US & GLOBAL
• Dolar anjlok terhadap yen pada hari Jumat setelah Bank of Japan (BOJ) mempertahankan kebijakan moneter, sementara yield obligasi AS turun mendekati level terendah 4‐1/2 bulan setelah ekonomi AS tumbuh di bawah ekspektasi di kuartal pertama tahun ini.
• Tipisnya ekspansi ekonomi yang terjadi di AS mendorong berkembangnya spekulasi terhadap suramnya prospek ekonomi negara tersebut, bersamaan dengan data terakhir untuk pertumbuhan ekonomi CIna yang tengah melambat, kesemuanya telah menekan harga minyak. Harga minyak Brent jatuh sedikit di atas $103 per barel setelah naik $3 dalam 2 sesi terakhir. Cina dan AS adalah 2 negara importir minyak dunia terbesar.
• BoJ menahan dari untuk tidak mengumumkan kebijakan moneter baru pada hari Jumat kemarin, dimana hal ini diluar dugaan pasar, tapi anggota dewan memprediksi inflasi masih mungkin jatuh di bawah target bank sentral untuk beberapa waktu. Prospek inflasi dalam laporan ekonomi semesteran menyoroti kekhawatiran bahwa BoJ memiliki tujuan yang tidak realistis dalam pergulatannya untuk mengakhiri 15 tahun deflasi.
• Pengumuman BOJ di awal April mengenai rencana untuk stimulus moneter baru sebesar $1,4 trilyun, telah memicu tekanan jual yang tajam pada yen. Namun demikian, yen masih berpotensi mengalami rebound seiring rilis buruk data ekonomi AS belakangan ini.
• Dolar jatuh ke level intraday low di 97,54 yen dan terakhir bergerak melemah 1,2% di 98,02 di akhir sesi New York.
• Data akhir pekan kemarin menunjukkan ekonomi AS mengalami ekspansi lebih lambat dari perkiraan di kuartal pertama. PDB‐Q1 AS mencatat ekspansi 2,5% y/y setelah hanya mencatat tumbuh 0,4% di kuartal keempat 2012. Namun demikian, ekspansi yang terjadi masih lebih rendah dari ekspektasi pasar 3,0%. Data PDB‐Q1 tersebut memberikan sinyal bahwa The Fed kemungkinan akan mempertimbangkan kembali untuk melanjutkan program stimulusnya pada sidangnya pekan ini.
• Laporan data tersebut telah berhasil mengangkat harga obligasi, dengan Treasury tenor 30 tahun naik 28/32 di 105‐07/32 dengan yield 2,862 persen. Sedangkan yield untuk obligasi tenor 10 tahun turun ke 1,665 persen, sedikit di atas low di 1,643 persen yang dicapai sebelumnya dalam sepekan kemarin.
• Data PDB tersebut dapat menambah keraguan terhadap kemampuan ekonomi untuk menyerap pemotongan pengeluaran pemerintah dan pajak yang lebih tinggi dan dapat menyulut spekulasi tentang kemungkinan langkah‐langkah The Fed selanjutnya untuk mendorong pertumbuhan, atau setidaknya mempertahankan rencana stimulus The Fed saat ini.
• Wall Street menutup perdagangan akhir pekan dengan tidak banyak membawa perubahan ditengah volume yang tipis, dengan koreksi tipis pada S&P 500 telah mengakhiri apresiasinya selama 5 hari terakhir. Pelemahan pada saham Amazon.com <AMZN.O> telah menekan bursa setelah peritel internet tersebut memberikan sebuah outlook yang mengecewakan, sehingga memicu sahamnya turun lebih dari 7%.
• Dow Jones industrial average <.DJI> ditutup naik 11,75 poin atau 0,08% ke 14712,55. Sedangkan Standard & Poor's 500 Index <.SPX> merosot 2,92 poin atau 0,18% ke 1582,24. Sementara Nasdaq Composite Index <.IXIC> jatuh 10,72 poin atau 0,33% ke 3279,26.
