title cover

title cover

Monday, November 19, 2012

Headline News 19.11.12


US & GLOBAL
Bursa saham AS berakhir menguat pada hari Jumat di tengah harapan bahwa politisi akan menemukan landasan bersama untuk menghindari 
"tebing  fiskal"  yang  akan  merugikan  ekonomi  AS,  sementara  eskalasi  ketegangan  di  Timur  Tengah  telah  mendorong  naiknya  harga  minyak. 
Namun saham‐saham di bursa utama masih mencatat kerugian mingguan kedua kalinya secara berturut dipicu kekhawatiran mengenai masalah 
fiskal  pemerintah  AS    dan  suramnya  pertumbuhan  ekonomi  global  yang  mana  telah  menekan  sentimen.  Demokrat  mengatakan  mereka 
menyadari kebutuhan untuk mengekang pengeluaran dan Republik mengatakan mereka telah setuju untuk menempatkan "pendapatan di atas 
meja" setelah pertemuan dengan Presiden Barack Obama

"These are very small steps in the right direction," said Kate Warne, investment strategist at Edward Jones in St Louis.   "The more evidence there 
is that Congress will make a decision sooner, the more likely we are to see stocks rebound."  

Investor masih khawatir bahwa jika tidak tercapai kesepakatan untuk memodifikasi pemangkasan belanja dan kenaikan pajak otomatis, maka 
perkeonomian AS berpotensi tergelincir kedalam resesi. Indeks S&P 500 terkoreksi sekitar 4% selama lebih dari 2 pekan terakhir, sebagian karena 
kekhawatiran tersebut. 

Dow Jones industrial average <.DJI> bertambah 45.93 poin atau 0.37% ke 12,588.31. Standard & Poor's 500 Index <.SPX> naik 6.55 poin atau 
0.48%, ke 1,359.88. Sementara Nasdaq Composite Index <.IXIC> naik 16.19 poin atau 0.57% ke 2,853.13. Dalam sepekan, S&P turun 1.5%, berada 
di zona negatif dalam 2 pekan berturut‐turut. Indeks Dow kehilangan 1.8%, melemah untuk empat minggu berturut‐turut, sementara Nasdaq 
terkoreksi untuk 6 pekan berturut‐turut, juga turun 1.8%.    

Indeks equitas dunia MSCI <.MIWD00000PUS> rebound di akhir sesi dan terakhir tercatat di sekitar 317.64 namun masih melemah 1.7% dalam 
sepekan.  

FTSEurofirst 300 index <.FTEU3> melemah 1.04% ke 1,067.45 dan mencatat pekan terburuk sejak akhir September.  

Harga  minyak  Brent  naik  di  atas $109 per  barel menyusul konflik  antara  Israel dan  Palestina di  Gaza  memicu kekhawatiran  tentang  pasokan. 
Investor khawatir bahwa Arab dapat terseret ke setiap potensi konflik, yang dapat mempengaruhi jalur pasokan minyak. Juga turut menambah 
kekhawatiran, kebakaran terjadi pada platform minyak dan gas alam di Teluk Meksiko, demikian US Coast Guard mengatakan. Diaporkan bahwa 
platform tidak aktif memproduksi. Brent crude <LCOc1> naik 94 sen ke $108.95 per barel. Sedangkan U.S. oil <CLc1> bertambah $1.22 ke $86.67.  

Yen terkoreksi dalam 3 hari berturut‐turut terhadap dolar dan mencatat kerugian mingguan terburuknya sejak medio Februari dipicu ekspektasi 
pelonggaran moneter agresif dari BOJ. Perdana Menteri Jepang Yoshihiko Noda membuka jalan bagi pemilihan sela pada 16 Desember. Majelis 
rendah  parlemen  dibubarkan  pada  hari  Jumat.  Shinzo  Abe,  pemimpin  oposisi  utama  Partai  Demokratik  Liberal  dan  memiliki  peluang  untuk 
menjadi pemimpin Jepang berikutnya, pada Kamis lalu menyerukan bank sentral negara itu untuk mengadopsi suku bunga nol atau di bawahnya 
untuk  memacu  pinjaman.  Dolar  menguat    0.2%  di  81.26  yen.  Euro  melanjutkan  koreksinya  seiring  kekhawatiran  terhadap  nasin  Yunani.  Euro 
tercatat melemah 0.3% di $1.2739. 

