US & GLOBAL
• Bursa saham global dan harga minyak naik dalam sesi perdagangan yang volatile pada Selasa 17 Juli pasca pernyataan Ketua The Fed mengenai prospek ekonomi yang suram mendukung ekspektasi bahwa bank sentral AS dapat mengambil langkah lebih lanjut untuk merangsang pertumbuhan. Bursa saham dan minyak sempat mendapat tekanan di awal sesi, sementara dolar AS sempat menguat pasca pernyataan Bernanke yang meredam harapan bahwa The Fed akan segera menerapkan putaran ketiga pembelian obligasi untuk membantu pertumbuhan ekonomi yang lesu.
• Tetapi kemudian pasar berbalik arah sebagai perubahan reaksi terhadap kesaksian Bernanke di depan Kongres. Para analis mengatakan komentar pemimpin Fed terhadap perekonomian, terutama pada pasar pekerjaan, menunjukkan bahwa bank sentral tetap membuka pintu untuk menempuh stimulus moneter lebih lanjut. Bernanke mengatakan pembuat kebijakan akan mempertimbangkan berbagai piranti untuk lebih merangsang pertumbuhan jika pasar tenaga kerja tidak menunjukkan perbaikan atau jika risiko deflasi menguat. Bernanke juga mengatakan kepada Komite Perbankan Senat AS bahwa pemulihan ekonomi tertahan oleh kekhawatiran atas krisis utang Eropa dan kebijakan fiskal AS.
• Bursa saham AS ditutup menguat. Indeks Dow Jones Industrial Average <DJI.> naik 78,33 poin atau 0,62 persen, ke 12,805.54. Indeks S&P500 <SPX.> naik 10,03 poin atau 0,74 persen ke 1,363.67 dan Nasdaq Composite Index <IXIC.> ditutup naik 13,10 poin atau 0,45 persen, ke 2,910.04. Saham Coca‐Cola <KO.N> dan Goldman Sachs <GS.N> menguat dan menopang kinerja indeks, setelah merilis laporan keuangan yang mengungguli ekspektasi sebelumnya.
• Indeks bursa saham global <. MIWD00000PUS> naik 0,5 persen ke 311,06. Bursa saham Eropa <FTEU3.> turun 0,2 persen menjadi ditutup pada 1,041.53.
• Euro pulih dari pelemahan terhadap dolar pada akhir perdagangan karena investor mengambil posisi untuk testimony berikutnya dari Bernanke, pada Rabu 18 Juli. Bernanke akan menghadap Komite Jasa Keuangan DPR Amerika pada Rabu, hari kedua testimoy setengah tahunannya kepada Kongres. Euro naik 0,2 persen ke 1,2295. Euro sempat mencapai level tertinggi dalam satu pekan terakhir terhadap dolar AS di 1,2315 pasca rilis survei ZEW Jerman, yang lebih baik dari perkiraan.
• Spanyol menjual surat utang jangka pendek senilai 3,56 miliar euro, tepat di atas kisaran target, dengan biaya utang lebih dari bulan lalu, meskipun demikian imbal hasil masih terbilang cukup tinggi karena investor berspekulasi Madrid pada akhirnya akan membutuhkan bailout. Spanyol akan menghadapi ujian yang lebih besar pada Kamis saat akan melelang obligasi menengah hingga jangka panjang senilai 3 miliar euro, dengan imbal hasil tenor 10‐tahun yang mendekati level 7 persen.
• Indeks dolar, yang melacak perfoma dolar AS terhadap sekelompok mata uang utama dunia, turun 0,1 persen menjadi 82,993 <Indeks dolar.>, setelah sempat mencapai titik tertinggi di 83,555. Dolar naik 0,3 persen terhadap yen ke 79,10 <JPY=>, sehari setelah jatuh ke posisi terendah dalam satu bulan, setelah menteri keuangan Jepang mengatakan kenaikan yen tidak mencerminkan fundamental Jepang dan mengisyaratkan bahwa pemerintah siap untuk melakukan intervensi untuk membendung gerakan yang berlebihan.
• Dalam perdagangan komoditas, minyak mentah Brent <LCOc1> naik 63 sen per barel menjadi 104,00 USD per barel, mencatat kenaikan dalam empat sesi berturut. Minyak mentah AS <CLc1> berakhir naik 79 sen ke 89,22 USD per barel. Sedangkan harga spot emas <XAU=> turun menjadi sekitar 1.585 USD per ounce. Harga surat utang pemerintah AS turun. Obligasi tenor 10‐tahun Treasury <US10YT=RR> turun 11/32, dengan imbal hasil sebesar 1,5061 persen.
