title cover

title cover

Monday, November 12, 2012

Headline News 12.11.12


US & GLOBAL
Harga saham AS dan minyak menguat di hari Jumat dipicu meningkatnya sentimen konsumen AS ke level tertinggi lebih dari 5 tahun, 
menambah  kesuraman  bahwa  "tebing  fiskal"  di  Amerika  Serikat  dan  kesengsaraan  ekonomi  Eropa  dapat  menyebabkan  resesi  dunia. 
Saham  kemudian  memangkas  keuntungannya  setelah  Presiden  Barack  Obama  mengatakan  kesepakatan  dengan  Kongres  untuk 
mencegah krisis fiskal harus berasal dari pajak yang lebih tinggi pada orang terkaya Amerika. 

Treasury AS memangkas kerugiannya dan diperdagangkan hampir flat seiring pernyataan Obama, di mana presiden yang baru terpilih 
kembali ini akan mengundang para pemimpin Kongres ke Gedung Putih pekan ini untuk memulai negosiasi. 

Sementara kenaikan 3.5% pada harga logam mulia dalam sepekan terakhir adalah kenaikan mingguan terbesarnya sejak akhir Agustus 
dan mencerminkan antisipasi investor terhadap ketidakpastian ekonomi. 

Tebing  fiskal,  ditujukan  untuk  memangkas  defisit  anggaran  pemerintah,  yang  diperkirakan  akan  menyerap  $600  milyar  dari  langkah 
pemangkasan anggaran belanja dan kenaikan pajak, yang berdampak akan sangat menghambat pertumbuhan ekonomi. 

Sementara data sentimen konsumen AS akhir pekan kemarin dari University of Michigan menunjukkan kenaikan yang mengindikasikan 
warga AS lebih optimis mengenai prospek pasar tenaga kerja dan kondisi ekonomi. 

Indeks  ekuitas  dunia  dalam  MSCI  <.MIWD00000PUS>  tercatat  turun  hampir  2.2%  pekan  kemarin,  mencatat  penurunan  mingguan 
terdalamnya sejak awal Juni. Indeks turun 0.1% ke 323.27. 

Dow Jones industrial average <.DJI> ditutup naik 4.07 poin atau 0.03% di 12,815.39. Sedangkan Standard & Poor's 500 Index <.SPX> naik 
2.34 poin atau 0.17% di 1,379.85. Sementara Nasdaq Composite Index <.IXIC> bertambah 9.29 poin atau 0.32% di 2,904.87.  

Saham  Eropa  sementara  ini  berakhir  flat,  memangkas  kerugiannya  berkat  data  ekonomi  AS,  termasuk  laporan  pemerintah  bahwa 
wholesale inventories mencatat kenaikan terbesarnya dalam 9 bulan di bulan September. Inventories merupakan elemen kunci sebagai 
barometer pemerintah dalam mengukur pertumbuhan ekonomi. Indeks FTSE Eurofirst 300 ditutup melemah 0.05% di 1,097.18. 

Penurunan pada output industri di Perancis, Italia dan Swedia serta warning dari kementrian Jerman bahwa ekonomi negara tersebut 
diprediksi akan melambat lebih lanjut telah menambah kekhawatiran investor. Juga membebani investor adalah berita bahwa menteri 
keuangan zona euro kemungkinan tidak akan merilis tahap baru untuk pinjaman ke Yunani pada hari Senin karena tidak ada kesepakatan 
tentang bagaimana membuat utang berkelanjutan. 

Harga minyak berjangka menguat pada hari Jumat, terdorong oleh naiknya sentimen konsumen AS ke level tertinggi 5 tahun dan data 
ekonomi Cina yang dirilis membaik. Brent December crude <LCOc1> berakhir di $109.40 per barel setelah naik ke level intraday high di 
$109.78, mengakhiri koreksinya selama 3 pekan berturut‐turut meskipun masih mengalami tekanan akibat kondisi ekonomi makro yang 
masih suram. U.S. December crude <CLc1> juga berakhir menguat 98 sen di $86.07, setelah diperdagangkan antara $84.13 dan $86.77. 

Euro terkoreksi ke level terendah 2 bulan terhadap dolar dan berpotensi melanjutkan koreksinya disebabkan kekhawatiran mengenai 
krisis  utang  Eropa  dan  memburuknya  kondisi  ekonomi  berpotensi  memperburuk  ekonomi  global.  Euro  turun  0.27%  di  $1.2711  dan 
cenderung rawan untuk melanjutkan koreksinya. Sedangkan indeks dolar naik 0.31% ke 81.041. 

