• Bursa saham global dan AS naik Kamis lalu setelah Cina tidak seperti ekspektasi memangkas tingkat suku bunganya untuk menopang pertumbuhan (ekonominya), tetapi optimisme tertekan oleh ketua the Fed Ben Bernanke, yang mengecewakan investor yang mengharapakan stimulus kedepannya (QE3) untuk perekonomian AS.
• Bernanke dalam testimoninya pada Kongress, mengatakan the Fed siap untuk melindungi perekonomian AS jika permasalahan finansial memuncak, tetapi menawarkan beberapa petunjuk lebih lanjut bahwa stimulus moneter segera terjadi. Katanya bank sentral mengawasi dengan ketat "significant risks" terhadap recovery (ekonomi) AS dari krisis utang dan perbankan Eropa, tetapi membuat pernyataan yang berbeda yang menyatakan mendukung kebijakan moneter Rabu sebelumnya.
• Indeks Dow Jones industrial average <.DJI> naik 79.24 poin, atau 0.64 persen, ke level 12,494.03. Indeks Standard & Poor's 500 <.SPX> turun 0.14 poin, atau 0.01 persen, ke level 1,314.99. Indeks Nasdaq Composite <.IXIC> merosot 3.09 poin, atau 0.11 persen, ke level 2,841.63.
• Indeks MSCI world equity <.MIWD00000PUS> menguat 0.7 persen ke level 301.16 poin, setelah mencapai level tertinggi yang lebih dari seminggu. Bursa saham Eropa ditutup naik, tetapi menghentikan kenaikan pada level puncaknya. Indeks FTSEurofirst 300 <.FTEU3> ditutup meningkat 1.1 persen ke level 984.62, penutupan tertingginya sejak 29 Mei.
• Harga Treasuries AS menghapus penurunannya setelah komentar Bernanke. Obligasi bertenor 10‐tahun/U.S. Treasury note <US10YT=RR> naik 4/32, dengan yield 1.6473 persen.
• Dollar melemah terhadap euro untuk rangkaian dua harinya Kamis lalu setelah ketua the Fed Ben Bernanke tetap menyimpan langkah stimulus kedepannya dan karena bank sentral Cina mangambil tindakan untuk mendorong pertumbuhan (ekonomi), yang mendorong investor untuk mengkoleksi aset‐aset beresiko. Euro <EUR=> berada pada level $1.2596, naik 0.2 persen dalam hariannya. Euro mencapai level puncak pada awalnya $1.2625, menurut data Reuters, tertinggi sejak 23 Mei. Terhadap yen, dollar naik 0.4 persen ke level 79.56 <JPY=>.
• Emas anjlok mendekati 2 persen Kamis lalu setelah ketua the Fed menawarkan beberapa langkah kedepannya untuk stimulus moneter, mendorong investor untuk melakukan aksi ambil untung setelah turunnya laporan payrolls AS minggu lalu. Spot emas <XAU=> turun 1.7 persen ke level $1,589.30 per ons pada pukul 2:38 p.m. EDT ( 1838 GMT), menghentikan kenaikan pada awalnya ke level $1,628.80 per ons.
• Berita pada awalnya mendorong harga oil dari ekspektasi bahwa pertumbuhan yang cepat pada negara dengan konsumsi terbesar didunia yang mendorong permintaan. Tetapi kenaikan memudar setelah komentar Bernanke yang menyurutkan harapan pada stimulus AS. Brent crude <LCOc1> merosot 71 sen untuk di settle ke level $99.93 per barrel, setelah naik ke level tertingginya $102.45 per barrel. U.S. crude <CLc1> melemah 20 sen untuk di settle ke level $84.82, setelah mencapai level $87.03.
GOLD & COMMODITIES
• Emas anjlok 2% pada hari Kamis setelah Kepala The Fed Ben Bernanke menawarkan beberapa indikasi akan kelanjutan stimulus moneter, mendorong investor untuk melepas pandangan bullish mereka yang sebelumnya dipicu oleh laporan buruk data non‐farm payrolls AS pekan lalu yang meningkatkan spekulasi akan berlanjutnya kebijakan moneter longgar.
