title cover

title cover

Friday, April 19, 2013

Headline News 19.04.13

US & GLOBAL
Bursa saham global bergerak volatile pada hari Kamis, dengan bursa saham AS ditutup melemah pasca rilis buruk data aktifitas pabrikan  AS,  indikator  terkini  yang  mengisyaratkan  lemahnya  pertumbuhan  ekonomi,  sementara  bursa  saham  Eropa  ditutup  mendekati  level  terendahnya tahun ini. Awalnya, saham AS mengalami rebound setelah mengalami koreksi tajam hari Rabu, namun kemudian berbalik  melemah setelah rilis data AS. Harga minyak mentah rebound, meskipun masih mencatat melemah tajam dalam pekan ini. Koreksi yang  terjadi ini telah membuat bursa saham AS nempertajam koreksinya pekan ini dan S&P menembus di bawah MA‐50 untuk pertama kalinya  dalam tahun ini, sebuah sinyal bahwa uptrend pasar bisa dalam kondisi genting. S&P 500 terancam mengalami pekan terburuknya sejak  Juni 2012, meskipun masih mencatat naik 8,1% selama 2013 ini. 

Aktifitas pabrikan di wilayah Mid‐Atlantic AS diluar dugaan melemah di bulan April, berdasarkan laporan dari Philadelphia Federal Reserve,  data terkini yang mengindikasikan lemahnya kondisi ekonomi. 

Investor juga mencermati laporan laba terkini untuk melihat sinyal kekuatan ekonomi, namun hasil yang dilaporkan terlihat mixed. Verizon  Communications <VZ.N> naik 2,8% setelah melaporkan perolehan laba yang lebih baik dari perkiraan sementara Morgan Stanley <MS.N>  merosot  5,4%  menyusul  pendapatan  dari  perdagangan  komoditas  turun  tajam.  UnitedHealth  Group  <UNH.N>  turun  3,8%  setelah  mengalami penurunan laba, menekan saham‐saham asuransi. 

Dow  Jones  industrial  average  <.DJI>  berakhir  melemah  81,45  poin  atau  0,56%  di  14537,14.  Standard  & Poor's 500  Index  <.SPX>  turun  10,40 poin atau 0,67% di 1541,61. Sedangkan Nasdaq Composite Index <.IXIC> turun 38,31 poin atau 1,20% di 3166,36.   

FTSE Eurofirst 300 index <.FTEU3> berakhir flat mendekati level terendahnya tahun ini. Frankfurt's DAX <.GDAXI> turun 0,4% sementara  Paris CAC‐40 <.FCHI> naik 0,1%.  

Euro menguat 0,2% namun masih terlihat goyah pasca kejatuhannya di sesi sebelumnya ditengah pembicaraan dilanjutkannya kebijakan  pelonggaran moneter oleh ECB. 

Sebelumnya, indeks Nikkei Jepang dilaporkan merosot 1,2% dan indeks MSCI untuk saham‐saham Asia Pasifik diluar Jepang turun 0,6%,  menempatkan indeks ekuitas dunia MSCI turun 0,3%. 

Rilis  buruk  data  ekonomi  Cina  dan  AS  serta  keputusan  Dana  Moneter  Internasional  (IMF)  untuk  memangkas  proyeksi  pertumbuhan  ekonomi global, telah menjadi pemicu anjloknya pasar ekuitas belakangan ini, mengimbangi kebijakan pelonggaran moneter dari sejumlah  bank sentral dunia. 

Sejumlah  analis  pasar  melihat  koreksi  yang  terjadi  adalah  hal  yang  wajar  setelah  menguat  tajam  di  kuartal  pertama  tahun  ini,  ketika  optimisme terhadap ekonomi AS mengangkat Wall Street ke level puncaknya dan mendorong bursa saham Eropa ke level tertinggi multi  tahunannya. 

Buruknya data ekonomi dan merosotnya harga saham telah mendorong investor untuk memburu obligasi. Treasury AS untuk tenor 10  tahun naik 2/32 dengan yield 1,6898 persen. 

