US & GLOBAL
• Bursa saham dunia terpengaruh sebagian besar pergolakan politik di Eropa Senin lalu, sehari setelah para pemilih di Yunani dan Perancis memberikan mandat kuat untuk melawan langkah austerity, dengan euro mengalami recovery dari penurunan tajamnya dan bursa saham lokal meningkat.
• Hasil dari pemilu akhir pekan di dua negara Eropa meningkatkan ketidakpastian pada pola kedepannya pada krisis utang zona euro. Tetapi kebanyakan bursa saham Eropa meningkat, dengan mencatatkan pengecualian pada Yunani, dan bursa saham AS naik secara marjinal, sementara itu euro melemah tipis.
• Di Perancis, Sosialis Francois Holland mengalahkan incumbent konservatif Nicolas Sarkozy pada pemilu presiden. Hollande telah mengkritisi Jerman yang mendorong pada austerity, yang menyebut kebijakan untuk meningkatkan kembali pertumbuhan perekonomian.
• Pada penutupan di New York, indeks Dow Jones industrial average <.DJI> turun 29.44 poin, atau 0.23 persen, ke level 13,008.83. Indeks S&P 500 <.SPX> sedikit naik 0.51 poin, atau 0.04 persen, ke level 1,369.61. Indeks Nasdaq Composite <.IXIC> bertambah 1.42 poin, atau 0.05 persen, ke level 2,957.76.
• Bursa saham dunia yang dinilai oleh indeks MSCI <.MIWD00000PUS> merosot 0.4 persen ke level 320.47.
• Euro anjlok secara meluas Senin lalu setelah hasil pemilu di Yunani dan Perancis yang meragukan keinginan politik dan komitmen pada rencana austerity yang dianggap sebagai kunci untuk menanggulangi krisis utang zona euro. Euro <EUR=> mencapai level terendahnya ke level $1.2955, memecahkan level kisaran $1.30 hingga $1.35 yang tercapai sejak akhir Januari, sebelum menekan pelemahan dengan terakhir diperdagangkan hanya turun 0.2 persen ke level $1.3054, menutup level puncaknya $1.3065.
• Harga obligasi pemerintah AS/Treasury debt unchanged dengan obligasi bertenor 10‐tahun yield‐nya 1.8768 persen.
• Emas merosot Senin lalu dalam perdagangan yang sangat tipis, ditekan oleh pelemahan harga crude oil dan kurangnya permintaan pada safe‐haven karena investor memantau pemilu di Eropa yang akan berarti melemahkan krisis utang. Spot emas <XAU=> turun 0.3 persen ke level $1,636.80 per ons pada pukul 1813 GMT, menekan pelemahan awalnya setelah mencapai level terendah hariannya $1,632.98.
• Brent crude futures <LCOc1> menyentuh level terendah mendekati level $110 per barel, terendah sejak Januari, tetapi di settled turun hanya 2 sen ke level $113.28. U.S. crude futures <CLc1> mencapai level terendah $95.34 per barel, terendah tahun ini, dan terakhir diperdagangkan anjlok 0.6 persen ke level $97.92 per barel, level terendah tiga bulannya.
GOLD & COMMODITIES
• Emas melemah ditengah tipisnya volume transaksi, tertekan oleh turunnya harga minyak dan minimnya minat terhadap aset‐aset aman karena investor tengah menganalisa apakah hasil pemilu di Eropa akan semakin memperburuk krisis utang kawasan.
• Emas tertekan oleh najloknya harga minyak dan euro setelah hasil pemilu di Perancis dan Yunani merfleksikan kuatnya sentimen anti penghematan, sehingga menimbulkan kembali kekhawatiran atas memburuknya krisis utang dan melemabatnya pertumbuhan ekonomi dan menurunnya permintaan minyak.
• Namun demikian, logam mulia yang belakangan ini bergerak mengikuti aset‐aset beresiko, tetap melemah meskipun euro, minyak dan ekuitas berhasil rebound dari level intraday low.
• Volume transaksi sangat rendah pada emas berjangka AS setelah serangkaian data ekonomi AS yang dirilis membaik telah mengurangi peluang untuk The Fed melanjutkan kebijakan moneter longgar, sehingga mendorong investor untuk mengurangi posisi bullish mereka.
• Harga emas spot turun 0.3% di sekitar $1,636.80 per ounce, rebound tipis dari level intraday low di $1,632.98. Sedangkan harga emas berjangka AS untuk pengiriman Juni turun $6.10 per ounce di $1,639.10, dengan volume transaksi sekitar 40% di bawah level rata‐rata 30 hari.
U.K.
• Stg/dlr <GBP=> mencapai level tertingginya 1.6197, dengan level terendahnya memecahkan 1.6116, yang terjadi Senin lalu.
