US & GLOBAL
• Bursa saham dunia naik dan euro menguat Selasa lalu ditengah optimisme bank sentral utama dunia yang akan memberikan lebih banyak stimulus ekonomi karena memburuknya krisis utang zona euro.
• The Fed Selasa lalu memulai meeting dua harinya, dengan investor memfokuskan pada apakah akan memperkenalkan lagi stimulus untuk mendorong lemahnya recovery (ekonomi).
• Para analis mengekspektasi the Fed untuk memperluas pembelian obligasi jangka panjang melalui "Operation Twist" hingga beberapa bulan yang direncanakan hingga akhir Juni. Ekspektasi dari stimulus berikutnya dari the Fed menekan dollar AS.
• Indeks Dow Jones industrial average <.DJI> naik 95.66 poin, atau 0.75 persen, ke level 12,837.48. Indeks Standard & Poor's 500 <.SPX> melejit 13.22 poin, atau 0.98 persen, ke level 1,358.00. Indeks Nasdaq Composite <.IXIC> bertambah 34.43 poin, atau 1.19 persen, ke level 2,929.76.
• Indeks MSCI's all‐country world equity <.MIWD00000PUS> melonjak 1.3 persen. Indeks pan‐European FTSEurofirst 300 <.FTEU3> menguat 1.6 persen sementara itu Spain's IBEX <.IBEX> naik 2.7 persen.
• Euro <EUR=> meningkat 0.9 persen ke level $1.2683 setelah mencapai level tertinggi hariannya $1.2730 pada data Reuters, sebagian dibantu oleh permintaan dari Timur Tengah.
• Harga Treasury AS turun Selasa lalu karena naiknya pasar saham yang meredam aksi beli pada safe‐haven obligasi sehari sebelum pernyataan the Fed yang kemungkinan memperkenalkan langkah terkini untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
• Harga emas melorot Selasa lalu untuk pertama kalinya dalam delapan hari karena aksi beli tertahan dari kedepannya policy meeting the Fed yang akan menandai stimulus moneter terkini, suatu pergerakan yang kemungkinan akan memperkuat rally‐nya baru‐baru ini. Spot emas <XAU=> turun 0.5 persen ke level $1,620.31 per ons pada pukul 3:04 p.m. EDT (1904 GMT). Sebelum hari Selasa, logam mulia telah naik sekitar 3 persen selama rangkaian kenaikan tujuh harinya.
• Brent crude sedikit melorot Selasa lalu dari gambaran negosiasi meredanya perselisihan program nuklir Iran yang membawa rencana untuk pembicaraan teknis pada bulan Juli, sementara itu harapan untuk stimulus moneter dari the Fed membuat tekanan pada crude AS. Di London, ICE Brent crude untuk pengiriman Agustus <LCOQ2> ditutup merosot 29 sen, atau 0.30 persen, ke level $95.76 per barrel, level terendah settlement untuk front‐month Brent sejak 25 Jan., 2011. U.S. crude futures rebound pada optimisme mengenai stimulus the Fed berikutnya. NYMEX crude untuk pengiriman Juli <CLN2> di settled ke level $84.03 per barrel, naik 76 sen.
GOLD & COMMODITIES
• Emas bergerak bergerak melemah untuk pertama kalinya dalam 7 sesi terakhir pada hari Selasa menyusil investor menunggu hasil sidang The Fed yang diprediksi akan memberikan sinyal stimulus moneter yang baru, sebuah langkah yang berpotensi mendorong rally emas lebih lanjut.
• Logam mulia telah mengalami rally selama 7 hari setelah investor mencari tempat yang aman untuk berlindung dari memburuknya krisis utang zona euro.
• Spanyol pada Selasa kemarin telah menjual obligasi tenor 12 dan 18 bulan dengan imbal hasil (yield) diatas 5%, dibandingkan dengan level yield yang sedikit di bawah 3% pada lelang sebelumnya di bulan Mei. Spanyol akan menjual obligasi antara 1 milyar dan 2 milyar euro pada hari Kamis.
• The Fed akan mengumumkan keputusan kebijakan moneternya pada hari Rabu malam nanti dan sejumlah pelaku pasar berspekulasi bank sentral akan menggulirkan kebijakan moneter longgar putaran ketiga atau dikenal dengan istilah quantitative easing jilid 3, menyusul krisis finansial di Eropa beresiko memperburuk kondisi ekonomi Amerika Serikat. Jika hal ini terjadi, maka akan berpengaruh buruk pada nilai tukar dolar dan akan mendorong menguatnya emas lebih lanjut.
• Emas spot melemah 0.6% di sekitar $1,617.60 per ounce dibandingkan dengan penutupan New York hari Senin. Sedangkan untuk emas berjangka untuk pengiriman Agustus turun $3.80 per ounce di sekitar $1,623.20.
OIL & COMMODITIES
• Harga minyak mentah berjangka AS rebound pada hari Selasa setelah investor berspekulasi bahwa The Fed, yang mengadakan sidang 2 harinya sejak Selasa‐Rabu, kemungkinan akan menyetujui untuk memberikan stimulus lanjutan untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan data stok minyak akan menunjukkan kondisi yang stabil.