Harga  obligasi  AS  naik,  dengan  yield  mencapai  level  terendahnya  selama  lebih  dari  2  bulan  dipicu  skeptisme  apakah  Washington  akan 
menghasilkan sebuah kesepakatan untuk menghindari krisis keuangan dan kekhawatiran seputar pertikaian antara Israel dan Palestina. Treasury 
tenor 10 tahun naik 4/32 dengan yield di 1.581%. 

Harga emas melemah dan mencatat koreksi tajam mingguannya disebabkan kekhawatiran perlambatan ekonomi dan kekhawatiran terjadinya 
resesi ekonomi di AS. Dalam sepekan emas tercatat turun 1% dan melemah dalam 5 dari 6 pekan perdagangannya. Harga emas turun 0.2% ke 
$1,712.60 per ounce setelah menembus level terendah 1 pekan di $1,704 pada hari Kamis.


GOLD & COMMODITIES
Emas melemah Jumat kemarin dan menyebabkan akumulasi tekanan mingguan akibat indikasi penurunan perekonomian global – kekhawatiran 
resesi AS menekan minat terhadap emas sebagai aset untuk hedging terhadap inflasi. 

Sepanjang pekan kemarin, emas mengalami tekanan sekitar 1% dan sudah mengalami tekanan dalam 5 dari 6 pekan perdagangan terakhir – 
menyusul berkembangnya dinamika pasar setelah data yang mengindikasikan perekonomian Eropa juga sedang memasukii jurang resesi. Selain 
itu pesimisme data‐data ekonomi AS belakangan ini, disinyalir sebagai dampak dari bada Sandy yang menerjang belum lama ini, serta outlook 
negatif sektor perumahan dari Ben Bernanke, juga menyebabkan tekanan emas tersebut. 

Penurunan emas dikatakan juga sebagai pengaruh tekanan indeks S&P 500 yang mengalami tekanan terbesar dalam basis 2 mingguan selama 6 
bulan –semata juga disebabkan oleh isu fiscal cliff AS, yang akan mendorong ekonomi AS kembali ke jurang resesi jika penurunan anggaran dan 
kenaikan pajak secara otomatis dilakukan awal 2013 tanpa intervensi. 

Sementara pertemuan pertama presiden Obama dengan anggota Kongres AS, Jumat lalu, dalam rangka membahas langkah untuk menghindari 
fiscal cliff, nampaknya menemukan titik harapan, setelah para pemimpin di Kongres AS berjanji untuk mencari solusi yang pantas dan umum 
untuk masyarakat dalam rangka kenaikan pajak dan pemangkasan anggaran. 

Memanasnya konflik gepolitik di jalur Gaza dan laporan penurunan demand emas untuk Q3 dari World Gold Council (WGC) juga menjadi hal‐hal 
lain yang menekan emas di pekan kemarin. 

Namun  fluktuasi  dan  volatilitas  emas  yang  besar  masih  potensial  di  tengah  uncertainty  global  yang  meningkat  belakangan  ini.  Hanya  saja 
pergerakan emas yang harusnya terdorong naik oleh peran safe‐haven‐nya karena kondisi uncertainty, masih terhalang oleh penguatan dolar AS, 
yang terbilang fresh setelah menembus ke atas key‐level 80 usai key‐event pilpres AS awal bulan ini.


OIL & COMMODITIES
Harga  minyak  Brent  naik  di  atas  $109  per  barel  menyusul  konflik  antara  Israel  dan  Palestina  di  Gaza  memicu  kekhawatiran  tentang 
pasokan. Investor khawatir bahwa Arab dapat terseret ke setiap potensi konflik, yang dapat mempengaruhi jalur pasokan minyak.  

Juga turut menambah kekhawatiran, kebakaran terjadi pada platform minyak dan gas alam di Teluk Meksiko, demikian US Coast Guard 
mengatakan. Diaporkan bahwa platform tidak aktif memproduksi. Brent crude <LCOc1> naik 94 sen ke $108.95 per barel. Sedangkan U.S. 
oil <CLc1> bertambah $1.22 ke $86.67.  

