title cover

title cover

Monday, July 1, 2013

Headline News 01.07.13

US & GLOBAL
Pasar  ekuitas  global  menguat  untuk  hari  keempat  pada  Jumat  kemarin,  namun  barometer  untuk  bursa  saham  dunia  dan  aset  lainnya  masih  berakhir di zona merah untuk bulan Juni dan untuk kuartal kedua menyusul kekhawatiran stimulus The Fed akan segera ditarik yang mana telah  memicu volatilitas dan menekan sentimen pasar. Harga emas mencatat koreksi kuartalan tertajamnya selama 45 tahun, bahkan disaat pergerakan  harga di hari Jumat kemarin mencatat prosentase kenaikan harian terbesarnya dalam setahun terakhir. 

Indeks S&P 500 jatuh di akhir pekan kemarin, namun rilis optimis data ekonomi dan upaya bank sentral China untuk meredakan kekhawatiran di  sektor kredit telah memberi dukungan positif bagi pasar ekuitas. MSCI's world equity index <.MIWD00000PUS> naik 0,15% pada hari Jumat dan  mencatat kenaikan lebih dari 1,3% dalam sepekan, meskipun untuk kuartal saat ini tercatat melemah 0,01%. 

Pasar terlihat bergerak fluktuatif menjelang berakhirnya kuartal kedua, dan investor nampaknya memikirkan kembali dampak dari berakhirnya era  uang mudah (moneter longgar) dari The Fed dan bank sentral lainnya yang sebelumnya telah mendorong penguatan indeks saham. 

"The market is continuing to adjust as we try to figure out what's going on with respect to Fed policy, and we should continue to see volatility as  things get sorted out. We're cooling off a little bit after a few days of strong action," kata Rex Macey, yang mengelola aset senilai $20 milyar  sebagai chief investment officer pada Wilmington Trust di Atlanta.  

Di  penutupan  Wall  Street  hari  Jumat,  Dow  Jones  industrial  average  <.DJI>  merosot  114,89  poin  atau  0,76%  ke  14909,6,  dan  S&P  500  <.SPX>  kehilangan  6,92  poin  atau  0,43%  ke  1606,28  sedangkan  Nasdaq  Composite <.IXIC>  bertambah  1,38  poin  atau  0,04%  ke  3403,25.  Tidaks  eperti  pasar  lainnya,  ketiga  indeks  utama  Wall  Street  berhasil  ditutup  menguat  di  kuartal  kedua,  dengan  Dow  naik  2,27%,  S&P  500  naik  2,36%  dan  Nasdaq naik 4,15%.  

Pasar  komoditas,  obligasi  dan  saham  global  telah  mengalami  volatilitas  yang  tinggi  sejak  Kepala  The  Fed  Ben  Bernanke  di  pekan  sebelumnya  mengisyaratkan bahwa bank sentral akan segera memangkas pembelian obligasi kecuali jika ekonomi melambat. 

Meskipun 2 anggota The Fed terlihat mundur dari komentar Bernanke, namun 2 anggota lainnya yaitu Gubernur Jeremy Stein dan Presiden Fed  Richmond Jeffrey Lacker pada hari Jumat kemarin memberikan komentar yang lebih agresif mengenai kapan bank sentral akan segera mengakhir  kebijakan moneter longgarnya. 

“The  recent  choppiness  could  linger  in  markets  in  the  coming  days,  especially  going  into  the  release  next  Friday  of  the  government's  closely  watched monthly U.S. payrolls report. That could definitely set the tone for a date for QE" to start winding down,” kata Justin Lederer, seorang  strategis pada Cantor Fitzgerald di New York.  

Treasury AS tenor 10 tahun turun 4/32 dengan yield 2,4894 persen, dibandingkan dengan 2,476 persen di hari Kamis sebelumnya. 

