title cover

title cover

Wednesday, June 27, 2012

Headline News 27.06.12


US & GLOBAL
Bursa saham Wall Street menguat dan euro merosot ke level terendahnya versus dollar AS dalam dua minggu Selasa lalu,  karena mengimbangi aksi technical buying terhadap biaya obligasi Spanyol yang mendekati tiga kali lipatnya dari keraguan  pada European summit yang dapat menenangkan krisis utang regional.  

Di  AS,  data  mencatatkan  penguatan  yang  mengejutkan  pada  naiknya  home  prices  bulan  April,  yang  mendorong  saham‐ saham  AS.  Gambaran  pada  angka‐angka  yang  mendorong  pada  perumahan  ditekan  oleh  tanda‐tanda  dari  penurunan  consumer confidence, yang mana memicu mengenai perlambatan pertumbuhan (ekonomi) AS.  

Pada  penutupannya,  indeks  Dow  Jones  industrial  average  <.DJI>  sedikit  naik  32.47  poin,  atau  0.26  persen,  ke  level  12,535.13.  Indeks  S&P  500  <.SPX>  menguat  6.32  poin,  atau  0.48  persen,  ke  level  1,320.04.  Indeks  Nasdaq  Composite  <.IXIC> bertambah 17.90 poin, atau 0.63 persen, ke level 2,854.06.  

Indeks FTSEurofirst 300 <.FTEU3> dari saham‐saham utama Eropa ditutup naik 0.02 persen ke level 986.63 poin, menekan  kenaikan pada awalnya 0.4 persen. Indeks MSCI's world equity <.MIWD00000PUS> menguat 0.33 persen ke level 1,192.32,  membalikkan rangkaian penurunan dalam tiga harinya.  

Para  menteri  keuangan  dari  empat  negara  dengan  ekonomi  terbesar  pada  zona  euro  menyelenggarakan  pembicaraan  terakhirnya di Paris Selasa lalu untuk mencoba mempersempit perbedaan pada bagaimana untuk menangani krisis. Summit  mendiskusikan rencana untuk membuat obligasi zona euro yang mana dapat menerbitkan obligasi regional yang didukung  sebagaimana langkah terakhir pada fiscal union tetapi dengan pengenalan ini kemungkinan membutuhkan waktu tahunan  untuk diimplementasikan.  

Pada  pasar  currency,  euro  <EUR=>  melemah  ke  level  $1.2440,  level  terendahnya  yang  lebih  dari  dua  minggu  terhadap  dollar, sebelum menekan penurunannya untuk ditutup turun 0.09 persen ke level $1.2491.  

Dollar sempat menguat terhadap mata uang utama lainnya karena pelemahan euro. Dollar index <.DXY> turun 0.16 persen  ke level 82.361, yang menghapus kenaikannya.  

Harga Treasuries AS turun Selasa lalu karena investor mendorong harga pada konsesi dalam lelang obligasi terbaru minggu  ini, meskipun arus safe‐haven terbatas pada penurunan hariannya.  

Emas  melemah  dalam  perdagangan  yang  terbatas  Selasa  lalu  setelah  kenaikan  hari  sebelumnya,  ditekan  turun  oleh  kekhawatiran mengenai deflasi ditengah kekecewaan data consumer confidence AS dan tanda‐tanda memburuknya krisis  utang Eropa. Spot emas XAU= merosot 0.7 persen ke level $1,573.20 per ons pada pukul 2:30 p.m. (1830 GMT).  

Brent crude oil untuk pengiriman Agustus <LCOQ2> di settled naik $2.01 atau 2.21 persen ke level $93.02 per barrel. U.S. oil  futures <CLc1> di settled menguat 15 sen atau 0.19 persen ke level $78.36 per barrel.   




