US & GLOBAL
• Bursa saham global tertekan, demikian dengan EURUSD yang merosot ke level terendahnya selama 2 bulan pada Jumat akhir pekan kemarin setelah data ekonomi manufaktur Cina dan Eropa mengecewakan pasar. Namun bursa Wall Street di akhir pekan tersebut masih mampu naik setelah data manufaktur dan sentiment konsumen AS dirilis optimis di luar dugaan.
• Obligasi pemerintah dan dollar AS naik akibat aksi beli aset‐aset safe‐haven menyusul kekhawatiran mengenai pemangkasan anggaran AS dalam waktu dekat dan kebuntuan kondisi politik pasca pemilu Italia yang masih akan menjadi momok bagi aset‐aset beresiko.
• Pertumbuhan manufaktur AS, yang mengalami pertumbuhan terbesarnya dalam 1,5 tahun di bulan Februari dan berhasil melampaui ekspektasi pasar secara signifikan, meredam kekhawatiran tersebut.
• Meskipun sebelumnya, di hari Jumat tersebut, data dari Cina dan Eropa dirilis mengecewakan, indikasi pemulihan yang jelas dari rilis data ekonomi AS dan beberapa indikasi dari Jepang untuk membangkitkan ekonominya, akan menjadi potensi faktor pendorong pasar di tahun 2013 ini, demikian dikatakan oleh seorang analis pasar.
• Membaiknya data consumer sentiment AS di bulan Februari karena semakin besarnya harapan masyarakat AS terhadap pemulihan sektor tenaga kerja memberikan indikasi optimis ke pasar.
• Pemangkasan anggaran (belanja) secara otomatis, dikenal dengan istilah sequestration, akan beresiko menghambat pertumbuhan ekonomi AS namun tidak akan cukup kuat untuk menekannya kembali ke kondisi resesi. Bahkan Standard & Poor’s memproyeksikan bahwa dampaknya hanya sementara saja,
• Indeks Dow Jones <.DJI> ditutup naik 35,17 poin, atau 0,25%, ke 14089,66. Indeks saham S&P500 <.SPX> naik 3,2 poin, atau 0,23%, ke level 1518,20. Indeks Nasdaq <.IXIC> naik 9,55 poin, atau 0,30%, ke 3169,74. Sementara indeks saham seluruh dunia dari MSCI ditutup turun 0,18% ke 353,79. Di Eropa, indeks FTSEurofirst300 <.FTEU3> untuk saham‐saham terkemuka regional ditutup turun 0,24% ke 1168,64.
• Untuk basis mingguan, Dow Jones terakumulasi naik 0,6%, indeks S&P500 naik 0,2% dan Nasdaq naik 0,3%. Kenaikan bursa di pekan tersebut berangkat dari volatilitas saat di awal pekan bursa tertekan akibat hasil pemilu Italia yang tidak meyakinkan, dan kemudian rebound setelah Ben Bernanke menegaskan kembali bahwa kebijakan moneter longgar (termasuk QE) masih akan dilakukan.
• Bursa saham utama AS masih berpotensi menembus level yang lebih tinggi pekan ke depan meskipun masih akan dibayangi oleh sejumlah faktor yang membatasinya. Sebut saja dampak jangka pendek dari pemangkasan besar anggaran dan juga fokus terhadap rilis data non‐ farm payrolls Februari di akhir pekan, di samping juga mulai munculnya kekhawatiran kembali terhadap Eropa.
• EURUSD terkonsolidasi hingga ke level terendah sementara untuk tahun 2013 ini, di 1.2968, menyusul kenaikannya yang berkelanjutan sejak semester kedua 2012 dan lemahnya data ekonomi Eropa yang mengindikasikan perbedaan kondisi dengan AS. Sementara indeks dolar AS naik ke level tertingginya selama 6 bulan terhadap sejumlah mata uang utama dunia.
• USDJPY kembali rebound ke atas 93an menyusul kondisi sentimen pasar dan data ekonomi global yang dirilis akhir pekan kemarin memicu permintaan dolar yang lebih besar di akhir pekan kemarin.
• Kondisi tersebut juga mendorong harga safe‐haven obligasi AS (T‐Bond), setelah para pelakunya mengkhawatirkan pemangkasan anggaran AS dan rilis pesimis data ekonomi Eropa. Ekonom mengatakan bahwa pemangkasan otomatis anggaran AS hingga $85 milyar, yang akan dilakukan menyusul berakhirnya pemangkasan pajak tenaga kerja AS, diproyeksikan akan memangkas pertumbuhan ekonomi tahun ini.
• Di pasar komoditas, harga Brent crude oil tertekan ke level terendah 6 pekan, di bawah $110/barel, sekaligus menghapus seluruh kenaikan sejak awal 2013, menyusul kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi akibat kebuntuan politik AS yang mengarah pada pemangkasan anggaran belanjanya. Crude oil di pasar berjangka AS <CLc1> juga melemah ke areal 90an.