• Indeks saham Eropa juga melemah pasca rally‐nya selama 5 hari terakhir. FTSEurofirst 300 <.FTEU3> ditutup turun 0,4%.
• Tumbuhnya spekulasi bahwa ECB akan memangkas suku bunganya pada hari Kamis mendatang sebagai reaksi atas upayanya untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi kawasan, telah mengangkat bursa saham Eropa dan mendorong euro ke level terendah 3 pekan dan memberikan kontribusi atas turunnya yield obligasi.
• Brent <LCOc1> turun 25 sen ke $103,16 per barel, sementara U.S. crude <CLc1> berakhir melemah 64 sen di $93,00.
• Aksi ambil untung investor telah memicu koreksi pada harga emas, meskipun masih mencatat kenaikan mingguan terbesarnya dalam 3 bulan terakhir berkat kuatnya permintaan fisik setelah emas menembus level terendah 2 tahun di pekan sebelumnya. Harga emas turun 0,6% di $1457,76 per ons, turun dari intraday high di $1484,80.
GOLD & COMMODITIES
• Emas melemah pada perdagangan yang choppy Jumat lalu karena aksi investor untuk ambil untung, tetapi pasar masih mencatatkan kenaikan terbesar mingguannya setelah emas mencapai level terendahnya dalam dua tahun minggu lalu.
• Logam mulia masih recovery lebih dari setengah penurunannya pada $225 per ons yang terjadi antara 12 dan 16 April.
• Pada perdagangan awalnya, emas naik lebih dari 1 persen setelah Departemen Perdagangan AS melaporkan pertumbuhan ekonomi mengalami percepatan kembali dalam kuartal pertama, tetapi tidak sebanyak ekspektasinya. Emas kembali kearah negatifnya karena aksi jual dan penurunan komoditas industri termasuk crude oil dan tembaga juga tertekan.
• "There is still some long liquidation in the market, suggesting that some investors are still repositioning themselves, and that leaves the price vulnerable to some sideways actions," kata Erica Rannestad, analis precious metals pada CPM Group.
• "That (GDP) is encouraging for gold because the whole sell‐off in the metal was linked to perceptions that the U.S. economy was getting stronger and stronger," analis Societe Generale Robin Bhar mengatakannya.
OIL & COMMODITIES
• Harga Brent crude oil meningkat ke level tertinggi selama lebih dari sepekan, menembus level $103/barel di pekan kemarin dan merupakan kenaikan terbesarnya untuk basis mingguan sejak November 2012.
• Pada bulan April 2013 ini harga minyak relatif tertekan akibat rilis pesimis sejumlah data ekonomi AS dan Cina, konsumen minyak terbesar di dunia, dan diikuti kemudian juga dari data ekonomi Jerman. Hal ini memicu kekhawatiran terhadap demand minyak dunia.
• Brent crude oil April ini anjlok hingga 96.75 (18/Apr), terendah sejak Juli 2012, sementara crude oil turun ke 85.61 (terendah sejak Desember 2012) di hari yang sama.
• Namun kemudian penurunan tajam harga minyak tersebut dibayangi oleh muncul kekhawatiran pasokan, sehingga membatasi penurunan tersebut dan mendorong kenaikan kembali harganya.
• Kekhawatiran keberatan OPEC terhadap penurunan harga Brent di bawah $100/barel yang potensial memicu penambahan produksi minyak, serta aksi beli di harga rendah karena kondisi technical yang oversold, dan di pertengahan pekan lalu diikuti dengan penurunan di luar dugaan persediaan bensin mingguan AS serta spekulasi bakal turunnya persediaan minyak yang melimpah di depot minyak Cushing, Oklahoma, serta diikuti dengan keterbatasan persediaan minyak di Nigeria menyebabkan bangkitnya harga Brent crude, dan juga crude oil, dari tekanannya masing‐masing.
