US & GLOBAL
• Bursa saham global naik Kamis lalu sementara itu euro melemah karena data memperkirakan gejolak utang Eropa menyebar dan memburuk pada perlambatan perekonomian global, ditambah investor mempermasalahkan kemungkinan Yunani keluar dari zona euro.
• Indeks Dow Jones industrial average <.DJI> menguat 33.60 poin, atau 0.27 persen, ke level 12,529.75. Indeks Standard & Poor's 500 <.SPX> ditutup naik 1.82 poin, atau 0.14 persen, ke level 1,320.68. Indeks Nasdaq Composite <.IXIC> ditutup merosot 10.74 poin, atau 0.38 persen, ke level 2,839.38.
• Pada lonjakan terakhir bursa saham AS mendorong indeks MSCI world equity <.MIWD00000PUS>
kembali diatas level 300 poin. Telah naik 0.3 persen mengikuti penurunan Rabu sebelumnya 1.2 persen. Indeks FTSEurofirst 300 <.FTEU3> dari saham‐saham utama Eropa ditutup meningkat 1.1 persen ke level 982.61 setelah anjlok 2.2 persen pada perdagangan yang choppy Rabu sebelumnya.
• Pada perdagangan yang volatile, investor membeli pada awalnya ekuitas, oil dan emas, yang mana telah tertekan melemah minggu in karena ketakutan keluarnya Yunani yang akan memperdalam krisis utang zona euro.
• Harga Treasuri AS tertekan melemah Kamis lalu setelah membaiknya lelang obligasi bertenor tujuh tahun dan karena para trader bersiap untuk liburan panjang kedepannya.
• Euro <EUR=> berada dekat level terendahnya dalam dua tahun pada reaksi terhadap pelemahan data factory dan sentimen bisnis di Jerman, negara dengan perekonomian terkuat di zona euro. Euro terakhir diperdagangkan turun 0.4 persen ke level $1.2534 setelah anjlok ke level $1.2514, dekat level terendah dua tahunnya. Telah anjlok mendekati 3.2 persen dalam tahunannya versus dollar.
• Emas menguat 1 persen Kamis lalu, membalikkan pelemahan tiga harinya unutuk naik diatas level $1,580 per ons, karena dollar kembali pada area negatif versus euro setelah melambat dari ekspektasinya laporan manufaktur AS. Spot emas <XAU=> menguat ke level tertingginya $1,577.50 per ons dan naik 0.8 persen ke level $1,573.11 per ons pada pukul 1350 GMT, sementara itu U.S. gold futures <GCv1> untuk pengiriman bulan Juni meningkat $24.60 per ons ke level $1,573.00.
• Pada pasar oil, harga recovered dari penurunan hariannya karena pembicaraan antara kekuatan dunia dan Iran pada program nuklirnya terhambat, membuat ketakutan pada gangguan pasokan dan terjadinya konflik terkini Mideast. July Brent futures <LCOc1> di settled naik 99 sen, atau 0.94 persen, ke level $106.55 per barrel, sehari setelah merosot mendekati level terendah dalam lima bulan. U.S. oil futures <CLc1> di settled naik 76 sen, atau 0.85 persen, ke level $90.66 per barrel setelah tertekan ke level terendahnya sejak 1 Nov. Rabu sebelumnya.
GOLD & COMMODITIES
• Harga emas ditutup menguat pada hari Kamis untuk pertama kalinya dalam 4 hari terakhir, namun harga terkoreksi dari level intraday high, dipicu melemahnya euro terhadap dolar akibat meningkatnya kekhawatiran apakah Yunani masih akan dipertahankan dalam keanggotaan zona euro.
• Harga emas berjangka AS untuk pengiriman Juni ditutup menguat sekitar 0.5% di $1,557.50 per ounce, namun turun dari level intraday high $1,577.70. Sementara untuk harga emas spot menguat tipis di $1,558.25 per ounce, jauh di bawah level intraday high di $1,577.50.
• Investor juga terlihat berlaku hati‐hati menjelang libur panjang akhir pekan di pasar AS, dimana libur pada hari Senin (28 Mei 2012) berkenaan dengan hari libur nasionalnya, Memorial Day.