Industrial output AS diluar dugaan turun di bulan Oktober dipicu badai raksasa Sandy telah mengganggu produksi.Industrial production 
terkontraksi 0.4% bulan lalu setelah revisi 0.2% kenaikan di bulan September, demikian laporan dari The Federal Reserve. 

The  Fed  melaporkan  badai  raksasa  Sandy  yang  menghantam  Pantai  Timur  di  akhir  Oktober  diperkirakan  telah  memangkas  tingkat 
produksi  sekitar  1%.  Badai  tersebut  telah  mengurangi  produksi  untuk  utilitas,  kimia,  makanan,  transportasi,  komputer  dan  produk 
elektronik. 


EURO ZONE
Perselisihan  di  antara  kreditur  internasional  untuk  Yunani  dan  relatif  lemahnya  rilis  data  ekonomi  dari  regional  Eropa  belakangan  ini  menahan  upaya 
rebound EURUSD menjelang akhir pekan kemarin di areal 1.2800, untuk kemudian kembali mencoba menembus ke bawah areal 1.2700. 

Kemungkinan haircut lanjutan untuk hutang Yunani, yang diperkirakan berpeluang terjadi oleh anggota ECB, Luc Coene, memicu rebound EURUSD. Namun 
koleganya,  Jens  Widmann,  Jumat  lalu  memberikan  komentar  tambahan  untuk  hal  ini,  bahwa  haircut  seharusnya  diberikan  sebagai  ‘hadiah’  jika  Yunani 
sudah melaksanakan reformasi yang direncanakannya. 

Isu krisis hutang Eropa, terkait rencana bantuan lanjutan ke Yunani, serta isu fiscal cliff AS – dimana presiden Obama dan anggota Kongres AS Jumat lalu 
mulai melakukan pembicaraan untuk mencapai kesepakatan terkait pemberlakuan pemangkasan spending dan kenaikan pajak AS yang bernilai $600 milyar 
dan beresiko mendorong kembali AS ke jurang resesi – menjadi pemicu tekanan EURUSD belakangan ini. 

Pasar  akan  menantikan  pertemuan  menteri  keuangan  Eropa  pada  20  November  2012  pekan  ini,  yang  dihimbau  oleh  direktur  IMF,  Christine  Lagarde, 
seharusnya bisa menghasilkan putusan untuk bantuan lanjutan Yunani, yang bernilai 31 milyar euro. 

Juga  di  pekan  ke  depan,  pasar  akan  melihat  apakah  pembahasan  fiscal  cliff  oleh  presiden  Obama  dan  anggota  Kongres  yang  dimulai  Jumat  lalu  akan 
menunjukkan perkembangan yang signifikan.


U.K.
Sterling awalnya melemah mendekati level terendah 2 bulan pada perdagangan hari Jumat, setelah berkembang spekulasi mengenai berlanjutnya kebijakan 
moneter longgar oleh BoE. Sterling sempat terkoreksi ke level intraday low di $1.5837, mendekti level terendah 2 bulan di $1.5828 yang dicapai hari Kamis 
sebelumnya. 

Selama  sepekan  kemarin,  sterling  tertekan  oleh  komentar  dari  bank  sentral  Inggris  (BoE)  yang  mengatakan  Inggris  menghadapi  tahun‐tahun  dengan 
pertumbuhan  ekonomi  yang  sulit  dan  membuka  peluang  untuk  dilanjutkannya  program  stimulus.  Komentar  dari  Gubernur  BoE  Mervyn  King  yang 
mengatakan bahwa akan sulit bagi ekonomi untuk tumbuh pesat tanpa menurunkan nilai tukar mata uang, juga turut menekan sterling. King mengatakan 
ekonomi kemungkinan akan melemah kembali di akhir tahun ini, hanya 1 kuartal setelah perekonomiannya keluar dari resesi, dan mengingatkan bahwa 
kebijakan moneter hanya diperuntukkan untuk kepentingan memulihkan perekonomian. 

Namun menjelang akhir sesi New York, sterling kembali menguat dan bergerak di sekitar $1.5885, atau naik 0.13% terhadap dolar. 