• Pelaku pasar minyak juga menantikan pertemuan ECB yang dijadwalkan pada Kamis pekan depan, sementara OPEC dijadwalkan akan melangsungkan pertemuannya di Vienna pada 31 Mei 2013 mendatang. Saat ini ada kewaspadaan bahwa OPEC akan menyelenggarakan pertemuan darurat untuk menyikapi tekanan harga minyak sejak awal April ini. Penurunan harga minyak Brent di bawah $100/barel sempat memicu kekhawatiran bahwa negara‐ negara OPEC akan memangkas produksinya.
• Yang mendorong rebound harga minyak di akhir pekan kemarin juga pernyataan resmi dari petinggi pemerintahan AS, bahwa ada kemungkinan pemakaian senjata kimia oleh Suriah.
• Secara technical, dalam grafik harian Brent crude <LCOc1> saat ini rebound harganya menghadapi resistance 103.09‐103.40, yang apabila berhasil ditembus akan semakin membuka peluang untuk me‐retrace penurunannya tahun 2013 ini (119.17‐96.75), dengan target minimum di areal $105. Namun sebaliknya, perlu diwaspadai rebound sulit untuk mengatasi 103.09‐103.40, maka akselerasi penurunan yang sempat mencapai 96.75 (18/April lalu) belum berakhir. Tembus level 96.75 tersebut akan membuka peluang akselerasi hingga 88.49 (low 22/Jun./2012). Sementara crude oil AS <CLc1> sedang menghadapi resistance di 94.82 untuk akselerasi lebih jauh.
EURO ZONE
• Kondisi lending dalam zona euro melemah pada bulan Maret dan gap ekonomi memisahkan Jerman dari permasalahan blok debitur melembar, rilis data dari European Central Bank menunjukkannya Jumat lalu.
• Lending pada perusahaan‐perusahaan zona euro menyamakan kedudukan dari basis bulanan pada bulan Maret setelah naik 4 milyar euro ($5.2 milyar) pada bulan Februari, data menunjukkannya sementara itu perusahaan‐perusahaan meminjam 1.3 persen lebih rendah daripada tahun lalu, kata ECB.
• Pengekspor raksasa Jerman menghadapi tantangan baru dari pesaing Jepangnya setelah penurunan tajam yen terhadap euro, meninggalkan para investor dengan permintaan yang sulit untuk memilih pemenang dalam mata uang negara‐negara blok ekonomi terkuat.
• Penurunan 30 persen pada yen terhadap euro sejak pertengahan tahun 2012, dengan bagian terbesar penurunan berasal setelah Jepang mengungkapkan langkah yang radikal untuk mendorong perekonomian pada 4 April, seharusnya membuat ekspor Jepang lebih murah dan menandai besarnya perubahan untuk Jerman, negara eksportir terbesar kedua setelah Cina.
• Pemerintah Jerman mengekspektasi Constitutional Court untuk mengkonfirmasi lebih awal putusan yang mendukung zona euro menyelamatkan mekanisme dan pejabat Uni Eropa mengatakan rencana European Central Bank untuk membeli obligasi negara diluar batas.
• Spanyol Jumat lalu merevisi turun perkiraan pertumbuhan pada ‐1.3 persen dari Gross Domestic Product dan mengatakan defisit publik saat ini mencapai 6.3 persen dari output ekonomi.
• Pemerintah yang juga merilis laporan reformasi ekonomi, mengtakan negara akan kembali pada pertumbuhan di tahun 2014, sementara itu defisit akan berada dibawah pagu Eropa 3 persen dari GDP tahun2016, dua tahun kemudian daripada harapan awalnya.
• Spanyol akan mengungkapkan rencana ekonomi barunya bahwa pejabat pemerintah mengatakan akan menapak antara garis pertumbuhan dan penghematan.
U.K.
• Sterling menembus level tertinggi 2 bulan terhadap dolar pada perdagangan hari Jumat setelah data pertumbuhan ekonomi AS dirilis lebih rendah dari perkiraan. Namun demikian, penguatan sterling nampaknya hanya bersifat sementara saja menyusul prospek ekonomi AS yang masih lebih baik dibandingkan Inggris.
