US & GLOBAL
• Bursa saham global bergerak volatile pada hari Kamis, dengan bursa saham AS ditutup melemah pasca rilis buruk data aktifitas pabrikan AS, indikator terkini yang mengisyaratkan lemahnya pertumbuhan ekonomi, sementara bursa saham Eropa ditutup mendekati level terendahnya tahun ini. Awalnya, saham AS mengalami rebound setelah mengalami koreksi tajam hari Rabu, namun kemudian berbalik melemah setelah rilis data AS. Harga minyak mentah rebound, meskipun masih mencatat melemah tajam dalam pekan ini. Koreksi yang terjadi ini telah membuat bursa saham AS nempertajam koreksinya pekan ini dan S&P menembus di bawah MA‐50 untuk pertama kalinya dalam tahun ini, sebuah sinyal bahwa uptrend pasar bisa dalam kondisi genting. S&P 500 terancam mengalami pekan terburuknya sejak Juni 2012, meskipun masih mencatat naik 8,1% selama 2013 ini.
• Aktifitas pabrikan di wilayah Mid‐Atlantic AS diluar dugaan melemah di bulan April, berdasarkan laporan dari Philadelphia Federal Reserve, data terkini yang mengindikasikan lemahnya kondisi ekonomi.
• Investor juga mencermati laporan laba terkini untuk melihat sinyal kekuatan ekonomi, namun hasil yang dilaporkan terlihat mixed. Verizon Communications <VZ.N> naik 2,8% setelah melaporkan perolehan laba yang lebih baik dari perkiraan sementara Morgan Stanley <MS.N> merosot 5,4% menyusul pendapatan dari perdagangan komoditas turun tajam. UnitedHealth Group <UNH.N> turun 3,8% setelah mengalami penurunan laba, menekan saham‐saham asuransi.
• Dow Jones industrial average <.DJI> berakhir melemah 81,45 poin atau 0,56% di 14537,14. Standard & Poor's 500 Index <.SPX> turun 10,40 poin atau 0,67% di 1541,61. Sedangkan Nasdaq Composite Index <.IXIC> turun 38,31 poin atau 1,20% di 3166,36.
• FTSE Eurofirst 300 index <.FTEU3> berakhir flat mendekati level terendahnya tahun ini. Frankfurt's DAX <.GDAXI> turun 0,4% sementara Paris CAC‐40 <.FCHI> naik 0,1%.
• Euro menguat 0,2% namun masih terlihat goyah pasca kejatuhannya di sesi sebelumnya ditengah pembicaraan dilanjutkannya kebijakan pelonggaran moneter oleh ECB.
• Sebelumnya, indeks Nikkei Jepang dilaporkan merosot 1,2% dan indeks MSCI untuk saham‐saham Asia Pasifik diluar Jepang turun 0,6%, menempatkan indeks ekuitas dunia MSCI turun 0,3%.
• Rilis buruk data ekonomi Cina dan AS serta keputusan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global, telah menjadi pemicu anjloknya pasar ekuitas belakangan ini, mengimbangi kebijakan pelonggaran moneter dari sejumlah bank sentral dunia.
• Sejumlah analis pasar melihat koreksi yang terjadi adalah hal yang wajar setelah menguat tajam di kuartal pertama tahun ini, ketika optimisme terhadap ekonomi AS mengangkat Wall Street ke level puncaknya dan mendorong bursa saham Eropa ke level tertinggi multi tahunannya.
• Buruknya data ekonomi dan merosotnya harga saham telah mendorong investor untuk memburu obligasi. Treasury AS untuk tenor 10 tahun naik 2/32 dengan yield 1,6898 persen.
• Prospek melambatnya pertumbuhan ekonomi global, dan menurunnya permintaan untuk produk yang digunakan dalam industri, telah memicu tertekannya pasar komoditas, dengan tembaga dan minyak mendekati level terendah multi bulanannya. Tembaga turun di bawah $7000 per ton untuk pertama kalinya sejak akhir 2011 namun kemudian rebound dan mencatat naik 0,2% ke $7092 per ton. Sementara investor melakukan bargain hunting dan mendorong Brent crude naik 2,1% setelah belakangan ini menyentuh level terendah sejak Juli tahun lalu. U.S. crude <CLc1> naik 2%, meskipun masih mencatat koreksi tajam pekan ini. Emas naik 0,8%, merupakan kenaikan hari ketiganya. Setelah mengalami koreksi tajam di hari Senin, emas masih mencatat turun lebih dari 6% dalam pekan ini.
