title cover

title cover

Thursday, May 24, 2012

Headline News 24.05.12



US & GLOBAL
Bursa Wall Street mengalami recovery pada akhir hariannya dan euro mencapai level terendah dua tahunnya Rabu lalu karena  investor masih mengkhawatirkan mengenai kemungkinan Yunani keluar dari zona euro, yang mana ditakutkan makin dalamnya  krisis  utang  regional  dan  menekan  rapuhnya  recovery  (ekonomi)  global.  Saham‐saham  AS  berbalik  pada  Rabu  lalu,  rally  pada  penutupannya karena kenaikan tajam pada saham‐saham material yang mendorong kenaikan indeks S&P 500 dan naiknya saham  Apple <AAPL.O> membantu menaikkan Nasdaq.   

Indeks Dow Jones industrial average <.DJI> melorot 6.66 poin, atau 0.05 persen, ke level 12,496.15. Indeks S&P 500 <.SPX> sedikit  naik 2.23 poin, atau 0.17 persen, ke level 1,318.86. Indeks Nasdaq Composite <.IXIC> bertambah 11.04 poin, atau 0.39 persen, ke  level 2,850.12.      

Indeks MSCI world equity <.MIWD00000PUS> melemah 1.2 persen ke level 299.75. Telah memangkas penurunan awalnya yang  sempat menyentuh level terendah dalam lima bulannya. Indeks FTSE Eurofirst <.FTEU3> dari saham‐saham utama Eropa ditutup  turun 2.18 persen ke level 971.99 setelah menyentuh level terkini tahunannya 970.98.  

Harga  Treasuri  AS  naik  Rabu  lalu  karena  permasalahan  berkenaan  dampak  keluarnya  Yunani  dari  zona  euro  menaikkan  permintaan pada obligasi AS sebagai safe haven.   

Setiap negara zona euro akan mempersiapkan rencana kontingensi dari kemungkinan Yunani meninggalkan blok tersebut, tiga  sumber dari zona euro mengatakan pada Reuters, mencatatkan persetujuan telah dicapai oleh para anggota. 

Euro merosot ke level terendahnya terhadap dollar yang mendekati dua tahunnya Rabu lalu dari keraguan mengenai meeting dari  para pemimpin Eropa akan menenangkan kekhawatiran mengenai kekacauan pada keluarnya Yunani dari zona euro. Euro <EUR=>  melorot ke level $1.2544 pada data Reuters, terendah sejak bulan Juli 2010 karena option barrier ke level $1.26 telah tembus  dengan investor, korporat dan macro funds melakukan aksi jual euro. Terakhir berada pada level $1.2594, anjlok 0.7 persen.   

Emas  berusaha  untuk  recover  dari  kebanyakan  penurunan  aksi  jual  pada  awalnya  meskipun  sentimen  dan  euro  masih  suram  karena para pemimpin Eropa bertemu dengan membuat makin dalamnya krisis utang zona euro. Spot emas <XAU=> anjlok ke  level terendahnya $1,534.25 per ons, anjlok hingga 2 persen, karena euro merosot ke level terendahnya terhadap dollar yang  mendekati dua tahunnya. Pada pukul 4:14 p.m. EDT (2014 GMT), penurunan mendekati 0.41 persen ke level $1,561.50 per ons.     

Brent  crude  futures  anjlok  lebih  dari  2  persen  Rabu  lalu  karena  pembicaraan  antara  Iran  dan  kekuatan  dunia  mengenai  kemungkinan  perjanjian  perselisihan  nuklir  menekan  kekhawatiran  mengenai  gangguan  pasokan  dan  karena  permasalahan  ekonomi menaikkan ketakutan mengenai permintaan terhadap oil. Di London, ICE Brent untuk pengiriman Juli <LCOc1> melorot  $2.85 untuk di settle ke level $105.56 per barrel setelah sempat menyentuh level terendahnya $105.39 per barrel, terendah pada  front‐month Brent intraday sejak 20 Des. U.S. July crude <CLc1> di settled ke level $89.90 per barrel, anjlok $1.95, penutupan  terendah untuk front‐month U.S. crude sejak 21 Okt.  