GOLD & COMMODITIES
• Emas melorot pada awal perdagangan sekitar 1 persen Selasa lalu untuk kemudian melemah tipis dari kekecewaan bahwa ketua the Fed Ben Bernanke, dalam testimoni pada Kongres, hanya mengulangi janji the Fed untuk bertindak jika dibutuhkan dan tidak melakukan pengungkapan stimulus terbaru untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
• Dalam pernyataannya terhadap Senate Banking Committee, Bernanke menyerukan beberapa petunjuk terhadap kebijakan moneter bank sentral, meskipun dia mengakui bahwa perekonomian AS telah melambat secara signifikan dalam bulan‐ bulan ini berkenaan dengan krisis utang Eropa dan ketidakpastian mengenai kebijakan fiskal AS.
• Logam mulia khususnya sensitif terhadap tanda‐tanda monetary easing AS, dan pasar telah melakukan aksi jual dalam beberapa waktu yang lalu dari frustasi bahwa Bernanke tidak berkomitmen terhadap putaran ketiga dari pembelian kembali aset‐aset yang dikenal dengan quantitative easing.
OIL & COMMODITIES
• Harga oil naik ke rangkaian lima harinya Selasa lalu pada perdagangan yang choppy setelah Ketua the Fed Ben Bernanke tidak mengindikasikan bank sentral mendekati untuk putaran terbaru pada stimulus moneter.
• Investor mengharapkan tanda‐tanda bahwa the Fed mendekati putaran ketiga dari pembelian obligasi yang dikenal dengan QE3, untuk mendorong perekonomiannya.
• U.S. crude sempat berbalik melemah setelah Bernanke mengulangi janji the Fed untuk bertindak jika dibutuhkan tetapi tidak memberikan petunjuk terbaru pada kapan dan bagaimana bank sentral kemungkinan menawarkan dukungan ekstra terhadap perekonomian AS. Tapi kemudian keduanya brent dan U.S. crude naik kembali dalam hariannya.
• Bertahannya ketidakpastian dan tensi yang melibatkan perselisihan Iran dengan Barat berkenaan dengan program nuklir Iran, bersamaan dengan gangguan pasokan North Sea, yang membantu membatasi penurunan harga oil, khususnya untuk Brent futures.
EURO ZONE
• Dolar berhasil rally di hari Selasa setelah Kepala The Federal Reserve (The Fed) Ben Bernanke mengatakan bank sentral telah siap untuk mendongkrak kelesuan ekonomi, namun tidak banyak rincian yang dijelaskan. Investor awalnya mengharapkan adanya penjelasan lebih rinci dari Bernanke mengenai kelanjutan langkah stimulus moneter, dan ketika hal tersebut tidak terjadi, maka mereka membatasi tekanan jualnya pada dolar.
• Komentar mengenai kelanjutan quantitative easing (QE) berpotensi menekan dolar, karena langkah tersebut akan membanjiri sistem finansial dengan dolar, dimana akan berakibat turunnya nilai dolar.
• Dalam testimoninya semalam, Bernanke mengatakan The Fed tetap siap menawarkan dukungan tambahan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi, namun tidak memberikan penjelasan lebih rinci mengenai langkah‐langkah kongkrit yang akan ditempuh bank sentral AS tersebut. Ia menambahkan bahwa upaya pemulihan ekonomi AS masih terhambat oleh krisis Eropa dan ketidakpastian seputar kebijakan fiskal AS.
• Euro menembus level intraday low terhadap dolar di $1.2187 pasca testimoni Bernanke. Namun euro kemudian kembali bangkit di akhir sesi New York dan terakhir tercatat bergerak di sekitar 1.2294, atau naik 0.2% dari posisi penutupan New York hari Senin. Euro juga menembus level terendah 3‐1/2 tahun terhadap sterling di level 78.27 pence, dan terkoreksi ke level rekor terendahnya terhadap Aussie di A$1.18988.
• The Fed bulan lalu memperluas upayanya untuk mempertahankan suku bunga tetap rendah dengan mengumumkan akan menambah pembelian obligasi jangka panjang senilai $267 milyar sementara disisi lain menjual sekuritas jangka pendek.
U.K.
• Sterling kembali menguat terhadap euro ke level tertinggi sepanjang 3‐1/2 tahun terakhir setelah euro sempat anjlok hingga level 0.7827 per stetling, yang merupakan level terendah sejak akhir 2008 silam. Penguatan sterling ini dipengaruhi oleh masih berkembangnya kekhawatiran pelaku pasar akan krisis hutang Uni Eropa yang memicu investor mengalihkan investasinya dari euro ke sterling sebagai alternative currency yang dinilai lebih aman.
• Sterling berhasil bangkit setelah sempat anjlok ke level 1.5572 terhadap dolar AS tertekan pernyataan Ben Bernanke yang belum memberikan sinyal kejelasan mengenai kapan akan menerapkan program QE3. Sterling juga sempat tertekan pasca rilis data inflasi Inggris yang turun ke level terendahnya sejak lebih dari 2‐ tahun terakhir, mengindikasikan bahwa kondisi ekonomi mendukung langkah pelonggaran moneter BoE untuk sementara waktu. Hingga akhir sesi New York, sterling ditutup pada kisaran 1.5650 terhadap dolar AS, setelah sempat menguat hingga 1.5677.
