title cover

title cover

Tuesday, August 14, 2012

Headline News 14.08.12


US & GLOBAL
Bursa  saham  global  melemah  pada  sesi  Senin  setelah  rilis  data  ekonomi  Jepang  yang  lemah  menunjukkan  perlambatan  ekonomi  global,  sementara  euro  naik  seiring  berkurangnya  posisi  jual  para  investor.  Bursa  saham  Eropa  membukukan  pelemahan harian terburuk sejak lebih dari 1‐pekan terakhir dan bursa saham Amerika meredam penguatan dalam 6‐sesi  terakhir setelah rilis data GDP Jepang hanya berekspansi sebesar 0,3 persen pada kuartal kedua. 

Pertanda lain dari melambatnya potensi permintaan global, data dari Departemen Perpajakan Cina menunjukkan output  untuk  tembaga  turun  6,8  persen  pada  Juli  dibandingkan  produksi  yang  sempat  mencapai  rekor  tertinggi  pada  bulan  sebelumnya. Konsumsi tembaga Cina dianggap sebagai patokan pertumbuhan industri. 

Indeks Dow Jones Industrial Average <DJI.> ditutup turun 38,52 poin atau 0,29 persen, ke 13,169.43. Indeks Standard &  Poor 500 <. SPX> turun 1,76 poin atau 0,13 persen ke 1,404.11. Nasdaq Composite Index <IXIC.> naik 1,66 poin atau 0,05  persen ke 3,022.52. 

Para investor masih mencari arah, dimana indeks S&P 500 bergerak tidak jauh dari level tertinggi dalam kurun lebih dari 4‐ tahun. Kinerja positif bursa ekuitas akhir‐akhir ini didorong oleh harapan akan pelonggaran lebih lanjut dari bank sentral di  tengah  sinyal  melemahnya  ekonomi  global.  Di  Eropa,  indeks  FTSEurofirst  300  <FTEU3.>  ditutup  turun  0,4  persen  pada  1,094.74 – penurunan harian terbesar sejak 02 Agustus lalu. 

Euro  naik  terhadap  dolar  untuk  pertama  kalinya  dalam  4‐sesi  terakhir  menyusul  berkurangnya  posisi  jual  para  investor.  Namun keraguan tentang kemampuan ECB untuk mengendalikan krisis utang di kawasan tersebut diperkirakan masih akan  memberikan tekanan pada euro. Sementara itu, sterling melemah terhadap euro di tengah ekspektasi bahwa data ekonomi  Inggris  pekan  ini  akan  memperkuat  potensi  stimulus  moneter  lanjutan  dari  Bank  of  England  untuk  menopang  perekonomian yang lesu. 

Euro berakhir dibawah level tertinggi dalam kurun 1‐bulan terakhir yang sempat tercapai pada pekan lalu. Euro <EUR=>  berakhir naik 0,39 persen ke 1,2337 dan indeks dolar AS <. DXY> turun 0,18 persen ke 82,406.  

Para analis memperkirakan euro akan bergerak dalam kisaran relatif sempit hingga 12 September, saat dimana Mahkamah  Konstitusi Jerman dijadwalkan akan memberikan putusannya pada dana penyelamatan zona euro dan pakta fiskal untuk  disiplin anggaran. 

Harga minyak naik dalam sesi perdagangan yang cukup volatile dan mencapai level tertinggi dalam kurun 3‐bulan terakhir  di tengah kekhawatiran tentang berkurangnya pasokan dari kawasan North Sea dan ketegangan di kawasan Timur Tengah,  meskipun kekhawatiran akan perlambatan pertumbuhan ekonomi global menahan laju penguatan. Harga minyak mentah  Brent  <LCOc1>  ditutup  naik  65  sen  ke  113,60  USD  per  barel.  Sedangkan  harga  minyak  mentah  AS  untuk  pengiriman  September <CLc1> tercatat turun 14 sen ke 92,73 USD per barel. 

Obligasi  pemerintah  Amerika  berhasil  rebound  pada  akhir  sesi  perdagangan,  ditunjang  oleh  maraknya  aksi  beli  investor  pasca aksi sell‐off yang cukup dramatis pada awal bulan ini. Obligasi tenor 10‐tahun Amerika <US10YT=RR> harganya tuurn  1/32 dengan imbal hasil naik ke 1,6607 persen. 



GOLD & COMMODITIES
Harga  emas  melemah  Senin  lalu  karena  terus  mengancamnya  ketidakpastian  mengenai  apakah  bank  sentral  akan  mengambil  langkah  untuk  mendorong  perekonomian  yang  mendorong  investor  melakukan  aksi  ambil  untung  setelah  kenaikan minggu lalu. 

