US & GLOBAL
• Bursa saham anjlok Rabu lalu, dengan bursa Wall Street anjlok dari kenaikan terbesarnya dalam bulanan karena investor berbalik untuk mengarah pada safe‐haven dari kekhawatiran bahwa Spanyol kemungkinan memicu kembali dari krisis utang zona euro.
• Risk appetite buram karena permasalahan mengenai tingkat kesehatan (ekonomi) Spanyol – negara dengan ekonomi terbesar keempat di Eropa – yang menaikkan permintaan pada obligasi AS dan obligasi pemerintah zona euro yang paling stabil yaitu Jerman.
• Indeks Dow Jones industrial average <.DJI> dtutup turun 82.79 poin, atau 0.63 persen, ke level 13,032.75. Indeks Standard & Poor's 500 <.SPX> merosot 5.64 poin, atau 0.41 persen, ke level 1,385.14. Indeks Nasdaq Composite <.IXIC> berkurang 11.37 poin, atau 0.37 persen, ke level 3,031.45. Saham‐saham teknologi seperti IBM <IBM.N> dan Intel <INTC.O> menekan indeks Dow <.DJI> setelah earning kuartalan yang mengesankan beberapa investor, tidak seperti membaiknya hasil dari Goldman Sachs <GS.N>, Coca Cola <KO.N> dan Johnson & Johnson <JNJ.N>.
• Saham‐saham Eropa sedikit merosot juga, dengan indeks utama Eropa <.FTEU3> melemah 0.7 persen. Indeks world equities <.MIWD00000PUS> turun 0.2 persen.
• Obligasi pemerintah AS naik karena prospek dari lelang obligasi Spanyol yang membuat safe‐haven U.S. Treasuries sebagai pilihan menarik pada investasi. Obligasi bertenor 10‐tahun U.S. Treasury mencatatkan kenaikan 5/32, dengan yield 1.977 persen.
• Euro anjlok terhadap dollar setelah rebound singkat yang mengisyaratkan beberapa tekanan pada mata uang beresiko. Tetapi kenaikan terbesar pada forex adalah kenaikan sterling ke level tertingginya dalam 19‐bulan dari tanda‐tanda bahwa terdapat kemungkinan beberapa tekanan untuk monetary easing di Inggris. Euro melemah 0.1 persen terhadap dollar ke level $1.3114. Dengan minggu lalu secara singkat berada pada level terendahnya dalam dua bulan dibawah level $1.3000.
• Harga emas <XAU=> juga melemah, turun pada rangkaian empat harinya untuk berada dibawah level $1,640 per ons karena investor melihat lagi penguatan logam mulia sebagai safe‐haven dan menunjukkan sebagai sesuatu yang melemah dari kenaikan dollar.
• Harga minyak mentah turun, dengan London's benchmark Brent crude <LCOc1> ditutup anjlok 81 sen yang berada dilevel $118 per barrel karena naiknya cadangan crude AS yang mencatatkan pelemahan permintaan untuk bahan bakar kedepannya dari puncak musim panas yang terjadi di AS.
GOLD & COMMODITIES
• Emas terkoreksi dalam 4 sesi terakhir, merupakan koreksi beruntun terpanjangnya tahun ini, dipicu menurunnya permintaan dari Asia dan melemahnya harga minyak. Logam mulia, yang bergerak mengikuti ekuitas dan aset beresiko, kembali mengalami tekanan setelah ekuitas AS melemah akibat laporan laba yang mengecewakan di sejumlah perusahaan AS.
• Emas telah terkoreksi lebih dari 2% selama 4 sesi penurunannya yang dipicu kekhawatiran seputar krisis utang Eropa. Harga emas spot turun 0.6% di $1,639.81 per ounce. Sedangkan untuk kontrak emas berjangka pengiriman Juni turun $11.50 di $1,639.60 per ounce.
• Pasar memprediksi emas akan meraih momentumnya kembali setelah berakhirnya aksi mogok 22 hari di India, sebagai konsumen emas terbesar dunia.
• Emas naik pada tahun 2011 di saat risk aversion tinggi, sejak itu emas kembali ke perdagangan yang sejalan dengan komoditas lainnya dan terhadap dolar AS, yang sekarang menjadi pilihan yang aman. Harga minyak jatuh pasca dirilisnya stok minyak AS yang lebih tinggi dari perkiraan, yang mencatat kenaikan empat minggu terbesar selama lebih dari tiga tahun.
• Pasar saat ini memusatkan perhatian pada sidang The Fed pekan depan, untuk melihat apakah ada indikasi akan digulirkannya putaran ketiga dari program quantitative easing (QE). Jika The Fed memutuskan untuk menjalankan program tersebut, maka bank sentral harus mencetak dolar lebih banyak lagi guna merangsang pertumbuhan ekonomi dalam negeri, dimana hal ini akan memicu penguatan emas.