GOLD & COMMODITIES
Emas  jatuh  pada  hari  Selasa  ditengah  kekhawatiran  deflasi  disebabkan  oleh  data  kepercayaan  konsumen  AS  yang  mengecewakan dan berlanjutnya krisis utang Eropa. Naiknya imbal hasil obligasi pemerintah Spanyol juga turut memberi  tekanan pada emas. Hal ini terjadi sehari setelah Spanyol menjadi negara ke‐5 zona euro yang meminta bantuan bailout  dari Uni Eropa. 

Melemahnya data kepercayaan konsumen AS ke level terendah 5 bulan merupakan sinyal melemahnya kondisi ekonomi. 

Tekanan  jual  emas  terakselerasi  setelah  Kanselir  Jerman  Angela  Merkel  mengatakan  kepada  salah  satu  partai  dalam  koalisinya bahwa dia tidak berpikir Eropa akan berbagi kewajiban untuk mengatasi total utang dalam hidupnya. Komentar  Merkel  datang  menjelang  KTT  Uni  Eropa  selama  2  hari  yang  dimulai  pada  hari  Kamis  di  Brussel  dengan  tujuan  untuk  mengatasi krisis utang kawasan yang telah berlangsung selama 2‐1/2 tahun. 

Harga emas spot turun 0.7% di $1,572.50 per ounce, seangkan emas berjangka AS untuk pengiriman Agustus turun $15.20  per ounce di $1,573.20.   

Permintaan  fisik  emas  dari  India  masih  rendah  setelah  harga  emas  menguat  lebih  dari  5%  sejak  Maret  menyusul  melemahnya rupee ke level terendahnya pekan lalu, sehingga mendorong investor untuk enggan membeli emas. 




OIL & COMMODITIES
Harga minyak berjangka Brent kembali naik di atas $91 per barel pada hari Selasa, dipicu aksi mogok pekerja minyak telah  mengancam berkurangnya suplai minyak dari Laut Utara. 

Perkiraan bahwa stok minyak AS turun 700.000 barel pekan lalu telah memberi dukungan positif pada minyak berjangka.  Namun kenaikan harga minyak terlihat terbatas menjelang KTT Uni Eropa yang diperkirakan tidak akan menemukan solusi  untuk mengatasi krisis utang kawasan. 

Harga minyak Brent untuk pengiriman Agustus naik 50 sen di $91.51 per barel setelah menguat ke level intraday high di  $92.44.   

Sedangkan untuk harga minyak berjangka AS untuk pengiriman Agustus turun 52 sen di $78.69 per barel. Harga minyak  sempat  naik  ke  level  intraday  high  di  $79.68  per  barel  di  awal  sesi  berkat  ekspektasi  akan  turunnya  stok  minyak,  dan  kemudian kembali melemah akibat kekhawatiran seputar krisis utang zona euro. 

Pada awal perdagangan, meningkatnya ketegangan antara Suriah dan Turki membantu mengangkat harga minyak. Negara  anggota NATO mengecam Suriah atas aksi penembakan jet militer Turki pekan lalu dan Ankara memperingatkan Damaskus  terhadap setiap gerakan militer lebih lanjut. 

Di  Norwegia,  eksportir  minyak  terbesar  ke‐8  dunia,  Statoil  <STL.OL>,  mengatakan  pihaknya  menutup  empat  platform  minyak  di  Laut  Utara  karena  aksi  mogok  yang  dimulai  pada  hari  Minggu.  Pemogokan  awalnya  menutup  Oseberg  Field  Centre  yang  terdiri  dari  fasilitas  pengolahan  dan  fasilitas  pengeboran.  Sejauh  ini,  aksi  mogok  tersebut  telah  memotong  produksi  minyak  Norwegia  sebesar  150.000  barel  per  hari  dan  produksi  gas  sebesar  4  persen.  Serikat  buruh  Norwegia  mengatakan mereka akan memutuskan pada hari Jumat apakah akan meningkatkan aksi mogok yang telah melibatkan 700  pekerja lepas pantai terkait masalah pensiun.  