• Kepercayaan pada euro terlihat masih rapuh setelah harga hanya berada sedikit di atas level terendah 2 tahun terhadap dolar. Euro awalnya menguat terhadap dolar setelah data manufaktur AS menunjukkan pertumbuhan yang lemah di bulan Mei, tertekan akibat resesi di sejumlah negara Eropa. Namun euro kemudian terkoreksi setelah data iklim bisnis dan manufaktur Jerman mengindikasikan bahwa negara terbesar zona euro tersebut ternyata tidak kebal dari ancaman krisis yang sedang melanda kawasan Eropa.
• Sementara itu, emas sempat terangkat oleh laporan Dana Moneter Internasional yang menunjukkan adanya kenaikan dalam kepemilikan emas pada bank sentral di bulan April, setelah pembelian terbesar oleh Filipina selama lebih dari 4 tahun terakhir.
• Emas masih bergerak fluktuatif sejak menembus level terendah 4,5 bulan di pekan lalu, dipicu kekhawatiran atas kemungkinan keluarnya Yunani dari keanggotaan zona euro dan juga kondisi Spanyol yang sedang mengalami tekanan.
OIL & COMMODITIES
• Minyak mentah berjangka rebound pada hari Kamis dari kemerosotan sesi sebelumnya menyusul pembicaraan antara pihak Barat dan Iran atas program nuklirnya mengalami hambatan dan membangkitkan kembali kekhawatiran terjadinya gangguan pasokan minyak dan konflik Timur Tengah yang baru.
• Suramnya data ekonomi dari Cina, Eropa dan AS telah membuat pelaku pasar berhati‐hati dalam melakukan transaksi minyak ditengah kondisi ekonomi global yang masih rapuh.
• Iran menuduh kekuatan dunia sengaja menciptakan "suasana yang sulit" yang menghambat perundingan tentang program energi atom, menyusul dihentikannya kerjasama diplomatik untuk meredakan kekhawatiran akan upaya Iran untuk mengembangkan bom nuklir.
• Sementara kegiatan industri di Cina menurun di bulan Mei, menyusul order ekspor turun ke level terendah 2 bulan, mengindikasikan melemahnya kegiatan ekonomi di semester pertama tahun ini dan meredupkan prospek untuk permintaan minyak dari negara tersebut.
• Kondisi zona euro juga terlihat suram menyusul menurunnya order baru pabrikan (new factory orders) bulan ini. Juga mengkhawatirkan para dewan kebijakan, krisis yang dimulai pada anggota yang lebih kecil telah menyebar ke Jerman dan Prancis.
• Permintaan untuk produk manufaktur AS mencatat kenaikan lebih kecil dari perkiraan di bulan April sementara klaim pengangguran mingguan turun tipis, menambah kekhawatiran akan kondisi ekonomi negara konsumen minyak terbesar dunia tersebut.
• Di bursa London, Brent July futures <LCOc1> ditutup di $106.55 per barel, mencatat naik 99 sen, setelah mencatat intraday high di $107.25. Harga menguat di awal sesi sebelum buruknya data ekonomi Cina dan Eropa mendorong tekanan jual. Kontrak terkoreksi hingga ke level intraday loow $105.03, level terendahnya sejak 20 Desember ‐‐‐ mencatat koreksi 17% dari level tertinggi 2012 di $128.40 yang dicapai pada 1 Maret lalu.
• Sementara untuk U.S. crude for July <CLc1> ditutup naik 76 sen di $90.66 per barel, setelah menguat di awal sesi ke $91.52. Pada hari Rabu, harga kontrak ditutup di $89.90, merupakan level penutupan terendahnya sejak 21 Oktober. US crude tercatat turun sekitar 18% dari level tertinggi 2012 di $110.55, yang juga dicapai pada 1 Maret lalu.
EURO ZONE
• Euro berakhir di kisaran harga terendah dalam 2‐tahun terakhir terhadap dolar AS dalam sesi perdangangan yang cukup volatile, menyusul aksi konsolidasi para investor terhadap posisi jual terhadap euro menjelang libur nasional Amerika pada sesi Senin 28 Mei sehubungan memorial day.