• Sterling telah memperoleh dukungan sejak hari Kamis ketika data PDB‐Q1 Inggris dirilis lebih baik dari perkiraan, dimana sterling mencatat prosentase kenaikan harian terbesarnya dalam 9 bulan, dan mengindikasikan ekonomi Inggris dapat terhindar dari resesi.
• Sterling naik 0,3% di $1,5480, setelah menembus level tertinggi 2 bulan di $1,5497 usai rilis data PDB‐Q1 AS. Sementara itu, euro tercatat melemah 0,2% terhadap sterling di sekitar 0,8410 pound setelah mencatat intraday low di 0,8393 pound, level terendahnya sejak akhir Januari.
• Data akhir pekan kemarin menunjukkan ekonomi AS mengalami ekspansi lebih lambat dari perkiraan di kuartal pertama. PDB‐Q1 AS mencatat ekspansi 2,5% y/y setelah hanya mencatat tumbuh 0,4% di kuartal keempat 2012. Namun demikian, ekspansi yang terjadi masih lebih rendah dari ekspektasi pasar 3,0%.
• Data PDB‐Q1 tersebut memberikan sinyal bahwa The Fed kemungkinan akan mempertimbangkan kembali untuk melanjutkan program stimulusnya pada sidangnya pekan ini.
• Namun demikian, rally sterling masih berpotensi terbatas mengingat kondisi ekonomi Inggris yang terlihat masih rapuh dan BoE masih berpeluang untuk melanjutkan pelonggaran moneter pada saat Mark Carney secara resmi menduduki jabatan sebagai gubernur BoE yang baru di bulan Juli mendatang.
AUSTRALIA
• New Zealand dollar berada dekat dengan level puncaknya sepanjang masa terhadap suatu indeks bobot perdagangan/trade weighted index (TWI) Jumat lalu, sementara itu Aussie dollar menguat terhadap mitra AS yang dibantu oleh penguatan penetapan yuan/USD.
• Kinerja terbaik minggu ini adalah NZ dollar yang mana naik hingga ke level 78.77 <=NZD> pada TWI. Telah naik 1 persen Kamis sebelumnya, kenaikan terbesar hariannya sejak awal Januari.
• "The index's three biggest weights are Aussie, USD and yen and all three countries are easing whereas the Reserve Bank of New Zealand has no intention of easing and its next move is up," kata Annette Beacher, kepadal dari Asia‐Pacific research pada TD Securities in Singapore.
• "So the NZD deserves to be higher."
- Harga obligasi Australia/bond futures unchanged setelah para trader bertahan mengikuti liburan publik ANZAC day.
JAPAN
• Pelemahan yen tertahan di pekan kemarin, ditandai dengan menjauhnya yen dari level 100 per dolar AS dan dari level 130 per euro. Hasil pertemuan moneter BoJ (Jumat 26/Apr), yang relatif tidak berubah dari pertemuan sebelumnya di awal bulan yang menghasilkan stimulus dan pelonggaran moneter yang agresif, menjadi faktor penghambat pelemahan yen tersebut.
• Kemudian rilis data GDP Q1 AS yang meningkat namun masih di bawah ekspektasi pasar kian memberikan dorongan bagi rebound yen atas dolar AS dan juga euro.
• Pertemuan moneter BoJ yang nyaris tidak berubah dari pertemuan awal April sebelumnya sungguh di luar dugaan pelaku pasar, mengingat data inflasi harga konsumen Jepang periode Maret mengindikasikan masih jauhnya perjalanan untuk mencapai target inflasi 2% yang ditetapkan di pertemuan sebelumnya.
• Sementara outlook inflasi pada laporan prospek ekonomi semesteran BoJ menyoroti kekhawatiran bahwa target inflasi BoJ untuk mengakhiri deflasi yang berusia sekitar 15 tahun tersebut tidak realistis.
