title cover

title cover

Tuesday, May 8, 2012

Headline News 08.05.12

US & GLOBAL
Bursa saham dunia terpengaruh sebagian besar pergolakan politik di Eropa Senin lalu, sehari setelah para pemilih di Yunani dan Perancis memberikan mandat kuat untuk melawan langkah austerity, dengan euro mengalami recovery dari penurunan tajamnya  dan bursa saham lokal meningkat.    

Hasil dari pemilu akhir pekan di dua negara Eropa meningkatkan ketidakpastian pada pola kedepannya pada krisis utang zona  euro. Tetapi kebanyakan bursa saham Eropa meningkat, dengan mencatatkan pengecualian pada Yunani, dan bursa saham AS naik secara marjinal, sementara itu euro melemah tipis.   

Di Perancis, Sosialis Francois Holland mengalahkan incumbent konservatif Nicolas Sarkozy pada pemilu presiden. Hollande telah  mengkritisi  Jerman  yang  mendorong  pada  austerity,  yang  menyebut  kebijakan  untuk  meningkatkan  kembali  pertumbuhan  perekonomian. 

Pada penutupan di New York, indeks Dow Jones industrial average <.DJI> turun 29.44 poin, atau 0.23 persen, ke level 13,008.83.  Indeks S&P 500 <.SPX> sedikit naik 0.51 poin, atau 0.04 persen, ke level 1,369.61. Indeks Nasdaq Composite <.IXIC> bertambah  1.42 poin, atau 0.05 persen, ke level 2,957.76.   

Bursa saham dunia yang dinilai oleh indeks MSCI <.MIWD00000PUS> merosot 0.4 persen ke level 320.47.   

Euro anjlok secara meluas Senin lalu setelah hasil pemilu di Yunani dan Perancis yang meragukan keinginan politik dan komitmen  pada rencana austerity yang dianggap sebagai kunci untuk menanggulangi krisis utang zona euro. Euro <EUR=> mencapai level  terendahnya ke level $1.2955, memecahkan level kisaran $1.30 hingga $1.35 yang tercapai sejak akhir Januari, sebelum menekan  pelemahan dengan terakhir diperdagangkan hanya turun 0.2 persen ke level $1.3054, menutup level puncaknya $1.3065.   

Harga obligasi pemerintah AS/Treasury debt unchanged dengan obligasi bertenor 10‐tahun yield‐nya 1.8768 persen.   

Emas  merosot  Senin  lalu  dalam  perdagangan  yang  sangat  tipis,  ditekan  oleh  pelemahan  harga  crude  oil  dan  kurangnya  permintaan pada safe‐haven karena investor memantau pemilu di Eropa yang akan berarti melemahkan krisis utang. Spot emas  <XAU=> turun 0.3 persen ke level $1,636.80 per ons pada pukul 1813 GMT, menekan pelemahan awalnya setelah mencapai level  terendah hariannya $1,632.98.     

Brent crude futures <LCOc1> menyentuh level terendah mendekati level $110 per barel, terendah sejak Januari, tetapi di settled  turun hanya 2 sen ke level $113.28. U.S. crude futures <CLc1> mencapai level terendah $95.34 per barel, terendah tahun ini, dan  terakhir diperdagangkan anjlok 0.6 persen ke level $97.92 per barel, level terendah tiga bulannya. 
GOLD & COMMODITIES
Emas melemah ditengah tipisnya volume transaksi, tertekan oleh turunnya harga minyak dan minimnya minat terhadap aset‐aset aman  karena investor tengah menganalisa apakah hasil pemilu di Eropa akan semakin memperburuk krisis utang kawasan. 

Emas tertekan oleh najloknya harga minyak dan euro setelah hasil pemilu di Perancis dan Yunani merfleksikan kuatnya sentimen anti  penghematan, sehingga menimbulkan kembali kekhawatiran atas memburuknya krisis utang dan melemabatnya pertumbuhan ekonomi  dan menurunnya permintaan minyak. 

Namun demikian, logam mulia yang belakangan ini bergerak mengikuti aset‐aset beresiko, tetap melemah meskipun euro, minyak dan  ekuitas berhasil rebound dari level intraday low

Volume transaksi sangat rendah pada emas berjangka AS setelah serangkaian data ekonomi AS yang dirilis membaik telah mengurangi  peluang untuk The Fed melanjutkan kebijakan moneter longgar, sehingga mendorong investor untuk mengurangi posisi bullish mereka. 

Harga emas spot turun 0.3% di sekitar $1,636.80 per ounce, rebound tipis dari level intraday low di $1,632.98.  Sedangkan harga emas  berjangka AS untuk pengiriman Juni turun $6.10 per ounce di $1,639.10, dengan volume transaksi sekitar 40% di bawah level rata‐rata 30  hari. 
U.K.
Stg/dlr <GBP=>  mencapai level tertingginya 1.6197, dengan level terendahnya memecahkan 1.6116, yang terjadi Senin lalu.      

Euro  <EURGBP=D4>  merosot  ke  level  80.37  pence  terhadap  pound,  level  yang  terakhir  terlihat  pada  November  2008  setelah  hancurnya Lehman Brothers.  

