US & GLOBAL
• Bursa saham global dan euro merosot Rabu lalu setelah data menunjukkan perusahaan‐perusahaan AS mempekerjakan lebih sedikit orang dalam tujuh bulannya pada bulan April dan sektor factory zona euro anjlok kedepannya.
• Indeks S&P 500 dan Dow turun karena investor berbalik khawatir dari kedepannya laporan nonfarm payrolls AS Jumat ini untuk bulan April, sementara itu harga obligasi pemerintah naik sebagai permintaan pada safe‐haven.
• Perusahaan‐perusahaan AS menambah pekerja hanya 119,000 bulan lalu, sedikit membaik dari ekspektasi 177,000, tanda‐tanda kekhawatiran pada pasar tenaga kerja yang telah berjuang untuk naik.
• Indeks Dow Jones industrial average <.DJI> ditutup turun 10.75 poin, atau 0.08 persen, ke level 13,268.57. Indeks Standard & Poor's 500 <.SPX> melemah 3.51 poin, atau 0.25 persen, ke level 1,402.31. Indeks Nasdaq Composite <.IXIC> bertambah 9.41 poin, atau 0.31 persen, ke level 3,059.85.
• Indeks MSCI world equity <.MIWD00000PUS> merosot 0.3 persen ke level 328.35. Saham‐saham utama Eropa menghapus kenaikan pada awal hariannya, dengan indeks FTSEurofirst 300 <.FTEU3> ditutup turun 0.4 persen.
• Euro melemah dalam rangkaian tiga harinya terhadap dollar Rabu lalu setelah suramnya data manufaktur Eropa yang menambah kekhawatiran mengenai meluasnya perlambatan pada wilayah tersebut dari didepannya meeting European Central Bank dan pemilu di Perancis dan Yunani. Euro <EUR=> turun ke level $1.3121, level terendahnya yang lebih dari satu minggu, dengan volume perdagangan yang tipis setelah May Day holiday di Eropa. Euro terakhir diperdagangkan ke level $1.3154, turun 0.6 persen.
• Harga Treasury AS naik Rabu lalu karena pelemahan manufaktur Eropa dan melambatnya perekrutan sektor swasta di AS yang mendorong ekspektasi pada perlambatan (ekonomi) global dan mendorong permintaan pada low‐risk investments.
• Emas melemah ke level $1,653 per ons <XAU=> tetapi masih menyisakan sinyal yang bervariasi pada pertumbuhan global yang dikesampingkan oleh investor.
• Harga minyak mentah anjlok, ditekan oleh data yang menunjukkan naiknya cadangan karena pelemahan data ekonomi AS dan Eropa yang menekan outlook permintaan. Brent crude untuk Juni <LCOc1> melemah $1.46 untuk di settle ke level $118.20 per barrel dan U.S. crude untuk Juni <CLc1> merosot 94 sen untuk di settle ke level $105.22.
GOLD & COMMODITIES
• Harga emas jatuh bersamaan dengan euro pada hari Rabu setelah data factory orders AS telah membantu dolar untuk mempertajam penguatannya seiring meredanya spekulasi mengenai kemungkinan The Fed menggulirkan program quantitative easing (QE) putaran ketiga.
• Komentar sejumlah petinggi The Fed Selasa kemarin juga memperkuat indikasi bahwa bank sentral AS masih akan mempertahankan kebijakan moneternya.
• Emas sebelumnya terangkat oleh isu mengenai kemungkinan The Fed menggulirkan kembali program QE jilid tiga, yang jika memang terjadi maka akan menekan dolar dan membuat suku bunga tetap rendah.
• Emas spot sempat terkoreksi 0.8% di sekitar $1,648.15 per ounce sedangkan emas berjangka AS pengiriman Juni turun $13.50 per ounce di $1,648.90. Namun emas kemudian rebound dengan cepat dan bergerak di sekitar $1,652.76 per ounce setelah data menunjukkan sektor swasta menambah pekerjaan paling sedikit sejak September 2011 di periode April, dimana telah memukul dolar. Pasar melihat data ini sebagai pandangan awal untuk menaksir kemungkinan rilis data non‐ farm payrolls hari Jumat besok.