• Harapan bahwa Yunani akan segera membentuk pemerintahan koalisi dan akan segera dilakukan negosiasi ulang untuk pemberian paket bailout akan memberikan sentimen positif di pasar.
• Harga minyak berjangka AS untuk pengiriman Juli tercatat di level $84.03 per barel, naik 76 sen atau 0.91%. Sedangkan harga minyak jenis Brent turun dipicu oleh berlimpahnya suplai minyak Eropa dan masih adanya konflik seputar dana penyelamatan Eropa.
• Sementara dengan beredarnya berita bahwa Iran berharap untuk diadakan putaran baru pembicaraan dengan kekuatan dunia atas program nuklirnya setelah negosiasi terbaru menemui jalan buntu, juga membantu menarik harga lebih rendah.
• ICE Brent crude untuk pengiriman Agustus ditutup turun 29 sen atau 0.30% di level $95.76 per barel, level penutupan terendahnya sejak 25 Januari 2011.
EURO ZONE
• Euro menguat terhadap dolar dan yen pada sesi Selasa ditunjang berita positif bahwa para partai pemenang pemilu tengah mendiskusikan kemungkinan koalisi. MInat terhadap euro juga ditunjang penguatan bursa saham Amerika yang turut mendukung meningkatnya kinerja aset beresiko.
• Para negosiator dari 3‐partai politik di Yunani masih melakukan pembicaraan untuk pembentukan koalisi pemerintahan baru Yunani guna menghindarkan negara tersebut dari kebangkrutan. Partai konservatif Demokrasi Baru yang memenangkan pemilu pada Minggu lalu tengah mendiskusikan kemungkinan pembentukan pemerintah dengan partai PASOK dan partai Demokratik Kiri.
• Sementara itu media Inggris melaporkan bahwa Kanslir Jerman Angela Merkel memberikan sinyal akan menyetujui penggunaan dual system bailout yang biasa disebut dengan EFSF dan ESM, dalam pembelian obligasi pemerintah Italia dan Spanyol.
• Hingga akhir sesi New York, euro tercatat menguat 0,86 persen terhadap dolar AS ke 1.2686, euro juga naik 0,61 persen terhadap yen ke 100.12 yen, dan menguat 0,51 persen terhadap sterling ke 0.8067. Sedangkan terhadap Swiss franc, euro tercatat mengalami penurunan tipis 0,02 ke level 1.2009.
U.K.
• Inflasi Inggris melemah tidak seperti ekspektasi pada bulan Mei ke level terendahnya dalam dua setengah tahun berkenaan dengan melambatnya kenaikan harga untuk makanan dan bahan bakar, memperkuat peluang dari membesarnya stimulus Bank of England karena perekonomian semakin merasakan panasnya krisis utang zona euro.
• Inggris memasuki resesi keduanya sejak 2007‐2009 krisis keuangan disekitar pergantian tahun, dan tanda‐tanda bahwa krisis utang zona euro makin mendalam yang mendorong pengambil kebijakan minggu lalu untuk mengumumkan rencana membanjiri sistem keuangan dengan milyaran pound untuk membuat bergeraknya recovery.
• Ditambahkannya Gubernur BoE Mervyn King mengisyaratkan bahwa quantitative easing kemungkinan terjadi, dan peluang bahwa program tersebut akan dimulai bulan depan yang telah didorong oleh gambaran laporan resmi inflasi Selasa lalu.
• Target defisit Irlandia 2012 berada dibawah target bailout IMF/Uni Eropa yang "easily achievable," Menteri Keuangan Michael Noonan mengatakannya Selasa lalu.
• Irlandia mencapai defisit target 2011 hingga satu poin persentase dan berada pada target defisit 2012 di level 8.6 persen pada GDP, Noonan mengatakannya dalam konferensi di Dublin.
JAPAN
• Ekonomi Jepang diperkirakan akan mengungguli negara industry maju lainnya pada tahun 2012 ini. Pembangunan pasca gempa dan tsunami tahun lalu dan membaiknya consumer spending akan menopang ekonomi Jepang lebih lanjut, demikian berdasarkan jajak pendapat terakhir yang dilansir reuters terhadap para analis. Berdasarkan polling tersebut ekonomi Jepang diperkirakan akan bertumbuh sebesar 2,3 persen, mengungguli ekspektasi sebelumnya sebesar 2,0 persen.
• Jajak pendapat tersebut memperlihatkan ekonomi Jepang diprediksi akan tumbuh 0,4 persen pada triwulan 2‐2012, namun masih terdapat ancaman resesi dengan kemungkinan 30 persen, jika perlambatan ekonomi Cina berlanjut dan krisis hutang Uni Eropa terus menyebar. Dari jajak pendapat tersebut para analis memperkirakan BOJ akan mempertahankan suku bunga hingga setidaknya periode Januri‐Maret 2014.