Prospek melambatnya pertumbuhan ekonomi global, dan menurunnya permintaan untuk produk yang digunakan dalam industri, telah  memicu tertekannya pasar komoditas, dengan tembaga dan minyak mendekati level terendah multi bulanannya. Tembaga turun di bawah  $7000 per ton untuk pertama kalinya sejak akhir 2011 namun kemudian rebound dan mencatat naik 0,2% ke $7092 per ton. Sementara  investor melakukan bargain hunting dan mendorong Brent crude naik 2,1% setelah belakangan ini menyentuh level terendah sejak Juli  tahun  lalu.  U.S.  crude  <CLc1>  naik  2%,  meskipun  masih  mencatat  koreksi  tajam  pekan  ini.  Emas  naik  0,8%,  merupakan  kenaikan  hari  ketiganya. Setelah mengalami koreksi tajam di hari Senin, emas masih mencatat turun lebih dari 6% dalam pekan ini. 

Di  pasar  obligasi  Eropa,  investor  mengabaikan  kekhawatiran  mengenai  pertumbuhan  ekonomi  dan  mengganti  fokus  perhatiannya  terhadap  kemungkinan  bank  sentral  memangkas  suku  bunganya.  Kondisi  ini  telah  mendorong  Spanyol  untuk  menjual  4,7  milyar  euro  obligasi baru dengan yield yang lebih rendah dibanding lelang sebelumnya. German Bund futures <FGBLc1> tercatat flat di 146,22 setelah  penjualan obligasi,  namun  didukung  oleh  ekspektasi  pelonggaran  kebijakan  moneter  bank  sentral.  Permintaan meningkat  di  hari  Rabu  setelah  komentar  dari  petinggi  ECB  Jens  Weidmann  memperkuat  indikasi  akan  dipangkasnya  suku  bunga  jika  data  ekonomi  terus  memburuk.  


GOLD & COMMODITIES
Emas naik Kamis lalu dari membaiknya permintaan emas secara fisik, tetapi para pembeli bertahan mewaspadai mengikuti aksi jual emas  secara historis pada awal minggu ini. 

Logam mulia rebound tajam setelah anjlok hampir 3 persen dalam perdagangan Asia dari berita bahwa pemegang exchange‐traded fund,  SPDR Gold Trust, telah anjlok 1 persen ke level terendahnya dalam tiga tahun. 

Tanda‐tanda membaiknya permintaan fisik pada level terendahnya, termasuk serentetan aksi beli emas batangan, koin dan bongkahan  emas di Asia, dan sangat kuatnya penjualan koin emas AS, yang mendorong pasar. 

"Weakness in the equity market will likely see some longs reenter gold. It may be a long time before the yellow metal gives many the  feeling of safety," kata Carlos Perez‐Santalla pada commodities broker Marex Spectron.  


OIL & COMMODITIES
Sempat melanjutkan tekanan terlebih dahulu, harga minyak dunia akhirnya mampu bangkit ditandai dengan kembalinya Brent crude menuju areal kunci $100/barel –  menghentikan  tekanannya  yang  telah  berlangsung  dalam  6  hari  perdagangan  beruntun  mengingat  kondisi  technical  yang  sudah  jenuh  jual  (oversold).  Sementara  Crude oil AS, yang tertekan dalam 4 dari 5 hari perdagangan terakhir, bangkit kembali ke atas areal $88an/barel. 

Harga komoditas minyak relatif tertekan cukup signifikan belakangan ini karena kekhawatiran penurunan demand menyusul relatif lemahnya data ekonomi AS dan  Cina – konsumen minyak terbesar dunia – diikuti dengan meningkatnya pasokan minyak di AS. 

Harga Brent crude tertekan ke bawah level $98/barel, sementara crude oil AS kembali menguji ke bawah level $86/barel setelah upaya rebound tertahan di areal $89  kemarin.   

Stephen Schork, pemilik sekaligus sebagai editor pada The Schork Report, mengatakan penurunan harga Brent ke bawah $98, dengan level key support $97.91 akan  memicu aksi sell off – dimana mereka yang bullish akan menghentikan aksi beli dan mereka yang bearish akan meningkatkan akumulasi jual. 

Dalam 5 hari perdagangan terakhir, harga Brent crude sudah tertekan sekitar 7% mengikuti tekanan komoditas lainnya yang dipicu oleh rilis pesimis di luar dugaan  data pertumbuhan ekonomi Cina di kuartal pertama 2013. 