• Di pasar obligasi Eropa, investor mengabaikan kekhawatiran mengenai pertumbuhan ekonomi dan mengganti fokus perhatiannya terhadap kemungkinan bank sentral memangkas suku bunganya. Kondisi ini telah mendorong Spanyol untuk menjual 4,7 milyar euro obligasi baru dengan yield yang lebih rendah dibanding lelang sebelumnya. German Bund futures <FGBLc1> tercatat flat di 146,22 setelah penjualan obligasi, namun didukung oleh ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter bank sentral. Permintaan meningkat di hari Rabu setelah komentar dari petinggi ECB Jens Weidmann memperkuat indikasi akan dipangkasnya suku bunga jika data ekonomi terus memburuk.
GOLD & COMMODITIES
• Emas naik Kamis lalu dari membaiknya permintaan emas secara fisik, tetapi para pembeli bertahan mewaspadai mengikuti aksi jual emas secara historis pada awal minggu ini.
• Logam mulia rebound tajam setelah anjlok hampir 3 persen dalam perdagangan Asia dari berita bahwa pemegang exchange‐traded fund, SPDR Gold Trust, telah anjlok 1 persen ke level terendahnya dalam tiga tahun.
• Tanda‐tanda membaiknya permintaan fisik pada level terendahnya, termasuk serentetan aksi beli emas batangan, koin dan bongkahan emas di Asia, dan sangat kuatnya penjualan koin emas AS, yang mendorong pasar.
• "Weakness in the equity market will likely see some longs reenter gold. It may be a long time before the yellow metal gives many the feeling of safety," kata Carlos Perez‐Santalla pada commodities broker Marex Spectron.
OIL & COMMODITIES
• Sempat melanjutkan tekanan terlebih dahulu, harga minyak dunia akhirnya mampu bangkit ditandai dengan kembalinya Brent crude menuju areal kunci $100/barel – menghentikan tekanannya yang telah berlangsung dalam 6 hari perdagangan beruntun mengingat kondisi technical yang sudah jenuh jual (oversold). Sementara Crude oil AS, yang tertekan dalam 4 dari 5 hari perdagangan terakhir, bangkit kembali ke atas areal $88an/barel.
• Harga komoditas minyak relatif tertekan cukup signifikan belakangan ini karena kekhawatiran penurunan demand menyusul relatif lemahnya data ekonomi AS dan Cina – konsumen minyak terbesar dunia – diikuti dengan meningkatnya pasokan minyak di AS.
• Harga Brent crude tertekan ke bawah level $98/barel, sementara crude oil AS kembali menguji ke bawah level $86/barel setelah upaya rebound tertahan di areal $89 kemarin.
• Stephen Schork, pemilik sekaligus sebagai editor pada The Schork Report, mengatakan penurunan harga Brent ke bawah $98, dengan level key support $97.91 akan memicu aksi sell off – dimana mereka yang bullish akan menghentikan aksi beli dan mereka yang bearish akan meningkatkan akumulasi jual.
• Dalam 5 hari perdagangan terakhir, harga Brent crude sudah tertekan sekitar 7% mengikuti tekanan komoditas lainnya yang dipicu oleh rilis pesimis di luar dugaan data pertumbuhan ekonomi Cina di kuartal pertama 2013.
• Meskipun terjadi penurunan di luar dugaan pada persediaan crude oil inventory dan pasokan bensin pekan lalu, namun untuk persediaan distillate oil (yang terdiri dari disel dan heating oil) serta persediaan bensin sendiri masing‐masing meningkat 2,36 juta barel dan 5,3 juta barel. Pelaku pasar mengatakan data ini relatif mix, sehingga para investor lebih cenderung melihat ke faktor luar – yakni potensi lemahnya demand global (dari AS dan Cina), yang kemudian semakin meningkat concern‐nya setelah IMF Selasa lalu memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global yang lebih rendah untuk tahun 2013 dan 2014 – sebagai dampak dari pemangkasan spending AS dan krisis Eropa.
