title cover

title cover

Tuesday, June 25, 2013

Headline News 25.06.13



US & GLOBAL
Treasury AS dan ekuitas global berhasil merangkak naik dari koreksi tajamnya pada hari Senin, dengan Treasury tenor 30 tahun berbalik menguat  di  akhir  sesi,  meskipun  bursa  Wall  Street  masih  ditutup  melemah  karena  investor  masih  khawatir  bahwa  The  Fed  akan  segera  mengurangi/menhapus program pembelian obligasi. 

Yield Treasury AS, yang bergerak berlawanan arah dengan harganya, anjlok dari posisi tertinggi mendekati 2 tahun di akhir sesi sementara Wall  Street rebound dari koreksinya di awal sesi menyusul investor melakukan bargain‐hunting setelah S&P 500 jatuh lebih dari 2%. 

Komentar dari Presiden Fed Dallas Richard Fisher, bahwa bank sentral AS akan mengadopsi kebijakan yang pro pertumbuhan meskipun dilakukan  pengurangan  stimulus,  nampaknya  telah  menambah  minat  pembelian  pada  obligasi.  Namun  pasar  masih  khawatir  bahwa  The  Fed  akan  mengurangi pembelian obligasinya dalam tahun ini dan akan menaikkan suku bunganya tidak lama lagi. Yield Treasury AS tenor 10 tahun sempat  melejit  ke  level  tertinggi  2  tahun  di  2,67%  akibat  investor  menjauhi  pasar  obligasi.  Yield  Treasury  tenor  10  tahun  telah  meningkat  1%  selama  kurang lebih 1 bulan.  

Penurunan  harga  obligasi  AS  diperkuat  oleh  komentar  The  Fed  yang  mengisyaratkan  bahwa  era  kebijakan  uang  murah,  yang  selama  ini  telah  mendorong naiknya harga aset ke level tertingginya, akan segera berakhir. Kondisi ini telah diperburuk oleh transisi pada ekonomi China yang  mengarah  pada  pelambatan.  Kedua  kondisi  ini  yang  sebelumnya  tidak  pernah  terjadi,  telah  mendorong  investor  untuk  menghindari  aset‐aset  beresiko. Bursa saham China menderita kerugian harian terbesarnya sejak Agustus 2009 dipicu kekhawatiran bank sentral negara tersebut akan  memberlakukan kebijakan uang ketat. 

Pasar obligasi AS menghapus sekitar $390,8 milyar dalam 5 hari yang berakhir per 21 Juni, berdasarkan barometer nilai pasar oleh BofA/Merrill  Lynch Broad Market Index.  

Selama periode yang sama, pasar ekuitas global kehilangan lebih dari $1 trilyun, berdasarkan ukuran dari MSCI World Index <.MIWD00000PUS>.  pasar  AS  sendiri  kehilangan  sekitar  $354,4  milyar  selama  periode  5  hari.  Di  hari  Senin,  indeks  MSCI  untuk  saham‐saham  di  pasar  negara  berkembang  anjlok  1,4%,  mempertajam  kerugiannya  dalam  5  hari  berturut‐turut  ke  level  terendah  1  tahun.  Sedangkan  indeks  MSCI  global,  barometer pasar saham di 45 negara, turun lebih dari 1,7%, setelah merosot 3,2% di pekan lalu dalam sebuah kejatuhan mingguan terburuknya  sejak Mei 2012. 

Treasury tenor 10 tahun terakhir tercatat bergerak stabil dengan yield 2,54% sementara untuk tenor 30 tahun naik 20/32 dengan yield 3,56%.  Untuk yield obligasi jangka panjang naik 3,65% di awal sesi, yang tertinggi sejak September 2011. 

Sedangkan  kondisi  yang  kontras  terlihat  pada  dolar  yang  terapresiasi  ke  level  tertinggi  hampir  3  pekan  terhadap  sejumlah  rivalnya  menyusul  meningkatnya ekspektasi bahwa stimulus moneter AS akan segera dicabut dalam waktu dekat. 

"The optimism by the Fed fell in sharp contrast to other prominent central banks, such as the Bank of Japan, Bank of England, European Central  Bank, and Reserve Bank of Australia,  which are seeking measures to thwart a further economic slowdown to their respective jurisdictions," kata  Ravi Bharadwaj, analis pasar pada Western Union Business Solutions di Washington.  

