US & GLOBAL
• Bursa saham global melemah pada sesi Senin setelah rilis data ekonomi Jepang yang lemah menunjukkan perlambatan ekonomi global, sementara euro naik seiring berkurangnya posisi jual para investor. Bursa saham Eropa membukukan pelemahan harian terburuk sejak lebih dari 1‐pekan terakhir dan bursa saham Amerika meredam penguatan dalam 6‐sesi terakhir setelah rilis data GDP Jepang hanya berekspansi sebesar 0,3 persen pada kuartal kedua.
• Pertanda lain dari melambatnya potensi permintaan global, data dari Departemen Perpajakan Cina menunjukkan output untuk tembaga turun 6,8 persen pada Juli dibandingkan produksi yang sempat mencapai rekor tertinggi pada bulan sebelumnya. Konsumsi tembaga Cina dianggap sebagai patokan pertumbuhan industri.
• Indeks Dow Jones Industrial Average <DJI.> ditutup turun 38,52 poin atau 0,29 persen, ke 13,169.43. Indeks Standard & Poor 500 <. SPX> turun 1,76 poin atau 0,13 persen ke 1,404.11. Nasdaq Composite Index <IXIC.> naik 1,66 poin atau 0,05 persen ke 3,022.52.
• Para investor masih mencari arah, dimana indeks S&P 500 bergerak tidak jauh dari level tertinggi dalam kurun lebih dari 4‐ tahun. Kinerja positif bursa ekuitas akhir‐akhir ini didorong oleh harapan akan pelonggaran lebih lanjut dari bank sentral di tengah sinyal melemahnya ekonomi global. Di Eropa, indeks FTSEurofirst 300 <FTEU3.> ditutup turun 0,4 persen pada 1,094.74 – penurunan harian terbesar sejak 02 Agustus lalu.
• Euro naik terhadap dolar untuk pertama kalinya dalam 4‐sesi terakhir menyusul berkurangnya posisi jual para investor. Namun keraguan tentang kemampuan ECB untuk mengendalikan krisis utang di kawasan tersebut diperkirakan masih akan memberikan tekanan pada euro. Sementara itu, sterling melemah terhadap euro di tengah ekspektasi bahwa data ekonomi Inggris pekan ini akan memperkuat potensi stimulus moneter lanjutan dari Bank of England untuk menopang perekonomian yang lesu.
• Euro berakhir dibawah level tertinggi dalam kurun 1‐bulan terakhir yang sempat tercapai pada pekan lalu. Euro <EUR=> berakhir naik 0,39 persen ke 1,2337 dan indeks dolar AS <. DXY> turun 0,18 persen ke 82,406.
• Para analis memperkirakan euro akan bergerak dalam kisaran relatif sempit hingga 12 September, saat dimana Mahkamah Konstitusi Jerman dijadwalkan akan memberikan putusannya pada dana penyelamatan zona euro dan pakta fiskal untuk disiplin anggaran.
• Harga minyak naik dalam sesi perdagangan yang cukup volatile dan mencapai level tertinggi dalam kurun 3‐bulan terakhir di tengah kekhawatiran tentang berkurangnya pasokan dari kawasan North Sea dan ketegangan di kawasan Timur Tengah, meskipun kekhawatiran akan perlambatan pertumbuhan ekonomi global menahan laju penguatan. Harga minyak mentah Brent <LCOc1> ditutup naik 65 sen ke 113,60 USD per barel. Sedangkan harga minyak mentah AS untuk pengiriman September <CLc1> tercatat turun 14 sen ke 92,73 USD per barel.
• Obligasi pemerintah Amerika berhasil rebound pada akhir sesi perdagangan, ditunjang oleh maraknya aksi beli investor pasca aksi sell‐off yang cukup dramatis pada awal bulan ini. Obligasi tenor 10‐tahun Amerika <US10YT=RR> harganya tuurn 1/32 dengan imbal hasil naik ke 1,6607 persen.
GOLD & COMMODITIES
• Harga emas melemah Senin lalu karena terus mengancamnya ketidakpastian mengenai apakah bank sentral akan mengambil langkah untuk mendorong perekonomian yang mendorong investor melakukan aksi ambil untung setelah kenaikan minggu lalu.
