title cover

title cover

Monday, June 18, 2012

Headline News 18.06.12


US & GLOBAL
Bursa saham dunia menguat Jumat lalu karena ketakutan investor mengenai gejolak zona euro mengikuti pemilu Yunani akhir pekan ini  diimbangi  oleh  pembicaraan  bank  sentral  utama  dunia  yang  siap  untuk  membuat  koordinasi  dalam  merespon  untuk  menenangkan  besarnya tekanan pasar. 

Euro rebound dan bursa saham AS mengabaikan pelemahan data factory‐nya, sementara itu consumer sentiment AS merosot pada awal  bulan Juni ke level terendahnya dalam enam bulan, menurut suatu survei. 

Tetapi kekhawatiran bahwa gejolak Yunani untuk gagal dalam membentuk pemerintahan setelah pemilu hari Minggu membawa investor  meningkatkan kepemilikan safe‐haven bond, yang mendorong naik harga obligasi pemerintah AS.   

Pada bursa Wall Street, indeks Dow Jones industrial average <.DJI> ditutup naik 115.26 poin, atau 0.91 persen, ke level 12,767.17. Indeks  Standard & Poor's 500 <.SPX> melejit 13.74 poin, atau 1.03 persen, ke level 1,342.84. Indeks Nasdaq Composite <.IXIC> bertambah 36.47  poin, atau 1.29 persen, ke level 2,872.80.    

Di Eropa, indeks FTSE Eurofirst 300 <.FTEU3> dari saham‐saham utama Eropa ditutup naik hampir 1.0 persen, dengan European bank  stocks <.SX7P> meningkat 1.8 persen. Indeks MSCI's all‐country world equity <.MIWD00000PUS> bertambah 1.2 persen ke level 305.94,  dan emerging markets <.MSCIEF> meningkat 1.4 persen.   

Kekecewaan pada data yang menunjukkan memburuknya perekonomian AS, yang mana meningkatkan peluang the Fed mengumumkan  perluasan  dari  Operation  Twist  program  pembelian  obligasinya,  atau  meluncurkan  program  quantitative  easing  terkini  (QE3)  ketika  terjadi pertemuan minggu depan.   

Yields  dari  obligasi  bertenor  10‐tahun/U.S.  Treasury  note  <US10YT=RR>  turun  menjadi  1.564  persen,  terendah  dalam  10  harinya.  Kemudian mencatatkan yield 1.5807 persen, dengan harga naik 18/32.  

Euro  mencapai  level  terendahnya  $1.2590  <EUR=>  terhadap  dollar  AS,  tetapi  kemudian  rebound  dan  meningkat  0.1  persen  ke  level  $1.2663. Indeks U.S. dollar <.DXY> turun 0.6 persen ke level 81.488.   

Emas  naik  dalam  rangkaian  enam  harinya  karena  investor  memperkirakan  stimulus  tambahan  oleh  bank  sentral  dan  lindung  nilai  terhadap ketidakpastian kedepannya dari pemilu Yunani. U.S. COMEX gold futures untuk pengiriman bulan Agustus <GCQ2> di settled  naik $8.50 ke level $1,628.10 per ons.   

Brent crude sedikit menguat pada perdagangan yang tipis, sementara itu U.S. crude bergerak naik turun mendekati flat dalam dominasi  hariannya. Pelemahan dollar, bersamaan dengan kenaikan pada bursa Wall Street, membawa beberapa dukungan pada oil. Brent crude  <LCOc1> di settled naik 44 sen ke level $97.61 per barrel. U.S. crude <CLc1> bertambah 12 sen untuk di settle ke level $84.03 per barrel.   
GOLD & COMMODITIES
Emas  menguat  pada  hari  Jumat  untuk  keenam  kalinya  secara  berturut‐turut  menyusul  maraknya  spekulasi  mengenai  kemungkinan  dilanjutkannya program stimulus oleh bank sentral dan juga langkah antisipasi oleh investor menjelang pemilu di Yunani. 

Emas  mencatat  kenaikan  2%  dalam  sepekan,  ditopang  oleh  harapan  dilanjutkannya  kebijakan  moneter  longgar  oleh  The  Fed  seiring  indikasi  ekonomi  AS  terlihat  melambat.data  manufaktur  dan  sentimen  konsumen  AS  yang  dirilis  hari  Jumat  memperkuat  dugaan  tersebut. 

