US & GLOBAL
• Pergerakan harga di pasar finansial global kemarin didominasi oleh berlanjutnya kekhawatiran terhadap perlambatan atau resiko yang lebih buruk dari ekonomi global. Indikator‐indikator utama perekonomian mulai merosot dan memberikan gangguan bagi optimisme investor.
• Saham dunia jatuh ke level terendah 1 bulan Selasa kemarin, turun 0,5% dan sekaligus mengakumulasi tekanannya selama 5 hari berturut‐turut sebesar 3%, akibat isu krisis utang Eropa dan rilis pesimis indikator ekonomi yang kian mendorong keraguan baru tentang pemulihan ekonomi global. Sedangkan rebound EUR/USD di sesi akhir pasar AS mengangkat harga komoditas dari tekanannya.
• Mata uang tunggal naik terhadap dolar AS di perdagangan yang volatile, namun terlihat masih rentan terhadap risk‐aversion dan kemungkinan restrukturisasi utang Yunani. Kenaikan EUR/USD tersebut membantu mengangkat harga komoditas minyak, tembaga dan harga emas dari titik terendah mereka masing‐masing kemarin.
• Komoditas mengalami tekanan besar dari kenaikan signifikan sebelumnya. Harga minyak mentah Brent Juli <LCOc1> turun 0,6% ke level $110,18/barel, harga minyak mentah AS <CLc1> tipe kontrak Juni naik 0,55% $97,50 setelah turun sebanyak 2 persen sebelumnya. Emas tertekan namun berhasil bangkit dari posisi terendah Selasa kemarin. Harga emas di pasar spot <XAU=> turun sekitar 0,5% kemarin ke level di
$1,487.00/ons pagi ini, naik dari sesi rendah $1,471.50/2.50. Indeks komoditas Reuters/Jefferies CRBmengalami tekanan dan ditutup pada level terendah sejak Februari.
• Sektor perumahan AS anjlok pada bulan April dan industrial production mengalami penurunan untuk pertama kalinya dalam 10 bulan akibat pengaruh gempa bumi Jepang yang mengganggu supply komponen otomotif. Rilis pesimis data ekonomi AS tersebut menekan saham AS karena mencuatkan kembali kekhawatiran bahwa pemulihan ekonomi masih perlu waktu lebih lama dari yang diharapkan. Saham industri besar Caterpillar Inc turun 3,8%, sementara outlook yang mengecewakan dari Hewlett‐Packard Co juga mengambil bagian dalam menekan bursa saham Wall Street.
• Indeks dolar AS, terhadap mata uang utama dunia, tertekan sekitar 0,15%. Indeks FTSEurofirst 300 <. FTEU3> saham Eropa ditutup turun 1% ke level penutupan terendah sejak tanggal 19 April akibat rilis pesimis data ekonomi Eropa yang menekan sentimen. Data indeks sentimen investor Jerman (ZEW) jatuh lebih dari yang diharapkan pada bulan Mei, memberikan indikasi perekonomian negara terbesar Eropa tersebut beresiko terkoreksi kembali tahun ini. Di Inggris, inflasi tahunan mencapai level tertinggi 2,5 tahun pada bulan April.
• Namun, indeks Nikkei Futures AS <NKc1> Nikkei mencatat kenaikan 0,2% akibat rebound USD/JPY. Investor sedang menanti tahap akhir program quantitative easing The Fed senilai $600 milyar pada Juni mendatang. Aliran kas yang dihasilkan oleh program tersebut, ditambah dengan suku bunga sangat rendah, telah memicu investasi pada aset‐aset beresiko tinggi dalam beberapa bulan terakhir ini. Jika program
tersebut berakhir, secara logis, akan memberikan reaksi dari aksi sebelumnya tersebut.
• Sementara itu, pejabat tinggi keuangan Eropa pada hari Selasa mengakui untuk pertama kalinya bahwa Yunani mungkin harus merestrukturisasi utang‐utangnya, sebuah langkah yang bisa menyalakan krisis utang negara Eropa. Berbicara di sela‐sela Rapat menteri keuangan Uni Eropa,
Jean‐Claude Juncker, ketua negara Eurogroup‐17, mengatakan ada kebutuhan yang mengarah pada apa yang disebut "restrukturisasi lunak"
untuk utang Yunani. Nampaknya isu ini akan semakin menyulitkan mata uang euro untuk menemukan arah pergerakan yang jelas. Dan nampaknya pasar akan mendengar hal (bolak‐balik, pro‐kontra) seputar isu restrukturisasi utang Yunani dari para politisi dan pejabat Eropa lainnya.
• EUR/USD naik di sesi akhir AS kemarin hingga $1,4239 pagi ini, sehari setelah tertekan ke level terendah 7 minggu di sekitar $1,4049 (16/Mei).
Sejumlah pengamat pasar mengatakan bahwa selama EUR/USD masih tertahan di bawah MA‐55 hari (sekitar $1,4280), maka masih rentan untuk kembali menguji level terendahnya Senin tersebut.
GOLD & COMMODITIES
• Emas berbalik untuk melemah pada Selasa lalu setelah rally pada dollar AS diperburuk aksi jual pada komoditas yang telah tertekan dan diimbangi dampak positif pada bullion dari permasalahan pada krisis utang zona euro.
• Spot gold <XAU=> turun 0.8 persen ke level $1477,19 per ons pada pukul 1332 GMT, anjlok dari level tertingginya $1497,60.
• U.S. gold futures untuk pengiriman bulan Juni <GCv1> turun $13.0 per ons ke level $1,477.60.
• Dollar AS naik ke level tertingginya terhadap euro, membuat penguatan dari pelemahan komoditas dan ekuitas, yang mana berbalik untuk merosot dari harga bahan baku, yang mana cenderung untuk menekan dari penguatan mata uang AS.
• Emas merosot bersamaan dengan silver, crude oil futures dan tembaga.
• "We have this very high correlation between oil and the dollar and this bounce we had in the dollar was enough to tip them both, so I think it's purely technical," kata manajer senior Saxo Bank Ole Hansen.
• "We are just faced with a period where we just have to get through this unwind of the short dollar/long commodities position, which has been directing the market for the last six months, and once we get a feeling that that is over, the market will come back, pick up the pieces and look for value."
• Silver <XAG=> turun 0.7 persen ke level $33.31 per ons. Di antara logam mulia lainnya, platinum <XPT=> naik 0.2 persen ke level $1753,74 per ons, sementara itu palladium <XPD=> flat pada level $708.22.