Harga emas menembus level tertinggi 3 pekan di $1,738.66 per ounce sebelum kembali turun. Harga emas spot tercatat naik $1.47 ke 
$1,731.40. Sedangkan untuk emas berjangka COMEX kontrak Desember naim $4.90 di $1,730.90 per ounce.   

Harga obligasi pemerintah AS turun seiring naiknya harga saham. Treasury AS tenor 10 tahun tercatat flat dengan yield 1.6165%.   


GOLD & COMMODITIES
Harga emas di pasar spot <XAU=> cenderung melemah tipis di hari Jumat dibandingkan penutupan Kamis sebelumnya, namun berhasil 
mencatat  kenaikan  terbesar  sejak  Agustus  (sekitar  3%)  untuk  basis  mingguan  pasca  pilpres  AS  yang  kemudian  meningkatkan 
kekhawatiran terhadap kondisi fiskal AS – memicu aksi beli emas sebagai sarana hedging di tengah ketidakpastian ekonomi. 

Para ekonom mengkhawatirkan isu fiskal AS (fiscal‐cliff) akan mendorong perekonomian terbesar di dunia tersebut kembali ke jurang 
resesinya. 

Seperti dikatakan George Gero, vice president dari RBC Capital Markets, “Gold is again acting as the haven as… the fiscal cliff looms, and 
the euro zone woes increase. More gold buyers are initiating positions going forward.” 

Dalam  pidatonya  akhir  pekan  kemarin,  presiden  Obama  menegaskan  bahwa  kenaikan  pajak  (untuk  orang‐orang  kaya)  akan  menjadi 
bagian dari langkah untuk mencegah krisis fiskal. Sementara sejumlah investor mengkhawatirkan langkah Obama tersebut justru akan 
menekan perekonomian secara keseluruhan. 

Selain  itu  harapan  terhadap  peningkatan  demand  logam  mulia  di  Cina  –  setelah  data  ekonomi  terbesar  kedua  dunia  tersebut 
menunjukkan  optimisme  pada  akhir  pekan  kemarin  –  masih  akan  mendukung  kenaikan  harga  emas.  Demikian  pula  peningkatan 
permintaan emas di pasar fisik dari India karena faktor musiman (akhir tahun, banyak perayaan‐perayaan di India) yang diproyeksikan 
akan mendukung kenaikan harga emas menjelang tutup tahun ini.   

Untuk  jangka  pendek  halangan  bagi  kenaikan  emas  mungkin  akan  diperoleh  jika  indeks  dolar  AS  terus  mengalami  peningkatan  – 
menyusul peran safe‐haven dolar AS dari kekhawatiran fiscal cliff AS dan krisis hutang Eropa. 


OIL & COMMODITIES
Harga minyak berjangka menguat pada hari Jumat, terdorong oleh naiknya sentimen konsumen AS ke level tertinggi 5 tahun dan data 
ekonomi  Cina  yang  dirilis  membaik,  sementara  bensin  berjangka  juga  menguat  terkait  spekulasi  mengenai  masalah  pengiriman  dan 
minimnya suplai akibat badai yang melanda Pelabuhan New York. 

Brent  December  crude  <LCOc1>  berakhir  di  $109.40  per  barel  setelah  naik  ke  level  intraday  high  di  $109.78,  mengakhiri  koreksinya 
selama  3  pekan berturut‐turut  meskipun masih  mengalami  tekanan  akibat  kondisi  ekonomi  makro  yang  masih  suram. U.S.  December 
crude <CLc1> juga berakhir menguat di $86.07, setelah diperdagangkan antara $84.13 dan $86.77. 

Setelah  awalnya  menerima  dorongan  dari  sentimen  konsumen  AS  yang  kuat,  ekuitas  di  Wall  Street  mengikis  keuntungan  setelah 
komentar  oleh  Presiden  Barack  Obama  dan  Perwakilan  DPR  John  Boehner  telah  memupus  harapan  investor  akan  segera  tercapainya 
kesepakatan untuk menghindari "tebing fiskal". 

Investor  masih  mengkhawatirkan  potensi  ekonomi  AS  untuk  jatuh  kedalam  resesi  jika  gagal  mencapai  kompromi  untuk  memangkas 
defisitnya sebelum pemangkasan belanja dan kenaikan pajak yang mencapai $600 milyar akan dimulai awal tahun depan. 