Adapun  data  ekonomi  AS  yang  dirilis  hari  Jumat  menunjukkan  manufacturing  output  mengalami  kontraksi  di  bulan  Mei  untuk  kedua  kalinya dalam 3 bulan terakhir dan barometer untuk melihat kegiatan pabrikan di New York menunjukkan penurunan tajam bulan ini,  memberikan kekhawatiran ekonomi AS tengah melambat. Data lainnya menunjukkan sentimen konsumen AS turun ke level terendah 6  bulan di awal Juni. 

Pasar tengah menantikan hasil sidang The Fed pekan ini. The Fed akan mengumumkan hasil sidang regulernya pada hari Rabu. Jika ada  indikasi bahwa quantitative easing jilid 3 akan digulirkan, maka dolar potensial melanjutkan koreksinya dan akan memicu berlanjutnya  rally emas. 

Investor memburu emas setelah bank‐bank sentral di sejumlah negara maju bertekad untuk menstabilkan pasar jika kondisi terburuk  terjadi di Yunani, dengan menyediakan likuiditas. Dalam laporan hari Kamis malam waktu setempat, bank‐bank sentral dari negara G20  telah bersiap untuk memastikan mengalirnya dana tunai melalui sistem keuangan jika pasar mengalami tekanan yang berat di hari Senin. 

Harga emas spot naik 0.3% di $1,626.61 per ounce. Sedangkan emas berjangka COMEX untuk pengiriman Agustus naik $8.50 di level  $1,628.10 per ounce, dengan volume transaksi sekitar 60% di bawah level rata‐rata 30 hari. 

Namun demikian, volatilitas pada harga emas berpotensi meningkat, tergantung pada hasil pemilu Yunani dan komitmen negara‐negara  zona euro dalam mengatasi krisis utang yang tengah melanda kawasan tersebut. 




OIL & COMMODITIES
Harga minyak menguat di hari Jumat, ditengah tipisnya perdagangan dan kondisi yang masih rentan tekanan, dipicu oleh harapan hasil  pemilu Yunani kemungkinan tidak akan membawa negara tersebut keluar dari zona euro, sementara rilis buruk data ekonomi AS telah  membatasi penguatan pada harga minyak. Baik Brent maupun minyak mentah AS mencatat kerugian mingguan, meskipun penurunan  pada harga minyak mentah AS hanya sebesar 7 sen. 

Keuntungan yang dicapai pada hari Jumat dibatasi oleh laporan terpisah yang menunjukkan output manufaktur AS mengalami kontraksi  pada bulan Mei, sementara aktivitas pabrik melambat di negara bagian New York pada bulan Juni dan sentimen konsumen AS jatuh.  Serangkain  data  ekonomi  AS  yang  dirilis  buruk  tersebut  kian  menambah  spekulasi  terhadap  kemungkinan  dilanjutkannya  kebijakan  moneter longgar oleh The Fed dalam sidangnya hari Selasa‐Rabu dalam pekan ini. 

Melemahnya dolar, setelah euro rebound terhadap dolar, juga memberikan dukungan pada naiknya harga minyak, bersamaan dengan  menguatnya bursa Wall Street. 

Indeks saham AS dan minyak juga mendapat dukungan dari berita pada hari Kamis bahwa pejabat dari negara‐negara G20, yang para  pemimpinnya  akan  bertemu  di  Meksiko  pekan  depan,  mengatakan  bahwa  bank  sentral  siap  untuk  mengambil  langkah  untuk  menstabilkan pasar keuangan dengan menyediakan likuiditas jika diperlukan setelah pemilu Yunani. 

Brent August crude <LCOc1> naik 44 ke level $97.61 per barel, sedangkan untuk  U.S. July crude <CLc1> naik 12 sen di level $84.03 per  barel, ditutup melemah 7 sen. 

Sementara itu anggota OPEC akan mengurangi produksi minyaknya untuk mematuhi batas atas produksi sampai 30 juta barel per hari  (bph) dan efeknya nampaknya baru akan terlihat pada bulan Juli, demikian Sekretaris Jenderal OPEC Abdullah al‐Badri mengatakan pada  konferensi pers, Jumat. 

Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) setuju pada pertemuan di Wina hari Kamis untuk mempertahankan plafon produksi 30 juta  barel per hari. Badri mengatakan bahwa akan memerlukan pembatasan persediaan aktual dengan 1,6 juta barel per hari. 