GOLD & COMMODITIES
Emas turun lebih dari 2% menyusul besarnya tekanan jual setelah data penjualan rumah AS dirilis lebih baik dari perkiraan. Harga  emas  spot  turun  ke  level  intraday  low  $1,534.25  per  ounce,  turun  2.15%.  Pasar  saat  ini  ingin  melihat  apakah  emas  sanggup  bertahan di atas level support kunci di $1,525 per ounce.  Sedangkan emas berjangka untuk pengiriman Juni merosot 2.44% di  $1,5381.   

Emas  berpotensi  mencatat  koreksi  harian  terbesarnya  dalam  2  pekan  setelah  investor  menarik  investasinya  dari  euro  dan  komoditas  dan  mengalihkannya  kedalam  aset‐aset  aman  seperti  dolar  dan  obligasi  menyusul  kemungkinan  Yunani  keluar  dari  keanggotaan zona euro. 

Hingga  berita  ini  ditulis,  pasar  masih  menantikan  hasil  dari  sidang  Uni  Eropa  di  Brussles  dimana  Presiden  Perancis  yang  baru  Francois Hollande diprediksi akan mendesak untuk diberlakukan obligasi bersama zona euro, sebuah langkah yang didukung oleh  Italia,  Spanyol  dan  Komisi  Eropa.  Namun  demikian,  pasar  nampaknya  harus  menunggu  hingga  sidang  para  pemimpin  Eropa  di  bulan Juni mendatang untuk melihat langkah kongkrit yang mungkin akan dilakukan. 

Sementara itu, di India, sebagai konsumen emas terbesar dunia, minat terhadap emas  masih tersendat  setelah harga  di pasar  lokal naik menyusul melemahnya rupee ke level terendahnya, dimana telah menaikkan biaya impor emas. 




OIL & COMMODITIES
Harga minyak turun pada hari Rabu menyusul indikasi akan tercapainya kesepakatan antara Iran dan pengawas nuklir PBB dimana  telah  mengurangi  kekhawatiran  akan  gangguan  pasokan,  sementara  krisis  utang  zona  euro  dan  melambatnya  pertumbuhan  ekonomi Cina telah menambah kekhawatiran seputar menurunnya minat pada minyak. 

Energy Information Administration (EIA) Amerika Serikat melaporkan stok minyak mingguan, diluar Cadangan Minyak Strategis,  mencatat kenaikan terbesar 9 minggu, dan hal ini turut menekan harga minyak. 

Badan Energi Atom Internasional PBB mengharapkan untuk segera menandatangani kesepakatan dengan Iran untuk membuka  blokir investigasi dari program nuklirnya, yang dikatakan Teheran untuk tujuan damai. 

Brent  crude  <LCOc1>  turun  lebih  dari  $3  di  $105.41  per  barel.  Brent  terakhir  tercatat  turun  $2.90  di  $105.51.  Harga  minyak  berjangka AS turun $2 di bawah $90 untuk pertama kalinya sejak 1 November. Harga minyak berjangka untuk pengiriman Juli  turun $1.78 di level $90.07 per barel, setelah turun sebanyak $2.01 ke $89.84 pasca mencatat intraday high di $91.72 per barel 

Keprihatinan  terhadap  kondisi  ekonomi  global  juga  turut  menekan  harga  minyak  menyusul  Bank  Dunia  memangkas  proyeksi  pertumbuhan ekonomi Cina, sebagai negara konsumen minyak terbesar kedua di dunia. 

Sementara itu, EIA melaporkan stok minyak mentah AS naik 883.000 barel di pekan per 18 Mei, masih di bawah ekspektasi terjadi  kenaikan 1 juta barel. Sedangkan stok bensin turun 3,3 juta barel, jauh di atas ekspektasi terjadi penurunan 500.000 barel.




EURO ZONE
Euro  anjlok  ke  level  terendah  sejak  2‐tahun  terakhir  terhadap  dolar  AS  dan  melemah  ke  level  terendah  sejak  awal  Februari  silam  menyusul  berkembangnya kekhawatiran pelaku pasar akan kemungkinan hengkangnya Yunani dari keanggotaan Uni Eropa. Para pejabat ofisial zona eropa telah  mengeluarkan himbauan kepada para anggotanya  untuk mempersiapkan rencana penanganan darurat jika Yunani memutuskan keluar dari Uni Eropa.  Sementara itu pejabat bank sentral Jerman mengatakan keluarnya Yunani memang akan memberikan dampak, namun diperkirakan masih masuk criteria  “manageable”. 