• Sementara itu data manufaktur Jerman untuk periode Mei yang dirilis lebih rendah dari perkiraan menunjukkan bahwa tidak ada negara yang kebal menghadapi krisis hutang kawasan tersebut.Kondisi ini meningkatkan kewaspadaan para investor yang juga menyimpan kekhawatiran akan potensi keluarnya Yunani dari keanggotaan Uni Eropa yang diprediksi dapat menyeret negara lain seperti Spanyol mengikuti langkah serupa.
• Menurut Paul Dietrich dari Foxhall Capital, kemungkinan keluarnya Yunani telah terdiskonto dalam pergerakan euro akhir‐akhir ini. Namun Dietrich menambahkan bahwa yang akan menyedot perhatian adalah kemungkinan keluarnya Spanyol dari Uni Eropa, dimana kondisi tersebut akan berdampak serius pada perbankan eropa karena perbankan eropa tercatat memiliki surat utang Spanyol dalam jumlah sangat besar.
• Berdasarkan data dari ECB, sebanyak 35.4 miliar euro dari jenis portofolio investasi langsung para investor ditarik keluar dari zona eropa sepanjang Maret. Perkembangan ini mengindikasikan bahwa para investor mulai melakukan reduksi terhadap aset yang berhubungan dengan zona eropa.
• Hingga akhir sesi New York, euro tercatat melemah 0,38 persen terhadap dolar AS ke 1.2538, euro juga kembali anjlok 0,23 persen terhadap yen ke 99.78, dan turun 0,26 persen terhadap sterling ke 0.7999.
U.K.
• Inggris jatuh lebih dalam pada resesi daripada yang diperkirakan semula pada kuartal pertama tahun 2012 berkenaan dengan anjloknya construction output, meningkatkan kemungkinan bahwa Bank of England akan memilih untuk menginjeksi lebih banyak stimulus untuk melindungi perekonomian dari krisis utang zona euro.
• Inggris berada pada resesi keduanya sejak krisis finansial 2007‐2008 dan prospek untuk recovery suram karena para pemimpin zona euro, mitra dagang terbesar Inggris, masih jauh dari penyelesaian kembali pada gejolak utang.
• The BoE's Monetary Policy Committee (MPC) telah mengindikasikan untuk siap memompa lebih banyak uang ke dalam perekonomian, yang telah terhenti pada program quantitative easing sebesar 325 milyar pound bulan ini, ditengah tumbuhnya kekhawatiran mengenai pecahnya blok mata uang tersebut.
• Mencoba membawa turun inflasi terlalu cepat dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang perekonomian Inggris oleh lamanya penurunan dan menyebabkan perusahaan‐perusahaan memotong secara permanen kapasitas yang tidak terpakai, pengambil kebijakan Bank of England David Miles mengatakannya.
• "The price of bringing above‐target inflation back down quickly is high, while the cost of more expansionary policy... has fallen. As a result, the optimal path of monetary policy is likely to entail a slower return to the inflation target," katanya dalam pidato pada Britain's Society of Business Economists.
JAPAN
• Gubernur BOJ – Masaki Shirakawa menegaskan bahwa pihaknya memang masih akan mempertahankan kebijakan moneter ultra‐longgar untuk sementara waktu, namun kebijakan tersebut tidak akan menjadi satu‐satunya sebab dari pelemahan sistematis nilai tukar yen. Shirakawa menambahkan bahwa tidak ada bukti sejarah yang menyatakan bahwa ekspansi dari kebijakan moneter longgar BOJ akan berdampak langsung pada pelemahan kurs yen. Hal ini menampik pandangan yang beredar bahwa bank sentral dapat menahan laju penguatan yen dengan menggelontorkan dana tunai ke pasar financial.
• Sementara itu Menteri Keuangan Jun Azumi menyatakan bahwa ekonomi Jepang masih menghadapi tantangan dari masalah kelangkaan suplai listrik, kondisi ekonomi Amerika yang masih belum meyakinkan dan krisis hutang Eropa yang berkelanjutan. Di hadapan Parlemen Jepang Azumi menekankan meskipun terdapat beberapa halangan dalam pemulihan ekonomi pasca tsunami, namun pihaknya masih menyimpan optimisme.
