title cover

title cover

Wednesday, July 18, 2012

Headline News 18.07.12



US & GLOBAL
Bursa  saham  global  dan  harga  minyak  naik  dalam  sesi  perdagangan  yang  volatile  pada  Selasa  17  Juli  pasca  pernyataan  Ketua The Fed mengenai prospek ekonomi yang suram mendukung ekspektasi bahwa bank sentral AS dapat mengambil  langkah lebih lanjut untuk merangsang pertumbuhan. Bursa saham  dan minyak sempat mendapat tekanan di awal sesi,  sementara  dolar  AS  sempat  menguat  pasca  pernyataan  Bernanke  yang  meredam  harapan  bahwa  The  Fed  akan  segera  menerapkan  putaran ketiga pembelian obligasi untuk membantu pertumbuhan ekonomi yang lesu. 

Tetapi kemudian pasar berbalik arah sebagai perubahan reaksi terhadap kesaksian Bernanke di depan Kongres. Para analis  mengatakan komentar pemimpin Fed terhadap perekonomian, terutama pada pasar pekerjaan, menunjukkan bahwa bank  sentral tetap membuka pintu untuk menempuh stimulus moneter lebih lanjut. Bernanke mengatakan pembuat kebijakan  akan  mempertimbangkan  berbagai  piranti  untuk  lebih  merangsang  pertumbuhan  jika  pasar  tenaga  kerja  tidak  menunjukkan perbaikan atau jika risiko deflasi menguat. Bernanke juga mengatakan kepada Komite Perbankan Senat AS  bahwa pemulihan ekonomi tertahan oleh kekhawatiran atas krisis utang Eropa dan kebijakan fiskal AS. 

Bursa  saham  AS  ditutup  menguat.  Indeks  Dow  Jones  Industrial  Average  <DJI.>  naik  78,33  poin  atau  0,62  persen,  ke  12,805.54.  Indeks  S&P500  <SPX.>  naik  10,03  poin  atau  0,74  persen  ke  1,363.67  dan  Nasdaq  Composite  Index  <IXIC.>  ditutup naik 13,10 poin atau 0,45 persen, ke 2,910.04. Saham Coca‐Cola <KO.N> dan Goldman Sachs <GS.N> menguat dan  menopang kinerja indeks, setelah merilis laporan keuangan yang mengungguli ekspektasi sebelumnya. 

Indeks bursa saham global <. MIWD00000PUS> naik 0,5 persen ke 311,06. Bursa saham Eropa <FTEU3.> turun 0,2 persen  menjadi ditutup pada 1,041.53. 

Euro  pulih  dari  pelemahan  terhadap  dolar  pada  akhir  perdagangan  karena  investor  mengambil  posisi  untuk  testimony  berikutnya dari Bernanke, pada Rabu 18 Juli. Bernanke akan menghadap Komite Jasa Keuangan DPR Amerika pada Rabu,  hari kedua testimoy setengah tahunannya kepada Kongres. Euro naik 0,2 persen ke 1,2295. Euro sempat mencapai level  tertinggi  dalam  satu  pekan  terakhir  terhadap  dolar  AS  di  1,2315  pasca  rilis  survei  ZEW  Jerman,  yang  lebih  baik  dari  perkiraan. 

Spanyol menjual surat utang jangka pendek senilai 3,56 miliar euro, tepat di atas kisaran target, dengan biaya utang lebih  dari  bulan  lalu,  meskipun  demikian  imbal  hasil  masih  terbilang  cukup  tinggi  karena  investor  berspekulasi  Madrid  pada  akhirnya  akan  membutuhkan  bailout.  Spanyol  akan  menghadapi  ujian  yang  lebih  besar  pada  Kamis  saat  akan  melelang  obligasi menengah hingga jangka panjang senilai 3 miliar euro, dengan imbal hasil tenor 10‐tahun yang mendekati level 7  persen. 

