title cover

title cover

Wednesday, December 7, 2011

20 Negara Kolektor Emas Terbesar Dunia



Banyak negara kini giat mengoleksi logam mulia sebagai instrumen cadangan devisa favorit. Di tengah ketidakpastian ekonomi global, proteksi terhadap nilai aset terus digalakkan oleh bank sentral. Apalagi kurs mata uang utama seperti dollar dan euro makin fluktuatif.
Di bawah ini adalah 20 negara kolektor emas terbesar dunia per kuartal III 2011. Meski India digadang sebagai konsumen nomor satu dunia, cadangan devisa emasnya hanya kurang dari 9%. Sementara volume Reserve China, yang di-plot sebagai negara pembeli terbesar ke-dua, bahkan hanya 1,6% dari seluruh nilai cadangan devisanya. Dari situ, bisa disimpulkan bahwa kebijakan moneter suatu negara tidak selalu sejalan dengan karakteristik ekonomi dan investasi warganya. Adapun Dana Moneter Internasional (IMF) tercatat sebagai institusi non-negara yang mengumpulkan aset emas sangat besar. Hal ini cukup lumrah mengingat perannya sebagai lembaga asistensi dana global. Patut diingat bahwa kebijakan devisa bank sentral menjadi salah satu pertimbangan investor untuk mengoleksi aset gold. Langkah bank sentral lazim diduplikasi oleh pemodal retail untuk memasukkan lebih banyak emas pada portofolionya.

20. Austria
Gold reserves: 280 ton
Rasio: 55.4% dari total devisa
19. Spanyol
Gold reserves: 281.6 ton
Rasio: 40.7% dari total devisa
18. Libanon
Gold reserves: 286.8 ton
Rasio: 29.6% dari total devisa
17. Inggris
Gold reserves: 310.3 ton
Rasio: 16.5% dari total devisa
16. Saudi Arabia
Gold reserves: 322.9 ton
Rasio: 3.3% dari total devisa
15. Venezuela
Gold reserves: 365.8 ton
Rasio: 64.8% dari total devisa
14. Portugal
Gold reserves: 382.5 ton
Rasio: 84.8% dari total devisa
13. Taiwan
Gold reserves: 423.6 ton
Rasio: 5% dari total devisa
12. European Central Bank
Gold reserves: 502.1 ton
Rasio: 31.3% dari total devisa
11. India
Gold reserves: 557.7 ton
Rasio: 8.7% dari total devisa
10. Belanda
Gold reserves: 612.5 ton
Rasio: 59.4% dari total devisa
9. Jepang
Gold reserves: 765.2 ton
Rasio: 3.3% dari total devisa
8. Rusia
Gold reserves: 830.5 ton
Rasio: 7.8% dari total devisa
7. Swiss
Gold reserves: 1,040.1 ton
Rasio: 17.6% dari total devisa
6. China
Gold reserves: 1,054.1 ton
Rasio: 1.6% dari total devisa
5. Prancis
Gold reserves: 2,435.4 ton
Rasio: 66.1% dari total devisa
4. Italia
Gold reserves: 2,451.8 ton
Rasio: 71.4% dari total devisa
3. Dana Moneter Internasional (IMF) 
Gold reserves 2,814.0 ton
Rasio: -
2. Jerman
Gold reserves: 3,401.0 ton
Rasio: 71.7% dari total devisa
1. Amerika Serikat
Gold reserves: 8133.5 ton
Rasio: 74.7% dari total devisa