EURO ZONE
Perhatian pelaku pasar akan tertuju pada hasil pemilu Yunani dimana jika partai Syriza memenangkan pemilu  maka Yunani diperkirakan akan menolak  program bailout yang diperlukan negara tersebut untuk menghindar dari kebangkrutan. Kondisi tersebut selanjutnya akan meningkatkan kemungkinan  keluarnya Yunani dari keanggotaan Uni Eropa.  

KTT G‐20 di Mexico yang diadakan 18‐19 Juni diperkirakan akan meningkatkan tekanan pada negara‐negara Eropa agar dapat bisa menyelesaikan problem  keuangan  mereka. Ofisial  G20  mengatakan  pada  Reuters  bahwa  bank  sentral  dari  negara‐negara  maju  telah  menyiapkan  beberapa  langkah  guna  menstabilkan pasar keuangan dengan menyediakan likuiditas dan menghindarkan ketatnya kondisi kredit jika Yunani pada akhirnya berpisah dari euro.  

Pasca pemilu Yunani, pelaku pasar akan mengalihkan perhatian pada KTT G20 pada tanggal 18‐19 Juni dan selanjutnya akan mengamati hasil sidang The  Fed pada  20 Juni.  Berikutnya menteri‐menteri keuangan Zona  Eropa akan mengadakan pertemuan  pada sesi Kamis  21 Juni  dan  akan  digelar KTT‐mini  antara jerman, Perancis, Italia dan Spanyol pada 22 Juni di Roma Italia.  

Dalam sepekan terakhir euro tercatat mengalami penguatan 0,96 persen terhadap dolar AS ke 1.2636, sementara itu euro juga tercatat stagnan terhadap  yen di 99.46, sebaliknya euro mencatat pelemahan 0,51 persen terhadap sterling ke 0.8048 dan stagnan terhadap Swiss franc di 1.2008.. 




U.K.
Bank of England akan memulai menawarkan pinjaman cash murah terhadap perbankan minggu depan sebagai bagian dari paket langkah untuk  menenangkan  arus  kredit  terhadap  perekonomian,  dan  yang  mana  analis  mengatakan  seharusnya  membantu  mengurangi  krisis  euro  dari  tekanan pendanaan.   

Bank‐bank  akan  dapat  untuk  men‐swap  aset‐aset  yang  tidak  dibeli,  seperti  paket  pinjaman,  credit  card  debt,  dan  pinjaman  commercial  real  estate, yang dapat balik dalam 6‐bulan cash loan dibawah operasi central bank's first Extended Collateral Term Repo Facility pada 20 Juni.   

Keputusan  untuk  mengaktifkan  fasilitas  berawal  karena  perbankan  Inggris  telah  menghadapi  biaya  pendanaan  yang  tinggi  secara  signifikan  daripada mitra zona euronya, dan analis mengatakan skema seharusnya membantu untuk melepas beberapa tekanan. 

Defisit  perdagangan  barang  Inggris  tidak  seperti  ekspektasi  meluas  pada  bulan  April  karena  anjloknya  ekspor,  meningkatkan  ancaman  dari  kontraksi  ekonomi  kuartal  ketiga  dan  menambah  pentingnya  langkah  terkini  untuk  mendorong  pertumbuhan  sebagai  mitra  dagang  dalam  pelemahan zona euro.  




JAPAN
Pada  sidangnya  akhir  pekan  lalu,  BOJ  memutuskan  tidak  melakukan  penambahan  dana  yang  digunakan  dalam  pembelian  asetnya  (40  triliun  yen).  Menanggapi langkah BOJ tersebut para praktisi memperkirakan BOJ akan mempertimbangkan untuk melakukan pelonggaran lanjutan jika kondisi Eropa  memburuk dan Yunani keluar dari keanggotaan Euro.  

Berbicara pasca sidang tersebut, Gubernur BOJ Masaaki Shirakawa menegaskan bahwa bank sentral tetap mempertahankan pandangan bahwa stabilitas  finansial merupakan hal yang sangat penting. Pada kesempatan lain, Perdana Menteri Yoshihiko Noda menegaskan bahwa penguatan kurs yen terhadap  dolar AS dan euro akhir‐akhir ini tidak merefleksikan kondisi fundamental ekonomi Jepang dan pihaknya akan menjelaskan hal tersebut pada KTT G20 di  Meksiko.  