Indeks  dolar,  yang  melacak  perfoma  dolar  AS  terhadap  sekelompok  mata  uang  utama  dunia,  turun  0,1  persen  menjadi  82,993  <Indeks  dolar.>,  setelah  sempat  mencapai  titik  tertinggi  di  83,555.  Dolar  naik  0,3  persen  terhadap  yen  ke  79,10  <JPY=>, sehari setelah jatuh ke posisi terendah dalam satu bulan, setelah menteri keuangan Jepang mengatakan kenaikan  yen  tidak  mencerminkan  fundamental  Jepang  dan  mengisyaratkan  bahwa  pemerintah  siap  untuk  melakukan  intervensi  untuk membendung gerakan yang berlebihan. 

Dalam  perdagangan  komoditas,  minyak  mentah  Brent  <LCOc1>  naik  63  sen  per  barel  menjadi  104,00  USD  per  barel,  mencatat kenaikan dalam empat sesi berturut. Minyak mentah AS <CLc1> berakhir naik 79 sen ke 89,22 USD per barel.  Sedangkan harga spot emas <XAU=> turun menjadi sekitar 1.585 USD per ounce. Harga surat utang pemerintah AS turun.  Obligasi tenor 10‐tahun Treasury <US10YT=RR> turun 11/32, dengan imbal hasil sebesar 1,5061 persen. 




GOLD & COMMODITIES
Emas melorot pada awal perdagangan sekitar 1 persen Selasa lalu untuk kemudian melemah tipis dari kekecewaan bahwa  ketua  the  Fed  Ben  Bernanke,  dalam  testimoni  pada  Kongres,  hanya  mengulangi  janji  the  Fed  untuk  bertindak  jika  dibutuhkan dan tidak melakukan pengungkapan stimulus terbaru untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.  

Dalam pernyataannya terhadap Senate Banking Committee, Bernanke menyerukan beberapa petunjuk terhadap kebijakan  moneter  bank  sentral,  meskipun  dia  mengakui  bahwa  perekonomian  AS  telah  melambat  secara  signifikan  dalam  bulan‐ bulan ini berkenaan dengan krisis utang Eropa dan ketidakpastian mengenai kebijakan fiskal AS.  

Logam  mulia  khususnya  sensitif  terhadap  tanda‐tanda  monetary  easing  AS,  dan  pasar  telah  melakukan  aksi  jual  dalam  beberapa  waktu  yang  lalu  dari  frustasi  bahwa  Bernanke  tidak  berkomitmen  terhadap  putaran  ketiga  dari  pembelian  kembali aset‐aset yang dikenal dengan quantitative easing. 




OIL & COMMODITIES
Harga oil naik ke rangkaian lima harinya Selasa lalu pada perdagangan yang choppy setelah Ketua the Fed Ben Bernanke  tidak mengindikasikan bank sentral mendekati untuk putaran terbaru pada stimulus moneter.   

Investor  mengharapkan  tanda‐tanda  bahwa  the  Fed  mendekati  putaran  ketiga  dari  pembelian  obligasi  yang  dikenal  dengan QE3, untuk mendorong perekonomiannya. 

U.S. crude sempat berbalik melemah setelah Bernanke mengulangi janji the Fed untuk bertindak jika dibutuhkan tetapi  tidak memberikan petunjuk terbaru pada kapan dan bagaimana bank sentral kemungkinan menawarkan dukungan ekstra  terhadap perekonomian AS. Tapi kemudian keduanya brent dan U.S. crude naik kembali dalam hariannya.  

Bertahannya ketidakpastian dan tensi yang melibatkan perselisihan Iran dengan Barat berkenaan dengan program nuklir  Iran, bersamaan dengan gangguan pasokan North Sea, yang membantu membatasi penurunan harga oil, khususnya untuk  Brent futures.




