title cover

title cover

Friday, May 25, 2012

Headline News 25.05.12


US & GLOBAL
Bursa  saham  global  naik  Kamis  lalu  sementara  itu  euro  melemah  karena  data  memperkirakan  gejolak  utang  Eropa  menyebar dan memburuk pada perlambatan perekonomian global, ditambah investor mempermasalahkan kemungkinan  Yunani keluar dari zona euro.   

Indeks Dow Jones industrial average <.DJI> menguat 33.60 poin, atau 0.27 persen, ke level 12,529.75. Indeks Standard &  Poor's 500 <.SPX> ditutup naik 1.82 poin, atau 0.14 persen, ke level 1,320.68. Indeks Nasdaq Composite <.IXIC> ditutup  merosot 10.74 poin, atau 0.38 persen, ke level 2,839.38.    

Pada lonjakan terakhir bursa saham AS mendorong indeks MSCI world equity <.MIWD00000PUS> 
kembali diatas level 300  poin.  Telah  naik  0.3  persen  mengikuti  penurunan  Rabu  sebelumnya  1.2  persen.  Indeks  FTSEurofirst  300  <.FTEU3>  dari  saham‐saham utama Eropa ditutup meningkat 1.1 persen ke level 982.61 setelah anjlok 2.2 persen pada perdagangan yang  choppy Rabu sebelumnya.  

Pada perdagangan yang volatile, investor membeli pada awalnya ekuitas, oil dan emas, yang mana telah tertekan melemah  minggu in karena ketakutan keluarnya Yunani yang akan memperdalam krisis utang zona euro.    

Harga Treasuri AS tertekan melemah Kamis lalu setelah membaiknya lelang obligasi bertenor tujuh tahun dan karena para  trader bersiap untuk liburan panjang kedepannya.     

Euro <EUR=> berada dekat level terendahnya dalam dua tahun pada reaksi terhadap pelemahan data factory dan sentimen  bisnis di Jerman, negara dengan perekonomian terkuat di zona euro. Euro terakhir diperdagangkan turun 0.4 persen ke  level $1.2534 setelah anjlok ke level $1.2514, dekat level terendah dua tahunnya. Telah anjlok mendekati 3.2 persen dalam  tahunannya versus dollar.   

Emas menguat 1 persen Kamis lalu, membalikkan pelemahan tiga harinya unutuk naik diatas level $1,580 per ons, karena  dollar  kembali  pada  area  negatif  versus  euro  setelah  melambat  dari  ekspektasinya  laporan  manufaktur  AS.  Spot  emas  <XAU=> menguat ke level tertingginya $1,577.50 per ons dan naik 0.8 persen ke level $1,573.11 per ons pada pukul 1350  GMT, sementara itu U.S. gold futures <GCv1> untuk pengiriman bulan Juni meningkat $24.60 per ons ke level $1,573.00.   

Pada  pasar  oil,  harga  recovered  dari  penurunan  hariannya  karena  pembicaraan  antara  kekuatan  dunia  dan  Iran  pada  program  nuklirnya  terhambat,  membuat  ketakutan  pada  gangguan  pasokan  dan  terjadinya  konflik  terkini  Mideast July  Brent  futures  <LCOc1>  di  settled  naik  99  sen,  atau  0.94  persen,  ke  level  $106.55  per  barrel,  sehari  setelah  merosot  mendekati level terendah dalam lima bulan. U.S. oil futures <CLc1> di settled naik 76 sen, atau 0.85 persen, ke level $90.66  per barrel setelah tertekan ke level terendahnya sejak 1 Nov. Rabu sebelumnya. 



GOLD & COMMODITIES
Harga emas ditutup menguat pada hari Kamis untuk pertama kalinya dalam 4 hari terakhir, namun harga terkoreksi dari  level intraday high, dipicu melemahnya euro terhadap dolar akibat meningkatnya kekhawatiran apakah Yunani masih akan  dipertahankan dalam keanggotaan zona euro. 

Harga emas berjangka AS untuk pengiriman Juni ditutup menguat sekitar 0.5% di $1,557.50 per ounce, namun turun dari  level intraday high $1,577.70.    Sementara untuk harga emas spot menguat tipis di $1,558.25 per ounce, jauh di bawah level intraday high di $1,577.50.    

Investor juga terlihat berlaku hati‐hati menjelang libur panjang akhir pekan di pasar AS, dimana libur pada hari Senin (28  Mei 2012) berkenaan dengan hari libur nasionalnya, Memorial Day.  