EURO ZONE
Euro melemah terhadap dolar AS ke level terendahnya sejak 2‐pekan terakhir menyusul naiknya imbal hasil obligasi Spanyol dan meredupnya hawapan  akan progress dari European summit dalam penanganan krisis hutang kawasan. Kondisi ini diperburuk oleh minimnya prospek penanganan krisis dengan  pembentukan  banking  union  atau  juga  dengan  penerbitan  obligasi  Uni  Eropa,  dimana  Kanselir  Angela  Merkel  menegaskan  bahwa  dengan  membagi  bersama tanggung jawab terhadap hutang kawasan merupakan sebuah langkah yang disebutnya “kontra produktif”. 

Dalam  lelang  obligasi  Spanyol,  borrowing  cost  obligasi  jangka  pendek  meningkat  tiga  kali  lipat,  sehari  setelah  pemerintah  Spanyol  secara  resmi  mengajukan permintaan bantuan dari Uni Eropa. Pemerintah Italia juga melakukan pelelangan obligasi dengan imbal hasil yang mencapai level tertinggi  sejak Desember silam. 

Krisis  hutang  Uni  Eropa  semakin  menyebar,  setelah  pemerintah  Siprus  menjadi  negara  ke‐5  dari  Uni  Eropa  yang  mengajukan  permintaan  bantuan  keuangan menyusul sektor perbankan negara tersebut yang terpukul akibat besarnya eksposur pada surat hutang Yunani.  

Sementara  itu  consumer  morale  Jerman  secara  tak  terduga  mengalami  perbaikan  pada  periode  Juli,  berdasarkan  survey  dari  lembaga  Gfk,  meskipun  kekhawatiran akan kondisi krisis Uni Eropa diperkirakan akan meredam konsumsi dalam  beberapa bulan ke depan. Namun  demikian, konsumen  lebih  pesimis terhadap proyeksi ekonomi Jerman, dimana ekspektasi turun 16.6 poin ke 3.0 pada Juni, level terendahnya sejak Desember 2011. 

Hingga akhir sesi New York, euro tercatat melemah 0,06 persen terhadap dolar AS ke 1.2491,  euro juga anjlok 0,32 persen terhadap yen ke 99.27 yen, dan  melemah 0,51 persen terhadap sterling ke 0.7985. Sedangkan terhadap Swiss franc, euro tercatat stagnan di 1.2008.




U.K.
Outlook  ekonomi  Inggris  telah  memburuk  ditandai  hanya  dalam  enam  minggu  berkenaan  makin  mendalamnya  krisis  utang  zona  euro  dan  ditandai bahwa perlambatan (ekonomi) global berawal dari AS dan emerging markets, Bank of England mengatakannya Selasa lalu.  

Gubernur  BoE  Mervyn  King  mengatakan  pada  anggota  parlemen  bahwa  dunia  belumlah  setengah  jalan  melalui  krisis  keuangan  yang  dimulai  tahun  2008,  dan  bahwa  Inggris  beresiko  penurunan  spiral  karena  berlanjutnya  bisnis  untuk  menunda  investasi  berkenaan  dengan  kekacauan  pada zona euro.  

Pinjaman pemerintah Inggris lebih dari ekspektasi pada bulan Mei setelah penerimaan pajak pendapatan melorot dan naiknya pembelanjaan,  sebagai pertanda koalisi Conservative‐Liberal Democrat kemungkinan berjuang untuk menyesuaikan target austerity tahun ini karena krisis utang  zona euro yang bergejolak.  

Perekomian Inggris melemah kedalam resesi keduanya dalam empat tahun yang dimulai tahun 2012, dan Menteri keuangan George Osborne  telah menerima rencana pengurangan defisitnya yang akan terjadi dalam dua tahun dari yang direncanakan karena pelemahan pada ekspektasi  perekonomian. 




JAPAN
Resiko dari kekekcewaan investor akan proyeksi hasil europan summit pekan ini dan meningkatnya aksi risk aversion di kalangan investor turut menopang  kinerja yen yang kembali menjauh dari level terendahnya sejak 2‐bulan terhadap dolar AS. Yen menjadi salah satu primadona dikalangan pemburu safe  haven selain dolar AS ditengah mengerucutnya krisis hutang Uni Eropa dan kekhawatiran akan perlambatan ekonomi Cina.  

