title cover

title cover

Tuesday, April 16, 2013

Headline News 16.04.13


US & GLOBAL
Investor  melepas  saham  dan  komoditas  pada  hari  Senin  dengan  emas  mencatat  kerugian  2  hari  terburuknya  dalam  30  tahun  setelah  minimnya  permintaan  dari  Cina  telah  menambah  kekhawatiran  terhadap  memburuknya  ekonomi  global.  Emas  telah  menyeret  melemahnya  harga  logam  lainnya  setelah  harga  emas  anjlok  ke  level  terendah  lebih  dari  2  tahun.  Harga  minyak  Brent  juga  turun  menembus $100 per barel, sementara Wall Street terkoreksi lebih dari 2% dengan S&P 500 mencatat hari terburuknya sejak 7 November. 

Dengan  kondisi  pasar  yang  masih  belum  stabil,bursa  saham  AS  melanjutkan  koreksinya  di  sesi  akhir  setelah  terjadi  2  ledakan  yang  mengguncang lokasi di sekitar garis finish Boston Marathon, di Boston, Massachusetts, Amerika Serikat yang menewaskan 2 orang dan  melukai 23 orang. 

Harga emas turun sebanyak 9%, ke leel intraday low di $1336,04 per ons. Dalam 2 sesi terakhir, emas telah melemah lebih  dari 13%,  mencatat 2 hari terburuknya sejak akhir Februari  1983. Emas saat ini bergerak di sekitar  $1346,26.  Sejumlah penyebab terkoreksinya  emas diantaranyarencana Siprus menjual cadangan emasnya dan kekhawatiran adanya aksi jual emas dari sejumlah bank sentral lainnya.  SPDR Gold Trust <GLD.P> menembus volume harian tertingginya dengan 92,44 juta saham yang diperdagangkan. ETF kehilangan 8,8%. 

Pemulihan  ekonomi  Cina  diluar  dugaan  tersendat  di  kuartal  pertama  2013  setelah  dilaporkan  terjadi  pertumbuhan  tahunan  yang  melemah ke 7,7% dari 7,9% di kuartal keempat tahun lalu. Sementara kalangan ekonom sebelumnya memprediksi terjadi pertumbuhan  sebesar 8%. Data industrial output di Cina di periode Maret juga dirilis di bawah ekspektasi pasar dan menambah sensitifitas  investor  setelah serangkaian data ekonomi AS yang dirilis buruk. 

Data manufaktur AS semalam juga dirilis melemah yang menunjukkan menurunnya performa ekonomi menuju kuartal kedua tahun ini. 

Pekan  lalu  Siprus  berencana  akan  menjual  sekitar  €  400  juta  emasnya  untuk  membantu  menopang  kondisi  keuangannya  dan  telah  membangkitkan spekulasi bahwa negara‐negara besar lainnya akan menggunakan langkah yang sama. 

Trader juga terus emncermati kemungkinan The Fed mengurangi stimulus moneternya di akhir tahun ini. 

Brent  crude  futures  <LCOc1>  turun  lebih  dari  $2  ke  $100,39  per  barel  menyusul  kekecewaan  dan  kekhawatiran  terhadap  prospek  pemulihan ekonomi global. Sedangkan U.S. crude <CLc1> berakhir melemah $2,58 di $88,71.  

Tembaga jatuh ke level terendahnya dalam 1‐1/2 tahun. Three‐month copper <CMCU3> di London Metal Exchange jatuh ke $7085 per ton,  level terendahnya sejak Oktober 2011. Silver <XAG=> merosot 12% di $22,71 per ons, setelah terkoreksi ke intraday low $22,56.  

Bursa saham AS juga melemah secara umum. Dow Jones industrial average <.DJI> turun 265,86 poin atau 1,79% ke 14599,20. Sedangkan  Standard & Poor's 500 Index <.SPX> turun 36,49 poin aatau 2,30% ke 1552,36. Sementara Nasdaq Composite Index <.IXIC> jatuh 78,46  poin atau 2,38% ke 3216,49.  

