US & GLOBAL
• Yen kembali jatuh pada hari Senin setelah Jepang mengisyaratkan akan mendorong pemulihan ekonomi dengan memperluas kebijakan moneter setelah sidang G20 akhir pekan kemarin terlihattidak memberikan tekanan pada Jepang soal kebijakannya tersebut. Industri logam juga melemah dan saham Eropa terkoreksi ditengah keprohatinan pada prospek ekonomi kawasan. Sedangkan risiko atas hasil yang tidak meyakinkan dalam pemilu Italia mendatang menambah kekhawatiran investor. Namun, aktivitas itu dibatasi oleh penutupan pasar di Amerika Serikat untuk merayakan hari libur President's Day.
• Yen, yang telah terkoreksi 20% terhadap dolar sejak medio November, melemah lebih lanjut setelah para pemimpin dari G20 berjanji untuk tidak mendevaluasi mata uang mereka untuk meningkatkan ekspor dan menghindari kritik langsung kepada Jepang. Dolar menguat 0,5% ke 93,95 yen, mendekati level tertinggi 33 bulan di 94,47 yen yang dicapai pekan lalu, sedangkan euro naik 0,3% ke 125,40 yen. Yen berpeluang untuk melanjutkan koreksinya dalam pekan ini, meskipun pelemahannya ini nampaknya tidak akan terlalu tajam hingga terjadi pergantian pimpinan BOJ pada 19 Maret, untuk melihat langkah strategis apa yang akan diambil untuk mendongkrak perekonomian negara tersebut.
• Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe siap untuk mencalonkan gubernur baru dalam beberapa hari ke depan. Sementara sejumlah sumber mengatakan kepada Reuters bahwa mantan birokrat keuangan Toshiro Muto, yang dianggap cenderung kurang radikal dibandingkan kandidat lainnya, terlihat mengungguli lawan‐lawannya.
• Sementara itu, euro melemah tipis terhadap dolar ketika Presiden ECB Mario Draghi mengatakan penguatan euro belakangan ini belum memicu kenaikan inflasi yang tajam dan menambahkan bahwa ia belum melihat adanya perbaikan ekonomi zona euro. Komentarnya tersebut telah memicu koreksi euro 0,2% ke $1,3334.
• Sementara itu, sterling menembus level terendah 7 bulan terhadap dolar, tertekan oleh saran salah seorang dewan kebijakan bahwa mata uang lokal perlu untuk mengalami pelemahan, dan juga oleh rilis data ekonomi belakangan ini yang buruk yang memperkuat dugaan terjadinya resesi di Inggris. Karena Bank Sentral Inggris (BoE) terlihat nyaman dengan pelemahan sterling, maka mata uang tersebut berpotensi untuk terdepresiasi lebih lanjut. Sterling terkoreksi ke $1,5438, level terendahnya sejak 13 Juli, sebelum akhirnya memangkas kerugiannya dan bergerak melemah 0,3% di sekitar $1,5472.
• Buruknya data ekonomi negara‐negara maju telah menekan aset beresiko menyusul kontraksi ekonomi kuartal keempat di zona euro dan Jepang, bersamaan dengan rilis buruk data manufaktur AS pada hari Jumat lalu.
• Di pasar Eropa, perhatian pasar akan tertuju pada data PMI sektor jasa dan manufaktur untuk periode Februari serta data sentimen Jerman pada hari Jumat yang berpeluang memberikan harapan pada pemulihan ekonomi tahun ini. Data indeks PMI Eropa yang akan dirilis hari Kamis, diprediksi membrikan indikasi stabil di sejumlah negara Eropa yang tengah dilanda resesi, dimana akan memberikan harapan pada pemulihan ekonomi di semester kedua 2013 ini.
• Kekhawatiran terhadap hasil pemilu Italia yang kurang meyakinkan telah menambah suram prospek pemulihan ekonomi. Kondisi tersebut telah memicu investor untuk kembali memburu aset‐aset aman resiko seperti obligasi pemerintah Jerman pada hari Senin dengan yield untuk Bund tenor 10 tahun turun 3,5 basis poin ke sekitar 1,63%. Sedangkan yield obligasi pemerintah Italia naik 4 basis poin menjadi 4,41%.
• Pasar ekuitas Eropa mengalami tekanan menyusul laporan laba yang merefleksikan rapuhnya kondisi ekonomi kawasan. Perusahaan bir Denmrk, Carlsberg, yang menghasilkan lebih dari 60 persen dari penjualan di Eropa Barat, menjadi perusahaan terakhir yang melaporkan hasil perolehan labanya, mengirimkan sahamnya ke level terendahnya selama hampir sebulan terakhir. Koreksi saham sekitar 5,8% pada perusahaan bir terbesar ke‐4 dunia tersebut telah memicu tekanan pada FTSEurofirst 300 index <.FTEU3> untuk melemah 0,2%. Sedangkan Germany's DAX <.GDAXI>, France's CAC‐40 <.FCHI> dan Britain's FTSE‐100 <.FTSE> bergerak dikisaran antara naik 0,4% dan turun 0,15%.