• Logam mulia mendapat dukungan dari hasil pelemahan dollar, dan spekulasi bahwa pelemahan pertumbuhan (ekonomi) global akan mendorong kedepannya langkah stimulus dari para bank sentral.
• Minggu lalu lebih dari 1 persen kenaikan pada harga emas yang tercapai secara meluas didukung harapan ECB akan mengambil langkah kedepannya seperti pembelian obligasi untuk mendukung mata uang tunggal, yang mana telah tertekan tahun ini dari krisis utang zona euro.
• "Everybody seems to be waiting for this huge money printing that they think is going to happen which hasn't happened yet. So nobody really wants to bet against it, but at the same time they don't want to go long," kata Doug Roberts, kepala investment strategist pada Channel Capital Research.
OIL & COMMODITIES
• Harga Brent crude naik Senin lalu pada perdagangan yang choppy, mencapai level puncak dalam tiga bulannya dari permasalahan mengenai pasokan North Sea dan tensi Timur Tengah, sementara itu kekhawatiran mengenai perlambatan ekonomi global makin bertambah.
• Crude AS secara singkat sempat melemah dan ekuitas Wall Street anjlok, ditekan turun oleh data yang menunjukkan perekonomian Jepang mengalami ekspansi dalam kuatal keduanya pada setengah laju dari yang diharapkan.
• Laporan terpisah menunjukkan perekonomian Yunani menunjukkan kontraksi hingga 6.2 persen dalam basis kuartalan yang juga berhembusnya keprihatinan mengenai pertumbuhan ekonomi.
• Brent melonjak lebih dari $2 dan crude AS lebih dari $1 pada awal harian yang didukung dari pengetatan pasokan North Sea dan tensi di Timur Tengah, termasuk intensifnya perdebatan di Israel pada apakah menyerang Iran dari persengketaan program nuklir.
• "The likelihood of some sort of intervention to stimulate economies is supporting the market," kata Christopher Bellew, seorang oil broker pada Jefferies Bache in London. "Also the North Sea, Iran and the Middle East are still a factor."
EURO ZONE
• Euro menguat terhadap dolar untuk pertama kalinya dalam 4 sesi terakhir di hari Senin dipicu aksi short covering, namun euro masih rentan tekanan menyusul krisis politik dan ekonomi yang masih berkepanjangan. Perdagangan masih tipis dan euro masih berada di bawah level tertinggi 1 bulan yang dicapai pekan lalu. Investor masih berharap ECB akan melakukan langkah‐langkah untuk menurunkan biaya pinjaman Spanyol dan Italia yang sudah sangat tinggi dalam beberapa pekan kedepan.
• Presiden ECB Mario Draghi telah memicu penguatan euro dalam bulan ini setelah berjanji akan melakukan segala upaya untuk mengamankan euro, namun investor masih berhati‐hati dalam menanggapi pernyataan Draghi tersebut karena masih adanya ketidakjelasan mengenai langkah‐langkah kongkrit apa yang akan dilakukan ECB.
• Banyak analis pasar memprediksi euro masih akan bergerak terbatas hingga 12 September, ketika mahkamah konstitusi Jerman menyampaikan keputusannya mengenai dana penyelamatan zona euro dan pakta fiskal untuk disiplin anggaran.
• Euro menguat sekitar 0.4% di $1.2340, sedangkan terhadap yen, euro menguat 0.5% di sekitar 96.65 yen.
U.K.
• Sterling kembali melemah terhadap euro pada sesi awal pekan ini, terdesak ekspektasi bahwa data‐data fundamental ekonomi Inggris pekan ini akan meningkatkan dukungan bagi pelonggaran moneter oleh bank sentral untuk menopang ekonomi. Euro tercatat menguat ke session high 0.7874 terhadap sterling setelah pada sesi akhir pekan lalu sempat anjlok ke level terendah sejak kurun 1‐1/2 pekan terakhir.