• Euro <EURGBP=D4> merosot ke level 80.37 pence terhadap pound, level yang terakhir terlihat pada November 2008 setelah hancurnya Lehman Brothers.
• Mata uang <EURJPY=> tertekan ke level 103.23 yen, level terendahnya sejak pertengahan Februari.
OIL & COMMODITIES
• Harga minyak turun pada hari Senin, namun kemudian rebound dan bertengger jauh di atas level intraday low setelah hasil pemilu Eropa menghidupkan kembali kekhawatiran tentang krisis utang zona euro, menambah kecemasan mengenai melemahnya pertumbuhan ekonomi dan permintaan bahan bakar setelah data non‐farm payrolls AS pekan lalu dirilis buruk.
• Minyak berjangka mencatat kerugian untuk keempat kalinya secara berturut‐turut setelah pemenang dari partai Sosialis pada pemilu di Perancis dan hasil pemilu yang terpecah di Yunani kian menambah keraguan atas konsistensi negara‐negara Eropa dalam menjalankan langkah penghematan guna menyelesaikan krisis utang kawasan dan menghindarkan negara mengalami kontraksi ekonomi.
• Namun harga minyak kemudian berhasil rebound dipicu aksi ambil untung. Euro dan ekuitas juga rebound seiring meredanya kejutan atas hasil pemilu.
• Brent June crude <LCOc1> turun 2 sen dan bergerak di sekitar $113.16 per barel. Harga pada awalnya sempat anjlok ke $110.34, level intraday terendahnya sejak 30 Januari dan mencatat koreksinya sebesar 14% dari posisi puncak 2012 di $128.40 yang dicapai pada bulan Maret.
• Sedangkan U.S. June crude <CLc1> turun 55 sen di level $97.94 per barel, setelah rebound dari $95.34, level intraday terendahnya sejak 20 Desember. Minyak mentah AS telah anjlok 6.1% pekan lalu, dan mencatat kerugian mingguan terbesarnya sejak akhir September.
• Euro melemah ke level terendah sejak akhir Januari silam terhadap dolar AS dan anjlok ke level terendah sejak 3‐1/2 tahun terakhir terhadap poundsterling. Euro juga turun ke level terendah sejak 2‐1/2 bulan terakhir terhadap yen, meskipun pelemahan lebih lanjut tertahan oleh penguatan bursa saham Eropa dan masih cukup sepinya sesi perdagangan berkaitan dengan libur nasional di Inggris.
• Pelemahan euro tersebut dipengaruhi oleh hasil pemilu di Perancis dan Yunani yang meningkatkan kekhawatiran para pelaku pasar akan komitmen kedua negara tersebut dalam mempertahankan pemangkasan anggaran guna menangani krisis hutang kawasan Uni‐Eropa. Stabilitas dan keberlangsungan penanganan krisisi hutang Uni‐Eropa menjadi perhatian para pelaku pasar dalam beberapa sesi terakhir. Pemilu di Yunani memberikan tekanan yang cukup dalam bagi sentimen para investor, setelah kedua partai yang selama ini berkuasa gagal mempertahankan mayoritas di parlemen.
• Pemilu Presiden di Perancis diperkirakan akan menghasilkan kandidat dari partai Sosialis, Francois Hollande sebagai pengganti dari Nicolas Sarkozy. Hollande masih belum jelas akan sikapnya terhadap pakta yang selama ini diusung oleh Jerman. Dalam beberapa pandangannya selama masa kampanye, Hollande bejanji akan menyeimbangkan neraca keuangan negara, namun upaya tersebut akan ditempuh tidak dengan cara yang drastis seperti yang dilakukan oleh Presiden Sarkozy.
• Hingga akhir sesi New York, euro tercatat melemah 0,21 persen terhadap dolar AS ke 1.3055, sementara itu euro juga turun 0,16 persen terhadap yen ke 104.28, euro juga melemah 0,49% terhadap sterling ke 0.8061 dan stagnan terhadap Swiss franc di 1.2013.
AUSTRALIA
• Retail sales Australia mencatat lonjakan terbesarnya selama hampir setahun terakhir di bulan Maret, setelah data menunjukkan kenaikan 0.9% menjadi A$21.2 milyar, jauh melampaui ekspektasi terjadi kenaikan 0.2%, setelah konsumen giat melakukan belanja pakaian dan alas kaki (sepatu). Sedangkan untuk kuartal pertama, penjualan ritel tercatat naik 1.8%, jauh di atas proyeksi terjadi kenaikan 0.5%.
• Sementara data dari ANZ Bank menunjukkan terjadi penurunan 3.1% pada iklan lowongan kerja di bulan April, meskipun penurunan ini terjadi setelah dalam 3 bulan terakhir mengalami kenaikan.