• Sebelumnya, pernyataan G20 dan komentar berikutnya dari Perdana Menteri Abe menunjukkan adanya dukungan baru untuk merangsang perekonomian Jepang dan berhasil mengangkat indeks saham Nikkei <N225.> sebesar 2,1 persen, mendekati ke level tertinggi sejak September 2008.
• Indeks ekuitas dunia MSCI bergerak flat menyusul berlanjutnya fase konsolidasi. Namun permintaan pada pasar ekuitas masih tetap kuat, dengan investor menggelontorkan dana hingga $1,81 milyar kedalam saham keuangan.
• Sementara itu, di pasar komoditas investor nampaknya masih enggan bertransaksi usai libur panjang di pasar Cina pekan lalu, dengan kekhawatiran pada prospek ekonomi masih menyelimuti pasar. Tembaga, dimana Cina sebagai konsumen terbesar dunia, turun mendekati level terendah 3 pekan di $8.125,25 per ton di pasar London. Sedangkan untuk timah dan nikel juga menembus level terendah 3 pekan. Namun harga emas berhasil rebound dari level terendah 6 bulan menyusul kembali aktifnya investor Cina usai merayakan libur Imlek. Namun dengan minimnya permintaan dari pasar AS telah membuat emas untuk kembali terkoreksi tipis 0,1% ke $1.607,04 per ons.
• Pasar minyak secara umum stabil pasca rilis buruk data produksi industri AS hari Jumat lalu, sementara tekanan dari Timur Tengah masih membsrikan support. Harga minyak Brent turun 20 sen ke $117,46 per barel setelah mencatat koreksi mingguan pertamanya sejak semester pertama Januari, sedangkan harga minyak mentah AS turun 24 sen ke $95,62.
GOLD & COMMODITIES
• Emas bergerak melemah Senin lalu, dengan volume perdagangan yang turun karena pasar AS yang libur untuk Presidents’ Day, sementara itu penurunan euro dan saham‐saham Eropa yang flat juga menekan ketertarikan investor.
• Pembelian fisik dari Asia,dengan partisipasi Cina membalikkan pasar dari liburan satu minggunya, membantu harga recovery dari level terendah enam bulannya Jumat lalu.
• "There is no much happening this afternoon because of the holiday in the United States, but it looks like gold wants to test more downside than upside on lack of investor buying in the near term, even as we saw a bounce back above $1,600," Deutsche Bank precious metal trader Michael Blumenroth mengungkapkannya.
OIL & COMMODITIES
• Brent crude oil ditutup di bawah $ 118 per barel pada Hari Senin, didukung oleh ekspektasi peningkatan pertumbuhan global dan ketegangan yang berlanjut di Timur Tengah.
• Para analis berpendapat bahwa volume perdagangan telah dibatasi oleh tutupnya pasar AS karena libur the Presidents' Day 'dan seiring dimulainya pekan International Petroleum (IP) , sebuah pertemuan profesional industri di London.
• "With the U.S. holiday and the start of the IP Week, a lot of people will be away from their desks," ucap Olivier Jakob, seorang analis pada Switzerland‐based Petromatrix.
• Di Timur Tengah, ketegangan atas program nuklir Iran terus memicu kekhawatiran akan berkurangnya jumlah pasokan minyak yang berada di wilayah penghasil minyak utama tersebut.
• Pembicaraan antara Iran dan kekuatan utama dunia tetap menemui jalan buntu seiring para investor melihat ke depan bahwa ada pertemuan lain pada tanggal 26 Februari guna setiap tanda‐tanda kemajuan akan hasil pertemuan.
• Jacob berpendapat bahwa "At the end of this week you might start seeing positions being reviewed in view of next week's talks,".
• Pengurangan yang signifikan pada hasil produksi crude Saudi Arabia dan ekspor juga telah mendukung Brent.
EURO ZONE
• Nilai tukar euro tidak seharusnya didramatisasi dengan pembicaraan mengenai currency wars, pengambil kebijakan European Central Bank Ewald Nowotny mengatakannya, yang mencatatkan mata uang bergerak dalam kisarannya.
• Euro mencapai level tertingginya dalam 15‐bulan terhadap dollar pada awal bulan ini, rumitnya pengambil kebijakan ECB yang tugasnya mendorong pada pertumbuhan yang melebihi ekspektasi bahwa kemungkinan mengambil langkah kebijakan terkini meskipun beberapa anggota dewan ECB menentangnya.
• Bank‐bank Jerman yang menggunakan dana krisis European Central Bank anjlok hingga sepertiga pada bulan Januari dari bulan sebelumnya, tanda‐tanda kedepannya bahwa bank‐bank dipusat zona euro kembali ke pasar uang setelah tekanan kredit tahun lalu.
• Perekonomian Jerman harusnya bertumbuh dalam kuartal pertama dan melangkah naik tahun ini tetapi kenaikan yang optimis pada pasar keuangan tidak harus menyembunyikan kebutuhan untuk reformasi dimanapun dalam zona euro, Bundesbank mengatakannya.
U.K.