GOLD & COMMODITIES
• Emas melemah Jumat lalu, mencatatkan rangkaian penurunan dalam tiga minggu, karena reputasi sebagai safe haven gagal menarik pembeli setelah penguatan data ekonomi AS dan pasar global yang masih relatif tenang kedepannya dari bayangan yang melebar dari pemangkasan pembelanjaan pemerintah AS.
• Emas anjlok karena dollar naik setelah data ekonomi AS termasuk pembelanjaan konsumen, consumer confidence dan aktivitas factory semuanya mencatatkan kenaikan pada pertumbuhan ekonomi.
• Logam mulia bertahan melemah karena pemerintah AS mengatur untuk memulai pemangkasan pembelanjaan federal yang diketahui sebagai “sequestration”/penyitaan yang mengancam untuk menghambat recovery ekonomi, setelah Preseden Obama dan pemimpin kongres gagal untuk menemukan alternatif rencana bujet.
OIL & COMMODITIES
• Brent crude oil tertekan ke level terendah selama 6 pekan di bawah $110/barel, menghapus seluruh kenaikan sejak awal 2013 akibat kebuntuan politik di AS yang bakal memicu pemangkasan anggaran AS.
• Sejak naik ke level tertinggi 9 bulan di $119.20/barel pada awal Februari, Brent crude oil terhitung sudah tertekan sekitar $9/barel dalam 3 pekan terakhir akibat kekhawatiran terhadap demand minyak dunia menyusul munculnya kembali kekhawatiran terhadap prospek pemulihan ekonomi global.
• Sementara $85 milyar nilai pemangkasan anggaran belanja AS yang kemungkinan akan terjadi secara otomatis setelah pemerintah AS (Demokrat) dan Kongres (Republik) belum mencapai kesepakatan, beresiko akan menekan perekonomian negara konsumen minyak terbesar dunia tersebut.
• IMF memperingatkan bahwa pemangkasan anggaran tersebut setidaknya akan menekan pertumbuhan AS 0,5% di tahun ini dan pada gilirannya akan berpengaruh pada perekonomian secara global.
• Brent crude futures <LCOc1> turun hingga intraday low $109.82/barel, level terendah sejak pertengahan Januari lalu, sebelum kemudian rebound dan settle di $110.40 ditopang oleh rilis optimis di luar dugaan data manufaktur dan sentiment konsumen AS. Untuk basis mingguan, ini merupakan penurunan dalam 3 pekan beruntun.
• Sementara crude oil di pasar berjangka AS <CLc1> turun dan settle di harga $90.68, setelah tertekan hingga $90.04, level terendahnya sejak Desember 2012 serta mencoba MA‐200 harinya yang berada di $90.38 – sebuah indikator penting untuk sentimen pasar yang diperhatikan para trader‐nya.
• Tekanan harga minyak dunia juga nampaknya dipengaruhi oleh peningkatan ekspor crude oil dari negara‐negara OPEC, demikian dikatakan oleh hasil survey Reuters, dan merupakan kenaikan bulanan pertamanya sejak Oktober 2012. Supply dari 12 negara anggota OPEC adalah 30,32 juta barel/hari, naik dari 30,21 barel/hari di Januari sebelumnya.
• Selain itu kekhawatiran penurunan permintaan global juga meningkat menyusul pesimisme rilis data manufaktur Cina dan Eropa (termasuk Inggris), yang memberikan indikasi bahwa prospek pemulihan ekonomi global masih terganggu.
EURO ZONE
• Aktivitas manufaktur zona euro terlihat tidak mendekati recovery bulan lalu, ketika kinerja yang memburuk dari Perancis mengimbangi kembali bertumbuhnya Jerman, sebuah survei bisnis menunjukkannya.
• Manufaktur membantu mendorong 17‐ negara dalam blok keluar dari resesi terakhirnya, tetapi survei purchasing managers' menunjukkan aktivitas di Perancis, negara ekonomi terbesar kedua dalam zona euro, saat ini telah mengalami kontraksi untuk tahunannya.
• Penjualan ritel Jerman bertumbuh ke fase tercepat bulanannya yang lebih dari enam tahun pada bulan Januar, mengalami rebound dari penurunan tajam pada Desember dan mengkonfirmasi tanda‐tanda bahwa negara ekonomi terbesar di Eropa tersebut telah berbalik setelah suramnya akhir tahun 2012.
• Data dari the Federal Statistics Office menunjukkan bahwa penjualan ritel naik 3.1 persen dari bulan Desember setelah penurunan tajam 2.1 persen bulan itu, revisi penurunan dari laporan sebenarnya1.7 persen.
• Manufaktur Yunani mereda sedikit dari kemerosotan pada Februari, tetapi sektor itu masih dalam cengkeraman dalamnya resesi sebagai output dan new orders turun lagi, memaksa perusahaan untuk memotong lapangan kerja, sebuah survei menunjukkannya.
U.K.
• Sterling pun merosot ke bawah level psikologis $1.5000 untuk pertama kalinya sejak Juli 2010 Jumat kemarin, menyusul data manufaktur Inggris periode Februari mengalami kontraksi mengejutkan dan meningkatkan ekspektasi pelonggaran moneter lebih lanjut dalam jangka pendek ini.