• Hingga akhir sesi New York, dolar AS tercatat menguat tipis 0,18 persen terhadap yen di 79.58, sementara itu euro anjlok 0,23 persen terhadap yen ke 99.78. Sedangkan Aussie dolar tercatat menguat tipis 0,18 persen terhadap yen 77.71 dan sterling relatif stagnan dengan kenaikan tipis 0,06 persen terhadap yen ke 124.71.
AUSTRALIA
• Sentimen negatif seputar pertemuan puncak para pemimpin Eropa telah memicu koreksi Aussie ke level terendah 6 bulan. Di sesi overnight Rabu kemarin, Aussie terkoreksi ke level intraday low $9693, yang merupakan level terendahnya sejak November lalu.
• Namun di sesi Kamis, Aussie berhasil rebound dan bertahan di atas areal $0.9700, dan terakhir bergerak di sekitar $0.9758, relatif flat dari level penutupan New York Rabu di sekitar $0.9756.
• Dalam sidangnya Rabu kemarin di Brussels, para pemimpin Eropa tidak mencapai kesepakatan yang jelas mengenai bagaimana untuk mengatasi krisis utang yang melanda kawasan.
• Perkembangan ekonomi dan politik Eropa masih akan menjadi fokus pasar saat ini, dimana pergerakan mata uang, khususnya mata uang komoditas seperti Aussie, sangat terpengaruh oleh kondisi yang terjadi di Eropa, Cina dan juga Amerika Serikat.
• Data GfK indeks Jerman dan consumer confidence Perancis serta data sentimen investor AS dari University of Michigan akan dirilis hari Jumat ini. Jika data menunjukkan pelemahan maka investor cenderung memburu dolar AS yang dianggap sebagai aset yang lebih aman.
SWISS
• Ekspor Swiss turun dalam 2 bulan berturut‐turut di periode April akibat kuatnya nilai tukar Swiss franc dan lemahnya permintaan dari Eropa, bahkan penjualan produk arloji yang menjadi andalan juga mengalami penurunan. Ekspor turun 3.9% menjadi 15.23 milyar franc, sementara surplus perdagangan menipis menjadi 1.334 milyar franc.
• Ekspor arloji melemah ke 9%, menjadi 1.69 milyar franc, dibandingkan dengan pertumbuhan ekspor rata‐ratanya yang mencapai 16.1% dalam 4 bulan terakhir ini. Permintaan Asia yang kuat untuk jam tangan mewah telah membantu perusahaan seperti Swatch dan Richemont untuk tetap bertahan ditengah gejolak ekonomi.
• Untuk mencegah terjadinya resesi ekonomi, bank sentral Swiss (SNB) telah membatasi penguatan Swiss franc di level 1.20 franc per euro pada bulan September tahun lalu, namun mata uang Swiss masih menguat sekitar 30% dibandingkan sebelum terjadinya krisis keuangan pada tahun 2008 lalu.
• Dalam sidangnya Rabu kemarin di Brussels, para pemimpin Eropa tidak mencapai kesepakatan yang jelas mengenai bagaimana untuk mengatasi krisis utang yang melanda kawasan. Kondisi ini telah memicu menguatnya dolar terhadap sejumlah rivalnya termasuk Swiss franc.
• Dolar melanjutkan penguatannya terhadap Swiss franc pada hari Kamis dan semakin mendekati level 0.9600 franc setelah mencatat intraday high di 0.9595 franc.
• Perkembangan ekonomi dan politik Eropa masih akan menjadi fokus pasar saat ini, dimana pergerakan mata uang masih sangat terpengaruh oleh kondisi yang terjadi di Eropa, Cina dan juga Amerika Serikat.
• Data GfK indeks Jerman dan consumer confidence Perancis serta data sentimen investor AS dari University of Michigan akan dirilis hari Jumat ini. Jika data menunjukkan pelemahan maka investor cenderung memburu dolar AS yang dianggap sebagai aset yang lebih aman.
• Sedangkan dari dalam negeri akan dirilis data non‐farm payrolls Swiss untuk kuartal pertama yang diprediksi naik tipis menjadi 4.047 juta dari 4.044 juta di kuartal keempat tahun lalu.