Sebuah survei Reuters terhadap 53 investor di seluruh Amerika Serikat, Eropa dan Jepang yang dirilis pada hari Jumat menemukan bahwa investor  telah mengurangi kepemilikan ekuitas rata‐rata mereka pada bulan Juni ke level terendah sembilan bulan karena volatilitas belakangan ini dan  memilih untuk memegang dana tunai. 

Meskipun  emas  mencatat  prosentase  kenaikan  harian  terbesarnya  dalam  setahun  di  hari  Jumat,  namun  masih  ditutup  melemah  pada  perdagangan hari itu. Harga emas tercatat melemah sekitar 23% dalam basis kuartalan, prosentase penurunan kuartalan terbesarnya sejak 1968.  Emas saat ini diperdagangkan di kisaran $1233 per ons, level terendahnya sejak Agustus 2010. 

Dari pasar uang dilaporkan, euro melemah 0,2% ke $1,3014, sedangkan dolar naik 0,8% terhadap yen di 99,16 yen. 

FTSEurofirst  300  index  <.FTEU3>  ditutup  melemah  0,45%  dan  mengakhiri  bulan  Juni  dengan  melemah  5,3%  setelah  mencatat  kenaikan  12  bulanannya.  

Sebelumnya, indeks MSCI untuk saham Asia‐Pasifik diluar Jepang  meningkat 1,4%, menjauhi level terendah 11 bulan dan menghapus kerugian  sepekan kemarin. Namun indeks masih tercatat melemah sekitar 7% tahun ini. 

Bursa  saham  China  juga  mencatat  kenaikan  terbesarnya  dalam  2  bulan  setelah  bank  sentral  negara  tersebut  menegaskan  akan  menerapkan  kebijakan moneter yang pro pertumbuhan. 

Brent crude oil futures <LCOc1> turun 0,7% namun naik 1,7% di bulan Juni, mencatat kenaikan bulanan  untuk pertama kalinya dalam 5 bulan  terakhir. Tembaga mencatat kenaikan namun masih melemah 10% dalam kuartal kedua yang merupakan kinerja terburuknya selama hampir 2  tahun terakhir.  


GOLD & COMMODITIES
Emas  naik  lebih  dari  2  persen  Jumat  lalu  pada  akhir  kuartalan  terjadi  aksi  beli,  tetapi  logam  mulia  masih  mencatatkan  penurunan  terbesar  kuartalan  dalam  sekurang‐kurangnya  dalam  45  tahun  berkenaan  dengan  aksi  jual  ditengah  kekhawatiran  the  Fed  AS  kemungkinan  mempertimbangkan kembali program stimulus. 

Logam  mulia  rally  2,3  persen  khususnya  dari  harian  yang  berkesan  dari  sedikitnya  berita  makro  ekonomi  dan  pergerakan  yang  tidak  dramatis  bersamaan dengan komoditas dan pasar keuangan. Perak naik 6 persen untuk kenaikan harian terbesarnya sejak bulan Januari 2012. 

Setelah rally Jumat lalu, emas masih melemah 23 persen untuk kuartal keduanya, penurunan terbesar sejak sekurang‐kurangnya tahun 1968, data  Reuters menunjukkannya. 

"You've seen an over‐run on the downside here. I am not positive that this is the low but we are very close to it," kata John Hummel, AIS Group's  chief investment officer, yang mengelola $400 juta dalam aset‐aset  termasuk mengelola futures fund.  

Mark  Arbeter,  chief  technical  strategist  at  S&P  Capital  IQ,  mengatakan:  "It  will  take  months  for  gold  to  trace  out  a  potential  bullish  reversal  formation because of the severe technical damage."  



OIL & COMMODITIES
Kontrak berjangka Brent crude oil melemah di tengah sesi perdagangan yang cukup berfluktuatif hari Jumat ditutup lebih rendah untuk sesi penutupan perdagangan kuartal ketiga secara beruntun, penurunan nilai kontrak kuartalan terpanjang dalam 15 tahun.

