US & GLOBAL
• Bursa global rally pada hari Senin sementara dolar terseret mundur setelah Kepala The Fed Ben Bernanke mengatakan untuk mengurangi pengangguran maka kebijakan moneter longgar sebaiknya tetap dilanjutkan. Indeks S&P 500 ditutup di level tertinggi sejak Mei 2008.
• Dalam pernyataannya di sebuah National Association for Business Economics, kebijakan moneter yang akomodatif akan mendorong permintaan dan menurunkan angka pengangguran. Komentarnya tersebut telah memicu pandangan bahwa kebijakan moneter longgar akan terus diterapkan sementara ini dan menambah spekulasi untuk dilanjutkannya program pembelian aset oleh The Fed. Putaran quantitative easing sebelumnya telah melemahkan dolar dan mendongkrak bursa AS dan global.
• Naiknya ekuitas AS telah mendorong naiknya S&P 500 lebih dari 12% sepanjang tahun ini dan ditaksir bakal mencatat quartal
terbaiknya sejak 2009. Kenaikannya tersebut banyak dipengaruhi oleh membaiknya rilis data ekonomi AS menyusul fokus investor beralih dari masalah krisis utang di Eropa.
• Dow Jones industrial average <.DJI> naik 160.90 poin atau 1.23% dan berakhir di 13,241.63. Sementara Standard & Poor's 500 Index <.SPX> naik 19.40 poin atau 1.39% di 1,416.51. Sedangkan Nasdaq Composite Index <.IXIC> naik 54.65 poin atau 1.78% di 3,122.57. S&P 500 berkesempatan untuk mencatat kenaikan bulanan keempatnya secara berturut‐turut.
• Ekuitas global yang terangkum kedalam MSCI <.MIWD00000PUS> naik 1%, lompatan terbesarnya pada indeks dalam 2 pekan terakhir. Sedangkan FTSEurofirst 300 index <.FTEU3> berakhir naik 0.89% dan indeks Nikkei berdenominasi dolar, Nikkei futures <NKc1>, bertambah 1.1%.
• Jerman juga nampaknya akan menyetujui untuk menggabungkan dana talangan sementara dan permanen Eropa, yakni Dana Stabilitas Finansial Eropa (EFSF) dengan Mekanisme Stabilitas Eropa (ESM). Total dana yang tercipta mencapai 1 triliun Dolar yang ditujukan untuk memperkuat fasilitas keuangan Eropa dalam mengatasi beban krisis utang, sebuah langkah yang membantu mendorong minat investor pada aset‐aset yang berorientasi pertumbuhan.
• Harga obligasi pemerintah AS mengakhiri rally selama 4 hari terakhir seiring meredanya kekhawatiran pada kondisi ekonomi Eropa sehingga memicu berkurangnya minat pada Treasury AS. Untuk Treasury bertenor 10 tahun turun 5/32 dengan yield 2.2515%.
• Euro menembus level tertinggi terhadap dolar selama lebih dari 3 pekan. Sedangkan dolar terkoreksi ke level terendah lebih dari 3 pekan terhadap Swiss franc. Euro menguat ke level intraday high di $1.3367, level tertingginya sejak 29 Februari. Sedangkan terhadap Swiss franc, dolar terkoreksi ke level low 0.9018, level terendahnya sejak 1 Maret.
• Harga emas berjangka naik 1.8% dipicu melemahnya dolar akibat komentar Bernanke dan pernyataan dovish‐nya memunculkan kembali kekhawatiran akan meningkatnya tekanan inflasi.
• Rilis data sentimen bisnis Jerman yang mencatat kenaikan diluar dugaan juga turut mendorong meningkatnya minat pada aset‐aset beresiko, dimana menggambarkan ekonomi Jerman akan tumbuh lebih pesat dibandingkan rekan‐rekannya di zona euro lainnya.
GOLD & COMMODITIES
• Emas menguat lebih dari 1,5% pada sesi awal pekan ini menyusul lemahnya rilis data ekonomi Amerika serta pernyataan Ketua The Fed Ben Bernanke yang meningkatkan spekulasi akan dicanangkannya kembali stimulus keuangan Amerika. Ben Bernanke yang dalam pernyataannya mengingatkan bahwa perekonomian Amerika harus bertumbuh lebih pesat lagi untuk dapat menurunkan tingkat pengangguran Amerika, kemudian direspon pelaku pasar sebagai sinyal pemberlakuan program quantitative easing lanjutan, sebuah langkah yang menekan kinerja dolar AS terhadap mata uang utama dunia lainnya.
• Dengan perkembangan ini pelaku pasar menilai The Fed mungkin akan menerapkan quantitative easing lanjutan pada April mendatang. Dengan adanya program quantitative easing, akan memperbanyak jumlah uang yang beredar di pasar, dan memungkinkan terjadinya peningkatan tekanan inflasi, yang biasanya direspon pelaku pasar dengan meningkatkan kepemilikan terhadap logam mulia, yang tahan terhadap deflasi maupun inflasi.
• Pada sisi lain, data yang dilansir Commodity Futures trading Commission Amerika pada akhir pekan lalu memperlihatkan bahwa mayoritas manajer keuangan memangkas posisi beli terhadap emas baik pada instrument berjangka maupun opsi ke level terendah sejak 2‐bulan terakhir. Sementara itu volume perdagangan emas di bursa Shanghai Gold Exchange mengalami pelemahan, memberikan gambaran penurunan permintaan dari Cina.
• Hingga akhir sesi New York, emas tercatat menguat 1,66% ke 1689.37 USD per troy ounce. Sedangkan harga perak tercatat menguat 1,96% ke 32.81 USD per ounce.