Kepercayaan pada euro terlihat masih rapuh setelah harga hanya berada sedikit di atas level terendah 2 tahun terhadap  dolar. Euro awalnya menguat terhadap dolar setelah data manufaktur AS menunjukkan pertumbuhan yang lemah di bulan  Mei,  tertekan  akibat  resesi  di  sejumlah  negara  Eropa.  Namun  euro  kemudian  terkoreksi  setelah  data  iklim  bisnis  dan  manufaktur Jerman mengindikasikan bahwa negara terbesar zona euro tersebut ternyata tidak kebal dari ancaman krisis  yang sedang melanda kawasan Eropa. 

Sementara  itu,  emas  sempat  terangkat  oleh  laporan  Dana  Moneter  Internasional  yang  menunjukkan  adanya  kenaikan  dalam  kepemilikan  emas  pada  bank  sentral  di  bulan  April,  setelah  pembelian  terbesar  oleh  Filipina  selama  lebih  dari  4  tahun terakhir. 

Emas  masih  bergerak  fluktuatif  sejak  menembus  level  terendah  4,5  bulan  di  pekan  lalu,  dipicu  kekhawatiran  atas  kemungkinan keluarnya Yunani dari keanggotaan zona euro dan juga kondisi Spanyol yang sedang mengalami tekanan. 




OIL & COMMODITIES
Minyak mentah berjangka rebound pada hari Kamis dari kemerosotan sesi sebelumnya menyusul pembicaraan antara pihak Barat dan  Iran atas program nuklirnya mengalami hambatan dan membangkitkan kembali kekhawatiran terjadinya gangguan pasokan minyak dan  konflik Timur Tengah yang baru. 

Suramnya data ekonomi dari Cina, Eropa dan AS telah membuat pelaku pasar berhati‐hati dalam melakukan transaksi minyak ditengah  kondisi ekonomi global yang masih rapuh. 

Iran menuduh kekuatan dunia sengaja menciptakan "suasana yang sulit" yang menghambat perundingan tentang program energi atom,  menyusul dihentikannya kerjasama diplomatik untuk meredakan kekhawatiran akan upaya Iran untuk mengembangkan bom nuklir. 

Sementara kegiatan industri di Cina menurun di bulan Mei, menyusul order ekspor turun ke level terendah 2 bulan, mengindikasikan  melemahnya kegiatan ekonomi di semester pertama tahun ini dan meredupkan prospek untuk permintaan minyak dari negara tersebut. 

Kondisi zona euro juga terlihat suram menyusul menurunnya order baru pabrikan (new factory orders) bulan ini. Juga mengkhawatirkan  para dewan kebijakan, krisis yang dimulai pada anggota yang lebih kecil telah menyebar ke Jerman dan Prancis. 

Permintaan  untuk  produk  manufaktur  AS  mencatat  kenaikan  lebih  kecil  dari  perkiraan  di  bulan  April  sementara  klaim  pengangguran  mingguan turun tipis, menambah kekhawatiran akan kondisi ekonomi negara konsumen minyak terbesar dunia tersebut. 

Di  bursa  London,  Brent  July  futures  <LCOc1>  ditutup  di  $106.55  per  barel,  mencatat  naik  99  sen,  setelah  mencatat  intraday  high  di  $107.25.  Harga  menguat  di  awal  sesi  sebelum  buruknya  data  ekonomi  Cina  dan  Eropa  mendorong  tekanan  jual.  Kontrak  terkoreksi  hingga ke level intraday loow $105.03, level terendahnya sejak 20 Desember ‐‐‐ mencatat koreksi 17% dari level tertinggi 2012 di $128.40  yang dicapai pada 1 Maret lalu. 

Sementara untuk U.S. crude for July <CLc1> ditutup naik 76 sen di $90.66 per barel, setelah menguat di awal sesi ke $91.52. Pada hari  Rabu, harga kontrak ditutup di $89.90, merupakan level penutupan terendahnya sejak 21 Oktober. US crude tercatat turun sekitar 18%  dari level tertinggi 2012 di $110.55, yang juga dicapai pada 1 Maret lalu. 
EURO ZONE
Euro  berakhir  di  kisaran  harga  terendah    dalam  2‐tahun  terakhir  terhadap  dolar  AS  dalam  sesi  perdangangan  yang  cukup  volatile,  menyusul  aksi  konsolidasi para investor terhadap posisi jual terhadap euro menjelang libur nasional Amerika pada sesi Senin 28 Mei sehubungan memorial day. 