Harga komoditi emas konsisten melonjak sepanjang tahun. Tidak pernah ada momentum negatif yang dapat mengikis valuasi logam mulia ini. Kinerja apiknya diproyeksikan berlanjut hingga tahun depan, atau bahkan sampai beberapa dekade mendatang. Wajar kalau emas layak dipandang sebagai aset yang 'tidak ada matinya'.
Iklim perekonomian global terbaru sangat mendukung kenaikan harga emas di masa depan. Sepanjang tahun ini saja, investor emas mampu meraup imbal hasil antara 18-19%. Padahal situasi sangat tidak kondusif untuk berinvestasi, terutama pada aset berbasis komoditi. Ditambah level harga yang sudah konsisten menanjak hingga ke level fantastis.
Kebutuhan pemodal akan safe haven memungkinkan emas naik lebih tinggi di tahun 2012. Beberapa faktor sangat mendukung dan minim sekali sentimen yang berpotensi menjadi kendala bagi pergerakan harga. Berikut ini adalah beberapa alasan fundamental yang dapat memperjelas kilau emas di tahun 2012:
1. Krisis Eropa
Sudah terlalu banyak kecemasan mengenai krisis hutang kawasan. Sejauh ini, otoritas Eropa belum mempunyai formula ampuh untuk mengatasinya. Seandainya pada serial pertemuan tingkat tinggi bulan ini ditemukan cara efektif penanganan hutang, efeknya dijamin baru terlihat dalam waktu lama. "Krisis baru bisa dipecahkan dalam jangka panjang dan memerlukan kerjasama seluruh anggota Uni Eropa," tegas Kanselir Jerman, Angela Merkel, pekan lalu. Sebagai acuan, Yunani saat ini memiliki hutang 325 miliar euro. Negara ini harus meminta bailout guna memenuhi kewajiban bayarnya kepada investor. Pada 2010 silam, rasio hutang terhadap GDP negara ini tercatat sebesar 143%. Pengamat memperkirakan rasio beban melonjak jadi 150%, atau bahkan mencapai 170% pada tahun 2013. Bailout memang meringankan beban Athena untuk dua tahun ke depan. Namun di sisi lain, pemerintah justru tengah menggali lubang baru yang lebih besar. Tidak ada yang bisa menjamin bahwa Yunani bisa memperbaiki kinerja neracanya pada 2013 mendatang. Meski jika nantinya program pemangkasan mampu mengembalikan uang negara dari sektor pajak, penurunan rasio hutang dipastikan memakan waktu ekstra lama. Demikian pula dengan pemberlakuan aturan fiskal bersama yang dicanangkan oleh Jerman dan Prancis. Stabilitas fiskal dan moneter baru bisa berjalan efektif setidaknya tahun depan. Patut diingat bahwa masih banyak negara masih terjebak oleh defisit dan hutang besar seperti Irlandia, Portugal, Spanyol dan entah berapa banyak negara lagi di luar sana menghadapi isu serupa. Jadi, bisa disimpulkan bahwa kondisi ekonomi dunia belum akan berubah menjadi kondusif dalam waktu singkat.
2. Permintaan untuk Pasar Perhiasan Makin Tinggi
Lebih dari 50% penggunaan emas berada pada industri perhiasan. Mayoritas permintaan datang dari negara berkembang dengan populasi besar seperti India, China dan negara Timur Tengah. meski krisis Eropa mengikis aktifitas ekonomi global, tapi jumlah kekayaan banyak warga dunia justru terus tumbuh. Pembelian emas dalam jumlah besar oleh investor individu diyakini terus meroket. Belum dihitung dengan permintaan emas pada musim hari raya di wilayah Asia. Tren untuk mengoleksi emas fisik tetap eksis sebagai antisipasi terhadap tekanan inflasi.
3. Kepemilikan Lembaga Keuangan yang Masih Rendah
Perusahaan investasi mempunyai portofolio masif pada aset-aset berisiko. Namun kebanyakan dari mereka tidak terlalu banyak menyimpan aset emas dalam brankasnya. Dalam satu tahun terakhir, mulai ada kepentingan untuk hedging dari perusahaan-perusahaan keuangan guna melindungi nilai aset. Hal itu membuat permintaan logam mulia dari institusi permodalan kian meningkat seiring waktu. Catatan terbaru menunjukkan bahwa rasio kepemilikan aset emas dari perusahaan investasi besar baru 1,5% dari total aset global. Porsi simpanan utama masih dikuasai oleh saham, aset pendapatan tetap (seperti surat hutang), ekuitas swasta dan real estat. Di masa depan, perusahaan finansial diyakini lebih banyak berburu emas sebagai saran diversifikasi aset.
3. Aksi Borong Bank Sentral Dunia
Jika sebelum tahun 2010, bank sentral dunia dikenal sebagai net sellers emas terbesar, maka kini situasinya berubah. Sejak 2011, otoritas moneter giat mengoleksi emas dalam jumlah besar. Untuk tahun ini saja, tingkat pembelian sudah naik sekitar 160% dibanding tahun 2010 lalu. Kazakhstan, Meksiko, Rusia dan Korea Selatan mulai merambah pasar untuk berburu emas seraya mengurangi simpanan dollarnya.

