title cover

title cover

Tuesday, May 1, 2012

Headline News 01.05.12


US & GLOBAL
Bursa  saham  global  ditutup  menguat  Jumat  lalu  dari  laporan  penguatan  earning,  tetapi  dollar  anjlok  terhadap  euro  dan  yen  karena  melemah  dari  ekspektasinya  data  perekonomian  AS  dengan  the  Fed  dapat  melonggarkan  kebijakan  (ekonomi)  lebih  lanjut  untuk  mendorong perekonomiannya (dengan QE3).   

Saham‐saham  AS  meningkat  dalam  rangkaian  empat  harinya,  dibantu  penguatan  dari  ekspektasinya  profit  dari  Amazon.com  Inc  <AMZN.O> dan Expedia Inc <EXPE.O>.    

Indeks Dow Jones industrial average <.DJI> bertambah 23.69 poin, atau 0.18 persen, untuk ditutup ke level 13,228.31. Indeks Standard &  Poor's 500 <.SPX> meningkat 3.38 poin, atau 0.24 persen, ke level 1,403.36. Indeks Nasdaq Composite <.IXIC> naik 18.59 poin, atau 0.61  persen, ke level 3,069.20.    

Perekonomian AS yang merupakan terbesar didunia mengalami ekspansi 2.2 persen dalam tahunannya untuk pertama kali dalam tiga  bulan pada tahunannya, dibawah ekspektasi ekonom 2.5 persen. 

Kemungkinan lebih besarnya stimulus dari the Fed menekan dollar, yang anjlok terhadap euro dan yen. The greenback turun 0.79 persen  ke level 80.37 yen <JPY=>. Euro menguat 0.24 persen ke level $1.3240 <EUR=> terhadap the greenback – berada dalam kisaran $1.30  hingga $1.34 dalam tahunannya.   

Sementara  itu  Bank  of  Japan  menaikkan  program  pembelian  obligasi  dan  membuat  perubahan  lainnya  pada  program  pembeliannya,  langkah  yang  terlihat  bertahap  daripada  langkah  yang  signifikan  untuk  mencoba  membawa  perekonomian  Jepang  keluar  dari  kelesuannya.          

Indeks FTSEurofirst <.FTEU3> ditutup naik 0.69 persen ke level 1,051.50, dengan mencatatkan membaiknya order kuartal pertama dari  Swedish  engineering  groups  Sandvik  <SAND.ST>  dan  Atlas  Copco <ATCOa.ST>  yang  menekan  penurunan  peringkat  Standard  &  Poor's  pada sovereign debt Spanyol Kamis sebelumnya.  

Obligasi pemerintah AS bertenor 10‐tahun/U.S. Treasury note <US10YT=RR> naik 4/32, dengan yield 1.9313 persen.    

Emas  naik  dari  rangkaian  empat  harinya  Jumat  lalu  dan  mencatatkan  kenaikan  mingguan  terbesarnya  sejak  akhir  Februari,  karena  kekecewaan pertumbuhan (ekonomi) AS dan utang Eropa yang mendorong permintaan investasi dari logam mulai. Spot emas <XAU=>  naik 0.4 persen ke level $1,663.11 per ons pada pukul 2:51 p.m. EDT (1851 GMT). Dalam mingguannya emas mencatatkan kenaikan 1.3  persen, terbesar dalam delapan minggunya. U.S. gold futures <GCM2> untuk pengiriman Juni di settled menguat $4.30 ke level $1,664.80  per  ons.  Volume  perdagangan  dibawah  100,000  lot  pada  pukul  3  p.m.,  data  Reuters  sebelumnya  yang  membuatnya  berada  dalam  volume terendah dalam tahunannya.   

U.S.  crude  oil  futures  berbalik  positif  dalam  volume  perdagangan  yang  tipis  dalam  hariannya,  dibantu  oleh  aksi  short‐covering  kedepannya dari akhir pekan. Crude AS di settled ke level $104.93 per barrel, naik 38 sen, atau 0.36 persen. 

GOLD & COMMODITIES
Emas menguat dalam 4 sesi berturutan di hari Jumat dan mencatat kenaikan mingguan terbesarnya sejak akhir Februari, menyusul rilis  data  GDP  AS  yang  mengecewakan  dan  keprihatinan  seputar  krisis  utang  Eropa  telah  mendorong  minat  investor  untuk  berinvestasi  kedalam logam mulia. 

Aksi beli emas meningkat setelah laporan menyebutkan pertumbuhan ekonomi AS melambat di kuartal pertama, sedangkan minat pada  aset aman juga mendorong naiknya emas pasca penurunan peringkat utang Spanyol oleh Standard & Poor's (S&P). 

Harga  emas  spot  naik  0.4%  di  $1,663.11  per  ounce.  Dalam  sepekan,  emas  mencatat  kenaikan  1.3%,  kenaikan  yang  terbesar  dalam  8  pekan terakhir.  Sedangkan emas berjangka AS untuk pengiriman Juni berakhir naik $4.30 di $1,664.80 per ounce. 

Logam  mulia  telah  kehilangan  sekitar  $125  per  ounce  sejak  akhir  Februari  setelah  rilis  optimis  sejumlah  data  ekonomi  AS  telah  mengurangi harapan akan kelanjutan program pelonggaran moneter oleh The Fed.  Sementara  berkurangnya  kekhawatiran  pada  krisis  utang  Eropa  telah  mendorong  minat  investor  pada  aset  beresiko,  sehingga  turut  menekan emas. 

Sepanjang tahun ini, emas telah menguat sekitar 6%, masih berada dalam performa yang lebih rendah dibandingkan kenaikan 12% pada  ekuitas AS.