Namun  demikian analis mengingatkan kemungkinan pelemahan yen dari ketidakpastian politik yang saat ini melanda Jepang  berkaitan kenaikan  pajak  konsumsi. Majelis Rendah Jepang menyetujui kenaikan pajak penjualan hingga 2‐kali lipat untuk membantu mengatasi tingginya hutang negara tersebut,  meskipun dari dalam lingkup Partai Demokrat terjadi perpecahan antara kubu yang setuju dan yang tidak.  

Apabila semakn banyak jumlah anggota Partai Demokrat yang tidak menyetujui kenaikan pajak, maka akan berdampak pada kemungkinan diajukannya  pemilu sehubungan turunnya dukungan parlemen terhadap Perdana Menteri Yoshihiko Noda.  

Hingga akhir sesi New York, dolar AS tercatat melemah 0,28 persen terhadap yen di 79.45, sementara itu euro anjlok 0,32 persen terhadap yen ke 99.27  yen. Sedangkan Aussie dolar tercatat menguat 0,34 persen terhadap yen di 79.94 dan sterling juga menguat 0,19 persen terhadap yen ke 124.26. 




AUSTRALIA
Aussie  masih  mampu  bertahan  di  atas  level  paritasnya  terhadap  dolar,  menjelang  KTT  Uni  Eropa  pekan  ini.  Aussie  terakhir  tercatat  bergerak di sekitar $1.0055, naik 0.5% dari level penutupan New York hari Senin. 

Namun  demikian,  Aussie  masih  berpotensi  mengalami  tekanan  dan  kembali  terkoreksi  di  bawah  paritasnya  jika  hasil  KTT  Uni  Eropa  ternyata mengecewakan pasar, dan tidak adanya kemajuan yang didapat dalam upaya mengatasi krisis utang zona euro. 

Kanselir Jerman Angela Merkel memupuskan harapan di pasar keuangan pada hari Senin setelah mengatakan bahwa upaya Eropa untuk  menerbitkan obligasi umum zona euro untuk membantu negara‐negara berhutang, disebut sebagai gagasan "ekonomi yang salah" dan  "kontra‐produktif." 




SWISS
Dolar menembus level tertinggi 2 pekan terhadap Swiss franc di 0.9641 franc dan terakhir tercatat naik 0.3% di sekitar 0.9635 franc, setelah imbal hasil  obligasi Spanyol Selasa kemarin naik dan meredupnya harapan KTT Uni Eropa pekan ini akan memberikan kemajuan dalam upaya mengatasi krisis utang  kawasan. 

Kanselir  Jerman Angela Merkel memupuskan harapan di pasar keuangan pada hari Senin  setelah  mengatakan bahwa upaya  Eropa untuk menerbitkan  obligasi umum zona euro untuk membantu negara‐negara berhutang, disebut sebagai gagasan "ekonomi yang salah" dan "kontra‐produktif." 

Setelah investor menjauhkan diri dari krisis zona euro, mendorong franc dari satu rekor tertinggi ke rekor tertinggi yang lain di tahun lalu, Swiss National  Bank kemudian menetapkan batas di 1.20 franc per euro pada tanggal 6 September untuk mencoba dan mencegah Swiss dari ancaman resesi dan deflasi. 

Data  ekonomi  belakangan  ini  menunjukkan  bahwa  ekonomi  Swiss  tidak  kebal  terhadap  pengaruh  rapuhnya  perekonomian  zona  euro.  Pada  indikasi  ekonomi  berikutnya  terlihat  ekonomi  Swiss  tengah  kehilangan  momentumnya,  dimana  UBS  Swiss  consumption  indicator  turun  di  bulan  Mei,  akibat  melemahnya aktifitas bisnis di sektor ritel.