Beberapa negara anggota Uni Eropa dikabarkan terus berupaya mendorong penerbitan obligasi bersama zona eropa. Meskipun para investor menganggap  ide tersebut pasti akan dimentahkan oleh Jerman yang terus menerus menentang langkah tersebut.  

Hingga  akhir  sesi  New  York,  euro  tercatat  melemah  0,66  persen  terhadap  dolar  AS  ke  1.2586,  euro  juga  kembali  anjlok  1,33  persen  terhadap  yen  ke  100.01, dan turun 0,27 persen terhadap sterling ke 0.8020.




U.K.
Penjualan ritel Inggris melemah ke fase bulanan tercepatnya yang lebih dari dua tahun pada bulan April, setelah mencatatkan pelemahan pada  penjualan bahan bakar dan cuaca yang berhubungan dengan anjloknya penjualan pakaian, data resmi Rabu lalu.  

Penurunan dimulai pada kuartal kedua menyoroti berlanjutnya tekanan pada perekonomian dan kemungkinan menaikkan spekulasi mengenai  injeksi cash berikutnya dari Bank of England.   

The Office for National Statistics mengatakan volume penjualan ritel merosot 2.3 persen dalam bulanan – penurunan terbesar sejak Januari 2010  dan lebih dari dua kali lipat pada perkiraan. Penurunan lebih dari pembalikan revisi kenaikan 2 persen ada bulan Maret.  

Dalam tahunan penjualan menurun 1.1 persen – menekan perkiraan para ekonom dengan kenaikan tahunan 1.0 persen.  

Bank of England akan memompa lebih banyak uang pada goyahnya perekonomian Inggris jika krisis euro menyebabkan kekacauan lagi, minutes  dari meeting bank terakhir yang ditunjukkan Rabu lalu, karena data mengungkapkan penurunan tajam pada pembelanjaan konsumen.   

The International Monetary Fund mendesak bank sentral Selasa lalu untuk membeli lebih banyak aset – kemungkinan termasuk obligasi sektor  swasta – atau bahkan memangkas tingkat suku bunga kedepannya.  
JAPAN
Dengan berkembangnya kekhawatiran investor akan kemungkinan keluarnya Yunani dari keanggotaan Uni Eropa, investor mengalihkan investasinya pada  aset yang masuk dalam kategori safe haven, termasuk yen dan dolar AS. Kinerja yen dan dolar AS diprediksi masih akan memperoleh keuntungan dari  berlanjutnya pesimisme pasar terhadap perkembangan krisis hutang Uni Eropa. 

Dalam sidang regulernya untuk periode Mei, BOJ mempertahankan kebijakan moneternya dan tetap memperingatkan bahwa berlanjutnya krisis eropa  menyimpan resiko bagi prospek pemulihan ekonomi Jepang. Beberapa pengamat memandang bahwa pernyataan tersebut merupakan sinyalemen bahwa  BOJ masih menyimpan sejumlah amunisi untuk menghadapi kemungkinan jika krisis eropa semakin memburuk, guna membentengi perekonomian Jepang. 

Sementara itu Menteri Keuangan – Jun Azumi menyampaikan harapannya bahwa bank sentral akan melakukan upaya pelonggaran moneter lanjutan guna  menjamin kenaikan harga barang mencapai target level inflasi BOJ sebesar 1 persen. Lebih lanjut, Azumi menekankan BOJ untuk mengambil langkah yang  diperlukan secara tepat waktu dengan mengamati pelbagai perkembangan ekonomi. 

Hingga akhir sesi New York, dolar AS tercatat melemah 0,68 persen terhadap yen di 79.44, sementara itu euro anjlok 1,33 persen terhadap yen ke 100.01.  Sedangkan Aussie dolar tercatat melemah 0,88 persen terhadap yen 77.57 dan sterling melemah 1,05 persen terhadap yen ke 124.64.



AUSTRALIA
Sebuah  indeks  utama  untuk  ekonomi  Australia  yang  dirilis  Rabu  keemarin  menunjukkan  pertumbuhan  tahunan  di  2.2%  di  bulan  Maret,  dibandingkan  dengan  pertumbuhannya 1.9% di bulan Februari. Indeks tersebut merupakan indeks bulanan yang dirilis oleh Westpac Banking Corp. and Melbourne University's Institute of  Applied Economic and Social Research untuk melihat prospek ekonomi dalam 3‐9 bulan kedepan. 