Logam mulia mendapat dukungan dari hasil pelemahan dollar, dan spekulasi bahwa pelemahan pertumbuhan (ekonomi)  global akan mendorong kedepannya langkah stimulus dari para bank sentral.  

Minggu  lalu  lebih  dari  1  persen  kenaikan  pada  harga  emas  yang  tercapai  secara  meluas  didukung  harapan  ECB  akan  mengambil  langkah  kedepannya  seperti  pembelian  obligasi  untuk  mendukung  mata  uang  tunggal,  yang  mana  telah  tertekan tahun ini dari krisis utang zona euro.  

"Everybody seems to be waiting for this huge money printing that they think is going to happen which hasn't happened yet.  So  nobody  really  wants  to  bet  against  it,  but  at  the same  time  they  don't  want  to  go  long,"  kata  Doug  Roberts,  kepala  investment strategist pada Channel Capital Research.  


OIL & COMMODITIES
Harga  Brent  crude  naik  Senin  lalu  pada  perdagangan  yang  choppy,  mencapai  level  puncak  dalam  tiga  bulannya  dari  permasalahan mengenai pasokan North Sea dan tensi Timur Tengah, sementara itu kekhawatiran mengenai perlambatan  ekonomi global makin bertambah.  

Crude  AS  secara  singkat  sempat  melemah  dan  ekuitas  Wall  Street  anjlok,  ditekan  turun  oleh  data  yang  menunjukkan  perekonomian Jepang mengalami ekspansi dalam kuatal keduanya pada setengah laju dari yang diharapkan.  

Laporan terpisah menunjukkan perekonomian Yunani menunjukkan kontraksi hingga 6.2 persen dalam basis kuartalan yang  juga berhembusnya keprihatinan mengenai pertumbuhan ekonomi.  

Brent melonjak lebih dari $2 dan crude AS lebih dari $1 pada awal harian yang didukung dari pengetatan pasokan North Sea  dan  tensi  di  Timur  Tengah,  termasuk  intensifnya  perdebatan  di  Israel  pada  apakah  menyerang  Iran  dari  persengketaan  program nuklir.  

"The  likelihood  of  some  sort  of  intervention  to  stimulate  economies  is  supporting  the  market,"  kata  Christopher  Bellew,  seorang oil broker pada Jefferies Bache in London. "Also the North Sea, Iran and the Middle East are still a factor."  


EURO ZONE
Euro menguat terhadap dolar untuk pertama kalinya dalam 4  sesi terakhir di hari Senin dipicu  aksi  short covering, namun euro  masih  rentan tekanan  menyusul krisis politik dan ekonomi yang masih berkepanjangan. Perdagangan masih tipis dan euro masih berada di bawah level tertinggi 1 bulan yang  dicapai pekan lalu. Investor masih berharap ECB akan melakukan langkah‐langkah untuk menurunkan biaya pinjaman Spanyol dan Italia yang sudah sangat  tinggi dalam beberapa pekan kedepan. 

Presiden  ECB  Mario  Draghi  telah  memicu  penguatan  euro  dalam  bulan  ini  setelah  berjanji  akan  melakukan  segala  upaya  untuk  mengamankan  euro,  namun  investor  masih  berhati‐hati  dalam  menanggapi  pernyataan  Draghi  tersebut  karena  masih  adanya  ketidakjelasan  mengenai  langkah‐langkah  kongkrit apa yang akan dilakukan ECB. 

Banyak  analis  pasar  memprediksi  euro  masih  akan  bergerak  terbatas  hingga  12  September,  ketika  mahkamah  konstitusi  Jerman  menyampaikan  keputusannya mengenai dana penyelamatan zona euro dan pakta fiskal untuk disiplin anggaran. 

Euro menguat sekitar 0.4% di $1.2340, sedangkan terhadap yen, euro menguat 0.5% di sekitar 96.65 yen. 


U.K.
Sterling kembali melemah terhadap euro pada sesi awal pekan ini, terdesak ekspektasi bahwa data‐data fundamental ekonomi Inggris pekan ini  akan meningkatkan dukungan bagi pelonggaran moneter oleh bank sentral untuk menopang ekonomi. Euro tercatat menguat ke session high  0.7874 terhadap sterling setelah pada sesi akhir pekan lalu sempat anjlok ke level terendah sejak kurun 1‐1/2 pekan terakhir.  