• Sterling menembus level terendah 7 bulan terhadap dolar pada hari Senin, tertekan oleh saran salah seorang dewan kebijakan bahwa mata uang lokal perlu untuk mengalami pelemahan, dan juga oleh rilis data ekonomi belakangan ini yang buruk yang memperkuat dugaan terjadinya resesi di Inggris. Karena Bank Sentral Inggris (BoE) terlihat nyaman dengan pelemahan sterling, maka mata uang tersebut berpotensi untuk terdepresiasi lebih lanjut.
• Sterling terkoreksi ke $1,5438, level terendahnya sejak 13 Juli, sebelum akhirnya memangkas kerugiannya dan bergerak melemah 0,3% di sekitar $1,5472. Adapun level support berikutnya menuju level low 13 Juli 2012 di $1,5414, dan jika level tersebut berhasil dipecahkan, maka akan menuju ke level low 1 Juni di $1,5269. Sedangkan euro naik 0,3% di sekitar 0,8632 pound, mendekati level tertinggi 15 bulan di 0,8717 yang dicapai 1 Februari lalu.
• Sterling mengalami tekanan setelah dewan kebijakan senior BoE Martin Weale pada hari Sabtu lalu mengatakan mata uang perlu melemah lebih lanjut untuk menyeimbangkan ekonomi Inggris.
• Pekan lalu, sterling mengalami koreksi mingguan terbesarnya sejak awal Juni 2012 setelah rilis data retail sales periode Januari yang buruk yang menambah pandangan suram terhadap prospek ekonomi Inggris. Sterling juga tertekan oleh laporan inflasi kuartalan BoE pada hari Rabu, yang memproyeksikan naiknya inflasi dan melambatnya ekonomi. Gubernur Mervyn King mengatakan BoE siap untuk mentolerir naiknya inflasi untuk merangsang pertumbuhan ekonomi.
• Adapun fokus pasar berikutnya akan tertuju pada BoE Monetary Policy Committee minutes yang akan dirilis hari Rabu besok, dimana pasar akan mencermati indikasi apakah dewan kebijakan akan terus mentolerir inflasi yang berada di atas target, dan kemungkinan adanya referensi lainnya untuk pelemahan sterling belakangan ini.
JAPAN
• Lembaga pemeringkat Standard & Poor tetap berhati‐hati tentang kebijakan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe untuk menstimulasi pertumbuhan perekonomian dan mengakhiri deflasi, dan mempertahankan outlook negatif pada utang Jepang.
• Lembaga pemeringkat mengatakan bahwa tindakan yang pada akhirnya bisa mengarah pada reflation dalam perekonomian Jepang, namun keuangan publik kemungkinan besar tetap lemah bahkan jika pemerintah tetap melanjutkan rencananya untuk menaikkan 5 persen pajak penjualan.
• Lembaga pemeringkat mengatakan dalam sebuah pernyataan, "We believe the measures adopted by the new Abe administration at the beginning of its term will be critical if it is to arrest what we see as a prolonged decline in Japan's sovereign credit standing,".
• "Even with full control of parliament, it will take time to see whether the Abe administration's policies are effective.".
AUSTRALIA
• New Zealand dan Australian dollar naik mendekati level puncak empat tahunnya terhadap meluasnya pelemahan yen Senin lalu setelah Jepang luput dari kritikal langsung dari mitra G20 mengenai rencana reflationary agresif yang telah menekan mata uangnya.
• Sebagai hasilnya, investor melanjutkan aksi jual mata uang Jepang, yang membawa Aussie ke level tertinggi 96.87 yen <AUDJPY=R> dari level terendah 96.13 Jumat lalu. Telah berada pada level 96.78, penutupan ke level puncak empat tahunnya 97.42 yang terjadi awal bulan ini.
• Usah kecil di Australia menghadapi kondisi dan menyelesaikan tahun 2012 dengan pesimistik meskipun rangkaian dari pemangkasan tingkat suku bunga.
• Survei pada National Australia Bank's quarterly Small and Medium Enterprise (SME's) menunjukkan keduanya kondisi confidence dan perdagangan melemah dalam tiga bulan terakhir tahun 2012.
SWISS
• Franc Swiss bergerak di level terendah selama hampir 3 pekan terhadap dolar di sesi Senin kemarin, menyusul tertekannya euro akibat masih suramnya kondisi ekonomi kawasan. Komentar dari Presiden ECB Mario Draghi semalam yang mengatakan bahwa penguatan euro beresiko untuk menekan inflasi dan juga prospek pertumbuhan ekonomi, kian menambah tekanan jual pada mata uang tunggal Eropa tersebut.
• Sebuah janji dari negara G20 untuk menghindari perang mata uang telah menghindarkan kritik langsung kepada Jepang, yang saat ini memberlakukan kebijakan moneter dan fiskal secara agresif untuk mengembalikan kondisi ekonomi seperti sedia kala, dan telah membantu pelemahan yen sekitar 20 persen tahun ini. Para analis mengatakan posisi G20 juga bisa menguntungkan zona euro.
• Franc turun 0,3% terhadap dolar ke sekitar 0,9235 franc. Sedangkan terhadap euro, franc melemah 0,1% di sekitar 1,2322 franc per euro.