• Bursa saham dunia mengalami rally, harga minyak mentah naik dan dollar AS merosot Selasa lalu dari spekulasi the Fed kemungkinan memberikan sinyal pada stimulus berikutnya (QE3) terhadap perekonomian AS.
• Kesuraman data ekonomi AS membantu mendorong ekspektasi, yang mana mendorong saham‐saham dunia yang diukur pada indeks MSCI All‐ Country World <.MIWD00000PUS> 2.4 persen dan Standard & Poor's 500 AS <.SPX> 3.4 persen.
• Pada bursa Wall Street, indeks Dow Jones industrial average <.DJI> meningkat 322.11 poin, atau 2.97 persen, untuk ditutup ke level 11,176.76. Indeks S&P 500 naik 38.53 poin, atau 3.43 persen, ke level 1,162.35. Indeks Nasdaq Composite <.IXIC> bertambah 100.68 poin, atau 4.29 persen, ke level 2,446.06.
• Laporan yang menunjukkan sektor factory Cina meningkat lebih baik dari ekspektasi pada bulan Agustus membantu mendorong bursa saham dunia overnight.
• Gempa berukuran 5.9 skala yang mengguncang East Coast AS dan Kanada, memaksa evakuasi dari beberapa bangunan, yang berpengaruh sangat minim pada pasar.
• Dollar AS melemah Selasa lalu dari harapan the Fed akan melonggarkan kebijakan kedepannya untuk menstimulasi lesunya ekonomi AS, sementara itu membaik dari ekspektasinya data factory Jerman dan Cina menekan kekhawatiran mengenai pertumbuhan (ekonomi) global. Euro terakhir diperdagangkan naik 0.6 persen ke level $1.4443 <EUR=EBS> setelah menguat hingga sebesar $1.45 pada trading platform EBS, dalam kisaran utama level $1.40‐$1.45 yang dibentuk sejak awal Juli.
• Harga Tresuri AS bertenor 30 tahun berbalik melemah pada sore harinya Selasa lalu, dengan bursa Wall Street memperluas awal kenaikannya, menyebabkan beberapa trader melepas kepemilikan bond‐nya.
• Emas melemah dari penurunannya diatas level $1,900 ons Selasa lalu dalam penurunan harian terdalamnya dalam 18 bulan, dengan rebound ekuitas mendorong trader untuk memikirkan kembali rally emas yang mana saat ini dilihat sebagai suatu yang berlebihan. Spot emas <XAU=> terakhir diperdagangkan pada level $1,833.50/1,834.25, yang turun 3.4 persen pada perdangan terakhir New York, yang mana membuat penurunan persentase terbesar hariannya sejak Februari 2010.
• Pada pasar minyak mentah, harga‐harganya naik dari harapan stimulus, karena berlanjutnya kekerasan di Libya dan rencana pengurangan ekspor minyak Nigeria. Brent October crude <LCOV1> meningkat 95 sen untuk di settle ke level $109.31 per barrel. Pada New York Mercantile Exchange, crude untuk pengiriman bulan Oktober <CLV1> di settled ke level $85.44, yang naik $1.02, atau 1.21 persen.
• Sterling menguat terhadap dollar Selasa lalu dan sedikit naik terhadap euro, didorong oleh aksi ambil untung pada mata uang tunggal tersebut, meskipun kenaikannya diperkirakan terbatas berkenaan dengan permasalahan mengenai recovery ekonomi Inggris.
• Pound juga mendapat support dari sedikit recovery pada risk appetite (hasrat pada aset‐aset beresiko) setelah sedikit membaik dari perkiraannya data manufaktur Cina dan aktivitas factory Jerman yang secara marjinal meredakan kekhawatiran global dan membantu kenaikan saham‐saham.
• Sterling <GBP=D4> meningkat 0.3 persen terhadap dollar AS ke level $1.6534, aman diatas support pada 100‐day moving average disekitar level $1.6294. Kenaikan didepannya dapat dilihat untuk re‐test level tertingginya dalam 3‐1/2 bulan dilevel $1.6618.
• Euro secara marjinal melemah terhadap pound ke level 87.12 pence <EURGBP=D4>, dengan sesi sorenya terjadi aksi jual oleh perbakan Inggris tepat dibawah level 87.50 pence. Trader mencatatkan stop dibawah 87 pence.
• Surplus perdagangan Irlandia meningkat 8 persen untuk mencapai level tertingginya sekitar 4.08 milyar euro pada bulan Juni, mencatatkan penguatan kinerja semester pertamanya meskipun outlook untuk memburuk untuk tahun tersisa.
GOLD & COMMODITIES
• Emas anjlok tajam 3,5% terhadap dollar AS ke 1829.65 USD per troy ounce setelah berhasil membukukan penguatan ke level tertinggi sepanjang sejarah di 1911.46 USD per troy ounce. Ini merupakan penurunan harian paling tajam dalam kurun 18‐bulan terakhir. Pelemahan tersebut dipengaruhi aksi ambil untung pelaku pasar seiring dengan penguatan bursa saham global yang ditingkahi oleh menguatnya ekspektasi stimulus lanjutan oleh The Fed.
• Penasehat investasi ternama Dennis Gartman dalam catatan resminya pada The Gartman Letter menyebut bahwa “emas telah mencapai poin dimana bergerak hingga 40 sampai dengan 50 USD per troy ounce hanya dalam waktu singkat. Itu bukan lagi merupakan investasi yang aman, bahkan jauh dari definisi aman, justru berbahaya, bahkan mengerikan”.
• Komoditas lain seperti minyak bumi dan tembaga menguat seiring ekspektasi stabilnya permintaan dari pabrikan asal Cina yang merupakan importir terbesar logam industri. Sentimen ini didukung oleh data PMI preliminary Cina untuk Agustus dirilis 49.8, atau lebih baik dari data Juli 49.3 yang merupakan level terendah dalam kurun 28‐bulan terakhir.
• Sementara itu The Shanghai Gold Exchange akan menaikkan margin requirement kontrak perdagangan berjangka emas untuk kedua kalinya dalam sebulan terakhir menyusul lonjakan tajam harga emas dunia. Margin requirement dikabarkan akan naik menjadi 12% dari 11% terhitung sejak 25 Agustus untuk menanggulangi kemungkinan resiko, menahan stabilitas pasar dan mempertahankan kepentingan investor, demikian berdasarkan pernyataan resmi bursa tersebut yang di posting di laman resminya Rabu 23 Agustus ini.