title cover

title cover

Wednesday, March 30, 2011

Headline News 30.03.11

US & GLOBAL

•Bursa saham global  yang  terpantau dari indeks MSCI  naik  0,3%,  membalikkan  penurunan  sebelumnya  yang  juga  sebesar 0,3% tertekan  pelemahan  bursa
saham  perbankan  Eropa.  Namun kemudian  bursa  saham  global  berbalik  menguat  didukung  naiknya  saham-saham  AS,  ditopang  kenaikan  saham-saham
teknologi dan  energi. Volume  perdagangan  masih tipis,  sehari  setelah  Wall  Street mencatat volume terendah untuk 2011. Hanya  sekitar 6,2  miliar  saham
yang  diperdagangkan  dalam  bursa  New  York  Stock  Exchange,  NYSE  Amex  dan  Nasdaq,  yang  kedua  terlemah  selama  2011  dan  jauh  di  bawah  rata-rata
perdagangan  harian  tahun lalu  8,47  miliar.  Indeks  Dow  Jones  <. DJI>  naik 81.13  poin  atau  0,67%  ke  12,279.01,  S&P500  <.  SPX>  menguat  9,25 poin atau
0,71% ke 1,319.44 dan  Nasdaq <.  IXIC> naik 26,21 poin atau 0,96% ke 2,756.89.

•Harga  emas kembali melemah  dalam 4-sesi  berturut-turut terdesak meningkatnya tanda-tanda  pengetatan  moneter bank sentral dibeberapa  negara  yang
memicu  aksi  jual.  Namun  demikian,  emas  masih  mendapat  sedikit  dukungan  menyusul  berita  pemangkasan  peringkat  kredit  Portugal  dan  Yunani  serta
data  consumer  confidence  AS yang lebih rendah  dari perkiraan. Harga spot emas <XAU=> turun 0,1%  ke 1,417.46 per troy ounce,  setelah  sebelumnya jatuh
kelevel terendah 1,410.85 USD per troy ounce.

•Harga  minyak  mentah  naik pada Selasa 30  Maret  didukung oleh faktor  teknis dan volume perdagangan yang  tipis ditengah masih berlanjutnya pesimisme
bahwa produksi  ekspor minyak Libya akan  kembali  seperti semula.  Harapan  untuk percepatan restorasi produksi minyak  Libya semakin  berkurang setelah
pasukan pro-Khadafi  berhasil mengalahkan pemberontak di  beberapa  kawasan. Harga  minyak  Brent untuk pengiriman  Mei <LCOc1>  naik 36  sen ke 115,16
USD per barel,  sementara Crude AS  untuk pengiriman Mei <CLc1>  naik 81 sen  ke  104,79 USD per barel.

•Naiknya  imbal  hasil  obligasi  AS  mengangkat  dollar  AS  di  atas  82  yen  untuk  pertama  kalinya  sejak  intervensi  gabungan  akhir-akhir  ini,  indikator  teknis
memungkinkan  dorongan  lanjutan  bagi  penguatan  dollar  AS  dalam  beberapa  sesi  mendatang.  Euro  juga  naik  ke  level  tertinggi  terhadap  yen  sejak  Mei
dimana  pasar  masih  terpengaruh sentimen  kenaikan suku  bunga  ECB.  Namun  mata  uang  tunggal  Uni-Eropa  tersebut  tercatat stagnan  terhadap  dollar AS
setelah  komentar terbaru dari  petinggi The Fed mengindikasikan perlunya  dimulai kembali pengetatan moneter. 

•Dollar AS naik hingga 82,51  yen  <JPY=>, level tertinggi dalam lebih  dari 2-pekan terakhir.  Euro  sempat menyentuh session low di 1,4045 terhadap dolar AS,
namun  kemudian  tercatat  menguat tipis 0.2%  ke  1.4110  <EUR=>.Euro naik 1%  terhadap  yen  ke  116,34  yen  <EURJPY=R>,  level  tertinggi  dalam  kurun  10-
1/2-bulan  terakhir.