5. Persediaan Emas yang Makin Minim
Jangan lupakan teori dasar persediaan versus permintaan yang melekat pada komoditi. Lonjakan harga memang merangsang produsen untuk menggali lebih dalam. Namun fakta menunjukkan bahwa tingkat kandungan emas sudah berada pada titik terendah dalam sejarah. Membutuhkan 5 hingga 7 tahun bagi sebuah tambang untuk kembali memproduksi emas secara komersial. Apalagi biaya penambangan makin tinggi pada berbagai komponen, seperti tenaga kerja, energi dan konservasi lingkungan. Artinya, hanya ada tambahan emas 1,5% untuk diperdagangkan online setiap tahun.
Demikian gambaran fundamental singkat tentang proyeksi harga emas tahun depan. Masih banyak faktor fundamental lain yang bisa mempengaruhi kinerja harga, mulai dari tingkat volatilitas safe haven, situasi politik dan plafon hutang di AS hingga ancaman inflasi global. Terlepas dari seluruh kemungkinan yang bisa terjadi, mustahil rasanya untuk tidak berharap pada kenaikan harga lebih lanjut.




Headline News 07.12.11




US & GLOBAL 


• Bursa saham Wall Street ditutup menguat, sementara itu euro berakhir stagnan seiring harapan bahwa para pemimpin Uni‐Eropa tengah bekerja keras untuk mencapai kesepakatan dalam penanganan krisis hutang kawasan tersebut pasca ancaman pemangkasan peringkat hutang oleh S&P. Optimisme pelaku pasar meningkat setelah the Financial Times melaporkan bahwa para pemimpin Uni‐Eropa akan membahas penguatan dana talangan kawasan pada European Summit akhir pekan ini.


• Namun demikian, optimisme tersebut masih cukup rentan terutama dengan adanya laporan bahwa saat ini keengganan untuk saling memberikan pinjaman di antara perbankan mulai meningkat. Konsekuensi dari pemangkasan peringkat hutang adalah, akan dibutuhkan dana ekstra untuk menjual obligasi dari negara yang peringkatnya terpangkas, menaikkan besaran borrowing cost. Kondisi tersebut juga akan meningkatkan keengganan perbankan untuk saling meminjamkan dana dalam jangka pendek, yang akan berujung pada merosotnya likuiditas di pasar keuangan.  


• Euro ditutup stagnan pada kisaran 1.3398. Pelaku pasar saat ini sangat sensitif dengan perkembangan yang berkaitan dengan krisisi hutang Uni‐Eropa, isu‐isu tersebut yang belakangan ini menjadi pemicu pergerakan di pasar keuangan global.  


• Indeks bursa saham global yang terangkum dalam the MSCI world equity index <.MIWD00000PUS> ditutup melemah 0.58%. Sementara itu indeks Dow Jones <.DJI> ditutup menguat 52.30 poin atau 0.43% ke 12,150.13, indeks S&P500 <.SPX> ditutup menguat 1.39 poin atau 0.11% ke 1,258.47, sedangkan Nasdaq <.IXIC> tercatat melemah 6.20 poin atau 0.23% ke 2,649.56.  


• Menteri Keuangan Amerika  ‐  Timothy Geithner, saat ini berada di Jerman untuk menjalin pertemuan dengan beberapa petinggi Uni‐Eropa menjelang European Summit akhir pekan nanti. Geithner menyatakan ECB memegang peranan penting dalam penanganan krisis hutang Uni‐Eropa, namun membantah anggapan bahwa The Fed akan meningkatkan pinjaman ke IMF untuk membantu krisis Uni‐Eropa.