• Logam mulia terlihat mendapat pukulan paling keras dibandingkan ekuitas dan komoditas lainnya, karena logam mulia digunakan oleh investor untuk melindungi investasinya dari ketidakpastian kondisi ekonomi yang disebabkan oleh pelonggaran moneter. Emas saat ini kehilangan lebih dari separuh keuntungan yang diperoleh pada Jumat lalu saat data non‐farm payrolls dirilis.
• Emas spot terkoreksi 1.8% di $1587,89 per ounce, turun dari level intraday high di $1628,80 per ounce. Sedangkan emas berjangka COMEX untuk pengiriman Agustus turun $44,50 per ounce menjadi $1589,70.
• Emas terkoreksi $40 dari level intraday high setelah kepala The Fed Ben Bernanke menegaskan bank sentral AS telah siap untuk melindungi perekonomian jika krisis keuangan meningkat namun menawarkan beberapa indikasi bahwa kelanjutan stimulus moneter nampaknya akan segera terjadi.
• Emas awalnya sempat menguat setelah secara mengejutkan Cina memangkas suku bunganya untuk pertama kalinya sejak krisis finansial 2008 lalu.
OIL & COMMODITIES
• Harga minyak turun setelah pernyataan kepala The Fed Ben Bernanke mengecilkan harapan akan adanya tambahan stimulus dan mengimbangi dukungan yang sebelumnya didapat dari langkah pemangkasan suku bunga oleh Cina.
• Di awal sesi, harga minyak sempat menguat menyusul ekspektasi langkah pemangkasan suku bunga Cina akan menaikkan minat beli minyak dari Negeri Tirai Bambu tersebut. Harga minyak kemudian merosot setelah pernyataan Bernanke hanya memberikan sedikit harapan untuk The Fed melanjutkan putaran ketiga quantitative easing.
• Terakhir kali langkah stimulus telah mendorong investor untuk memburu aset‐aset beresiko seperti komoditas dan memicu naiknya harga. Pasar terus menyoroti berbagai indikasi untuk langkah kebijakan terbaru untuk memacu pemulihan ekonomi. Harga emas turun 2% sementara ekuitas memangkas keuntungannya.
• Brent crude <LCOc1> turun 71 sen ke $99,93 per barel, setelah menembus level atas $102,45 per barel. Sedangkan U.S. crude <CLc1> turun 20 sen atau 0.24% ke $84,82 per barel, turun dari level atasnya $87,03.
• Setelah serangkaian gangguan pasokan dan kekhawatiran tentang hilangnya minyak Iran karena sanksi Barat mendorong Brent ke level tertinggi 2012 di atas $128 per barel pada awal Maret, maka kekhawatiran tentang ekonomi global dan krisis zona euro telah mengirim harga minyak kembali jatuh.
• Sementara laporan Kamis kemarin menunjukkan lembaga pemeringkat Fitch memangkas peringkat kredit Spanyol sebanyak 3 derajat dan menambah keprihatinan terhadap krisis utang kawasan dan berpotensi berdampak pada turunnya permintaan minyak.
• Brent turun di bawah $100 per barel pekan lalu untuk pertama kalinya sejak Oktober 2011, dan relative strength index 14 hari (RSI‐14) kedua kontrak telah telah berada di bawah 30 yang mengindikasikan komoditas telah berada pada zona oversold.
EURO ZONE
• Euro yang sempat mencapai level tertinggi sejak 23 Mei silam, kemudian beringsut melemah setelah Ketua The Fed dalam pernyataan resminya di hadapan Konggres Amerika tidak mengisyaratkan bahwa bank sentral akan menempuh langkah pelonggaran moneter kuantitatif dalam waktu dekat. Sikap Bernanke tersebut kemudian direspon negatif oleh para pelaku pasar yang kemudian mengalihkan pandangan pada aset berstatus safe haven seperti dolar AS dan yen.
• Sementara itu pemerintah Spanyol berhasil menjualobligasi tenor 10‐tahun senilai 2,1 miliar euro dengan imbal hasil diatas 6 persen. Hal ini sedikit meredam kekhawatiran pelaku pasar setelah pernyataan Menteri Keuangan Cristobal Montoro yang khawatir bahwa Spanyol akan sulit untuk mendapatkan pendanaan dari pasar keuangan global.