• Hingga akhir sesi New York, dolar AS tercatat melemah 0,21 persen terhadap yen di 78.93, sementara itu euro naik 0,61 persen terhadap yen ke 100.12 yen. Sedangkan Aussie dolar tercatat menguat 0,41 persen terhadap yen di 80.40 dan sterling juga naik 0,12 persen terhadap yen ke 124.15.
AUSTRALIA
• Bank sentral Australia mengatakan Selasa kemarin bahwa keputusan untuk menurunkan suku bunga pada awal Juni adalah "sangat seimbang," dimana hal ini diperlukan karena latar belakang ekonomi global telah memburuk secara signifikan dalam beberapa pekan sebelumnya.
• Reserve Bank of Australia (RBA) mengatakan bahwa sementara berita ekonomi domestik cukup beragam, terdapat "bukti jelas yang menunjukkan perlambatan pada kondisi ekonomi global, dan meningkatnya ketidakpastian tentang masa depan Eropa.
• Berita acara (minutes) pertemuan dewan bank sentral pada tanggal 5 Juni tidak banyak memberikan komentar berarti, tetapi RBA memang mengatakan bahwa mereka memprediksi pengaruh dari penurunan suku bunga akan mengalir kedalam ekonomi domestik pada bulan mendatang. Komentarnya tersebut mengisyaratkan RBA akan menahan diri dari aksi pemangkasan suku buga lebih lanjut, setelah memangkas sebesar 75 basis poin dari bulan Mei dan Juni.
• Hasil minutes tersebut telah mendorong menguatnya Aussie terhadap dolar dan hal ini berlanjut hingga sesi New York didukung oleh kekhawatiran akan dilanjutkannya program quantitative easing jilid 3 oleh The Fed.
• The Fed akan mengumumkan keputusan kebijakan moneternya pada hari Rabu malam nanti dan sejumlah pelaku pasar berspekulasi bank sentral akan menggulirkan kebijakan moneter longgar putaran ketiga atau dikenal dengan istilah quantitative easing jilid 3, menyusul krisis finansial di Eropa beresiko memperburuk kondisi ekonomi Amerika Serikat. Jika hal ini terjadi, maka akan berpengaruh buruk pada nilai tukar dolar dan akan mendorong naiknya nilai tukar mata uang lainnya seperti Aussie.
• Aussie terapresiasi hingga mencatat intraday high di $1.0201 sebelum akhirnya bergerak di sekitar 1.0185 atau menguat 0.6% dari posisi penutupan New York hari Senin di sekitar $1.0120.
SWISS
• Swiss franc menguat terhadap dolar pada hari Selasa mendekati level tertinggi 1 bulan, menyusul investor khawatir dengan resiko setelah yield obligasi Spanyol naik tajam.
• Euro sempat rally pada hari Senin terhadap dolar, setelah pemungutan suara di Yunani menegaskan kembali komitmennya terhadap kesepakatan bailout internasional. Tapi imbal hasil obligasi Spanyol mulai meningkat, merongrong kemampuan Madrid untuk mendanai pemerintahannya sendiri, kurang dari dua minggu setelah meminta bantuan asing untuk meringankan kesulitan yang dihadapi sektor perbankannya. Kondisi tersebut telah memicu koreksi euro hingga akhirnya ditutup melemah.
• Namun pada perdagangan Selasa, euro berhasil rebound meskipun belum berhasil menembus level tertinggi hari sebelumnya. Hal ini juga mendorong Swiss franc untuk menguat terhadap dolar setelah bergerak searah dengan euro sejak SNB mematok nilai penguatan maksimum Swiss franc pada 1.20 franc per euro untuk melindungi ekonomi dari resiko deflasi dan resesi.
• Sementara itu, data menunjukkan pertumbuhan ekonomi Swiss yang menakjubkan di kuartal pertama tahun ini, namun SNB mengingatkan pada review kebijakan Kamis lalu bahwa momentum berpotensi melemah secara signifikan dalam beberapa bulan kedepan.
• Indeks sentimen investor ZEW untuk bulan Juni akan dirilis pada pukul 16.00 wib hari Rabu ini, sementara data perdagangan untuk periode Mei akan dirilis pukul 13.00 hari Kamis besok.
• Swiss franc menguat 0.9% terhadap dolar ke sekitar 0.9464 franc dibandingkan penutupan New York hari Senin di sekitar 0.9547 franc. Sedangkan terhadap euro, Swiss franc masih bergerak relatif stabil di sekitar 1.2006 franc.
• Sementara itu The Fed akan mengumumkan keputusan kebijakan moneternya pada hari Rabu malam nanti dan sejumlah pelaku pasar berspekulasi bank sentral akan menggulirkan kebijakan moneter longgar putaran ketiga atau dikenal dengan istilah quantitative easing jilid 3, menyusul krisis finansial di Eropa beresiko memperburuk kondisi ekonomi Amerika Serikat. Jika hal ini terjadi, maka akan berpengaruh buruk pada nilai tukar dolar dan akan mendorong naiknya nilai tukar mata uang lainnya seperti Swiss franc.