Mata uang <EURJPY=> tertekan ke level 103.23 yen, level terendahnya sejak pertengahan Februari.   
OIL & COMMODITIES
Harga minyak turun pada hari Senin, namun kemudian rebound dan bertengger jauh di atas level intraday low setelah hasil pemilu Eropa  menghidupkan  kembali  kekhawatiran  tentang  krisis  utang  zona  euro,  menambah  kecemasan  mengenai  melemahnya  pertumbuhan  ekonomi dan permintaan bahan bakar setelah data non‐farm payrolls AS pekan lalu dirilis buruk. 

Minyak berjangka mencatat kerugian untuk keempat kalinya secara berturut‐turut  setelah pemenang dari partai Sosialis pada pemilu di  Perancis dan hasil pemilu yang terpecah di Yunani kian menambah keraguan atas konsistensi negara‐negara Eropa dalam menjalankan  langkah penghematan guna menyelesaikan krisis utang kawasan dan menghindarkan negara mengalami kontraksi ekonomi. 

Namun harga minyak kemudian berhasil rebound dipicu aksi ambil untung. Euro dan ekuitas juga rebound seiring meredanya kejutan atas  hasil pemilu. 

Brent June crude <LCOc1> turun 2 sen dan bergerak di sekitar $113.16 per barel. Harga pada awalnya sempat anjlok ke $110.34, level  intraday terendahnya sejak 30 Januari dan mencatat koreksinya sebesar 14% dari posisi puncak 2012 di $128.40 yang dicapai pada bulan  Maret.   

Sedangkan U.S. June crude <CLc1> turun 55 sen di level $97.94 per barel, setelah rebound dari $95.34, level intraday terendahnya sejak  20 Desember.  Minyak mentah AS telah anjlok 6.1% pekan lalu, dan mencatat kerugian mingguan terbesarnya sejak akhir September. 

EURO ZONE
Euro  melemah  ke  level  terendah  sejak  akhir  Januari  silam  terhadap  dolar  AS  dan  anjlok  ke  level  terendah  sejak  3‐1/2  tahun  terakhir  terhadap  poundsterling. Euro juga turun ke level terendah sejak 2‐1/2 bulan terakhir terhadap yen, meskipun pelemahan lebih lanjut tertahan oleh penguatan bursa  saham Eropa dan masih cukup sepinya sesi perdagangan berkaitan dengan libur nasional di Inggris.  

Pelemahan euro tersebut dipengaruhi oleh hasil pemilu di Perancis dan Yunani yang meningkatkan kekhawatiran para pelaku pasar akan komitmen kedua  negara  tersebut  dalam  mempertahankan  pemangkasan  anggaran  guna  menangani  krisis  hutang  kawasan  Uni‐Eropa.  Stabilitas  dan  keberlangsungan  penanganan  krisisi  hutang  Uni‐Eropa  menjadi  perhatian  para  pelaku  pasar  dalam  beberapa  sesi  terakhir.  Pemilu  di  Yunani  memberikan  tekanan  yang  cukup dalam bagi sentimen para investor, setelah kedua partai yang selama ini berkuasa gagal mempertahankan mayoritas di parlemen.  

Pemilu  Presiden  di  Perancis  diperkirakan  akan  menghasilkan  kandidat  dari  partai  Sosialis,  Francois  Hollande  sebagai  pengganti  dari  Nicolas  Sarkozy.  Hollande masih belum jelas akan sikapnya terhadap pakta yang selama ini diusung oleh Jerman. Dalam beberapa pandangannya selama masa kampanye,  Hollande  bejanji  akan  menyeimbangkan  neraca  keuangan  negara,  namun  upaya  tersebut  akan  ditempuh  tidak  dengan  cara  yang  drastis  seperti  yang  dilakukan oleh Presiden Sarkozy. 

Hingga akhir sesi New York, euro tercatat melemah 0,21 persen terhadap dolar AS ke 1.3055, sementara itu euro juga turun 0,16 persen terhadap yen ke  104.28, euro juga melemah 0,49% terhadap sterling ke 0.8061 dan stagnan terhadap Swiss franc di 1.2013. 
AUSTRALIA
Retail sales Australia mencatat lonjakan terbesarnya selama hampir setahun terakhir di bulan Maret, setelah data menunjukkan kenaikan 0.9%  menjadi  A$21.2  milyar,  jauh  melampaui  ekspektasi  terjadi  kenaikan  0.2%,  setelah  konsumen  giat  melakukan  belanja  pakaian  dan  alas  kaki  (sepatu). Sedangkan untuk kuartal pertama, penjualan ritel tercatat naik 1.8%, jauh di atas proyeksi terjadi kenaikan 0.5%. 

Sementara data dari ANZ Bank menunjukkan terjadi penurunan 3.1% pada iklan lowongan kerja di bulan April, meskipun penurunan ini terjadi  setelah dalam 3 bulan terakhir mengalami kenaikan. 