Sesi terakhir Perdagangan untuk pekan ini pada hari Jumat dimana spread premi Brent terhadap U.S. oil futures sebesar 5,57 dollar/barel, spread tersempit sejak Januari 2011.

Pertumbuhan Kapasitas untuk kapal pengangkut crude dari Cushing, Oklahoma sebagai titik pengiriman untuk kontrak U.S. oil futures telah berdampak positif dengan mengurangi pressure terhadapa West Texas Intermediate crude, memungkinkan terjadi rebound terhadap Brent.

Perubahan infrastruktur AS dilatar belakangi oleh para trader yang khawatir terhadap meningkatnya permintaan dan perubahan kebijakan moneter di negara‐negara konsumen utama seperti Amerika Serikat dan China.

"We're definitely going through an adjustment period in this market. We're not only going through changing of the guard of the benchmarks but we are looking towards the world beyond stimulus," ucap Phil Flynn, analis Price Futures Group di Chicago.

"There's absolutely no doubt that this taper up/taper down was affecting the price of oil. Does anyone believe oil would be at $90 a barrel if the Fed wasn't buying this $80b a month?"

Kontrak berjangka Brent crude oil <LCOc1> melemah 66 sen/barel ditutup dengan nilai 102,16 dollar/barel.

U.S. crude oil <CLc1> meningkat 8 sen dalam satu hari sesi perdagangan dengan nilai 97,13 dollar/barel, diakhir kuartal melemah 10 sen namun meningkat 5,31 dollar dari level penutupan terakhir di tahun 2012.


EURO ZONE
• European Central Bank menolak laporan surat kabar Jerman Jumat lalu yang mempertimbangkan meluncurkan program pembelian obligasi terbaru dimana akan membeli utang semua 17 negara zona euro.

• Sueddeutsche Zeitung mengatakan terdapat diskusi pada level working group pada ECB mengenai pembelian obligasi pada semua pemerintah zona euro menurut pada bagian mereka dari gross domestic product dalam blok mata
uang tersebut.

• Para pemimpin Uni Eropa mengatakan Jumat lalu mereka menginginkan hingga akhir tahun pada cara‐cara untuk menyelesaikan kegagalan bank pada level Eropa daripada nasional, menandai kerja harus berlanjut meskipun
penolakan Jerman yang kedepannya mengadakan pemilu bulan September.

• Inflasi tahunan Jerman kemungkinan mengalami akselerasi pada bulan Juni, bergerak diatas target European Central Bank tapi hanya dibawah 2 persen untuk keseluruhan zona euro dan bahkan kemungkinan melebihi itu, data dari empat negara federal memperkirakan Jumat lalu.

• Inflasi di Jerman masih dibawah target ECB tahun ini setelah menghabiskan sebagian besar tahun lalu diatasnya.

• Defisit bujet Portugal dalam 12 bulan hingga akhir Maret naik menjadi 7.1 persen pada gross domestic product dari 6.4 persen pada akhir tahun 2012, data menunjukkannya, tetapi pemerintah mengatakan telah mencatatkan tujuan pengurangan defisit untuk tahun 2013.

National Statistics Institute mengatakan defisit dalam kuartal pertama meningkat menjadi 10.6 persen pada GDP dari 7.9 persen pada GDP dalam kuartal pertama tahun 2012, institute mengatakannya.

• Penjualan ritel Irlandia dan harga properti menunjukkan tanda‐tanda dari stabilisasi bulan lalu, dengan data menyatakan ekonomi kemungkinan memiliki kinerja terbaik dalam kuartal kedua setelah jatuh kembali pada resesi.

Morale dalam manufaktur Italia naik pada bulan Juni ke level tertinggi yang hampir setahun tetapi keseluruhan confidence bisnis menurun berkenaan dengan melemahnya sentimen pada sektor jasa dan konstruksi, data menunjukkannya.