EURO ZONE
Dolar berhasil rally di hari Selasa setelah Kepala The Federal Reserve (The Fed) Ben Bernanke mengatakan bank sentral telah siap untuk mendongkrak  kelesuan ekonomi, namun tidak banyak rincian yang dijelaskan. Investor awalnya mengharapkan adanya penjelasan lebih rinci dari Bernanke mengenai  kelanjutan langkah stimulus moneter, dan ketika hal tersebut tidak terjadi, maka mereka membatasi tekanan jualnya pada dolar. 

Komentar mengenai  kelanjutan quantitative easing  (QE) berpotensi  menekan dolar, karena langkah tersebut akan membanjiri  sistem finansial  dengan  dolar, dimana akan berakibat turunnya nilai dolar. 

Dalam testimoninya semalam, Bernanke mengatakan The Fed tetap siap menawarkan dukungan tambahan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi,  namun tidak memberikan penjelasan lebih rinci mengenai langkah‐langkah kongkrit yang akan ditempuh bank sentral AS tersebut.  Ia menambahkan bahwa upaya pemulihan ekonomi AS masih terhambat oleh krisis Eropa dan ketidakpastian seputar kebijakan fiskal AS. 

Euro menembus level intraday low terhadap dolar di $1.2187 pasca testimoni Bernanke. Namun euro kemudian kembali bangkit di akhir sesi New York  dan terakhir tercatat bergerak di sekitar 1.2294, atau naik 0.2% dari posisi penutupan New York hari Senin. Euro juga menembus level terendah 3‐1/2  tahun terhadap sterling di level 78.27 pence, dan terkoreksi ke level rekor terendahnya terhadap Aussie di A$1.18988. 

The Fed bulan lalu memperluas upayanya untuk mempertahankan suku bunga tetap rendah dengan mengumumkan akan menambah pembelian obligasi  jangka panjang senilai $267 milyar sementara disisi lain menjual sekuritas jangka pendek. 




U.K.
Sterling  kembali  menguat  terhadap  euro  ke  level  tertinggi  sepanjang  3‐1/2  tahun  terakhir  setelah  euro  sempat  anjlok  hingga  level  0.7827  per  stetling,  yang  merupakan level terendah sejak akhir 2008 silam. Penguatan sterling ini dipengaruhi oleh masih berkembangnya kekhawatiran pelaku pasar akan krisis hutang Uni  Eropa yang memicu investor mengalihkan investasinya dari euro ke sterling sebagai alternative currency yang dinilai lebih aman.  

Sterling  berhasil  bangkit  setelah  sempat  anjlok  ke  level  1.5572  terhadap  dolar  AS  tertekan  pernyataan  Ben  Bernanke  yang  belum  memberikan  sinyal  kejelasan  mengenai kapan akan menerapkan program QE3. Sterling juga sempat tertekan pasca rilis data inflasi Inggris yang turun ke level terendahnya sejak lebih dari 2‐ tahun  terakhir,  mengindikasikan  bahwa  kondisi  ekonomi  mendukung  langkah  pelonggaran  moneter  BoE  untuk  sementara  waktu.  Hingga  akhir  sesi  New  York,  sterling ditutup pada kisaran 1.5650 terhadap dolar AS, setelah sempat menguat hingga 1.5677. 

Data yang dilansir oleh The Office for National Statistics menjelaskan bahwa inflasi ditataran konsumen (CPI) dalam basis antar tahun turun menjadi 2,4 persen pada  periode Juni, level terendah sejak November 2009 silam, jauh dibawah perkiraan analis yang memprediksi kenaikan 2,8 persen. Para analis berpandangan bahwa  data tersebut cukup positif untuk menopang pemulihan ekonomi Inggris, meningkatkan kemampuan belanja konsumen dan diharapkan akan membantu bangkit  dari resesi.



JAPAN
Dolar berhasil rally di hari Selasa setelah Kepala The Federal Reserve (The Fed) Ben Bernanke mengatakan bank sentral telah siap untuk mendongkrak kelesuan  ekonomi, namun tidak banyak rincian yang dijelaskan. Investor awalnya mengharapkan adanya penjelasan lebih rinci dari Bernanke mengenai kelanjutan langkah  stimulus moneter, dan ketika hal tersebut tidak terjadi, maka mereka membatasi tekanan jualnya pada dolar. Komentar mengenai kelanjutan quantitative easing  (QE) berpotensi menekan dolar, karena langkah tersebut akan membanjiri sistem finansial dengan dolar, dimana akan berakibat turunnya nilai dolar. 