FTSEurofirst 300 <.FTEU3> berakhir melemah 0,6% dan MSCI's world share index <.MIWD00000PUS>, sebagai barometer untuk saham di  45 negara, terkoreksi 1,8%.   Yen berhasil menguat setelah trader menjual aset beresiko. Dolar turun 1,2% ke 96,61 yen. Euro turun 2,2%  ke 125,98 yen.  

GOLD & COMMODITIES
Harga emas anjlok 9 persen dalam volume perdagangan yang besar Senin lalu, dan melemah lebih dari $125 per ons yang merupakan  penurunan harian terbesar yang pernah terjadi, karena investor melepas emas secara masal untuk mencari return yang lebih baik. 

Komoditas melemah hampir secara keseluruhan, tetapi beberapa tertekan seperti emas, yang mana tertekan ke level terendah dalam dua  tahunnya, dan perak yang anjlok 11 persen. Keduanya platinum dan palladium juga merosot tajam. 

Anjloknya  emas  mengejutkan  investor  veteran  yang  melihat  emas  sebagai  perlindungan  portofolio    terhadap  inflasi  dan  resiko  pasar  lainnya, dengan menakjubkan. Penurunan Senin lalu turut membayangi penurunan 22 Jan 1980, sehari setelah emas mencatatkan level  $850 dalam panik global yang dibawa oleh inflasi yang disebabkan oleh oil, berkenaan dengan intervensi Soviet di Afganistan dan revolusi  Iran. 

"The pressure from proposed sale of Cyprus gold is one of the factors, and once one of them start they all run from the hen house," kata  Robert Richardson, senior account executive dan trading officer pada Canadian broker‐dealer W.D. Latimer Co. Ltd.  


OIL & COMMODITIES
Emas  mengalami  tekanan  2‐harian  terbesarnya  selama  30  tahun,  sementara  Brent  crude  oil  mengalami  tekanan  dalam  8  dari  10  sesi  perdagangan terakhir yang oleh para analis dikatakan bahwa lemahnya indikasi fundamental akan memberikan indikasi sentimen yang  dominan. 

Brent crude oil turun hampir 3 persen mendekati $100/barel Senin lalu, melanjutkan tekanan jual selama 2 pekan yang telah memangkas  harga hingga hampir 10% sebagai bagian dari penarikan dana besar‐besaran oleh investor dari pasar komoditas. 

Sementara di AS, persediaan crude oil melonjak ke level tertinggi selama 30 tahun akibat meningkatnya produksi domestik dan potensial  berlanjut. Sementara demand global, di sisi lain, masih tidak menentu karena ketidakpastian ekonomi di negara‐negara konsumen minyak  terkemuka dunia. 

Terkait  dengan  lemahnya  fundamental  ekonomi,  pertumbuhan  PDB  Cina,  konsumen  minyak  terbesar  dunia,  yang  lebih  rendah  dari  perkiraan mengguncang pasar komoditas lebih lanjut pada hari Senin dan menekan Brent mendekati US$100 per barel untuk pertama  kalinya sejak Juli 2012. 

Harga crude oil <CLc1> AS menjelang pembukaan Asia hari ini diperdagangkan di 87.30/barel, setelah tertekan ke level terendah sejak  pertengahan Desember 2012 lalu, di 87.23. 

Selain itu yang turut menambah tekanan adalah Goldman Sachs, salah satu bank paling berpengaruh di bursa komoditas, memberikan  rekomendasikan  

EURO ZONE
Surplus  perdagangan  zona  euro  bertumbuh  pada  bulan  Februari,  tetapi  keseimbangan  positif  dibantu  oleh  melemahnya  permintaan  untuk  pertumbuhan  impor  daripada ekspor, data dari kantor statistik Uni Eropa Eurostat menunjukkannya.  

Surplus perdagangan untuk 17 negara yang tergabung dengan euro, pergerakan musiman yang belum disesuaikan, sebesar 10.4 milyar euro pada bulan Februari.  