• Namun demikian, pemeringkat Fitch memangkas peringkat kredit Spanyol sebanyak 3 derajat menjadi BBB dengan outlook negatif. Dalam pernyataan resminya Fitch menyatakan bahwa Spanyol sangat rentan terhadap memburuknya krisis hutang Eropa menyusul tingginya rasio hutang terhadap PDB negara tersebut .
• Hingga akhir sesi New York, euro tercatat melemah tipis 0,07 persen terhadap dolar AS ke 1.2560, namun euro kembali menguat 0,45 persen terhadap yen ke 100.03 yen, dan tuurn 0,31 persen terhadap sterling ke 0.8089. Sedangkan terhadap Swiss franc, euro tercatat mengalami penguatan tipis 0,02 ke level 1.2010.
U.K.
• Inggris akan meminta safeguards untuk melindungi sektor finansial jika zona euro membentuk banking union, Menteri keuangannya mengatakan Kamis lalu, membuat penghalang kedepannya pada usaha European Central Bank untuk memperbaiki makin dalamnya krisis utang.
• Dalam wawancara dengan BBC Radio 4, Menteri keuangan Inggris George Osborne juga mendesak blok mata uang tunggal untuk menggunakan dana bailout dalam merekapitalisasi permasalahan utang perbankan Spanyol.
• Bank of England memilih tidak untuk menginjeksi stimulus dalam membantu memperjuangkan perekonomian Inggris Kamis lalu, karena tanda‐tanda dari mempertahankan hidupnya harapan recovery sementara itu zona euro berusaha untuk memperbaiki memburuknya krisis utang.
• Banyak ekonom telah melihat kemungkinan penguatan bahwa bank sentral akan membalikkan keputusannya bulan lalu untuk menghentikan pembelian gilt/obligasi setelah anjloknya aktivitas factory Inggris dan panggilan dari International Monetary Fund untuk mempertimbangkan pelonggaran kebijakan (moneter)‐nya.
• Tetapi peluangnya makin jauh Kamis lalu setelah survei pada purchasing managers untuk sektor jasa – yang mewakili jauh lebih besar pada perekonomian Inggris daripada manufaktur – tidak seperti ekspektasi bertahan menguat.
JEPANG
• Berdasarkan jajak pendapat terakhir yang dilansir Reuters, memperlihatkan bahwa mayoritas analis percaya yen masih akan menguat terhadap dolar AS dan euro. Menurut para analis langkah intervensi yang kemungkinan akan dilakukan pemerintah Jepang tidak akan cukup untuk mengarahkan minat investor terhadap yen ditengah ketidakpastian kondisi keuangan global.
• Para analis juga memperkirakan otoritas Jepang baru akan mulai melakukan intervensi jika dolar mencapai level 76 terhadap yen. Atau mendekati level terendah sejak 2011 di 75.31 yen per dolar. Penguatan kurs yen begitu signifikan dampaknya terhadap para eksportir Jepang. Ekspor Jepang menyumbang 15 persen dari total GDP negara tersebut. Setiap kenaikan satu yen terhadap dolar diperkirakan akan menurunkan keuntungan Nissan Motor sebesar 2,4 persen 3,3 persen bagi Toyota dan 2,9 persen terhadap Honda Motor, demikian berdasarkan estimasi analis dari Goldman Sachs Group.
• Hingga akhir sesi New York, dolar AS tercatat menguat 0,48 persen terhadap yen di 79.61, sementara itu euro juga naik 0,45 persen terhadap yen ke 100.03 yen. Sedangkan Aussie dolar tercatat menguat 0,29 persen terhadap yen di 78.79 dan sterling juga naik 0,77 persen terhadap yen ke 123.64.
AUSTRALIA
• Jumlah pekerjaan yang tersedia di Australia meningkat 38.900 di bulan Mei, melampaui seluruh ekspektasi, sebuah sinyal lanjutan bahwa ekonomi tengah memulih dan mendorong naiknya Aussie secara tajam dan mengikis ekspektasi mengenai kemungkinan terjadi pemangkasan suku bunga secara agresif oleh RBA.
• Data juga menunjukkan tingkat pengangguran naik sesuai ekspektasi menjadi 5.1% dari level revisi 5% di bulan April sebelumnya. Adapun data bulan April sebelumnya tercatat 4.9%.