• Namun demikian sterling justru berhasil mencapai level tertinggi sejak 2‐pekan terakhir terhadap dolar AS menyusul pelemahan dolar AS secara luas terhadap mata uang utama dunia lainnya. Pelemahan dolar AS tersebut didasari oleh berkembangnya ekspektasi bahwa ECB dalam waktu dekat ini akan melakukan langkah guna menekan imbal hasil obligasi Spanyol dan Italia untuk menahan penyebaran krisis eropa, pandangan tersebut menekan mata uang safe haven terutama dolar AS.
• Pada sesi Selasa pelaku pasar akan menantikan rilis data CPI Inggris yang pada basis antar tahun diperkirakan melemah menjadi 2,3 persen pada periode Juli. Analis memperkirakan apabila rilis CPI lebih rendah dari perkiraan maka pelaku pasar diprediksi akan melihat BoE tidak boleh menunda lebih lama lagi untuk meluncurkan stimulus dan harus mengambil langkah cepat paling tidak sebelum November. Langkah pelonggaran moneter biasanya berdampak negative pada mata uang karena meningkatkan money supply di pasar keuangan.
JAPAN
• Yen Jepang tidak banyak terpengaruh oleh rilis data PDB Jepang kuartal kedua yang lebih rendah dari perkiraan. Namun melambatnya aktifitas ekonomi meningkatkan ekspektasi bank sentral Jepang (BOJ) dan pemerintah telah siap untuk menambah stimulus, sebuah langkah yang akan berdampak pada melemahnya yen dalam jangka pendek kedepan.
• Dolar menguat 0.1% di sekitar 78.30 yen, bertahan di atas level terendah 2 bulan di 77.90 yen yang dicapai awal Agustus ini, sementara euro menguat 0.5% di 96.65 yen.
• Ekonomi Jepang mencatat ekspansi 0.3% di periode April‐Juni, setengah dari ekspektasi pasar, meningkatkan keraguan mengenai kuatnya pemulihan yang ditopang oleh consumer spending yang nampaknya telah kehilangan momentumnya dan krisis utang Eropa telah menekan permintaan global. Data PDB ini memberikan indikasi baru menegenai perlambatan ekonomi global, menyusul melemahnya pertumbuhan ekonomi di AS, Eropa dan Cina, telah memperkuat ekspektasi bahwa dewan kebijakan moneter Jepang akan melakukan langkah‐langkah untuk mendongkrak pemulihan ekonominya.
AUSTRALIA
• Australian dan New Zealand dollars berjuang untuk naik terhadap dollar AS Senin lalu karena investor berbalik hati‐hati mengenai perlambatan pertumbuhan (ekonomi) global, tetapi mata uang masih mendekati level puncaknya terhadap euro.
• Australian dollar <AUD=D4> sedikit merosot ke level $1.0556, dari level $1.0572 pada awal perdagangan, dengan level puncaknya $1.0615 minggu lalu, level tertingginya sejak akhir Maret.
• Hasrat pada risk asset terbatas dengan kebanyakan bursa Asia berada dalam area merahnya dan kedepannya bukti dari perlambatan pertumbuhan (ekonomi) global.
• Data Senin lalu menunjukkan perekonomian Jepang bertumbuh 0.3 persen pada bulan April‐Juni, dibawah kenaikan 0.6 persen perkiraannya, karena pembelanjaan konsumen mulia untuk kehilangan momentum dan ekspor tertekan dari krisis utang Eropa.
• Harga Australian bond futures melemah tipis dalam volume perdagangan yang tipis karena investor menunggu dari pengumuman mendatang dari bank sentral AS, Eropa dan Cina.
SWISS
• Swiss franc melemah tipis terhadap dollar Senin lalu, ditengah harapan bahwa European Central Bank akan segera mengambil tindakan untuk menenangkan krisis utang zona euro.
• The franc melemah 0.2 persen terhadap dollar untuk diperdagangkan pada level 0.9784 pada pukul 0630 GMT dibandingkan pada penutupan New York, dengan level terendahnya 0.9704.
• The franc mengalami unchanged terhadap euro.
• Swiss National Bank tidak mengizinkan the franc untuk menguat diatas 1.20 per euro sejak akhir September, terlihat untuk menjaga batas kenaikan arus safe‐haven dari investor yang menghindar krisis zona euro, yang mana telah mengancam negara pada akhirnya kepada deflationary spiral dan resesi.