title cover

title cover

Thursday, April 4, 2013

Headline News 04.04.13


US & GLOBAL
Bursa saham global dan dolar jatuh pada hari Rabu setelah rilis data pekerjaan sektor swasta dan indeks sektor jasa yang mengecewakan  telah memupus optimisme mengenai prospek pemulihan ekonomi AS. 

Harga minyak terkoreksi 3%, penurunan harian tertajamnya dalam 5 bulan, menyusul stok minyak mentah AS melejit ke level tertinggi  sejak  1990.  Sinyal  mengenai  tertekannya  ekonomi  AS  juga  telah  memicu  kekhawatiran  akan  menurunnya  permintaan  minyak.  Harga  bensin AS turun lebih dari 4%. 

Berita  Pentagon  mengirimkan  sistem  pertahanan  rudal  ke  Guam  dalam  beberapa  minggu  mendatang,  dengan  Menteri  Pertahanan  AS  Chuck Hagel menegaskan mengenai kondisi yang "nyata dan jelas" mengenai  bahaya dari Korea Utara, telah menambah kehati‐hatian  investor.  Korea  Utara,  sementara  itu,  mengatakan  telah  "meratifikasi"  serangan  tanpa  ampun  melawan  Amerika  Serikat,  berpotensi  melibatkan "serangan nuklir yang beragam". 

Sejumlah perusahaan AS telah menyediakan lapangan pekerjaan yang terminimnya dalam 5 bulan di periode Maret menyusul permintaan  yang kuat baru‐baru ini untuk pekerjaan konstruksi telah menguap, sementara pertumbuhan di sektor jasa juga melemah, mengisyaratkan  proses  pemulihan  ekonomi  nampaknya  akan  terkendala.  Data‐data  tersebut  telah  memberikan  indikasi  bahwa  pertumbuhan  ekonomi  yang  berlangsung  belakangan  ini  kemungkinan  telah  kehilangan  momentumnya  dan  menambah  kekhawatiran  terhadap  rilis  data  ketenagakerjaan AS pada hari Jumat besok untuk periode Maret. Pasar memprediksi non‐farm payrolls AS akan mencatat pertumbuhan  200.000 di bulan Maret, dengan tingkat pengangguran tetap di 7,7%. 

MSCI world stocks index <.MIWD00000PUS> turun 0,7% ke 357,51.  

Bursa saham Wall Street jatuh, dengan S&P 500 dan Nasdaq kehilangan lebih dari 1% dipicu koreksi tajam pada saham energi. Dow Jones  industrial average <.DJI> turun 111,66 poin atau 0,76% dan ditutup di 14.550,35. Sedangkan Standard & Poor's 500 Index <.SPX> turun  16,56  poin  atau  1,05%  di  1,553.69.  Sementara  Nasdaq  Composite  Index  <.IXIC>  turun  36,26  poin  atau  1,11%  ke  3.218,60.  Meskipun  demikian, pasar melihat saham masih berpeluang untuk menguat. 

Indeks saham Eropa terkoreksi 0,9% untuk ditutup di 1.193,30 sehari setelah mencatat naik 1,3%. 

Brent <LCOc1> merosot $3,58 dan ditutup di $107,11 per barel, sementara U.S. crude <CLc1> turun $2,74 di $94,45. Stok minyak mentah  AS  tercatat  naik  2,7  juta  barel  di  pekan  lalu,  berdasarkan  laporan  dari  U.S.  Energy  Information  Agency (EIA), di  atas  ekspektasi  terjadi  kenaikan 2,2 juta barel. Kenaikan tersebut telah menempatkan stok minyak menjadi 388,62 juta barel, level tertingiinya sejak 1990 dan  mendekati 391,9 juta barel yang dicapai pada 1982, tahun dimana EIA memulai mendata stok minyak mingguan. 

Indeks  dolar,  barometer  untuk  nilai  tukar  dolar  terhadap  sejumlah  rival  utamanya,  turun  0,2%  ke  82,74.  Euro  naik  0,2%  ke  $1,2847,  sementara terhadap yen, dolar jatuh 0,5% ke 92,99 yen. 

ECB  dan  BOJ  keduanya  diprediksi  akan  memberikan  pengumuman  mengenai  kebijakan  moneternya  pada  hari  Kamis  ini  usai  sidang  regulernya. Data ekonomi zona euro yang belakangan dirilis buruk, pertikaian politik di Italia dan keprihatinan terhadap masalah Siprus  nampaknya akan mendorong Presiden ECB Mario Draghi untuk memberikan pernyataan yang bernada dovish (lunak) dalam testimoninya. 

Sementara  itu  BOJ  diprediksi  akan  meningkatkan  pembelian  obligasi  dan  memperpanjang  masa  jatuh  tempo.  Ekspektasi  adanya  pelonggaran lebih lanjut telah mendorong indeks Nikkei Jepang untuk naik sekitar 3% pada hari Rabu dan mencatat kenaikan terbesar  satu hari selama hampir dua bulan terakhir. 