•Kenaikan  stabil  imbal  hasil  AS  mendapat  dukungan  dari  pernyataan  anggota  The  Fed  yang  mengatakan  bank  sentral  harus  mulai  pengetatan  kebijakan
moneter  untuk  menghindari  inflasi.  Para  analis  menyatakan  bahwa pasar masih  mengharapkan  ECB  akan  mendahului  The Fed  dan BoE,  sementara para
petinggi  The  Fed  diperkirakan  masih  belum  semuanya  sepakat  untuk  melakukan  pengetatan  moneter.  Sementara  itu  pemangkasan  peringkat  kredit
Portugal  kembali  terjadi,  yang  saat  ini  berdasarkan  S&P  memangkasn  peringkat  kredit  Portugal  hingga  berada  hanya  satu  tingkat  di  level  "                            junk ",  serta
menurunkan  peringkat kredit  Yunani  dibawah  level Mesir,  kondisi mana semakin  memperdalam  kekhawatiran akan  kondisi  utang dua  negara  terlemah di zona euro.



GOLD & COMMODITIES

•Emas  jatuh  untuk  keempat  kalinya  secara  berturut-turut  pada  Selasa  menyusul  indikasi  pengetatan  moneter  bank  sentral  telah  mendorong  aksi  jual,
namun logam mulia mendapat  support   dari  downgrade   peringkat kredit di Portugal dan Yunani dan rilis pesimis data  kepercayaan konsumen AS.

•Logam  mulia  gagal  mencetak  rekor  puncak  yang        baru  ditengah  kuatnya  volume  transaksi  dimana  mengindikasikan  investor  mulai  skeptis  ketika  bank
sentral  hendak mengendalikan  jumlah uang beredar untuk  mencegah inflasi.

•Berkembangnya ekspektasi pengetatan  moneter di  AS  dan zona  euro  juga  membebani emas,  setelah  serangan  udara Barat  di  Libya dan  kerusuhan politik
di  Timur  Tengah  dan  Afrika  Utara  mendorong  emas  untuk  mencetak  rekor  di  $  1,447.40  per  ounce  minggu  lalu.  Duta  Besar  AS  untuk  PBB  Susan  Rice
mengatakan  pada  hari  Selasa  bahwa  pemerintahan  Obama  tidak  mengesampingkan  kemungkinan  mempersenjatai  pemberontak  Libya  sebagai  pilihan
untuk mencoba mengakhiri pemerintahan  Muammar  Gaddafi yang telah  berlangsung selama 41 tahun.

•mendesak  The  Fed  untuk  mulai  mengakhiri  kampanye  pelonggaran  moneter,  dimana  hal  itu  bisa   Kepala  Federal  Reserve  St  Louis        James  Bullard
  mengatakan  tingkat  inflasi  zona  memangkas  program  pembelian  obligasi  $  600  milyar  sebesar  $  100  miliar,  sementara  kepala  ECB                    Jean-Claude  Trichet
euro "bertahan "di atas target  bank.

•November lalu,  The Fed  memulai  sebuah  program  pembelian  obligasi  $ 600  milyar - dijuluki  QE2  karena putaran  kedua  pelonggaran  kuantitatif - yang
dijadwalkan  berakhir  pada  bulan  Juni.  Emas  telah  menjadi  penerima  manfaat  utama  sejak  The  Fed  mempertahankan  suku  bunga  jangka  pendek
mendekati nol  sejak Desember 2008.


•Dukungan  positif  emas  lainnya  adalah  sinyal  negatif  dalam  momentum  ekonomi  AS,  seperti  data  kepercayaan  konsumen  yang  turun  di  bulan  Maret
  peringkat utang  Portugal  dan Yunanai  oleh  Standard  &  Poor's  juga turut  menyusul  kekhawatiran  konsumen  terhadap  inflasi.  Disamping  itu,             downgrade
  bagi emas.  memb erikan  support

•Investor  emas  saat  ini  akan  mencermati  sejumlah  rilis  data  ekonomi  pekan  ini,  termasuk  data                    non-farm  payrolls   AS  hari  Jumat,  data  pekerjaan  sektor
swasta  dari  ADP pada hari Rabu  dan     factory orders   pada  hari  Kamis.  Jika  data-data tersebut dirilis  positif, maka akan semakin  membuka peluang  kenaikan
suku bunga oleh  The  Fed dan  membaiknya ekonomi global, yang akan berdampak  buruk pada prospek kenaikan harga  emas.