Di akhir sesi perdagangan, indeks dolar naik 0,1% di 82,405 setelah naik ke 82,841, level tertinggi sejak 5 Juni. Kenaikan ini telah menambah rally  2,2% pekan laly, kenaikan mingguan terbesarnya sejak November 2011. 

Bursa AS jatuh lebih dari 1% dipicu kekhawatiran terhadap pengurangan stimulus The Fed dan koreksi pada pasar saham China. S&P 500 sempat  anjlok lebih dari 2%, menghapus seluruh kenaikan kuartalannya setelah Wall Street terseret anjloknya bursa global karena kekhawatiran terhadap  kegentingan yang terjadi di China yang menyeret bursa saham Shanghai terkoreksi lebih dari 5%. 

Dow Jones industrial average <.DJI> merosot 139,61 poin atau 0,94% di 14659,56. Sedangkan Standard & Poor's 500 Index  <.SPX> turun 19,34  poin atau 1,21% di 1573,09. Sementara Nasdaq Composite Index  <.IXIC> melemah 36,49 poin atau 1,09% di 3320,76.   

Kekhawatiran terhadap kesehatan ekonomi China telah memukul saham‐saham pertambangan Eropa ditambah pula oleh kekhawatiran langkah  pengurangan stimulus The Fed sehingga mendorong FTSEurofirst 300 <.FTEU3> index anjlok 1,6%. Euro STOXX 50 Volatility index <.V2TX>, atau  dikenal dengan VSTOXX, melonjak ke level tertinggi 9 bulan, mengisyaratkan sebuah kenaikan tajam pada risk aversion dikalangan investor.  

Namun harga minyak Brent dan U.S. crude naik di hari Senin, rebound dari level terendah 3 pekan karena banjir terparah di provinsi utama Kanada  yang memproduksi minyak mengancam ekspor ke Amerika Serikat. Minyak Brent untuk pengiriman Agustus berakhir naik 25 sen di $101,16 per  barel, setelah mencatat day’s low di $99,67. Sedangkan untuk harga minyak mentah AS tercatat naik $1,22 ke $94,91 per barel. 


GOLD & COMMODITIES
Emas melemah sekitar 1 persen Senin lalu, memperluas penurunan 7 persen minggu lalu karena kekhawatiran berkenaan dengan cash  crunch/krisis  uang  tunai  di  Cina  yang  menekan  para  investor,  dan  penurunan  dalam  ekuitas  AS  yang  mendorong  likuidasi  emas  untuk  menunutup margin calls

Logam mulia lainnya termasuk perak dan platinum juga anjlok dari kekhawatiran perekonomian global. 

Emas berada sekitar $15 diatas level terendahnya dalam tiga tahun yang dicapai minggu lalu. Indeks S&P dari ekuitas AS, anjlok sekitar 1  persen dari kekhawatiran mengenai rencana the Fed AS untuk mengakhiri stimulus ekonomi, dan mengenai cash squeeze di CIna yang  dapat memukul perekonomian terbesar kedua dunia tersebut. 

Para analis mengatakan pembelian fisik emas tidaklah cukup untuk mengimbangi fund selling dari gold exchange‐traded products (ETP).  

"Physical demand had previously absorbed the excess supply from disinvestment but ETP outflows could gain momentum from here. Much  of the physical buying seen in April is unlikely to materialise again," kata Suki Cooper, precious metals strategist pada Barclays Capital.  

OIL & COMMODITIES
Pergerakan harga Brent dan U.S. crude naik pada hari Senin, rebound untuk tiga pekan level penutupan perdagangan terendah seiring meningkatnya produksi di Kanada utama penghasil minyak utama kanada mengancam ekspor ke Amerika Serikat.
Ancaman terhadap ekspor Kanada dibayangi kekhawatiran bahwa krisis kredit di China bisa memukul permintaan di konsumen minyak nomor 2 di dunia, yang berdampak terhadap Brent di bawah 100 dollar/barel di awal perdagangan, memperpanjang penurunan hampir 5 persen pada pekan lalu.
Indeks AS West Texas Intermediate (WTI) meningkat signifikan ‐ lebih dari 3 dollar/barel dan sempat melemah di level 92,67 dollar/barel, terendah sejak 4 Juni. Jarak WTI terhadap Brent menyempit dengan jarak terendah sejak November 2011, menyentuh 5,91 dollar/barel.
"Imports from Canada should be down," ucap Phil Flynn, analyst Price Futures Group in Chicago. "That's supporting U.S. crude futures versus Brent."
U.S crude untuk bulan Agustus ditutup menguat 1,49 dollar dengan nilai 95,18 dollar/barel. Keluar dari rally pelemahan selama tiga pekan terakhir dengan nilai 92,67 dollar.
Harga minyak juga terkena dampak oleh kekhawatiran perang saudara Suriah yang menyeret negara‐negara lain, dengan serangan bom mematikan di Irak dan pertempuran di Lebanon.