Kepala ekonom Westpac Bill Evans menjelaskan ini adalah kali ke‐7 secara berturut‐turut dimana indeks tumbuh di bawah trennya. Meskipun indeks telah naik dari  level terendah November tahun lalu, namun level kenaikan bulan Maret belum mengindikasikan indeks akan segera tumbuh di atas trennya. 

Sedangkan untuk coincident index, sebagai indikator untuk melihat aktifitas ekonomi saat ini, mencatat pertumbuhan tahunan 3.1% di bulan Maret, dibandingkan  dengan 2.6% di bulan Februari. Level tersebut sesuai dengan proyeksi Westpac untuk pertumbuhan ekonomi Australia di tahun 2012 di level 3%yang berarti bahwa  Australia telah tumbuh di bawah tren untuk 5 tahun berturut‐turut.  

Kekhawatiran bahwa Yunani kemungkinan harus keluar dari keanggotaan zona euro telah memicu koreksi Aussie lebih dari 1 sen dolar ke level terendahnya sejak  November. Aset beresiko seperti Aussie terkoreksi tajam setelah mantan perdana menteri Yunani Lucas Papademos mengatakan negara yang sarat utang tersebut  tengah mempertimbangkan untuk keluar dari zona euro. Papademos kemarin mengatakan persiapan sedang dilakukan dalam kasus Yunani meninggalkan serikat  moneter, meskipun ia bersikeras langkah tersebut akan merusak perekonomian negara. 

Aussie terkoreksi ke level intraday low $0.9690 sebelum akhirnya bergerak di sekitar $0.9756, dibandingkan penutupan Selasa sebelumnya di $0.9815. 

Hingga berita  ini ditulis,  pasar  masih  menantikan  hasil  dari  sidang Uni Eropa  di  Brussles  dimana Presiden  Perancis  yang  baru  Francois  Hollande  diprediksi akan  mendesak untuk diberlakukan obligasi bersama zona euro, sebuah langkah yang didukung oleh Italia, Spanyol dan Komisi Eropa. Namun demikian, pasar nampaknya  harus menunggu hingga sidang para pemimpin Eropa di bulan Juni mendatang untuk melihat langkah kongkrit yang mungkin akan dilakukan.




SWISS
Dolar/ Swiss franc kembali naik di atas 0.9500 franc setelah meningkatnya kekhawatiran mengenai kemungkinan Yunani keluar dari keanggotaan zona  euro. 

Minat terhadap aset beresiko telah mulai melemah pada Selasa kemarin setelah kantor berita Dow Jones mengutip pernyataan mantan Perdana Menteri  Yunani Lucas Papademos yang mengatakan beberapa negara Eropa dan institusi sedang mempertimbangkan rencana darurat untuk kemungkinan apapun,  termasuk keluarnya Yunani dari keanggotaan zona euro. 

Namun Papademos melalui CNBC kemudian mengatakan bahwa tidak terlihat adanya persiapan di Yunani untuk kemungkinan negara tersebut keluar dari  blok zona euro, dimana hal ini sedikit meredakan kekhawatiran pasar dan mendorong rebound mata uang Asia dan juga euro. 

Hingga berita ini ditulis, pasar masih menantikan hasil dari sidang Uni Eropa di Brussles dimana Presiden Perancis yang baru Francois Hollande diprediksi  akan mendesak untuk diberlakukan obligasi bersama zona euro, sebuah langkah yang didukung oleh Italia, Spanyol dan Komisi Eropa. Namun demikian,  pasar  nampaknya  harus  menunggu  hingga  sidang  para  pemimpin  Eropa  di  bulan  Juni  mendatang  untuk  melihat  langkah  kongkrit  yang  mungkin  akan  dilakukan. 

Dolar/Swiss franc naik ke level intraday high 0.9565 franc, level tertingginya sejak medio Januari sebelum akhirnya bergerak di sekitar 0.9540 franc atau  naik 0.7%, dibandingkan dengan penutupan New York hari Selasa di 0.9470 franc.