• Namun tidak ada salahnya untuk mewaspadai tertahannya penurunan, seperti diproyeksikan Barclay dalam laporan risetnya, yang mengatakan bahwa harga minyak tidak akan bertahan di bawah level $100 setelah kuartal kedua tahun ini. Harga Brent crude oil di bawah $100/barel dirasa menyulitkan sejumlah anggota OPEC untuk membiayai pengeluaran masing‐masing yang didanai dari pendapatan dari minyak. Hal ini potensial mengundang langkah pengurangan pasokan maupun produksi minyak dari anggota OPEC yang akan membatasi tekanan lebih lanjut, atau mungkin bisa mendukung rebound.
• OPEC akan bersidang pada 31 Mei 2013 mendatang, dan sikap delegasi OPEC akhir‐akhir ini terhadap penurunan harga minyak dunia nampaknya tidak akan memicu pertemuan darurat menjelang jadwal pertemuan Mei tersebut. Kemarin pihak Venezuela, salah anggota OPEC, mengatakan bahwa para menteri‐menteri OPEC tengah berkonsultasi mengenai perlunya pertemuan darurat sebagai reaksi dari penurunan harga minyak akhir‐akhir ini.
• Majelis rendah Jerman dalam parlemen memilih sangat banyak untuk membantu Siprus bailout 10 milyar euro yang didesain untuk menghindari kebangkrutan untuk negara kepulauan Mediterania itu dan mempertahankannya dalam zona euro.
• Dari 601 anggota parlemen yang hadir di ruang Bundestag, 487 mendukung penyelamatan, dibawah kerjasama dengan Siprus yang telah menyetujui untuk memperketat kerugian besar pada depositor, menutup bank terbesar kedua dan meningkatkan pajak korporat.
• Secara terpisah parlemen Jerman juga didukung pada perluasan pinjaman tujuh tahun untuk korban bailout Portugal dan Irlandia.
• Pemungutan suara Siprus tidak meragukan untuk memberikan dukungan yang luas dari koalisi kanan tengah dan Kanselir Jerman Angela Merkel dan didukung oleh banyak oposisi anggota parlemen dari Social Democrats dan Greens.
• Vice President Komisi Eropa Commission Antonio Tajani mengatakan dia menguntungkan secara pribadi untuk pemberian pada Perancis lebih banyak waktu untuk membawa defisit turun 3 persen dari output ekonomi setelah Perancis mengatakan akan melempem dari target tahun ini.
U.K.
• Sterling rebound dari koreksinya awal sesi terhadap dolar pada perdagangan hari Kamis meskipun kondisinya masih rapuh setelah data yang dirilis masih membuka peluang untuk berlanjutnya kebijakan moneter longgar oleh BoE.
• Penjualan ritel Inggris di bulan Maret turun sesuai ekspektasi pasar, menyisakan kekhawatiran apakah lemahnya permintaan domestik dan belanja konsumen telah mendorong perekonomian Inggris kedalam jurang resesi di kuartal pertama. Penjualan ritel tercatat turun 0,7%, yang secara umum sesuai dengan ekspektasi pasar untuk turun 0,8%.
• Setelah koreksi mencatat intraday low di $1,5216, sterling kemudian rebound dan terakhir tercatat bergerak di sekitar $1,5280, atau menguat 0,3% dibandingkan penutupan New York hari Rabu. Sterling memperoleh support setelah data aktifitas manufaktur AS menambah kekhawatiran bahwa pemulihan ekonomi di AS nampaknya sedang mengalami hambatan. Data ekonomi AS semalam menunjukkan jobless claims naik di pekan lalu dan kegiatan pabrikan AS di wilayah Mid‐Atlantic melemah di bulan April.
