title cover

title cover

Wednesday, May 4, 2011

Headline News 04.05.11

US & GLOBAL 
• Selasa kemarin harga komoditas mengalami penurunan dalam kapasitas terbesarnya untuk basis harian selama 2 minggu, yang kemudian berimbas turut menekan bursa saham Wall Street. Hal ini dipicu oleh kekhawatiran bahwa rally di bursa komoditas April lalu terlalu tajam.
Selain itu, rebound dolar AS dari tekanannya seama 10 hari berturut‐turut juga merupakan pemicu tekanan jual di bursa komoditas.
 

• Indeks dolar bergerak fluktuatif Selasa kemarin, naik saat pembukaan pasar AS, kemudian jatuh pada tengah hari sebelum kembali naik di penutupan. Analis mengatakan dolar berayun karena kekhawatiran bahwa levelnya sudah oversold saat di areal terendah 3 tahun, sementara bursa saham dan komoditas hampir bersamaan mencatat kenaikan besar di bulan April.
 

• Tekanan jual di bursa komoditas dimulai sejak awal sesi, setelah kenaikan suku bunga yang lebih tinggi dari yang diperkirakan oleh bank sentral India, kemudian terakselerasi pada sesi pertengahan. Para analis mengatakan minyak dapat turun lebih lanjut, dengan estimasi target di bawah level $100 kembali. Saham di Wall Street terkoreksi dalam 2 hari berturut‐turut minggu ini, ditandai oleh penurunan saham teknologi lebih dari 1%. Harga minyak turun hingga 3%, terkoreksi cukup tajam dari areal tertinggi 31‐bulan di atas $114/barel (/CLc1‐New York) dan di atas $126/barel <LCOc1‐London>.
 

• Harga emas di pasar spot <XAU=> turun lebih dari 0,5% dan telah merosot sekitar 2% dari rekor tertinggi $1.575/ounce yang dicapai Senin lalu. Para pedagang mengatakan rebound dolar menyebabkan koreksi emas. Fluktuasi dolar AS juga disebabkan oleh tekanan jual komoditas perak <XAG=>, yang turun hampir 6% dari rekor tertinggi baru‐baru ini di dekat $50/ounce. Bahkan tekanan jual komoditas awalnya terakselerasi pada silver, yang biasanya memiliki margin kecil, sebelum terjadi di emas dan minyak mentah yang ber‐margin besar. Bila terjadi tekanan jual di margin besar di komoditas, maka akan mempengaruhi ke seluruh pasar. Indeks 19‐komoditas Reuters‐Jefferies CRB <CRB.> turun 0,9%, merupakan penurunan harian terbesarnya sejak April 18.
 

• Akselerasi kenaikan bursa saham global belakangan ini mayoritas didukung semata oleh optimisme pendapatan perusahaan di Amerika Serikat dan Eropa untuk kuartal pertama 2011. Kemudian saat ini, kenaikan bursa saham AS/global dipandang pasar sudah mencapai tingkat overbought. Harga komoditas yang tinggi, dipicu oleh melemahnya dolar AS dan kekhawatiran pasokan, akan menjadi kekhawatiran tersendiri untuk kinerja perusahaan ke depan. Indeks saham dunia yang diukur oleh MSCI, turun 1% setelah naik dalam 5 hari berturut‐turut, sementara indeks bursa saham negara‐negara berkembang turun 1,7% ke titik terendah dua minggu. Indeks saham dunia MSCI naik 3,9% bulan lalu, dan mencatata akumulasi kenaikan hingga 7,5% tahun ini.
 

• Indeks dolar <.DXY> AS terhadap sejumlah mata uang utama dunia, naik 0,3% setelah sempat 0,4% persen di awal sesi. Sebuah jajak pendapat Reuters kemarin menunjukkan bahwa para investor telah menarik kembali sebagian dari eksposur mereka terhadap ekuitas yang sempat meningkat pada bulan April, untuk kemudian membeli obligasi dan beralih ke aset safe‐haven akibat mulai munculnya kembali kekhawatiran
bahwa pertumbuhan ekonomi global dapat goyah dari ekspansinya saat ini.
 

• Pemicu yang paling mungkin adalah kebijakan ekonomi jangka panjang ke depan. Sebuah perlambatan ekonomi dikhawatirkan akan terjadi di tengah prospek pengetatan moneter global saat ini. Investor sedang menghadapi uncertainty tentang suku bunga, ditandai dengan kenaikan suku bunga ECB bulan lalu yang kemudian menempatkan BoE di bawah tekanan untuk mengikutinya. Kemarin, kenaikan suku bunga India yang lebih besar dari perkiraan, sebesar 50 bps, meningkatkan kekhawatiran investor. Sementara di Amerika Serikat, The Fed AS telah berkomitmen untuk menjaga tingkat bunga di level yang sangat rendah, namun memberikan isyarat bahwa program bantuan ekonomi (QE‐2) berupa pembelian obligasi senilai $600 milyar akan diakhiri sesuai jadwal, yakni pada bulan Juni.
 

• Nampaknya kita akan memasuki fase koreksi (untuk bursa saham) memasuki Mei hingga Juni (akhir kuartal kedua) mendatang. Resiko fase koreksi bursa saham tersebut berpeluang semakin besar jika harga minyak melonjak ke atas $130/barel. Masih banyak hal yang beresiko menekan pasar financial memasuki bulan Mei‐Juni ini. Sebuah jajak pendapat Reuters terhadap sejumlah perusahaan manajemen investasi terkemuka AS, Eropa dan Jepang menunjukkan bahwa exposure di bursa saham April turun menjadi 51,3% dari 52,6% Maret. Minat terhadap aset‐aset cash naik menjadi 5,1% dalam balanced‐portofolio dari 4,7% Maret. Ini adalah exposure tertinggi pada aset‐aset cash – yang biasanya meningkat saat uncertainty memuncak – sejak September 2010. mana uang investor taman di masa ketidakpastian – sejak September lalu, saat bursa saham mulai mulai menguat karena The Fed mulai menerapkan program bantuan ekonomi (quantitative easing).
 

GOLD & COMMODITIES 
• Emas melemah pada hari Selasa dari rekor tertingginya diatas level $1570 per ons sehari sebelumnya, karena dollar AS naik dan karena safehaven buying dari metal kehilangan beberapa momentum mengikuti meninggalnya pemimpin al Qaeda Osama bin Laden.
 

• Spot silver <XAG=> juga berada dibawah aksi tekanan jual setelah sempat mencatatkan level terendahnya dua minggu level $42.58 per on Senin lalu, ketika precious industrial metal mendapatkan penurunan harian terbesarnya dalam 29 bulan.
 

• Spot gold <XAU=> diperdagangkan pada level $1537,79 per ons pada pukul 1409 GMT, yang telah mencatatkan rekor puncaknya level $1575,79 per ons Senin lalu dan dibandingkan dengan level $1544,30 pada penutupan New York Senin lalu. COMEX gold futures <GCcv1> merosot 1.2 persen ke level $1538,50 per ons.
 

• "The dollar is stronger and gold is overstretched at these levels ... There is some profit‐taking going on," kata Walter de Wet, analis pada Standard Bank.
 

• Silver <XAG=> melemah 1.2 persen ke level $43.36 per ons, yang telah membukukan penurunan terbesar hariannya yang hampir dalam 2‐1/2 tahun Senin lalu yang mencapai level terendahnya dua minggu.
 

• Platinum <XPT=> bertahan pada level $1855,74 per ons, sementara itu palladium <XPD=> meningkat 0.5 persen ke level $774.00.