Namun demikian sterling justru berhasil mencapai level tertinggi sejak 2‐pekan terakhir terhadap dolar AS menyusul pelemahan dolar AS secara  luas terhadap mata uang utama dunia lainnya. Pelemahan dolar AS tersebut didasari oleh berkembangnya ekspektasi bahwa ECB dalam waktu  dekat  ini  akan  melakukan  langkah  guna  menekan  imbal  hasil  obligasi  Spanyol  dan  Italia  untuk  menahan  penyebaran  krisis  eropa,  pandangan  tersebut menekan mata uang safe haven terutama dolar AS.  

Pada sesi Selasa pelaku pasar akan menantikan rilis data CPI Inggris yang pada basis antar tahun diperkirakan melemah menjadi 2,3 persen pada  periode  Juli.  Analis  memperkirakan  apabila  rilis  CPI  lebih  rendah  dari  perkiraan  maka  pelaku  pasar  diprediksi  akan  melihat  BoE  tidak  boleh  menunda lebih lama lagi untuk meluncurkan stimulus dan harus mengambil langkah cepat paling tidak sebelum November. Langkah pelonggaran  moneter  biasanya  berdampak  negative  pada  mata  uang  karena meningkatkan  money  supply  di  pasar  keuangan.  


JAPAN
Yen Jepang tidak banyak terpengaruh oleh rilis data PDB Jepang kuartal kedua yang lebih rendah dari perkiraan. Namun melambatnya aktifitas  ekonomi meningkatkan ekspektasi bank sentral Jepang (BOJ) dan pemerintah telah siap untuk menambah stimulus, sebuah langkah yang akan  berdampak pada melemahnya yen dalam jangka pendek kedepan. 

Dolar menguat 0.1% di sekitar 78.30 yen, bertahan di atas level terendah 2 bulan di 77.90 yen yang dicapai awal Agustus ini, sementara euro  menguat 0.5% di 96.65 yen. 

Ekonomi  Jepang  mencatat  ekspansi  0.3%  di  periode  April‐Juni,  setengah  dari  ekspektasi  pasar,  meningkatkan  keraguan  mengenai  kuatnya  pemulihan  yang  ditopang  oleh  consumer  spending  yang  nampaknya  telah  kehilangan  momentumnya  dan  krisis  utang  Eropa  telah  menekan  permintaan  global.  Data  PDB  ini  memberikan  indikasi  baru  menegenai  perlambatan  ekonomi  global,  menyusul  melemahnya  pertumbuhan  ekonomi di AS, Eropa dan Cina, telah memperkuat ekspektasi bahwa dewan kebijakan moneter Jepang akan melakukan langkah‐langkah untuk  mendongkrak pemulihan ekonominya. 


AUSTRALIA
Australian dan New Zealand dollars berjuang untuk naik terhadap dollar AS Senin lalu karena investor berbalik hati‐hati mengenai perlambatan  pertumbuhan (ekonomi) global, tetapi mata uang masih mendekati level puncaknya terhadap euro.  

Australian dollar <AUD=D4> sedikit merosot ke level $1.0556, dari level $1.0572 pada awal perdagangan, dengan level puncaknya $1.0615 minggu  lalu, level tertingginya sejak akhir Maret.  

Hasrat  pada  risk  asset  terbatas  dengan  kebanyakan  bursa  Asia  berada  dalam  area  merahnya  dan  kedepannya  bukti  dari  perlambatan  pertumbuhan (ekonomi) global.   

Data  Senin  lalu  menunjukkan  perekonomian  Jepang  bertumbuh  0.3  persen  pada  bulan  April‐Juni,  dibawah  kenaikan  0.6  persen  perkiraannya,  karena pembelanjaan konsumen mulia untuk kehilangan momentum dan ekspor tertekan dari krisis utang Eropa.  

Harga Australian bond futures melemah tipis dalam volume perdagangan yang tipis karena investor menunggu dari pengumuman mendatang dari  bank sentral AS, Eropa dan Cina.  


SWISS
Swiss franc melemah tipis terhadap dollar Senin lalu, ditengah harapan bahwa European Central Bank akan segera mengambil tindakan untuk  menenangkan krisis utang zona euro.     

The franc melemah 0.2 persen terhadap dollar untuk diperdagangkan pada level 0.9784 pada pukul 0630 GMT dibandingkan pada penutupan  New York, dengan level terendahnya 0.9704.  

The franc mengalami unchanged terhadap euro.      

Swiss  National  Bank  tidak  mengizinkan  the  franc  untuk  menguat  diatas  1.20  per  euro  sejak  akhir  September,  terlihat  untuk  menjaga  batas  kenaikan  arus  safe‐haven  dari  investor  yang  menghindar  krisis  zona  euro,  yang  mana  telah  mengancam  negara  pada  akhirnya  kepada  deflationary spiral dan resesi.