally 6 persen
sehari sebelumnya, level tertinggi hariannya dalam enam bulan.
Subscribe to:
Posts (Atom)