Minutes  dari  sidang  terakahir  BoE  akan  dirilis  hari  Rabu  pekan  ini  dan  diharapkan  akan  memberikan  petunjuk  apakah  kebijakan  moneter  longgar  akan 
dilanjutkan.


JAPAN
  Yen berlanjut melemah atas dolar AS pada Jumat kemarin, sekaligus merupakan pelemahan terdalamnya untuk basis mingguan sejak pertengahan Februari 
2012 lalu.  

  Dalam 2 hari perdagangan (Kamis dan Jumat) pekan lalu, yen mengalami pelemahan lebih dari 2% ‐ merupakan pelemahan terbesar untuk basis 2 harian 
sejak Oktober 2012. 

  Sejak Kamis pekan lalu, yen bergerak tajam ke level terlemahnya selama 6,5 bulan ke level 81.45 per dolar AS, dipicu oleh ekspektasi pelonggaran moneter 
lebih agresif oleh BoJ menyusul pembubaran parlemen Jepang Jumat lalu untuk pelaksanaan pemilu dadakan pada 16 Desember.   

  Pada  dasarnya  faktor  utama  penggerak  USDJPY  adalah  diferensiasi  suku  bunga  AS  dan  Jepang,  yang  saat  ini  sangat  tipis.  Pelaku  pasar  akan  sangat 
menantikan  hasil  pemilu  Jepang  menyusul  calon  kuat  PM  Jepang  dari  partai  oposisi  (LDP)  untuk  pemilu  Desember  tersebut,  menginginkan  pelonggaran 
moneter (dengan suku bunga jika perlu sampai di bawah 0%) dalam rangka upaya keluar dari jurang deflasi dan mencegah penguatan yen lebih lanjut.  

  Senin‐Selasa pekan ini BoJ akan melangsungkan pertemuan untuk membahas kebijakan moneternya.  


AUSTRALIA
AUDUSD cenderung rebound setelah menemukan tentative‐footing di areal terendahnya selama sekitar 3 pekan di 1.0283/88 untuk ditutup di areal 1.0340, namun 
untuk basis mingguan AUDUSD ditutup melemah dari penutupan pekan sebelumnya. 

Para analis pasar melihat potensi tekanan AUDUSD masih akan berkembang, menyusul sudah dimulainya pembahasan isu fiscal cliff oleh presiden Obama dengan 
Kongres AS Jumat kemarin 

Joe Capurso, analis dari Commonwealth Bank Australia, menyatakan: “If there’s any sign the discussion is going to be protracted, that will worry the market and push 
down the Aussie.” 

Di tengah gugupnya investor dalam kewaspadaan besar saat ini, maka hal‐hal seperti meningkatnya eskalasi konflik geopolitik di jalur Gaza, dapat mendorong aksi 
likuidasi  long‐position  (beli)  yang  sejak  Mei  2012  meningkat,  dengan  support  (triple  bottom)  yang  bertahan  sejak  Juli  2012  terancam  untuk  ditembus,  jika 
kekhawatiran di kalangan investor terus meningkat. 


SWISS
Franc Swiss melemah terhadap dolar pada hari Jumat setelah penguatannya selama 2 hari terakhir dan menjelang pembicaraan mengenai tebing 
fiskal anggaran antara Presiden AS Barack Obama dan para pemimpin Kongres yang dimulai hari Jumat (16/11). 

Minat pada aset beresiko menurun setelah rilis data hari Kamis sebelumnya yang menunjukkan ekonomi zona euro kembali tersungkur kedalam 
resesi di kuartal ketiga, ditambah masalah tebing fiskal AS dan eskalasi ketegangan di Jalur Gaza. 

Sementara euro menguat tipis terhadap franc Swiss di sekitar 1.2045 franc per euro dibandingkan penutupan New York hari Kamis, menyusul 
Kepala Swiss National Bank Thomas Jordan memberikan penilaian hati‐hati terhadap perekonomian Swiss ditengah kondisi ekonomi zona euro 
yang tengah melemah, sebagai pasar ekspor terbesar, dan menegaskan kembali komitmen SNB untuk mempertahankan nilai patokannya yang 
dikenakan pada franc Swiss sejak tahun lalu.