• Di pertemuannya awal April lalu BoJ menetapkan putusan agresif, yakni rencana stimulus baru sebesar $1,4 trilyun untuk mengakhiri deflasi dan mengangkat perekonomiannya kembali. Yen bereaksi cepat dan tajam terhadap putusan tersebut, dengan melemah hingga mendekati level 100 per dolar dan menembus level 131 atas euro.
• Namun kemudian pergerakan yen yang cepat dan tajam mulai mengendur ke 95.93 per dolar dan ke 125.05 per euro, hingga pertemuan G20 di Washington pada 2 pekan lalu, yang ternyata tidak
menyuarakan keberatan, bahkan terkesan mendukung, langkah pelonggaran moneter agresif BoJ tersebut. Akibatnya yen kembali melemah untuk mencoba kembali mendekati level psikologis 100 per dolar dan menembus level 130 per euro.
• Di akhir pekan kemarin yen kembali rebound ke level 97.56 per dolar AS di paruh kedua sesi New York, dan secara hampir bersamaan EURJPY merosot hingga 127.13.
• Pertemuan BoJ berikutnya terjadwal akan berlangsung pada 21‐22 Mei 2013, dan dalam jangka pendek pekan ini para pelaku pasar akan menantikan sidang moneter ECB (02/Mei) yang diproyeksikan akan memangkas suku bunganya dari level 0.75% saat ini. Sementara prospek QE AS yang diproyeksikan masih akan berlangsung nampaknya akan menjadi prospek sidang FOMC The Fed AS pada 01/Mei pekan ini, selain juga akan diamati sejumlah data ekonomi pentingnya seperti data tenaga kerja (non‐farm payrolls) dan manufaktur (ISM) April serta data durable goods orders Maret. Jika pertemuan moneter bankbank sentral tersebut sesuai dengan ekspektasi, demikian juga dengan data‐data ekonomi AS (relatif masih memberikan sentimen pesimis), maka bukan tidak mungkin rebound yen – atau koreksi USDJPY dan EURJPY – akan berlanjut menuju support level sebelumnya, yakni masing‐masing di 95.93 dan 125.05.
• Apakah suatu indikasi bagi fase retracement? Perlu dicermati terlebih dahulu pergerakan harga masing‐masing dengan seksama jika koreksi USDJPY, serta EURJPY, berkembang di pekan ini.
SWISS
• Franc Swiss bergerak stabil terhadap euro pada perdagangan hari Jumat, setelah di awal sesi sempat menguat ke 1,2247 franc per euro, sebelum akhirnya bergerak di sekitar 1,2286 franc. Spekulasi bahwa SNB akan menaikkan batas minimum nilai tukar EUR/CHF di atas 1,20 franc per euro nampaknya turut memberi dukungan atas pelemahan franc terhadap mata uang tunggal Eropa. Sementara franc berhasil menguat atas dolar setelah data PDB‐Q1 AS dirilis mengecewakan.
• Data akhir pekan kemarin menunjukkan ekonomi AS mengalami ekspansi lebih lambat dari perkiraan di kuartal pertama. PDB‐Q1 AS mencatat ekspansi 2,5% y/y setelah hanya mencatat tumbuh 0,4% di kuartal keempat 2012. Namun demikian, ekspansi yang terjadi masih lebih rendah dari ekspektasi pasar 3,0%.
• Data PDB‐Q1 tersebut memberikan sinyal bahwa The Fed kemungkinan akan mempertimbangkan kembali untuk melanjutkan program stimulusnya pada sidangnya pekan ini.
• Sementara data ekonomi Swiss menunjukkan KOF Indicator naik ke 1,02 poin di bulan April dari level revisinya 1,0 poin di bulan Maret, demikian dilaporkan KOF Swiss Economic Institute. Data dirilis lebih baik dari perkiraan 0,98.
• Euro bergerak stabil terhadap franc Swiss di sekitar 1,2285 franc, sedangkan dolar melemah 0,17% terhadap franc Swiss di sekitar 0,9430 franc dibandingkan posisi penutupan New York hari Kamis.