• Aussie menguat ke $0.9967, level tertinggi sejak pertengahan Mei usai rilis data pekerjaan tersebut. Apresiasi Aussie kemudian berlanjut setelah bank sentral Cina memangkas suku bunganya untuk memacu pertumbuhan ekonomi di negara tersebut. Aussie terapresiasi hingga menembus di atas paritasnya terhadap dolar setelah mencatat intraday high di $1.0002, level tertinggi sejak 15 Mei.
• Namun di sesi New York, rally Aussie terhambat dan terjadi koreksi ke sekitar $0.9898 setelah muncul testimoni The Fed yang secara umum akan menerapkan kebijakan moneter yang pro pertumbuhan ekonomi. Kepala The Fed Ben Bernanke menegaskan bank sentral AS telah siap untuk melindungi perekonomian jika krisis keuangan meningkat namun menawarkan beberapa indikasi bahwa kelanjutan stimulus moneter nampaknya akan segera terjadi.
• Pasar akan mencermati data ekspor‐impor untuk periode April yang akan dirilis hari Jumat ini untuk melihat apakah terjadi peningkatan defisit perdagangan di Australia. Jika ternyata defisit membengkak, maka berpotensi menekan kembali Aussie.
SWISS
• Peningkatan tajam dalam cadangan devisa Swiss di bulan Mei menyusul bank sentral melakukan intervensi besar‐besaran untuk mempertahankan level patokan untuk franc akan meningkatkan tekanan pada bank untuk meninjau kembali kebijakan moneternya, meskipun data indeks harga konsumen yang dirilis lemah mengisyaratkan bahwa langkah untuk mempertahankan nilai patokan tersebut dapat dibenarkan.
• Cadangan devisa bank sentral Swiss (SNB) melonjak 28% di bulan Mei menyusul bank sentral menjual franc untuk mencegah investor menghindari krisis zona euro dengan memburu mata uang Swiss tersebut. Hal ini dilakukan agar nilai tukar franc tetap terjaga dan mencegahnya untuk mengalami apresiasi tajam.
• Cadangan devisa meningkat menjadi 303,77 milyar franc di akhir Mei dari 237,59 milyar di bulan sebelumnya, kenaikan terbesarnya sejak SNB menetapkan batas maksimum Swiss franc terhadap euro di level 1.20 franc per euro pada 6 September.
• Namun dengan eskalasi krisis zona euro dalam beberapa bulan terakhir, seiring data yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi Swiss yang lebih baik dari perkiraan, telah mendorong spekulator untuk menguji kemampuan SNB, dimana franc sempat menembus level 1.20 di bulan April.
• Data inflasi Swiss untuk periode Mei turun 1% dari tahun sebelumnya dan mencatat penurunan ketiga kalinya secara berturut‐turut. Sedangkan dalam basis bulanan inflasi dirilis tetap atau 0% setelah mencatat naik 0.1% di bulan April sebelumnya.
• SNB diperkirakan akan memperkuat tekad untuk mempertahankan nilai patokan (batas maksimum) mata uangnya pada penilaian kebijakan moneter kuartalan pada 14 Juni, yang akan dicermati secara ketat oleh pasar untuk melihat rincian tentang tindakan ekstra yang mungkin dilakukan serta revisi perkiraan pertumbuhan dan inflasi.
• Harapan bahwa dewan kebijakan Eropa akan berupaya keras untuk mengatasi permasalahan pada sektor perbankan Spanyol telah menaikkan minat terhadap aset beresiko dan memicu Swiss franc untuk melemah tipis terhadap dolar dan juga euro.
• Para pejabat Jerman dan Uni Eropa melihat kondisi yang sangat mendesak untuk mencari cara menyelamatkan perbankan Spanyol yang dililit utang meskipun Madrid belum meminta bantuan dan menolak ditempatkan di bawah pengawasan internasional, demikian sumber‐sumber Eropa mengatakan.
• Franc melemah 0.1% terhadap dolar dan bergerak di sekitar 0.9561 franc dibandingkan penutupan New York hari Rabu. Sedangkan terhadap euro, Swiss franc masih bergerak relatif stabil di sekitar 1.2010 franc.