Treasury AS untuk tenor 10 tahun tercatat naik 13/32 dengan yield 1,8158 persen. 

Harga emas jatuh ke level terendah 9 bulan dipicu jatuhnya harga minyak lebih dari 1% dan koreksi tajam pada ekuitas AS. Emas merosot  di bawah $1.550 per ons untuk pertama kalinya dalam tahun ini. Harga emas tercatat turun 1,2% ke $1.555,89 per ons, setelah mencatat  intraday low di $1.549,69 yang merupakan level terendahnya sejak 28 Juni 2012. 


GOLD & COMMODITIES
Emas  anjlok  ke  level  terendah  dalam  sembilan  bulannya  Rabu  lalu,  anjlok  lebih  dari  1  persen  karena  melemahnya  harga  crude  dan  penurunan tajam pada ekuitas yang memicu aksi jual dalam aset‐aset.  

Logam mulia melemah dibawah level $1.550 per ons untuk pertama kalinya tahun ini, karena pembengkakan pasokan crude AS yang juga  menekan pada ketertarikan logam mulia sebagai lindung dari inflasi. 

"The stock market rally is drawing off a tremendous amount of investment interest from the precious metals market. It could get a very  sharp downside reaction to possibly to $1,400 before we find support," kata Frank McGhee, head precious metals trader pada Integrated  Brokerage Services LLC.  


OIL & COMMODITIES
Harga minyak melemah 3 persen pada sesi perdagangan Rabu, penurunan yang terjadi pada sesi perdagangan Rabu adalah penurunan  harian paling tajam dalam lima bulan terakhir, seiring cadangan minyak U.S. crude meningkat dengan persedian terbanyak sejak tahun  1990 dan melemahnya data perekonomian cukup berdampak terhadap prospek demand terhadap minyak. 

Kontrak berjangka Brent crude oil untuk periode Mei ditutup melemah sebesar 3.58 dollar dengan nilai 107,11 dollar per barel, salah satu  persentase  penurunan  harian  terbesar  sejak  3  November.  Selama  sesi  perdagangan  harga  Brent  sempat  menyetuh  level  penutupan  perdagangan terendah empat bulan dengan nilai 106,78 dollar per barel. 

U.S.  crude  ditutup  melemah  2,74  dollar  dengan  nilai  94,45  dollar  per  barel,  setelah  sempat  melemah  dengan  nilai  terendah  94,18.  Pergerakan harga ditutup di bawah MA‐ 50 hari dengan nilai 94,64 dollar, indikator tehnikal yang diperhatikan dan dianggap penting oleh  para trader

Sesi  perdagangan  dimulai  berdekatan  dengan  rilis  data  U.S.  private‐sector  employment  dari  payrolls  processor  ADP  menunjukkan  perekrutan tenaga kerja periode Maret di bawah ekspektasi. 


EURO ZONE
Tingkat  pada  consumer  price  inflation  dalam  17  negara  yang  menggunakan  euro  melemah  pada  basis  tahunan  1.7  persen  dalam  bulan  Maret,  menurut  perkiraan  pertama dari lembaga statistik Uni Eropa Eurostat Rabu lalu.  

Gambaran inflasi yang bersamaan dengan ekspektasi, dengan 40 polling ekonom oleh Reuters mengekspektasi rata‐rata perkiraan sebesar 1.7 persen, dan turun tipis  dari 1.8 persen tingkat inflasi bulan Februari.  

Perekonomian Italia kemungkinan untuk kontraksi 1.5 persen atau 1.6 persen tahun ini, yang lebih dari perkiraan pemerintah yang hanya dua minggu lalu, Treasury  Undersecretary Gianfranco Polillo mengatakannya.  

Negara dengan ekonomi terbesar ketiga dalam zona tersebut telah anjlok untuk rangkaian enam kuartalan, resesi terpanjang untuk 20 tahun, dan ekspektasi akan  mengalami recover berikutnya tahun ini yang telah berkurang karena data ekonomi bulanan yang masih turun. 

Krisis Siprus dapat menunjukkan Yunani ke  dalam  resesi yang  makin  mendalam tahun  ini, kepala dari grup bisnis terbesar Yunani mengatakannya,  yang mendesak  pertumbuhan yang mendorong pemikiran kembali dari program bailout negara.  

"Greece is directly affected by the Cyprus crisis and based on some estimates this may chop up to one percentage point off GDP (gross domestic product)," Dimitris  Daskalopoulos, kepalda dari Hellenic Federation of Enterprises (SEB), mengatakannya pada para reporter.


U.K.
Rilis data ekonomi AS yang berada di bawah ekspektasi telah berhasil memicu rebound sterling terhadap dolar pada hari Rabu meskipun masih relatif terbatas, menyusul kondisi  ekonomi Inggris yang masih lemah dan prospek berlanjutnya kebijakan moneter longgar.  