Ini lebih besar daripada 3.0 milyar surplus perkiraan konsensus dari polling ekonom oleh Reuters.  

Kantor statistik juga merevisi gambaran bulan Januari kedalam defisit terdalamnya pada 4.7 milyar euro, dari 3.9 milyar sebelumnya.  

Meskipun zona euro menunjukkan perdagangan surplus, ini adalah terutama karena penurunan permintaan untuk impor, menunjukkan kesulitan dari blok tersebut  untuk menaikkan permintaan domestik karena bertahannya resesi dalam dua tahunnya.  

Pembayar pajak Perancis menghadapi tagihan pajak yang lebih kuat tahun depan, menteri keuangan Perancis mengatakannya, meskipun fokus pengetatan fiskal yang  diatur pada perubahan dari meningkatkan pendapatan ekstra untuk pemangkasan pengeluaran.  

Yunani  menerima  tagihan  kesehatan  dari  kreditor  internasional  Senin  lalu,  mengamankan  lebih  pada  menyelamatkan  bantuan  dan  mendorong  menteri  keuangan  tersebut mengatakan ia akan meminta lebih banyak gambaran utang jika Yunani membuat pertemuan yang menargetkan bailout.  


U.K.
Sterling  melemah  terhadap  dolar  pada  hari  Senin,  tertekan  oleh  buruknya  data  ekonomi  Cina  yang  kembali  membangkitkan  kekhawatiran  mengenai  prospek pertumbuhan ekonomi global, dan nampaknya masih akan bergerak fluktuatif sebelum rilis data ekonomi Inggris pekan ini. 

Perhatian  akan  tertuju  pada  serangkaian  data  ekonomi  Inggris  yang  akan  dirilis  pekan  ini,  seperti  data  inflasi,  tenaga  kerja  dan  penjualan  ritel,  yang  berpotensi menekan sterling jika data dirilis mengecewakan. 

Bank of England minutes juga akan dicermati pada hari Rabu untuk melihat apakah program quantitative easing (QE) akan ditingkatkan untuk mendorong  pertumbuhan ekonomi, dimana akan berdampak negatif pada sterling. 

Namun sterling nampaknya cenderung akan bergerak terbatas sebelum dirilisnya data PDB‐Q1 pekan depan, untuk melihat apakah ekonomi Inggris akan  tergelincir kedalam resesi atau tidak. 

Sterling terkoreksi di bawah $1,53 sejak mencatat puncaknya di $1,5411 pada 11 April lalu, dan terakhir tercatat bergerak di sekitar $1.5280, atau melemah  0,4%  dibandingkan  penutupan  New  York  hari  Jumat.  Sterling  tertekan  oleh  dolar  setelah  pasar  ekuitas  dan  komoditas  melemah  usai  rilis  data  yang  menunjukkan ekonomi Cina tumbuh di bawah perkiraan.


JAPAN
USDJPY terkoreksi lebih lanjut setelah kementrian keuangan AS mengatakan akan mengawasi kebijakan moneter Jepang untuk meyakini apakah memang tidak bertujuan untuk  melemahkan yen. 

Sementara kemarin gubernur BoJ, Haruhiko Kuroda, mengatakan bahwa sistem finansial Jepang masih stabil dan pasar modal tercatat mengalami perbaikan akibat penurunan  risk‐aversion (penurunan minat terhadap resiko) dan prospek kebijakan domestik. 

Kuroda juga kembali menegaskan bahwa komitmen BoJ untuk mencapai target inflasi 2 persen dalam 2 tahun, dan sejumlah indikator ekonomi mengindikasikan bahwa prospek  inflasi sedang dalam peningkatan – menyusul meningkatnya demand lokal dan perbaikan ekonomi global.  

BoJ akan membeli obligasi jangka panjang pemerintah senilai 7.5 trilyun yen ($76 milyar/bulan), atau sekitar 70 persen dari total obligasi yang dirilis pemerintah.  