Aussie menguat ke $1.0137 dari $1.0113 sebagai respon atas data tersebut. Namun di sesi New York Aussie melanjutkan apresiasinya hingga  mencatat intraday high di $1.0219 sebelum akhirnya bergerak di sekitar $1.0193. Aussie sempat terkoreksi ke level terendah 4 bulan di $1.0111  di awal sesi akibat kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi global setelah rilis buruk data non‐farm payrolls AS Jumat lalu dan juga pelaksanaan  pemilu  di  Yunani  dan  Perancis.  Pemilihan  umum  di  Yunani  dan  Perancis  meragukan  komitmen  politisi  untuk  rencana    penghematan  yang  bertujuan untuk menanggulangi krisis utang zona euro, sehingga memicu kembali kekhawatiran  pasar terhadap prospek membaiknya kondisi  ekonomi global. 

Pekan  lalu,  Reserve  Bank  of  Australia  (RBA)  secara  mengejutkan  memangkas  suku  bunga  sebesar  50  basis  poin  menjadi  3.75%,  ketika  pasar  sebelumnya memprediksi terjadi pemangkasan sebesar 25 basis poin. RBA juga merevisi turun proyeksi inflasi dan ekonomi, dengan memprediksi  ekonomi akan tumbuh hanya 3.0% tahun ini, di bawah tren pertumbuhannya antara 3.25% ‐ 3.5%. 

JAPAN
Menteri Keuangan Jun Azumi menyatakan bahwa pihaknya tengah menyiapkan langkah responsif dalam kaitan apabila terjadi pergerakan kurs mata uang  yang  sangat  fluktuatif  dan  bernuansa  spekulatif.  Komentar  tersebut  menanggapi  perkembangan  terakhir  dimana  nilai  tukar  yen  terus  mengalami  penguatan baik terhadap dolar AS maupun terhadap euro. Kondisi mana memberikan tekanan bagi para eksportir Jepang karena penguatan kurs yen akan  menurunkan keuntungan terhadap produk yang mereka kirim ke luar negeri.  

Sementara itu berdasarkan hasil minutes dari BoJ untuk sidang April lalu, memperlihatkan adanya tekanan dari perwakilan pemerintah kepada BoJ untuk  menggelontorkan  dana  stimulus  keuangan  sebagai  respon  dari  penguatan  harga  minyak  dunia  dan  penguatan  kurs  yen.  Namun  demikian  pihak  BoJ  menganggap belum perlu untuk menempuh pelonggaran moneter lanjutan untuk periode tersebut.  

Hingga akhir sesi New York, dolar AS tercatat menguat 0.09% terhadap yen di 79.89, sementara itu euro turun 0,16% terhadap yen ke 104.28. Sedangkan  Aussie dolar tercatat menguat 0,30% terhadap yen 81.46 dan sterling juga menguat 0,35% terhadap yen ke 129.34. 

SWISS
Inflasi  Swiss  hampir  tidak  mengalami  kenaikan  di  bulan  April,  sedangkan  dalam  basis  tahunan  mengalami  penurunan  dan  menggarisbawahi  alasan di balik keputusan Swiss National Bank (SNB) untuk mematok nilai tukar mata uangnya guna melindungi ekonomi dari deflasi. 

Arus investasi yang besar ke Swiss, yang dipandang sebagai tempat yang aman untuk melindungi investasi dari krisis keuangan zona euro, telah  memicu melonjaknya franc, menekan harga domestik dan mendorong bank sentral untuk berupaya mempertahankan ekonomi agar tidak jatuh  kedalam fase deflasi. 

Data yang dirilis Senin kemarin menunjukkan inflasi hanya naik 0.1% di bulan April dari bulan Maret sebelumnya, dipicu naiknya harga bahan  bakar,  penjualan  baju  musim  panas,  dan  paket  transportasi  dan  liburan.  Namun  dalam  basis  tahunan  inflasi  turun  1.0%,  yang  merupakan  ketujuhkalinya secara berturut‐turut indeks inflasi tahunan mengalami penurunan sejak Oktober 2011. 

Untuk mencegah penguatan franc terus berlanjut yang akan mendorong ekonomi Swiss kedalam fase resesi dan deflasi, maka SNB memutuskan  untuk mematok atau membatasi penguatan franc pada level 1.20 franc per euro pada September lalu. 

Meskipun SNB memprediksi inflasi akan turun tahun ini, namun ekonomi sejauh ini terhindar dari kontraksi dan SNB memprediksi pertumbuhan  ekonomi sekitar 1% di tahun 2012. 

Adapun data lainnya yang dirilis Senin kemarin menunjukkan tingkat pengangguran stabil di level 3.1% di bulan April. 

Euro terkoreksi secara umum setelah pemilihan umum di Yunani dan Perancis meragukan komitmen politisi untuk rencana  penghematan yang  bertujuan untuk menanggulangi krisis utang zona euro, sehingga memicu kembali kekhawatiran  pasar terhadap prospek membaiknya kondisi  ekonomi global. Pelemahan euro telah memicu melemahnya Swiss franc terhadap dolar. Swiss franc sempat jatuh ke level 0.9269 per dolar, level  terendahnya sejak 15 Maret, namun kemudian berhasil rebound ke 0.9191 franc sebelum akhirnya bergerak di sekitar 0.9203 franc.