Dalam  testimoninya  semalam,  Bernanke  mengatakan The  Fed  tetap  siap  menawarkan  dukungan tambahan untuk  mendongkrak  pertumbuhan ekonomi,  namun  tidak memberikan penjelasan lebih rinci mengenai langkah‐langkah kongkrit yang akan ditempuh bank sentral AS tersebut. 

Ia menambahkan bahwa upaya pemulihan ekonomi AS masih terhambat oleh krisis Eropa dan ketidakpastian seputar kebijakan fiskal AS. 

Dolar menguat 0.3% terhadap yen ke 79.06 yen, sehari setelah terkoreksi ke level terendah 1 bulan. 

Ekspektasi  bahwa  bank  sentral  Jepang  (BOJ)  akan  melakukan  intervensi  ke  pasar  untuk  meredam  penguatan  yen  telah  membuat  investor  berhati‐hati  dalam  bertransaksi menggunakan mata uang Jepang tersebut.  

Menteri Keuangan Jepang Jun Azumi mengecam spekulan yang mencari keuntungan dari penguatan yen karena data ekonomi AS yang lemah, dan mengisyaratkan  pemerintah bersedia melakukan intervensi untuk meredam penguatan yen lebih lanjut. 

The Fed bulan lalu memperluas upayanya untuk mempertahankan suku bunga tetap rendah dengan mengumumkan akan menambah pembelian obligasi jangka  panjang senilai $267 milyar sementara menjual sekuritas jangka pendek.




AUSTRALIA
Australian dollar menguat mendekati level tertinggi dua minggunya versus the greenback Selasa lalu, dan outperformed terhadap mata uang New Zealand,  setelah minutes dari Reserve Bank of Australia's July meeting diperkirakan tidak akan terburu‐buru untuk melonggarkan kebijakan (moneternya).  

Aussie terakhir berada pada level $1.0292 <AUD=D4>, yang telah naik ke level tertingginya $1.0310 yang terjadi setelah minutes, yang mengungkapkan  pengambil kebijakan melihat "no need" (tidak dibutuhkannya) untuk pemangkasan tingkat suku bunga awal bulan ini. 

Harga  Australian  bond  futures  melorot  setelah  komentar  positif  pada  outlook  ekonomi  dari  Reserve  Bank  of  Australia  (RBA)  yang  mendorong  market  confidence.  

Selasa pagi lalu RBA merilis minutes dari meeting 3 Juli, yang mempertahankan tingkat suku bunga pada level 3.5 persen.  

Dikatakan juga sektor non‐pertambangan terhadap perekonomian menunjukkan tanda‐tanda perbaikan mengikuti pemangkasan tingkat suku bunga bulan  Mei dan Juni.




SWISS
Penguatan  dalam  aset‐aset  beresiko  membantu  Swiss  franc  menuju  ke  level  tertinggi  dua  minggunya  terhadap  dollar  Selasa  lalu,  meskipun  kemudian  melorot dari kenaikannya karena investor masih mengkhawatirkan mengenai ketidakpastian mengenai krisis utang zona euro.   

The greenback mencapai level terendahnya dalam tujuh minggu terhadap mata uang utama lainnya pada perdagangan Asia Selasa lalu, sebagian karena  tindakan dari hedge fund yang dipicu oleh aksi dari stop‐loss buying.  

Dengan tanda‐tanda lainnya dari permintaan yang meningkat kembali terhadap aset‐aset beresiko, ekuitas Eropa yang diperkirakan untuk naik.  

Hari ini rilis data penting adalah ZEW index bulan Juli yang terjadi pada sore harinya.