• Masih rendahnya permintaan fisik emas dari India akibat tingginya harga emas dan melemahnya rupee (mata uang India) juga turut memicu melemahnya emas.
EURO ZONE
• Tingkat pengangguran zona euro naik menjadi 10.9 persen pada bulan Maret, sama dengan level tertinggi dalam 15 tahun lalu, data Rabu lalu yang didorong kenaikan pada Italia dan Spanyol.
• Tingkat pengangguran dalam 17 negara yang menggunakan mata uang tunggal naik 0.1 poin persentase dari Februari, sebagaimana ekspektasi oleh polling ekonom dari Reuters.
• Sektor manufaktur zona euro merosot kedepannya dari penurunan bulan lalu karena pelemahan yang dimulai disekelilingnya yang terlihat ditekan oleh anggotanya Perancis dan Jerman, survei menunjukkannya.
• Sementara mitra Eropa menderita akibat resesi, austerity dan naiknya pengangguran, Jerman mengubah perhatiannya menjadi sangat berbeda, dan belum lazim, yaitu sumber dari kecemasan – pada inflasi.
• Meskipun data baru‐baru ini menunjukkan consumer prices Jerman naik hanya 2 persen pada April, level terlambatnya dalam setahun, beberapa ekonom melihat dimulainya bahaya price bubble yang dapat menghantui negara tesebut dalam tahun‐tahun mendatang.
• Sektor manufaktur Jerman melemah pada tingkat tercepatnya yang mendekati tiga tahun pada April, karena export orders anjlok, menambah pertanyaan mengenai apakah negara dengan ekonomi terbesar di Eropa tersebut dapat melanjutkan mendorong pertumbuhannya dalam zona euro.
U.K.
• Aktivitas konstruksi Inggris tumbuh cepat daripada ekspektasi pada bulan April, didorong oleh commercial work dan new orders, survei menunjukkannya Rabu lalu, bertentangan dengan data resmi mengenai sektor tersebut.
• The Markit/CIPS Construction Purchasing Managers' Index (PMI) turun menjadi 55.8 dari bulan sebelumnya pada 21‐bulan di level tertingginya 56.7, masih diatas level 50 yang memisahkan antara pertumbuhan dari kontraksi dan menjauhi perkiraan turun 54.0.
• "April saw another generally buoyant survey, with rates of output and new order growth close to March's recent highs. Improved inflows of new work have also helped raise business expectations in the sector from the three‐year low seen last autumn," ungkap Tim Moore, ekonom senior pada Markit, yang mengkompilasi survei.
• Persetujuan untuk home loans di Inggris naik tidak seperti ekspektasi pada bulan Maret, memperkirakan pasar perumahan berlanjut untuk recover meskipun berakhirnya pembebasan pajak untuk pembeli tingkat pertama, data Bank of England menunjukkannya.
• Bank sentral mengatakan mortgage approvals naik menjadi 49,860 pada Maret dari 49,029 di February, membalikkan perkiraan para analis untuk anjlok 48,000.
JAPAN
• Jepang dapat menghadapi "the day of reckoning" (hari perhitungannya) lebih cepat dari ekspektasinya jika pemerintah gagal untuk menaikkan sales tax dan tingginya permintaan investor pada obligasi pemerintah, Moody's Investors Service mengatakannya Rabu lalu, yang menaikkan tekanan pada Jepang untuk memberlakukan undang‐undang reformasi pajak.
• Tom Byrne, Wakil presiden senior dan regional officer, mengakui kenaikan pajak akan menjauhkan Jepang dalam menghadapi pelemahan pertumbuhan ekonomi tetapi mengatakan negara membutuhkan untuk "bite the bullet" dan memulai memperbaiki keuangan publik yang mendorong membengkaknya biaya kesehatan.
• "If you don't increase taxes you'd have to issue more JGBs which moves the day of reckoning closer to the tipping point where markets demand higher risk premiums," Byrne mengatakannya pada meeting Asian Development Bank di Manila.
• Harga obligasi pemerintah Jepang melemah pada Rabu lalu karena investor melakukan aksi ambil untung setelah rally dari mengemukanya pelonggaran kebijakan oleh Bank of Japan minggu lalu yang menekan yield turun ke level terendah dalam 1‐1/2 tahun.