Dalam sepekan terakhir dolar AS tercatat melemah 0,97 persen terhadap yen ke 78.69, sementara itu euro stagnan terhadap yen di 99.47. Sedangkan  Aussie dolar tercatat menguat 0,79 persen terhadap yen 79.35 dan sterling juga naik 0,62 persen terhadap yen ke 123.66.




AUSTRALIA
Dolar Australia telah memposisikan diri di atas paritas dengan mitra AS dan bisa bergerak lebih tinggi setelah pemilu Yunani akhir pekan ini. Hingga sesi New  York hari Jumat, Aussie mencatat intraday high di $1.0089 sebelum akhirnya bergerak di sekitar $1.0080, atau naik 0.6% dari penutupan New York hari  Kamis di sekitar 1.0021. 

Aussie melanjutkan rally‐nya setelah bank‐bank sentral terbesar dunia terindikasi akan berupaya untuk menstabilkan pasar jika kondisi terburuk terjadi di  Yunani, dengan menyediakan likuiditas. 

Dalam  laporan  hari  Kamis  malam  waktu  setempat,  bank‐bank  sentral  dari  negara  G20  telah  bersiap  untuk memastikan  mengalirnya  dana  tunai  melalui  sistem keuangan jika pasar mengalami tekanan yang berat di hari Senin. 

Hingga berita ini ditulis, pasar masih menantikan hasil pemilu Yunani yang digelar pada hari Minggu (17 Juni). 

Pasar juga tengah menantikan hasil sidang The Fed pekan ini. The Fed akan mengumumkan hasil sidang regulernya pada hari Rabu. Jika ada indikasi bahwa  quantitative easing jilid 3 akan digulirkan, maka dolar potensial melanjutkan koreksinya. 

Adapun data ekonomi AS yang dirilis hari Jumat menunjukkan manufacturing output mengalami kontraksi di bulan Mei untuk kedua kalinya dalam 3 bulan  terakhir  dan barometer  untuk melihat kegiatan pabrikan di New York  menunjukkan penurunan tajam bulan ini, memberikan  kekhawatiran ekonomi AS  tengah melambat. Data lainnya menunjukkan sentimen konsumen AS turun ke level terendah 6 bulan di awal Juni.  Serangkain data ekonomi AS yang dirilis buruk tersebut kian menambah spekulasi terhadap kemungkinan dilanjutkannya kebijakan moneter longgar oleh  The Fed. 




SWISS
Swiss  franc  bergerak  stabil  pada  hari  Jumat  namun  masih  cenderung  menguat  terhadap  dolar  setelah  serangkain  data  ekonomi  AS  dirilis  buruk  yang  menambah  spekulasi  terhadap  kemungkinan  dilanjutkannya  kebijakan  moneter  longgar  oleh  The  Fed.  The  Fed  akan  mengumumkan  hasil  sidang  regulernya pada hari Rabu. Jika ada indikasi bahwa quantitative easing jilid 3 akan digulirkan, maka dolar potensial melanjutkan koreksinya. 

Adapun data ekonomi AS yang dirilis hari Jumat menunjukkan manufacturing output mengalami kontraksi di bulan Mei untuk kedua kalinya dalam 3 bulan  terakhir dan barometer untuk melihat kegiatan pabrikan di New York menunjukkan penurunan tajam bulan ini, memberikan kekhawatiran ekonomi AS  tengah melambat. Data lainnya menunjukkan sentimen konsumen AS turun ke level terendah 6 bulan di awal Juni. 

Hasil  pertemuan  G20  menunjukkan  bahwa  bank‐bank  sentral  siap  untuk  melakukan  langkah  langkah  untuk  menstabilkan  pasar  finansial  dengan  menyediakan likuiditas dan mencegah tekanan kredit jika hasil pemilu Yunani memperburuk kondisi pasar. Sebuah langkah bersama yang terkoordinasi  mungkin akan dilakukan dan berpeluang mendorong meningkatnya minat pada aset beresiko dan menekan dolar lebih lanjut, meskipun nampaknya masih  akan terbatas menyusul naiknya imbal hasil obligasi Spanyol dan resiko akan menular ke Italia, sebagai negara dengan perekonomian terbesar ketiga zona  euro.  

Swiss franc bergerak menguat 0.2% di sekitar 0.9491 franc dibandingkan penutupan New York hari Kamis di sekitar 0.9508 franc.