EURO ZONE
Business  morale  Jerman  sedikit  naik  pada  bulan  Juni  karena  para  eksportir  mengantisipasi  kemajuan  dalam  kesejahteraan,  menambah  harapan  bahwa  negara  dengan  ekonomi  terbesar  di  Eropa  itu  menunjukkan pelemahan sebelumnya baru‐baru ini – meskipun rapuhnya penurunan global memperkirakan mood yang dapat suram.  

The Munich‐based Ifo think‐tank mengatakan Senin lalu pada indeks iklim bisnis, berdasarkan survei bulanan dari sejumlah 7.000 perusahaan, naik untuk rangkaian dua bulannya dengan mencapai 105.9 dari  105.7 pada bulan Mei, bersamaan dengan perkiraan konsensus dalam pooling Reuters.  

Menteri Perekonomian Spanyol mengatakan dia tidak akan menekan hingga menjual dua bank nasional dengan terlalu cepat atau terlalu murah karena para bankir menekan pemerintah untuk bertindak dalam  menyelesaikan permasalahan yang berlama‐lama seputar berada dalam sistem keuangan.  

Para bankir mengatakan bahwa Spanyol harus memompa lebih banyak dana pada beberapa lenders dalam bailed out tahun lalu yang menggunakan bantuan Uni Eropa dan dananya sendiri jika harapan untuk  menjualnya segera, dengan pilihan pemerintah untuk recovery dari beberapa penyempitan investasi.   

Consumer confidence Italia naik lebih dari ekspektasi pada bulan Juni ke level tertinggi dalam 15 bulan, dengan sentimen pada negara dari menekan pelemahan ekonomi, dari data yang menunjukkannya.  

Indeks consumer morale National statistics bureau ISTAT's naik menjadi 95.7 pada bulan Juni dari revisi 86.4 pada bulan Mei (revisi naik dari 85.9).  

Sementara sentimen naik bulan Juni, seorang jurubicara ISTAT mewaspadai bahwa bagian dari membaiknya berkenaan dengan revisi pada pooling yang diseurvei "to reflect better the reality of the country".  



U.K.
Meningkatnya  spekulasi  mengenai  akan  segera  dihentikannya  program  stimulus  The  Fed  telah  mendongkrak  dolar  pada  perdagangan  hari  Senin  terhadap  sejumlah  rival  utamanya  serta  memicu naiknya yield obligasi pemerintah AS. 

Pernyataan Ketua The Fed Ben Bernanke pekan lalu bahwa The Fed berpotensi memlai pengurangan program pembelian aset per bulannya yang senilai $85 milyar telah memicu naiknya yield  Treasury AS tenor 10 tahun melampaui 2,6% yang untuk pertama kalinya selama hampir 2 tahun terakhir. Kondisi tersebut juga memicu apresiasi indeks dolar sebesar 2,2% yang merupakan  kenaikan mingguan terbesarnya dalam 19 bulan. 

Data sentimen bisnis Jerman yang dirilis meningkat tipis telah membatasi koreksi euro terhadap dolar dan juga sterling, dan pasar akan mencermati sejumlah data ekonomi AS seperti durable  goods orders dan new home sales untuk melihat tingkat pemulihan ekonomi global. 

Di sesi New York, sterling berhasil rebound terhadap dolar dan juga euro menyusul bursa AS mampu mengurangi kerugiannya dan terjadi kenaikan tajam pada komoditas. Menurunnya sell‐off  pada aset beresiko nampaknya telah memicu profit‐taking terhadap dolar. 

Sterling terakhir tercatat bergerak di sekitar $1,5460 atau naik 0,3% dibandingkan posisi penutupan New York hari Jumat. Sedangkan euro bergerak relatif stabil terhadap sterling di sekitar  0,8500  pound.Namun  demikian,  potensi  untuk  terjadi  tekanan  jual  pada  sterling  masih  terbuka  jika  gubernur  BoE  yang  baru,  Mark  Carney,  yang  akan  mulai  bertugas  pada  bulan  Juli,  mengadopsi kebijakan moneter longgar yang agresif.