Investor juga akan memonitor bagaimana AS akan menangkal isu mengenai plafon utang, dimana harus segera dinaikkan jika tidak ingin 
melihat pemerintahan Obama jatuh. 

Dukungan positif untuk naiknya harga minyak juga datang dari data ekonomi Cina untuk periode Oktober. Investasi paada infrastruktur 
meningkat dan output pabrikan mencatat level terpesatnya dalam 5 bulan.

EURO ZONE
Euro  merosot  turun  ke  level  terendah  2  bulan  terhadap  dolar  AS  Jumat  lalu  dan  potensial  melanjutkan  pelemahan  lebih  lanjut  karena  terus  meningkatnya 
kekhawatiran terhadap krisis hutang Eropa dan merosotnya kondisi ekonomi global yang beresiko menekan pertumbuhan. 

Pertumbuhan ekonomi Jerman, perekonomian terbesar Eropa, diproyeksikan akan melambat di kuartal ke‐4 tahun ini dan di kuartal pertama tahun depan, demikian 
diproyeksikan oleh kementrian ekonominya. Industrial Production Perancis, perekonomian terbesar kedua Eropa, mengalami penurunan di bulan Oktober dan bank 
sentralnya mengatakan resiko terdorong ke jurang resesi pada akhir 2012. 

Investor menantikan hasil voting parlemen Yunani hari Minggu (11/Nov) – saat laporan ini dibuat, voting belum dilakukan – sebuah tantangan besar lain dari Yunani 
untuk memperoleh dana bantuan setelah voting ketat Rabu pekan lalu memilih untuk meningkatkan austerity (penghematan) hingga 13,5 milyar euro. Sementara 
para menteri keuangan Eropa nampaknya akan menimbang dengan seksama paket bantuan ke Yunani di pertemuan mereka Senin pekan ini, demikian tandas seorang 
pejabat senior Eropa. 

Spanyol masih belum menunjukkan tanda‐tanda untuk meminta bantuan secara resmi menjelang pertemuan menteri keuangan Eropa pekan ini untuk meredam krisis 
hutangnya. 

Yang menarik untuk diperhatikan dari kondisi Eropa, yang cenderung menekan euro saat ini, adalah hal yang dikomentari oleh Boris Schlossberg, seorang managing 
director FX Strategy dari BK Asset Management di NY akhir pekan lalu; “It’s the core Europe now, not just the peripheral Europe, that may sliding into a recession. If 
that happens, then China will lose its export market and the whole global economy will begin to contract.” 


U.K.
Sterling  menembus  level  terendah  2  bulan  terhadap  dolar  pada  hari  Jumat  setelah  kementrian  keuangan  Inggris  mengatakan  akan  menggunakan 
pendapatan dari program pembelian obligasi Bank of England untuk mengurangi penerbitan utang jangka pendek. Gubernur BoE Mervyn King mengatakan 
langkah  tersebut  setara  dengan  pelonggaran  moneter  sederhana.  Berita  tersebut  telah  mendorong  pelemahan  sterling  sekitar  0.5%  di  sekitar  1.5893 
dibandingkan penutupan New York hari Kamis sebelumnya, setelah mencatat intraday low di sekitar 1.5895, level terendahnya sejak 6 September. 

Pengumuman tersebut kemungkinan akan membalik keuntungan sterling dari hari Kamis ketika BoE memilih untuk mempertahankan QE‐nya secara total. 
Sterling  juga  terkoreksi  dari  level  tertinggi  5  pekan  terhadap  euro  yang  dicapai  Kamis  sebelumnya.  King  menegaskan  bahwa  rencana  pemerintah  dari 
Komite Kebijakan Moneter BoE sebelum mereka membuat keputusan di hari Kamis, tidak akan menyuntikkan dana berlebihan kedalam pereknomian. Euro 
menguat 0.2% di sekitar 0.7992 pound setelah rebiund dari posisi low Kamis di 0.7960 pound. 

Saat ini pasar akan mencermati BoE's Inflation Report pada hari Rabu pekan ini utuk melihat indikasi langkah kebijakan moneter BoE selanjutnya. 