Pelaku pasar masih terlihat menahan diri sebelum munculnya keputusan hasil sidang reguler BoE hari Kamis ini, dan juga pernyataan dari ECB dan BOJ. 

Data PMI sektor jasa Inggris yang akan dirilis hari Kamis ini diperkirakan akan memberikan petunjuk apakah ekonomi Inggris telah terseret kedalam resesi di kuartal pertama. 

Sterling menguat 0.3% di $1.5145, setelah berhasil rebound dari level terendah 2 pekan di $1.5075 usai rilis data PMI sektor jasa dan data pekerjaan sektor swasta AS yang lebih  rendah dari perkiraan memicu tekanan jual pada dolar. 

Namun kondisi ekonomi Inggris yang masih suram nampaknya akan membatasi penguatan sterling. Sebuah survey pada Rabu kemarin menunjukkan sektor konstruksi Inggris  mengalami kontraksi untuk ketiga kalinya secara berturutan di periode Maret, menambah prospek buruk ekonomi negara tersebut pasca rilis data manufaktur pada hari Selasa  yang mengecewakan. 

Meskipun  pasar  memprediksi  BoE  akan  mempertahankan  kebijakan  moneternya  pada  sidangnya  hari  Kamis  ini,  namun  bank  sentral  nampaknya  akan  melanjutkan  langkah  pembelian aset di bawah program quantitative easing (QE) di bulan Mei atau Juni. 

Sementara  itu  sebuah  jajak  pendapat  Reuters  menunjukkansterling  diprediksi  melemah  ke  $1.49  dalam  3  bulan  dan  ke  $1.48  dalam  12  bulan  menyusul  langkah  BoE  untuk  mendorong pertumbuhan ekonomi. 

Pelaku pasar nampaknya cenderung akan menahan diri hingga dirilisnya data ketenagakerjaan AS hari Jumat nanti. Jika data dirilis optimis, maka berpotensi mendorong kenaikan  dolar  karena  hal  tersebut  akan  memperkuat  indikasi  untuk  The  Fed  sebagai  benk  sentral  duni  pertama  yang  mengakhiri  program  pembelian  asetnya.  


AUSTRALIA
Cina dan Australia akan meluncurkan perdagangan langsung antara dua mata uang di Shanghai dan Sydney dalam mingguannya untuk menurunkan biaya  transaksi perdagangan, sumber bank asing dengan pengetahuan langsung dari masalah mengatakan pada Reuters Rabu lalu.  

Kesepakatan mata uang baru akan mengurangi spread antara dollar AS dan Australian dollars <AUD=> dari biaya konversi antara yuan dan Aussie dollar.  

Defisit perdagangan Australia telah melemah lebih dari $1 milyar dan permintaan untuk sumber mineral mengimbangi kenaikan pada sektor manufaktur  dan jasa Cina yang berlanjut untuk ekspansi.  

Defisit  perdagangan  nasional  sebesar  $178  juta  bulan  Februari,  dari  defisit  $1.215  milyar  sebulan  sebelumnya,  data  resmi  menunjukkannya  Rabu  sebelumnya.  

Penjualan rumah baru anjlok 5.3 persen pada Februari, yang membalikkan kenaikan dalam empat bulannya.  

Laporan terakhir Housing Industry Association menemukan penjualan pada rumah yang berdiri sendiri melemah empat persen, sementara itu penjualan  unit‐unit baru dan apartemen turun 11 persen.  


SWISS
Setelah berhasil terapresiasi di atas 0.9500 franc, dolar kembali terkoreksi meskipun masih relatif terbatas. Dolar terakhir tercatat melemah 0.4% ke sekitar  0.9445 franc setelah data ekonomi AS dirilis melemah di bawah ekspektasi pasar. 

Institute for Supply Management (ISM) melaporkan indeks sektor jasa di bulan Maret tercatat turun ke level terendah sejak Agustus, dan dirilis di bawah ekspektasi  pasar.  Sedangkan  data  lain  menunjukkan  ADP  National  Employment  Report  melaporkan  penurunan  jumlah  pekerjaan  yang  tersedia  di  sektor swasta di bulan Maret, dimana data juga dirilis di bawah ekspektasi pasar. Kedua data mengindikasikan proses pemulihan ekonomi AS nampaknya sedang 
mengalami hambatan. 

Sementara itu, siring dengan posisi zona euro sebagai mitra dagang utama Swiss, maka pasar akan mencermati hasil sidang reguler ECB nanti malam. Bank sentral Eropa tersebut diprediksi akan mempertahankan suku bunganya di level terendahnya 0.75%. 

Pelaku pasar nampaknya cenderung akan menahan diri hingga dirilisnya data ketenagakerjaan AS hari Jumat nanti. Jika data dirilis optimis, maka berpotensi mendorong  kenaikan  dolar  karena  hal  tersebut  akan  memperkuat  indikasi  untuk  The  Fed  sebagai  benk  sentral  duni  pertama  yang  mengakhiri  program pembelian asetnya.