• Spekulasi berkembang di pasar bahwa kondisi ekonomi Inggris yang suram akan mendorong BoE untuk memulai kembali program pembelian asetnya, paling cepat di pertemuannya pekan ini.
• GBPUSD kembali tertekan hingga ke level 1.4987 di pertengahan sesi NY Jumat, yang merupakan level terendahnya sejak Juli 2010, dan potensial mengalami tekanan dalam 3 pekan beruntun.
• "This (PMI) data was a trigger for people to reconfirm their views that sterling is coming down and to re‐enter those short sterling/long dollar bets," Geoffrey Yu, seorang analis mata uang dari UBS, mengatakan. Yu juga merekomendasikan untuk sell on break GBPUSD di level 1.4800, karena menurutnya kejutan negatif rilis data ekonomi Inggris ke depannya akan berimbas buruk bagi sterling.
• Sementara Morgan Stanley memproyeksikan kelanjutan tekanan sterling karena pendekatan BoE yang lebih fleksibel terhadap target inflasi serta ekspektasi terus berlanjutnya kenaikan inflasi itu sendiri.
• Gubernur BoE Mervyn King dan wakilnya, Paul Tucker, telah memberikan sinyal kelanjutan pembelian obligasi dan lebih rendahnya nilai tukar sterling untuk rebalance ekonomi Inggris.
• Secara terpisah, Jumat tersebut BoE juga merilis data yang menunjukkan mortgage approvals untuk pembelian rumah di Inggris pada bulan Januari di luar dugaan melemah.
• Pada Senin dan Selasa pekan ini, menjelang sidang BoE Kamis (07/Mar), para investor akan menantikan data PMI Construction dan PMI Services sebagai indikasi lebih lanjut bagi pertumbuhan ekonomi Inggris.
• Sudah sekitar 8% GBPUSD mengalami tekanan sepanjang tahun 2013 ini, dan di awal pekan lalu akselerasi tekanan meningkat manakala lembaga Moody’s Investor Services menurunkan peringkat hutang Inggris dari level puncak (AAA).
• Sementara sterling bisa saja membatasi tekanannya, terutama terhadap euro, jika kondisi di Eropa terus memburuk pasca hasil pemilu Italia.
JAPAN
• Bank of Japan kemungkinan menunjukkan confidence yang lebih bahwa perekonomian telah keluar dari fase terburuknya minggu depan tetapi tetap menjaga kebijakan moneter yang bertahan untuk rangkaian bulan keduanya, memegang bara dari kedepannya transisi kepemimpinan yang memicu tindakan yang lebih berani untuk memerangi deflasi.
• Pembelanjaan modal oleh perusahaan‐perusahaan Jepang anjlok 8.7 persen dalam tiga bulan melalui bulan Desember ini dari awal tahun yang lalu, kontraksi pertamanya dalam lima kuartalan, karena penurunan ekonomi global yang ditekan oleh ekspor negara, sentimen bisnis yang buruk, ungkap pemerintah.
AUSTRALIA
• Sektor manufaktur Australia berlanjut untuk anjlok pada bulan Februari, tetapi tingkat kontraksinya telah melambat.
• Kinerja Australian Industry Group (Ai Group) pada kinerja manufaktur pada indeks manufaktur (PMI) yang naik 45.6 dalam bulan Februari, yang naik 5.4 poin dari level bulan Januari.
• Tidak berlanjutnya pemangkasan tingkat suku bunga Selasa ini dan peminjam dapat menyalahkan dewan dari kenaikan investasi pertambangan.
• Survei semua dari 13 ekonom oleh AAP mengatakan Reserve Bank on Australia (RBA) tidak akan mengurangi cash rate pada meeting anggota dewan 5 Maret, tetapi sembilan dari ekspektasi tersebut memangkas tingkat suku bunga beberapa waktu dalam enam bulan mendatang.
SWISS
• Swiss franc ke level terendahnya selama 6 pekan atas dolar AS di akhir pekan kemarin setelah data manufaktur Februari Cina merosot dari bulan sebelumnya serta prospek pemangkasan anggaran di AS yang meredam risk‐appetite dan mendorong penguatan dolar AS.
• USDCHF bergerak naik ke level 0.9463 Jumat lalu, dan merupakan kenaikannya dalam 4 pekan beruntun.
• Sementara indeks manufaktur Februasi Swiss masih berada di zona ekspansi selama 2 bulan beruntun, namun lebih rendah dari ekspektasi dan dari Januari sebelumnya akibat penguatan Swiss franc sebelumnya, hingga ke level 0.9019 pada 1/Feb. lalu, yang merupakan level terkuatnya sejak Mei 2012.
• Krisis kredit Eropa membuat bank sentral Swiss (SNB) mematok penguatan Swiss franc hingga 1.2000 per euro (sejak September 2011) untuk melindungi perekonomiannya. Saat ini Swiss franc stabil diperdagangkan di atas areal 1.2200. Bersama dengan penguatan dolar AS, kebijakan SNB tersebut nampaknya bisa menjadi pendukung bagi lemahnya Swiss franc ke depannya.