JAPAN
Deputi Gubernur BoJ Kikuo Iwata mengesampingkan menggunakan kebijakan untuk menghadapi gejolak pasar yang sementara, menandakan bahwa Kikuo akan mengambil penurunan jangka panjang dalam menilai ekspektasi harga dan mempertimbangkan pelonggaran moneter tambahan.
Iwata, seorang advokat yang vocal terhadap kebijakan reflationary, juga mengatakan bahwa jika bank sentral meningkatkan pembelian aset di masa depan ia akan memilih obligasi pemerintah atas aset berisiko, mengingat besarnya ukuran dari pasar obligasi pemerintah Jepang (JGB).
BoJ terdiam oleh pasar keuangan pada tanggal 4 April akibat gerakan sebuah ledakan intens stimulus moneter, menjanjikan untuk melipatgandakan kepemilikan obligasi dalam dua tahun dan meningkatkan pembelian aset berisiko dalam upaya untuk sentakan ekonomi keluar dari deflasi.
Beberapa pelaku pasar berspekulasi bahwa bank sentral dapat meningkatkan pembelian aset berisiko, seperti trust funds investasi di saham dan properti, jika gejolak pasar baru‐baru ini terus berlanjut akan mengancam prospek pemulihan ekonomi.
"We still have policy options. Still, I wouldn't say that downside risks have increased unless price expectations showed long‐term declines," Iwata mengatakan kepada Reuters pada hari Senin.
"I'm focusing on whether Japan can achieve 2 percent inflation in a very stable and long‐term manner. The economy can temporarily undershoot. This happens all the time. It could also temporarily overshoot. We have to look at the long‐term."


AUSTRALIA
Melambatnya booming pertambangan dan sektor publik memangkas utamanya penurunan yang dramatis dalam jumlah rumah‐rumah baru yang dibangun dalam bagian Australia, menurut  laporan terbaru.  

Populasi lokal meningkat berarti sejumlah dana dipesiapkan untuk booming pembangunan, dalam sebuah laporan.  

Tresuri Federal Wayne Swan mengatakan anjloknya Australian dollar harus membantu transisi dari investasi pertambangan untuk memperluas pertumbuhan dalam ekonomi.  

Tetapi mengakui bahwa bahkan setelah penurunan yang dramatis mata uang dibawah paritas terhadap dollar AS, hal ini masih menempatkan sebuah handbrake dalam aktivitas pada beberapa  sektor pada ekonomi.  

Mata uang diperdagangkan mendekati level terendahnya dalam tiga tahun dibawah 92 sen AS Senin lalu.  

Mr Swan akan berbicara dalam suatu konferensi di Canberra Selasa ini bahwa depresiasi Australian dollar adalah baik untuk melihat yang diberikan bangsa dalam hal perdagangan yang telah  melemah dan AS mulai "very long journey back to normal monetary policy settings".  

Federal Labor dapat kehilangan 35 dari 71 kursi pada pemilu federal mendatang, termasuk sembilan yang ditangani oleh kementerian, sebuah polling terbaru menunjukkan. 

Obligasi pemerintah Australia melemah karena hedge funds berekasi terhadap ekspektasi petimbangan kembali pada langkah stimulus AS.  



SWISS
Meningkatnya  spekulasi  mengenai  akan  segera  dihentikannya  program  stimulus  The  Fed  telah  mendongkrak  dolar  pada  perdagangan  hari  Senin  terhadap  sejumlah  rival  utamanya serta memicu naiknya yield obligasi pemerintah AS. 

Pernyataan Ketua The Fed Ben Bernanke pekan lalu bahwa The Fed berpotensi memlai pengurangan program pembelian aset per bulannya yang senilai $85 milyar telah memicu  naiknya yield Treasury AS tenor 10 tahun melampaui 2,6% yang untuk pertama kalinya selama hampir 2 tahun terakhir. Kondisi tersebut juga memicu apresiasi indeks dolar  sebesar 2,2% yang merupakan kenaikan mingguan terbesarnya dalam 19 bulan. 

Data sentimen bisnis Jerman yang dirilis meningkat tipis telah membatasi koreksi euro terhadap dolar dan juga franc Swiss, dan pasar akan mencermati sejumlah data ekonomi AS  seperti durable goods orders dan new home sales untuk melihat tingkat pemulihan ekonomi global. 


Dolar mengalami konsolidasi setelah mencatat intraday high di 0,9380 franc dan terakhir tercatat bergerak di sekitar 0,9330 atau melemah 0,15% sedangkan euro melemah 0,2%  di sekitar 1,2240 franc.