• Harga minyak menguat ditengah sesi perdagangan dengan volume yang tipis, investor saat ini mengalihkan perhatiannya ke prospek penanganan krisis
hutang Uni‐Eropa pada European Summit akhir pekan ini. Harga minyak jenis ICE January Brent crude <LCOc1> ditutup menguat 1 USD ke 110.81 USD per barrel, sedangkan minyak jenis U.S. crude untuk pengiriman Januari <CLc1> ditutup menguat 29 cents ke 101.28 USD per barel. Emas menguat di akhir sesi perdagangan Amerika, membalikkan pelemahan pada awal sesi setelah para investor melakukan pembenahan posisi pasca pelemahan tajam dalam beberapa sesi terakhir. Kinerja emas juga terbantu oleh menguatnya bursa saham Amerika yang berakhir positif hingga akhir sesi. Harga spot emas tercatat menguat 0,3% ke 1727.30 USD per troy ounce.  


EURO ZONE 


• Euro merosot terhadap dollar dalam rangkaian tiga harinya Selasa lalu, menekan kenaikan awalnya, karena investor masih memfokuskan pada Standard & Poor's yang memperingatkan pada penurunan peringkat zona euro.  


• Euro <EUR=> turun 0.2 persen ke level $1.3378 pada awal perdagangan pagi hari di New York, dengan level terendah hariannya $1.3332, menurut data Reuters.  


• Telah menyentuh level tertingginya $1.3427 setelah industrial orders Jerman pada Oktober mencatatkan penguatannya sejak Maret 2010.


• Pembelanjaan rumah tangga dan ekspor menjaga perekonomian zona euro tetap hidup pada kuartal ketiga, Uni Eropa mengatakannya Selasa lalu, tetapi menekan confidence terhadap resesi dan kemungkinan yang memberikan alasan European Central Bank memangkas tingkat suku bunga berikutnya.    


• Pertumbuhan dari 17 negara yang terbagi dalam euro hanya 0.2 persen pada Juli hingga September, sama dengan kuartal kedua, European Union's Statistics Office Eurostat mengatakannya dalam pemantauan kedua dari data yang dirilis pada 15 Nov.   


• Suatu ancaman dari Standard & Poors untuk memangkas peringkat kredit diantara zona euro telah menyuarakan suatu dentuman keras, yang mana dapat membantu Nicolas Sarkozy dan Angela Merkel memaksa perubahan untuk perjanjian Uni Eropa pada summit minggu ini.   


• Presiden Perancis dan Kanselir Jerman menentukan perubahan peraturan Eropa untuk menerapkan denda/pinalti pada negara yang melebihi target defisit, bertujuan untuk menjaga confidence pasar dan mencegah krisis utang diluar dari pengawasan.   


• European Central Bank kemungkinan memangkas tingkat suku bunga Kamis ini dan menawarkan operasi ultra‐long liquidity untuk mendukung perbankan, sementara itu membiarkan kedepannya penilaian untuk memerangi krisis utang Eropa jika pemerintah menyetujui reformasi fiskal.    


• Sebuah survei Reuters dari 73 analis menunjukkan 60‐persen kesempatan ECB akan memangkas tingkat suku bunga hingga 25 basis poin yang mencatatkan level terendahnya 1.0 persen – suatu dasar yang sebelumnya dicapai selama krisis keuangan tahun 2009. Telah dipangkas sejumlah yang sama pada November.  


• Industrial orders Jerman mencatatkan kenaikan penguatan pada Oktober sejak Maret 2010 – lebih dari dua kali lipat tingginya perkiraan – dari menguatnya permintaan luar negeri pada barang‐barang modal, yang tidak diekspektasi menguat pada perekonomian terbesar di Eropa tersebut.   


• Pemerintah Perancis mengatakan akan mengambil peringatan serius dari Standard & Poor's yang memangkas peringkat kredit AAA menjadi dibawah dua poin tetapi tidak melihat dibutuhkannya kedepan pemangkasan bujet atau ekspektasi kesulitan untuk mengeluarkan debt tahun depan.