Industrial output Februari Jepang direvisi naik signifikan sebesar 0,6% dari rilis awalnya ‐0,1%, demikian dilaporkan oleh kementrian perdagangan dan industri Jepang. Dengan  demikian produksi industri Jepang tersebut telah bertumbuh selama 3 bulan beruntun, didukung oleh peningkatan produsen perlengkapan transportasi dan sektor tembakau dan  makanan.  

Selain itu koreksi juga terjadi pada EURJPY Senin kemarin akibat meningkatnya kembali kekhawatiran ekonomi global yang mendorong pelaku pasar menjual aset‐aset beresiko  yang dibeli dari pinjaman murah yen. 

USDJPY tertekan ke 96.78 dari level level tertinggi 4 tahun di 99.94 Kamis pekan lalu. EURJPY tertekan hingga 126.09 dari level tertinggi sejak Januari 2010, di 131.11 yang juga  dicapai Kamis sebelumnya. 

Yang menghambat kenaikan USDJPY dan EURJPY lainnya adalah keengganan pasar melakukan aksi (jual yen) menjelang pertemuan G‐20 di Washington Kamis dan Jumat pekan ini  – dimana muncul kekhawatiran bahwa pertemuan tersebut akan membahas soal kebijakan moneter BoJ setelah kementrian AS akan mengawasi pelonggaran moneter Jepang  untuk meyakini bukan untuk pelemahan mata uangnya. 


AUSTRALIA
Sektor perumahan Australia dalam langkah pemulihan untuk sementara waktu karena para investor dan pemilik perumahan mengambil keuntungan dari  rendahnya tingkat suku bunga yang rendah.  

Jumlah dari home loans yang diambil bulan Februari naik dua persen, kenaikan pertama bulanannya sejak September tahun lalu.  

Hal itu meskipun persentase pinjaman yang diberikan untuk first home buyers anjlok ke level terendahnya dalam sembilan tahun.  

Orang‐orang yang mengambil pinjaman rumah pada bulan Februari, sebesar 14.4 persen pada first home buyers, level terendahnya sejak bulan Juni 2004.  

Usaha  kecil  dan  menengah  menggunakan  komputerisasi  dan  ekspektasi  websites  untuk  mendapatkan  lebih  banyak  pendapatan  daripada  perusahaan‐ perusahaan yang tidak menggunakannya.  


SWISS
Franc Swiss terkoreksi terhadap dolar dan juga yen pada hari Senin setelah Departemen Keuangan AS mengatakan pihaknya terus memonitor kebijakan Jepang untuk  memastikan bahwa kebijakan mereka tidak ditujukan untuk melemahkan mata uangnya. 

Yen telah merosot tajam secara luas di pekan lalu setelah BOJ mengumumkan kebijakan reflationary radikal, namun tekanan jual kemudian mereda setelah  Departemen Keuangan AS mendesak Jepang agar membiarkan pasar yang menentukan nilai tukar. 

Franc turun 0,6% terhadap yen ke sekitar 105,33 dibandingkan dengan posisi penutupan New York hari Jumat, sementara franc Swiss turun 0,4% terhadap dolar ke  sekitar 0,9310 franc. 

Pasar  akan  mencermati  berbagai  komentar  mengenai  Jepang  ketika  para  menteri  keuangan  dan  kepala  bank  sentral  dari  negara  G20  mengadakan  pertemuan  di  Washington pada hari Kamis dan Jumat pekan ini. 

Franc tidak banyak terpengaruh oleh berita bahwa pemerintah Swiss memiliki rencana darurat rahasia untuk menstabilkan nilai tukar dalam kasus memburuknya krisis  zona euro dan Bank Nasional Swiss saja tidak lagi mampu menjamin batas minimum nilai tukar EUR/CHF. 

Wakil Ketua SNB Jean‐Pierre Danthine kemungkinan akan mengulangi pernyataannya pada pidatonya di Jenewa hari Selasa ini, diikuti oleh anggota dewan SNB Fritz  Zurbruegg di sebuah acara pada hari Kamis. 

Sementara indikator ekonomi utama Swiss minggu ini adalah producer and import prices pada hari Selasa dan indikator ZEW pada hari Rabu.