• Aussie menguat ke $1.0137 dari $1.0113 sebagai respon atas data tersebut. Namun di sesi New York Aussie melanjutkan apresiasinya hingga mencatat intraday high di $1.0219 sebelum akhirnya bergerak di sekitar $1.0193. Aussie sempat terkoreksi ke level terendah 4 bulan di $1.0111 di awal sesi akibat kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi global setelah rilis buruk data non‐farm payrolls AS Jumat lalu dan juga pelaksanaan pemilu di Yunani dan Perancis. Pemilihan umum di Yunani dan Perancis meragukan komitmen politisi untuk rencana penghematan yang bertujuan untuk menanggulangi krisis utang zona euro, sehingga memicu kembali kekhawatiran pasar terhadap prospek membaiknya kondisi ekonomi global.
• Pekan lalu, Reserve Bank of Australia (RBA) secara mengejutkan memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin menjadi 3.75%, ketika pasar sebelumnya memprediksi terjadi pemangkasan sebesar 25 basis poin. RBA juga merevisi turun proyeksi inflasi dan ekonomi, dengan memprediksi ekonomi akan tumbuh hanya 3.0% tahun ini, di bawah tren pertumbuhannya antara 3.25% ‐ 3.5%.
JAPAN
• Menteri Keuangan Jun Azumi menyatakan bahwa pihaknya tengah menyiapkan langkah responsif dalam kaitan apabila terjadi pergerakan kurs mata uang yang sangat fluktuatif dan bernuansa spekulatif. Komentar tersebut menanggapi perkembangan terakhir dimana nilai tukar yen terus mengalami penguatan baik terhadap dolar AS maupun terhadap euro. Kondisi mana memberikan tekanan bagi para eksportir Jepang karena penguatan kurs yen akan menurunkan keuntungan terhadap produk yang mereka kirim ke luar negeri.
• Sementara itu berdasarkan hasil minutes dari BoJ untuk sidang April lalu, memperlihatkan adanya tekanan dari perwakilan pemerintah kepada BoJ untuk menggelontorkan dana stimulus keuangan sebagai respon dari penguatan harga minyak dunia dan penguatan kurs yen. Namun demikian pihak BoJ menganggap belum perlu untuk menempuh pelonggaran moneter lanjutan untuk periode tersebut.
• Hingga akhir sesi New York, dolar AS tercatat menguat 0.09% terhadap yen di 79.89, sementara itu euro turun 0,16% terhadap yen ke 104.28. Sedangkan Aussie dolar tercatat menguat 0,30% terhadap yen 81.46 dan sterling juga menguat 0,35% terhadap yen ke 129.34.
SWISS
• Inflasi Swiss hampir tidak mengalami kenaikan di bulan April, sedangkan dalam basis tahunan mengalami penurunan dan menggarisbawahi alasan di balik keputusan Swiss National Bank (SNB) untuk mematok nilai tukar mata uangnya guna melindungi ekonomi dari deflasi.
• Arus investasi yang besar ke Swiss, yang dipandang sebagai tempat yang aman untuk melindungi investasi dari krisis keuangan zona euro, telah memicu melonjaknya franc, menekan harga domestik dan mendorong bank sentral untuk berupaya mempertahankan ekonomi agar tidak jatuh kedalam fase deflasi.
• Data yang dirilis Senin kemarin menunjukkan inflasi hanya naik 0.1% di bulan April dari bulan Maret sebelumnya, dipicu naiknya harga bahan bakar, penjualan baju musim panas, dan paket transportasi dan liburan. Namun dalam basis tahunan inflasi turun 1.0%, yang merupakan ketujuhkalinya secara berturut‐turut indeks inflasi tahunan mengalami penurunan sejak Oktober 2011.
• Untuk mencegah penguatan franc terus berlanjut yang akan mendorong ekonomi Swiss kedalam fase resesi dan deflasi, maka SNB memutuskan untuk mematok atau membatasi penguatan franc pada level 1.20 franc per euro pada September lalu.
• Meskipun SNB memprediksi inflasi akan turun tahun ini, namun ekonomi sejauh ini terhindar dari kontraksi dan SNB memprediksi pertumbuhan ekonomi sekitar 1% di tahun 2012.
• Adapun data lainnya yang dirilis Senin kemarin menunjukkan tingkat pengangguran stabil di level 3.1% di bulan April.
• Euro terkoreksi secara umum setelah pemilihan umum di Yunani dan Perancis meragukan komitmen politisi untuk rencana penghematan yang bertujuan untuk menanggulangi krisis utang zona euro, sehingga memicu kembali kekhawatiran pasar terhadap prospek membaiknya kondisi ekonomi global. Pelemahan euro telah memicu melemahnya Swiss franc terhadap dolar. Swiss franc sempat jatuh ke level 0.9269 per dolar, level terendahnya sejak 15 Maret, namun kemudian berhasil rebound ke 0.9191 franc sebelum akhirnya bergerak di sekitar 0.9203 franc.