Pembelanjaan konsumen Perancis secara signifikan lebih dari ekspektasi para ekonom dalam bulan Mei meskipun permasalahan mengenai naiknya tingkat pengangguran, data menunjukkannya, menyalakan kembali harapan bahwa Perancis kemungkinan perlahan‐lahan keluar dari resesi.


U.K.
Sterling  melemah  pada  perdagangan  hari  Jumat,  melanjutkan  koreksinya  ke  level  terendah  1  pekan  terhadap  euro  menyusul  rilis  buruk  data  ekonomi  Inggris  sebelumnya  mengingatkan investor bahwa BoE masih bepotensi untuk melanjutkan kebijakan moneter longgarnya. 

Sterling juga terkoreksi ke level terendah 1 bulan terhadap dolar, dengan investor khawatir sebelum gubernur BoE yang baru, Mark Carney, mulai menjabat secara resmi pekan  ini, menciptakan ketidakpastian pada prospek kebijakan moneter Inggris. 

Sterling  terkoreksi  ke  $1,5163  terhadap  dolar,  level  terendahnya  sejak  31  Mei,  dan  kemudian  ditutup  di  sekitar  $1,5205  atau  melemah  0,3%  dibandingkan  dengan  posisi  penutupan  New  York  hari Kamis.  Sedangkan  euro melanjutkan  apresiasinya  terhadap  sterling dan membentuk  area  triple top di sekitar 0,8590 pound.  Euro  terakhir tercatat  bergerak di sekitar 0.8560 pound, atau menguat 0,2%. 

Pasar  memprediksi  bahwa  dalam  sidang  BoE  hari  Kamis  nanti  nampaknya  tidak  akan  terjadi  perubahan  dalam  tingkat  suku  bunga  maupun  kebijakan  moneter  longgar  bank  sentral. Namun ada kemungkinan Carney akan memperkenalkan langkah‐langkah kebijakan baru, seperti menerbitkan panduan kedepan untuk prospek kebijakan moneter yang  kemungkinan akan diperkenalkan secepatnya di bulan Agustus. 

Data indeks PMI untuk periode Juni, baik dari sektor manufaktur, jasa dan juga konstruksi akan dicermati pasar untuk melihat kinerja ekonomi Inggris. 


JAPAN
• Jepang harus mempunyai komitmen yang kuat atas langkah‐langkah kebijakannya guna mendorong pertumbuhan sehingga perekonomian dapat mendukung kenaikan pajak yang lebih tinggi dan kebijakan fiskal ketat di tahun mendatang, kata seorang pejabat senior pemerintah Jepang pada hari Jumat.

"We need to consider (the) risk that the fiscal condition could deteriorate if the economy is not robust enough to absorb the negative impact of tax increases," ucap Vice Economics Minister Yasutoshi Nishimura dalam pidatonya di depan masyarakat jepang yang berda di New York. "So we'll implement a growth strategy to make the economy resilient to any shocks."

• Pemerintahan Perdana Menteri Shinzo Abe bermaksud untuk melaksanakan reformasi pajak komprehensif, termasuk peningkatan pajak konsumsi, selama dua tahun ke depan. Pemerintah ingin memotong defisit Jepang hingga pertengahan tahun 2015 dan mencapai surplus pada tahun 2020.

• Penasihat Perdana Menteri Shinzo Abe mengatakan pada hari Jumat bahwa volatilitas yang baru terjadi di pasar keuangan tidak menjadi alasan untuk khawatir dan tidak mengancam upaya agresif Jepang untuk menghidupkan kembali perekonomian setelah puluhan tahun mengalami deflasi.

• Setelah melonjak ke level penutupan perdagangan tertinggi lima setengah tahun, Indeks Nikkei Jepang <. N225> telah tergelincir dalam beberapa pekan terakhir, menyebabkan beberapa kekhawatiran tentang kemampuan jangka panjang kebijakan moneter dan agresif fiskal untuk menghidupkan kembali pertumbuhan.