JAPAN
Dollar tertekan ke level terendah selama lebih dari 3 pekan terhadap yen Jepang, dan mencoba menembus namun masih gagal areal 79.00. Tekanan USDJPY telah 
berkembang  di  pekan  lalu  setelah  pilpres  AS  yang  kemudian  diikuti  oleh  meningkatnya  kembali  kekhawatiran  terhadap  kondisi  fiskal  AS  serta  kondisi  Eropa  dan 
ekonomi global. Bahkan kekhawatiran kini pun mulai menuju ke kondisi resesi global, menjelang rilis sejumlah data GDP Q3 pekan ini, baik dari Jepang dan sejumlah 
negara dunia lainnya. 

Yen merupakan mata uang yang paling diburu saat terjadi ketegangan finansial dan meningkatnya keraguan terhadap perbaikan serta pemulihan ekonomi (baca: 
safe‐haven currency)  

Penurunan  dollar  atas  yen mencerminkan  penyempitan  antara yield obligasi  2  tahun  AS  (T‐Bond)  dengan  Jepang  (JGB)  –  perlu diketahui pasangan  mata  uang  ini 
(USDJPY) memiliki keterkaitan yang cukup erat dengan yield‐spread obligasi tersebut. 

Di pekan ini pasar akan data GDP Q3 Jepang yang diproyeksikan akan mengalami kontraksi pertamanya dalam 5 kuartal terakhir dalam basis tahunannya. 


AUSTRALIA
AUDUSD relatif meningkat untuk basis mingguan, meskipun Jumat lalu terkoreksi dari kenaikan sebelumnya. 

Meningkatnya  kekhawatiran  global  terhadap  fiscal‐cliff  AS  dan  krisis  hutang  Eropa  yang  memicu  prospek  resesi  ekonomi  global  menjelang  rilis  data  GDP  Q3  dari 
sejumlah negara besar global pekan ini, menghambat kenaikan AUDUSD di areal 1.0480, untuk kemudian kembali mengakhiri perdagangan pekan kemarin kembali di 
bawah areal 1.0400. 

Bank sentral Australia (RBA) pun merasakan kekhawatiran global dan akhir pekan kemarin memangkas estimasi pertumbuhan ekonomi Australia menjadi 3.0% dari 
estimasi  Agustus  sebelumnya  yang  memperkirakan  areal pertumbuhan  masih  di  3.0‐3.5%.  Hal  tersebut  dikarenakan  oleh  pertumbuhan  investasi  pertambangan  – 
salah satu andalan dalam perekonomian Australia – yang mulai melamban 

Perlu diperhatikan kondisi dan prospek perekonomian Cina seiring dengan masuknya masa pergantian kekuasaan 1 dekade di Negeri Tirai Bambu tersebut. Optimisme 
prospek perekonomian Cina – yang potensial didukung oleh sejumlah rilis optimis data‐data ekonominya belakangan ini – dapat memberikan dukungan kembali pada 
ekonomi Australia dan juga Aussie Dollar.


SWISS
Franc  Swiss  bergerak  relatif  stabil  terhadap  dolar  dan  juga  euro  pada  hari  Jumat  setelah  anggota  dewan  kehormatan  Swiss  National  Bank  (SNB)  Fritz 
Zurbruegg menegaskan kembali tekad SNB untuk mempertahankan nilai patokan franc terhadap euro yang ditetapkan setahun lalu. 

Dolar ditutup menguat 0.2% terhadap franc Swiss di sekitar 0.9484 dan bergerak relatif stabil terhadap euro di sekitar 1.2054. 

SNB  telah  menetapkan  batas  maksimal  penguatan  franc  terhadap  euro  di  level  1.20  per  euro  pada  September  2011  lalu  untuk  menghindarkan  negara 
tersebut dari resiko deflasi dan resesi setelah investor berbondong‐bondong memburu franc Swiss sebagai mata uang aman resiko menyusul krisis utang 
Eropa, sehingga mendorong lonjakan pada franc Swiss. 

Lemahnya  data ekspor Swiss periode  September  dan juga  data ekspor Jerman juga telah memicu investor  untuk berhati‐hati  dan  mendorong  sentimen 
pasar bahwa SNB belum akan mengganti kebijakan patokan nilai tukarnya dalam waktu dekat ini. 
Pekan ini pasar akan mencermati data indeks sentimen investor ZEW Swiss yang dijadwalkan akan dirilis hari Rabu. Data diprediksi akan membaik menjadi ‐
25 di bulan November dari ‐28.9 di bulan Oktober lalu, meskipun secara umum pesimisme masih mendominasi sikap investor terhadap prospek ekonomi 
Swiss di masa mendatang.