Sementara  itu  data  manufaktur  Jerman  untuk  periode  Mei  yang  dirilis  lebih  rendah  dari  perkiraan  menunjukkan  bahwa  tidak  ada  negara  yang  kebal  menghadapi  krisis  hutang  kawasan  tersebut.Kondisi  ini  meningkatkan  kewaspadaan  para  investor  yang  juga  menyimpan  kekhawatiran  akan  potensi  keluarnya Yunani dari keanggotaan Uni Eropa yang diprediksi dapat menyeret negara lain seperti Spanyol mengikuti langkah serupa.  

Menurut  Paul  Dietrich  dari  Foxhall  Capital,  kemungkinan  keluarnya  Yunani  telah  terdiskonto  dalam  pergerakan  euro  akhir‐akhir  ini.  Namun  Dietrich  menambahkan bahwa yang akan menyedot perhatian adalah kemungkinan keluarnya Spanyol dari Uni Eropa, dimana kondisi tersebut akan berdampak  serius pada perbankan eropa karena perbankan eropa tercatat memiliki surat utang Spanyol dalam jumlah sangat besar.  

Berdasarkan data dari ECB, sebanyak 35.4 miliar euro dari jenis portofolio investasi langsung para investor ditarik keluar dari zona eropa sepanjang Maret.  Perkembangan ini mengindikasikan bahwa para investor mulai melakukan reduksi terhadap aset yang berhubungan dengan zona eropa. 

Hingga akhir sesi New York, euro tercatat melemah 0,38 persen terhadap dolar AS ke 1.2538, euro juga kembali anjlok 0,23 persen terhadap yen ke 99.78,  dan turun 0,26 persen terhadap sterling ke 0.7999. 
U.K.
Inggris  jatuh  lebih  dalam  pada  resesi  daripada  yang  diperkirakan  semula  pada  kuartal  pertama  tahun  2012  berkenaan  dengan  anjloknya  construction  output,  meningkatkan  kemungkinan  bahwa  Bank  of  England  akan  memilih  untuk  menginjeksi  lebih  banyak  stimulus  untuk  melindungi perekonomian dari krisis utang zona euro.   

Inggris berada pada resesi keduanya sejak krisis finansial 2007‐2008 dan prospek untuk recovery suram karena para pemimpin zona euro, mitra  dagang terbesar Inggris, masih jauh dari penyelesaian kembali pada gejolak utang.   

The BoE's Monetary Policy Committee (MPC) telah mengindikasikan untuk siap memompa lebih banyak uang ke dalam perekonomian, yang telah  terhenti pada program quantitative easing sebesar 325 milyar pound bulan ini, ditengah tumbuhnya kekhawatiran mengenai pecahnya blok mata  uang tersebut.   

Mencoba membawa turun inflasi terlalu cepat dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang perekonomian Inggris oleh lamanya penurunan  dan  menyebabkan  perusahaan‐perusahaan  memotong  secara  permanen  kapasitas  yang  tidak  terpakai,  pengambil  kebijakan  Bank  of  England  David Miles mengatakannya.   

"The price of bringing above‐target inflation back down quickly is high, while the cost of more expansionary policy... has fallen. As a result, the  optimal path of monetary policy is likely to entail a slower return to the inflation target," katanya dalam pidato pada Britain's Society of Business  Economists.




JAPAN
Gubernur BOJ – Masaki Shirakawa menegaskan bahwa pihaknya memang masih akan mempertahankan kebijakan moneter ultra‐longgar untuk sementara  waktu, namun kebijakan tersebut tidak akan menjadi satu‐satunya sebab dari pelemahan sistematis nilai tukar yen. Shirakawa menambahkan bahwa tidak  ada  bukti  sejarah  yang  menyatakan bahwa  ekspansi  dari  kebijakan  moneter  longgar  BOJ  akan  berdampak  langsung  pada  pelemahan  kurs  yen.  Hal  ini  menampik pandangan yang beredar bahwa bank sentral dapat menahan laju penguatan yen dengan menggelontorkan dana tunai ke pasar financial. 

Sementara  itu  Menteri  Keuangan  Jun  Azumi  menyatakan  bahwa  ekonomi  Jepang  masih  menghadapi  tantangan  dari  masalah  kelangkaan  suplai  listrik,  kondisi ekonomi Amerika yang masih belum meyakinkan dan krisis hutang Eropa yang berkelanjutan. Di hadapan Parlemen Jepang Azumi menekankan  meskipun terdapat beberapa halangan dalam pemulihan ekonomi pasca tsunami, namun pihaknya masih menyimpan optimisme.  