• Data yang dilansir oleh The Office for National Statistics menjelaskan bahwa inflasi ditataran konsumen (CPI) dalam basis antar tahun turun menjadi 2,4 persen pada periode Juni, level terendah sejak November 2009 silam, jauh dibawah perkiraan analis yang memprediksi kenaikan 2,8 persen. Para analis berpandangan bahwa data tersebut cukup positif untuk menopang pemulihan ekonomi Inggris, meningkatkan kemampuan belanja konsumen dan diharapkan akan membantu bangkit dari resesi.
• Dolar berhasil rally di hari Selasa setelah Kepala The Federal Reserve (The Fed) Ben Bernanke mengatakan bank sentral telah siap untuk mendongkrak kelesuan ekonomi, namun tidak banyak rincian yang dijelaskan. Investor awalnya mengharapkan adanya penjelasan lebih rinci dari Bernanke mengenai kelanjutan langkah stimulus moneter, dan ketika hal tersebut tidak terjadi, maka mereka membatasi tekanan jualnya pada dolar. Komentar mengenai kelanjutan quantitative easing (QE) berpotensi menekan dolar, karena langkah tersebut akan membanjiri sistem finansial dengan dolar, dimana akan berakibat turunnya nilai dolar.
• Dalam testimoninya semalam, Bernanke mengatakan The Fed tetap siap menawarkan dukungan tambahan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi, namun tidak memberikan penjelasan lebih rinci mengenai langkah‐langkah kongkrit yang akan ditempuh bank sentral AS tersebut.
• Ia menambahkan bahwa upaya pemulihan ekonomi AS masih terhambat oleh krisis Eropa dan ketidakpastian seputar kebijakan fiskal AS.
• Dolar menguat 0.3% terhadap yen ke 79.06 yen, sehari setelah terkoreksi ke level terendah 1 bulan.
• Ekspektasi bahwa bank sentral Jepang (BOJ) akan melakukan intervensi ke pasar untuk meredam penguatan yen telah membuat investor berhati‐hati dalam bertransaksi menggunakan mata uang Jepang tersebut.
• Menteri Keuangan Jepang Jun Azumi mengecam spekulan yang mencari keuntungan dari penguatan yen karena data ekonomi AS yang lemah, dan mengisyaratkan pemerintah bersedia melakukan intervensi untuk meredam penguatan yen lebih lanjut.
• The Fed bulan lalu memperluas upayanya untuk mempertahankan suku bunga tetap rendah dengan mengumumkan akan menambah pembelian obligasi jangka panjang senilai $267 milyar sementara menjual sekuritas jangka pendek.
AUSTRALIA
• Australian dollar menguat mendekati level tertinggi dua minggunya versus the greenback Selasa lalu, dan outperformed terhadap mata uang New Zealand, setelah minutes dari Reserve Bank of Australia's July meeting diperkirakan tidak akan terburu‐buru untuk melonggarkan kebijakan (moneternya).
• Aussie terakhir berada pada level $1.0292 <AUD=D4>, yang telah naik ke level tertingginya $1.0310 yang terjadi setelah minutes, yang mengungkapkan pengambil kebijakan melihat "no need" (tidak dibutuhkannya) untuk pemangkasan tingkat suku bunga awal bulan ini.
• Harga Australian bond futures melorot setelah komentar positif pada outlook ekonomi dari Reserve Bank of Australia (RBA) yang mendorong market confidence.
• Selasa pagi lalu RBA merilis minutes dari meeting 3 Juli, yang mempertahankan tingkat suku bunga pada level 3.5 persen.
• Dikatakan juga sektor non‐pertambangan terhadap perekonomian menunjukkan tanda‐tanda perbaikan mengikuti pemangkasan tingkat suku bunga bulan Mei dan Juni.
SWISS
• Penguatan dalam aset‐aset beresiko membantu Swiss franc menuju ke level tertinggi dua minggunya terhadap dollar Selasa lalu, meskipun kemudian melorot dari kenaikannya karena investor masih mengkhawatirkan mengenai ketidakpastian mengenai krisis utang zona euro.
• The greenback mencapai level terendahnya dalam tujuh minggu terhadap mata uang utama lainnya pada perdagangan Asia Selasa lalu, sebagian karena tindakan dari hedge fund yang dipicu oleh aksi dari stop‐loss buying.
• Dengan tanda‐tanda lainnya dari permintaan yang meningkat kembali terhadap aset‐aset beresiko, ekuitas Eropa yang diperkirakan untuk naik.
• Hari ini rilis data penting adalah ZEW index bulan Juli yang terjadi pada sore harinya.