Meskipun terjadi penurunan di luar dugaan pada persediaan crude oil inventory dan pasokan bensin pekan lalu, namun untuk persediaan distillate oil (yang terdiri dari  disel  dan  heating  oil)  serta  persediaan  bensin  sendiri  masing‐masing  meningkat  2,36  juta  barel  dan  5,3  juta  barel.  Pelaku  pasar  mengatakan  data  ini  relatif  mix,  sehingga  para  investor  lebih  cenderung  melihat  ke  faktor  luar  –  yakni  potensi  lemahnya  demand  global  (dari  AS  dan  Cina),  yang  kemudian  semakin  meningkat  concern‐nya  setelah  IMF  Selasa  lalu  memproyeksikan  pertumbuhan  ekonomi  global  yang  lebih  rendah  untuk  tahun  2013  dan  2014  –  sebagai  dampak  dari  pemangkasan spending AS dan krisis Eropa.       

Namun tidak ada salahnya untuk mewaspadai tertahannya penurunan, seperti diproyeksikan Barclay dalam laporan risetnya, yang mengatakan bahwa harga minyak  tidak akan bertahan di bawah level $100 setelah kuartal kedua tahun ini. Harga Brent crude oil di bawah $100/barel dirasa menyulitkan sejumlah anggota OPEC untuk  membiayai pengeluaran masing‐masing yang didanai dari pendapatan dari minyak. Hal ini potensial mengundang langkah pengurangan pasokan maupun produksi  minyak dari anggota OPEC yang akan membatasi tekanan lebih lanjut, atau mungkin bisa mendukung rebound

OPEC akan bersidang pada 31 Mei 2013 mendatang, dan sikap delegasi OPEC akhir‐akhir ini terhadap penurunan harga minyak dunia nampaknya tidak akan memicu  pertemuan  darurat  menjelang  jadwal  pertemuan  Mei  tersebut.  Kemarin  pihak  Venezuela,  salah  anggota  OPEC,  mengatakan  bahwa  para  menteri‐menteri  OPEC  tengah  berkonsultasi  mengenai  perlunya  pertemuan  darurat  sebagai  reaksi  dari  penurunan  harga  minyak  akhir‐akhir  ini. 


EURO ZONE
Majelis  rendah  Jerman  dalam  parlemen  memilih  sangat  banyak  untuk  membantu  Siprus  bailout  10  milyar  euro  yang  didesain  untuk  menghindari  kebangkrutan  untuk  negara  kepulauan Mediterania itu dan mempertahankannya dalam zona euro.  

Dari 601 anggota parlemen yang hadir di ruang Bundestag, 487 mendukung penyelamatan, dibawah kerjasama dengan Siprus yang telah menyetujui untuk memperketat kerugian  besar pada depositor, menutup bank terbesar kedua dan meningkatkan pajak korporat.   

Secara terpisah parlemen Jerman juga didukung pada perluasan pinjaman tujuh tahun untuk korban bailout Portugal dan Irlandia.   

Pemungutan suara Siprus tidak meragukan untuk memberikan dukungan yang luas dari koalisi kanan tengah dan Kanselir Jerman Angela Merkel dan didukung oleh banyak oposisi  anggota parlemen dari Social Democrats dan Greens.  

Vice  President  Komisi  Eropa  Commission Antonio  Tajani  mengatakan  dia  menguntungkan  secara  pribadi  untuk  pemberian  pada Perancis lebih banyak  waktu  untuk  membawa  defisit turun 3 persen dari output ekonomi setelah Perancis mengatakan akan melempem dari target tahun ini.  

U.K.
Sterling rebound dari koreksinya awal sesi terhadap dolar pada perdagangan hari Kamis meskipun kondisinya masih rapuh setelah data yang dirilis masih  membuka peluang untuk berlanjutnya kebijakan moneter longgar oleh BoE. 

Penjualan  ritel  Inggris  di  bulan  Maret  turun  sesuai  ekspektasi  pasar,  menyisakan  kekhawatiran  apakah  lemahnya  permintaan  domestik  dan  belanja  konsumen telah mendorong perekonomian Inggris kedalam jurang resesi di kuartal pertama. Penjualan ritel tercatat turun 0,7%, yang secara umum sesuai  dengan ekspektasi pasar untuk turun 0,8%. 

Setelah  koreksi  mencatat  intraday  low  di  $1,5216,  sterling  kemudian  rebound  dan  terakhir  tercatat  bergerak  di  sekitar  $1,5280,  atau  menguat  0,3%  dibandingkan  penutupan  New  York  hari  Rabu.  Sterling  memperoleh  support  setelah  data  aktifitas  manufaktur  AS  menambah  kekhawatiran  bahwa  pemulihan ekonomi di AS nampaknya sedang mengalami hambatan. Data ekonomi AS semalam menunjukkan jobless claims naik di pekan lalu dan kegiatan  pabrikan AS di wilayah Mid‐Atlantic melemah di bulan April. 


