Bursa saham dunia menekan rally empat
harinya Senin lalu, sementara itu euro dan harga oil anjlok berkenaan
dengan Yunani kemungkinan default pada utangnya dan memicu ekonomi akan
anjlok di seluruh wilayah zona euro dan kemungkinan meluas.
Bursa saham AS ditutup anjlok Senin lalu tetapi
sedikit berubah pada akhir perdagangan setelah kemungkinan kekhawatiran Yunani default
pada utangnya menekan pada berita kemungkinan deal pada bailout funds.
Indeks
Dow Jones industrial
average <.DJI> ditutup
anjlok 108.08 poin,
atau 0.94 persen,
ke level 11,401.01.
Indeks Standard &
Poor's 500 <.SPX> melemah 11.92
poin, atau 0.98
persen, ke level
1,204.09. Indeks Nasdaq
Composite <.IXIC> merosot
9.48 poin, atau
0.36 persen, ke
level 2,612.83.
saham‐saham sektor energi dan finansial diantara yang berkinerja
terburuk pada hariannya. Indeks PHLX oil service sector <.OSX>
anjlok 1.7 persen, dan indeks bank KBW <.BKX> berkurang 2.8 persen
mengikuti penurunan tajam pada perbankan Eropa.
Bursa
saham dunia yang
diukur pada indeks MSCI
world equity <.MIWD00000PUS> melemah
1.7 persen setelah
mencatatkan kenaikan mingguan terbesarnya sejak Juli pada minggu
lalu.
Euro
memangkas penurunannya terhadap
dollar Senin lalu
pada perdagangan yang choppy,
karena Yunani mengatakan
telah mendekati deal
dengan International Monetary Fund, Uni Eropa dan European Central Bank.
Mata uang euro pada awalnya memperluas pelemahannya setelah conference call
diakhiri dengan tidak adanya langkah‐langkah yang signifikan.
Euro memangkas penurunannya untuk diperdagangkan
pada level $1.36820 <EUR=EBS> dari sekitar level $1.36630. Telah sempat
diperdagangkan ke level $1.36876, anjlok 0.8 persen dalam hariannya.
Yen juga diuntungkan sebagai safety bid,
dengan euro anjlok 1.1 persen <EURJPY=>. Dollar AS merosot 0.3 persen ke
level 76.55 yen <JPY=>.
Harga Tresuri AS
menguat Senin lalu karena
kekhawatiran berkenaan dengan
krisis utang zona
euro yang mendorong safe‐haven
buying dan investor melihat pada intervensi the Fed
pada pasar obligasi untuk melemahkan long‐term
interest rates.
Harga
emas anjlok dari
ketertarikan sebagai safe
haven Senin lalu,
melemah hingga 2
persen karena kekhawatiran
pada default utang
Yunani dan membesarnya
permasalahan zona euro yang mendorong investor pada bonds dan dollar AS.
Pada pukul 1:15 p.m. EDT (1715 GMT), spot emas <XAU=>, berada pada level $1,770 per ons, anjlok terhadap penutupan
perdagangan Jumat lalu yang dipedagangkan pada level $1,810.84 di New
York. Secara singkat sempat mencapai
level dibawah $1,770 dalam hariannya.
Harga minyak mentah merosot berkenaan dengan
krisis utang Eropa yang akan menekan permintaan. Brent crude
<LCOc1> di settled ke level $109.14 per barrel, melemah $3.08. U.S.
crude <CLc1> anjlok $2.26 untuk ditutup ke level $85.70.
GOLD
& COMMODITIES
Emas anjlok 1,8% terhadap dollar AS ke 1777.64
USD per troy ounce seiring kalah pamornya sebagai safe haven dibanding
obligasi dan dollar AS ditengah semakin
berkembangnya kekhawatiran pada krisis
Uni‐Eropa. Investor
dilaporkan cenderung mengalirkan
investasinya pada aset
yang lebih likuid dibanding aset alternatif seperti
emas.
Pelemahan bursa saham global juga tak kunjung
memberikan dukungan penguatan emas secara signifikan. Hal tersebut ditengarai
karena maraknya aksi ambil untung
terhadap emas untuk menutupi kerugian investor pada instrumen investasi lain
seperti saham dan mata uang.
Hingga akhir sesi New York, perak tercatat
melemah 2,5% ke 39.56 USD per troy ounce.
Setelah penutupan bursa Wall Street, lembaga
pemeringkat S&P memangkas peringkat kredit Italia menjadi A/A‐1 dari
A+/A‐1+
dengan outlook negatif. Sebuah kondisi yang menurunkan minat investor
pada aset beresiko, euro dan Aussie dollar tercatat turun setelah rilis
tersebut menjelang dibukannya sesi Australia dan Asia pagi ini.
Analis juga memperkirakan kemungkinan sikap wait
and see para pelaku pasar emas menjelang rilis hasil sidang FOMC Kamis dini
hari 22 September 01.15 WIB. Saat ini pelaku pasar memperkirakan The Fed akan
kembali melakukan upaya pelonggaran moneter meskipun disisi lain akan
mempertahankan nilai tukar dollar yang kuat.
Sementara itu berdasarkan studi terakhir dari
lembaga hedge fund Duet Commodities Fund Ltd, emas, platinum dan minyak
mentah diperkirakan masih akan memimpin penguatan harga komoditas ditunjang
upaya investor mengamankan asetnya dari berbagai kondisi ketidakpastian.
Emas diperkirakan akan naik 21% mencapai level
2200 USD per troy ounce hingga akhir 2011, platinum naik 10% dan minyak mentah
akan menguat 26% menjadi 140 USD per barrel dalam 6‐bulan
kedepan.