JAPAN
• Euro menguat atas dollar Kamis kemarin menyusul tekanan dolar dari sinyal lemahnya pemulihan ekonomi AS lebih lanjut, sehingga kembali mengangkatnya setelah mengalami tekanan harian terbesar selama 10 bulan Rabu sebelumnya. Di sisi lain mata uang dollar, dan juga euro, rebound atas yen setelah investor memandang bahwa pertemuan G20 Washington tidak akan mengkritik langkah agresif stimulus bank sentral Jepang yang diambil baru‐baru ini.
• Di sela pertemuan G20 tersebut, gubernur BoJ, Haruhiko Kuroda, mengatakan bahwa diskusi khusus mengenai langkah stimulus agresif Jepang menurutnya tidak akan menjadi pembahasan khusus di pertemuan tersebut. Kuroda juga kembali menegaskan bahwa langkah tersebut diambil semata untuk alasan domestik, yakni stabilitas harga dan ingin mencapai target inflasi 2% dari tekanan deflasi yang berlarut‐larut, dan bukan untuk melemahkan yen.
• Petinggi keuangan Eropa, Oli Reihn, Direktur IMF, Christine Laggarde, dan gubernur bank sentral Kanada, Mark Carney, relatif mendukung langkah stimulus agresif BoJ sebagai perbaikan ekonomi dan untuk keluar dari zona deflasinya.
• USDJPY kembali diperdagangkan ke atas areal 98, setelah tekanan tertahan di 95.90an yang dicapai Selasa lalu, dan EURJPY masih mampu bertahan di atas areal 126 untuk kemudian terdorong hingga ke atas areal 128 hingga awal sesi Asia Jumat ini. EURUSD mampu bertahan di atas level 1.3000an.
AUSTRALIA
• Treasuri Wayne Swan telah memperingatkan ekonomi utama terhadap bersandar pada "mindless austerity" untuk memperbaiki neraca keuangan mereka, juga Labor mempersiapkan untuk bujet pilihan sendiri yang sulit.
• Mr Swan di Washington pada minggu ini untuk negara‐negara industri level Group of 20 dan meeting International Monetary Fund meetings.
• Dalam catatan ekonomi yang dipublikasikan, dia mengatakan pemerintah di seluruh dunia, termasuk Australia, yang menghadapi sulitnya pilihan berkenaan dengan pertumbuhan (ekonomi) dunia, mengikuti krisis keuangan gobal tahun 2008‐2009.
• Orang‐orang Australia merasakan kenaikan pada confident mengenai pembelanjaan uang mereka, dengan pembelanjaan pada kartu kredit dan debit naik untuk rangkaian kenaikan dalam tujuh bulannya.
• Ekonomi diseluruh pengeluaran naik 1.3 persen, seasonally adjusted, pada bulan Maret, menurut Commonwealth Bank's Business Sales Indicator (BSI).
• Telah terjadi kenaikan dalam tujuh bulannya, dengan pembelanjaan naik 5.8 persen dibandingkan setahun yang lalu.
• Business confidence telah membaik dalam tiga bulan pertamanya dari tahunan karena kekhawatiran mengenai pelemahan ekonomi global.
SWISS
• Swiss National Bank melihat franc masih overvalued dan khawatir setiap kenaikan franc akan berdampak buruk pada ekonomi, sebuah indikasi bahwa SNB komitmen untuk mempertahankan plafon 1,20 franc per euro. Anggota SNB Fritz Zurbruegg, memberikan komentar tersebut dalam sebuah konferensi yang diselenggarakan oleh lembaga ekonomi BAKBasel.
• Franc tercatat menguat 0,1% terhadap dolar di sekitar 0,9323 franc dibandingkan penutupan New York hari Rabu. Sedangkan terhadap euro, franc relatif stabil.
• Franc memperoleh support setelah data aktifitas manufaktur AS menambah kekhawatiran bahwa pemulihan ekonomi di AS nampaknya sedang mengalami hambatan. Data ekonomi AS semalam menunjukkan jobless claims naik di pekan lalu dan kegiatan pabrikan AS di wilayah Mid‐Atlantic melemah di bulan April.