JAPAN
Euro menguat atas dollar Kamis kemarin menyusul tekanan dolar dari sinyal lemahnya pemulihan ekonomi AS lebih lanjut, sehingga kembali mengangkatnya setelah  mengalami tekanan harian terbesar selama 10 bulan Rabu sebelumnya. Di sisi lain mata uang dollar, dan juga euro, rebound atas yen setelah investor memandang  bahwa pertemuan G20 Washington tidak akan mengkritik langkah agresif stimulus bank sentral Jepang yang diambil baru‐baru ini. 

Di sela pertemuan G20 tersebut, gubernur BoJ, Haruhiko Kuroda, mengatakan bahwa diskusi khusus mengenai langkah stimulus agresif Jepang menurutnya tidak akan  menjadi pembahasan khusus di pertemuan tersebut. Kuroda juga kembali menegaskan bahwa langkah tersebut diambil semata untuk alasan domestik, yakni stabilitas  harga dan ingin mencapai target inflasi 2% dari tekanan deflasi yang berlarut‐larut, dan bukan untuk melemahkan yen. 

Petinggi keuangan Eropa, Oli Reihn, Direktur IMF, Christine Laggarde, dan gubernur bank sentral Kanada, Mark Carney, relatif mendukung langkah stimulus agresif BoJ  sebagai perbaikan ekonomi dan untuk keluar dari zona deflasinya. 

USDJPY kembali diperdagangkan ke atas areal 98, setelah tekanan tertahan di 95.90an yang dicapai Selasa lalu, dan EURJPY masih mampu bertahan di atas areal 126  untuk kemudian terdorong hingga ke atas areal 128 hingga awal sesi Asia Jumat ini. EURUSD mampu bertahan di atas level 1.3000an. 


AUSTRALIA
Treasuri Wayne Swan telah memperingatkan ekonomi utama terhadap bersandar pada "mindless austerity" untuk memperbaiki neraca keuangan mereka, juga Labor  mempersiapkan untuk bujet pilihan sendiri yang sulit.  

Mr Swan di Washington pada minggu ini untuk negara‐negara industri level Group of 20 dan meeting International Monetary Fund meetings.  

Dalam catatan ekonomi yang dipublikasikan, dia mengatakan pemerintah di seluruh dunia, termasuk Australia, yang menghadapi sulitnya pilihan berkenaan dengan  pertumbuhan (ekonomi) dunia, mengikuti krisis keuangan gobal  tahun 2008‐2009.  

Orang‐orang  Australia  merasakan  kenaikan  pada  confident  mengenai  pembelanjaan  uang  mereka,  dengan  pembelanjaan  pada  kartu  kredit  dan  debit  naik  untuk  rangkaian kenaikan dalam tujuh bulannya.  

Ekonomi diseluruh pengeluaran naik 1.3 persen, seasonally adjusted, pada bulan Maret, menurut Commonwealth Bank's Business Sales Indicator (BSI).  

Telah terjadi kenaikan dalam tujuh bulannya, dengan pembelanjaan naik 5.8 persen dibandingkan setahun yang lalu.  

 Business confidence telah membaik dalam tiga bulan pertamanya dari tahunan karena kekhawatiran mengenai pelemahan ekonomi global. 


SWISS
Swiss National Bank melihat franc masih overvalued dan khawatir setiap kenaikan franc akan berdampak buruk pada ekonomi, sebuah indikasi bahwa SNB  komitmen untuk mempertahankan plafon 1,20 franc per euro. Anggota SNB Fritz Zurbruegg, memberikan komentar tersebut dalam sebuah konferensi yang  diselenggarakan oleh lembaga ekonomi BAKBasel. 

Franc tercatat menguat 0,1% terhadap dolar di sekitar 0,9323 franc dibandingkan penutupan New York hari Rabu. Sedangkan terhadap euro, franc relatif  stabil. 

Franc memperoleh support setelah data aktifitas manufaktur AS menambah kekhawatiran bahwa pemulihan ekonomi di AS nampaknya sedang mengalami  hambatan. Data ekonomi AS semalam menunjukkan jobless claims naik di pekan lalu dan kegiatan pabrikan AS di wilayah Mid‐Atlantic melemah di bulan  April.