• Tapi Koichi Hamada mengatakan dalam pertemuan dengan Masyarakat Jepang di New York bahwa “stock markets are by nature volatile and currencies often overshoot," menambahkan bahwa pasar saham telah meningkat lebih dari 30 persen sebelum pemerintah Abe mengumumkan reformasi nya.

• Kebijakan‐kebijakan yang bertujuan untuk menghidupkan kembali perekonomian setelah beberapa dekade mengalami deflasi dan pertumbuhan ekonomi yang stagnan, BoJ meluncurkan program agresif
pelonggaran moneter pada bulan April, berjanji untuk menuangkan sekitar 1,4 triliun dollar ke dalam sistem keuangan pada akhir tahun 2014.


AUSTRALIA
Kevin Rudd tidak mungkin untuk mendapatkan sebuah pemilu awal yang mendorong pada pemangkasan tingkat suku bunga ketika bank sentral bertemu minggu  depan.  

Para ekonom mengekspektasi baru‐baru ini penurunan yang cepat dalam Australian dollar akan memberikan ketenangan untuk dewan RBA ketika bertemu Selasa  depan, pertemuan pertama sejak Mr Rudd terpilih kembali sebagai Pemimpin partai Buruh.  

Pelemahan mata uang akan mengarahkan RBA untuk menunggu data resmi inflasi berikutnya pada bulan Juli sebelum memutuskan pergerakan masa mendatang  dalam tingkat suku bunga, yang mana mencatatkan level terendahnya 2.75 persen.  

Harga obligasi Australia menguat karena para trader melakukan aksi ambil untung dan pergerakan kepada aset‐aset save haven pada akhir dari volatilitas mingguan. 



SWISS
Ekonomi Swiss akan meningkat dalam 6 bulan kedepan, memperkuat kinerja ekonomi di kuartal pertama yang sebelumnya dirilis lebih baik dari perkiraan, demikian  sebuah indikator utama Swiss menunjukkan. Kondisi ini kontras dengan data ekspor yang terlihat melemah dan juga perkiraan dari bank sentral Swiss (SNB) yang  pekan lalu mengatakan pihaknya memprediksi ekonomi bakal melambat di kuartal kedua dibandingkan dengan kuartal pertama tahun ini. 

KOF, sebuah barometer untuk kinerja ekonomi dalam 6 bulan kedepan, meningkat ke 1,16 di bulan Juni dari level revisi 1,09 di bulan Mei, demikian laporan dari KOF  Swiss  Economic  Institute.  Meskipun data  masih  dirilis  di  bawah ekspektasi  pasar  di 1,19, namun  hasil  tersebut  memperkuat  optimisme  untuk kemajuan ekonomi  Swiss. 

Di  akhir  bulan  Mei  lalu,  ekonomi  Swiss  berhasil  tumbuh  di  atas  perkiraan  pasar,  menyusul  konsumen,  konstruksi  dan  perdagangan  telah  membantu  mendorong  pertumbuhan  negara  hingga  berhasil  mencatat  kinerja  yang  lebih  baik  dibandingkan  dengan  tetangganya  zona  euro.  PDB‐Q1  Swiss  naik  0,6%  q/q  dan  1,1%  y/y,  dibandngkan dengan data sebelumnya 0,3% q/q dan 1,4% y/y. 

Swiss Purchasing Managers Index akan dirilis pekan ini dan diprediksi menunjukkan sektor manufaktur mengalami ekspansi di bulan Juni, meskipun kemungkinan  melambat dibandingkan bulan sebelumnya. Namun sentimen pasar kemungkinan masih akan tetap positif menyusul rilis data di Jepang, AS dan zona euro belakangan  ini, dan setelah indeks berada di atas angka 50 selama hampir sepanjang tahun ini di Swiss. Data akan dirilis pada hari Senin ini pukul 14.30 wib.