Hingga akhir sesi New York, dolar AS tercatat menguat tipis 0,18 persen terhadap yen di 79.58, sementara itu euro anjlok 0,23 persen terhadap yen ke  99.78.  Sedangkan  Aussie  dolar  tercatat  menguat  tipis  0,18  persen  terhadap  yen  77.71  dan  sterling  relatif  stagnan  dengan  kenaikan  tipis  0,06  persen  terhadap yen ke 124.71.




AUSTRALIA
Sentimen  negatif  seputar  pertemuan  puncak  para  pemimpin  Eropa  telah  memicu  koreksi  Aussie  ke  level  terendah  6  bulan.  Di  sesi  overnight Rabu kemarin, Aussie terkoreksi ke level intraday low $9693, yang merupakan level terendahnya sejak November lalu. 

Namun di sesi Kamis, Aussie berhasil rebound dan bertahan di atas areal $0.9700, dan terakhir bergerak di sekitar $0.9758, relatif flat  dari level penutupan New York Rabu di sekitar $0.9756. 

Dalam sidangnya Rabu kemarin di Brussels, para pemimpin Eropa tidak mencapai kesepakatan yang jelas mengenai bagaimana untuk  mengatasi krisis utang yang melanda kawasan. 

Perkembangan ekonomi dan politik Eropa masih akan menjadi fokus pasar saat ini, dimana pergerakan mata uang, khususnya mata uang  komoditas seperti Aussie, sangat terpengaruh oleh kondisi yang terjadi di Eropa, Cina dan juga Amerika Serikat. 

Data GfK indeks Jerman dan consumer confidence Perancis serta data sentimen investor AS dari University of Michigan akan dirilis hari  Jumat ini. Jika data menunjukkan pelemahan maka investor cenderung memburu dolar AS yang dianggap sebagai aset yang lebih aman. 




SWISS
Ekspor  Swiss  turun  dalam  2  bulan  berturut‐turut  di  periode  April  akibat  kuatnya  nilai  tukar  Swiss  franc  dan  lemahnya  permintaan  dari  Eropa,  bahkan  penjualan produk arloji yang menjadi andalan juga mengalami penurunan. Ekspor turun 3.9% menjadi 15.23 milyar franc, sementara surplus perdagangan  menipis menjadi 1.334 milyar franc. 

Ekspor arloji melemah ke 9%, menjadi 1.69 milyar franc, dibandingkan dengan pertumbuhan ekspor rata‐ratanya yang mencapai 16.1% dalam 4 bulan  terakhir  ini.  Permintaan  Asia  yang  kuat  untuk  jam  tangan  mewah  telah  membantu  perusahaan  seperti  Swatch  dan  Richemont  untuk  tetap  bertahan  ditengah gejolak ekonomi. 

Untuk  mencegah  terjadinya resesi  ekonomi,  bank  sentral  Swiss  (SNB)  telah  membatasi  penguatan  Swiss  franc  di  level  1.20  franc  per  euro  pada  bulan  September tahun lalu, namun mata uang Swiss masih menguat sekitar 30% dibandingkan sebelum terjadinya krisis keuangan pada tahun 2008 lalu. 

Dalam  sidangnya Rabu  kemarin  di Brussels, para pemimpin  Eropa tidak  mencapai  kesepakatan yang jelas mengenai bagaimana untuk  mengatasi  krisis  utang yang melanda kawasan. Kondisi ini telah memicu menguatnya dolar terhadap sejumlah rivalnya termasuk Swiss franc. 

Dolar  melanjutkan  penguatannya  terhadap  Swiss  franc  pada  hari  Kamis  dan  semakin  mendekati  level  0.9600  franc  setelah  mencatat  intraday  high  di  0.9595 franc. 

Perkembangan ekonomi dan politik Eropa masih akan menjadi fokus pasar saat ini, dimana pergerakan mata uang masih sangat terpengaruh oleh kondisi  yang terjadi di Eropa, Cina dan juga Amerika Serikat. 

Data GfK indeks Jerman dan consumer confidence Perancis serta data sentimen investor AS dari University of Michigan akan dirilis hari Jumat ini. Jika data  menunjukkan pelemahan maka investor cenderung memburu dolar AS yang dianggap sebagai aset yang lebih aman. 

Sedangkan dari dalam negeri akan dirilis data non‐farm payrolls Swiss untuk kuartal pertama yang diprediksi naik tipis menjadi 4.047 juta dari 4.044 juta di  kuartal keempat tahun lalu.