US & GLOBAL
• Bursa saham global berhasil bertahan di wilayah positif dalam perdagangan yang relatif sepi dan bursa saham Amerika berkutat di level tertinggi dalam 4‐tahun terakhir setelah data ekonomi China kembali mengidupkan ekspektasi bahwa bank sentral akan berbuat lebih banyak untuk mendorong pertumbuhan. Data ekonomi Amerika yang membaik juga memberikan dukungan setelah jobless claims mengalami penurunan pada pekan lalu, sementara defisit perdagangan pada bulan Juni adalah yang terkecil dalam kurun 1‐1/2 tahun.
• Data dari China menunjukkan inflasi konsumen dalam basis antar tahun mencapai level terendah sejak 30‐bulan lalu dan industrial outputi tumbuh dengan kecepatan yang paling lambat dalam kurun 3‐tahun terakhir. Pasar melihat kondisi tersebut menguatkan sinyal bahwa para pemamgku kebijakan akan berbuat lebih banyak untuk merangsang ekonomi terbesar kedua di dunia yang telah kehilangan momentum sejak awal tahun lalu. Harapan tersebut menutupi kekhawatiran akan ketidakpastian stimulus keuangan dari ECB.
• Salah satu anggota dewan gubernur ECB, Christian Noyer mengatakan pada Kamis bahwa bank sentral bertekad untuk menurunkan biaya pinjaman dan harus siap untuk campur tangan di pasar obligasi dalam waktu dekat.
• Euro melemah karena aksi ambil untung pelaku pasar berkaitan penguatan akhir‐akhir ini, meskipun penurunan itu diharapkan akan berlangsung sementara. Euro berakhir melemah 0,5 persen ke 1,2299 <EUR=>, menjauhi level tertinggi dalam 1‐bulan terakhir di 1,2443 yang tercetak pada Senin.
• Membaiknya data ekonomi Amerika dan kekhawatiran tentang kemungkinan terhambatnya pasokan mendorong harga minyak lebih tinggi. Minyak Brent naik dalam 5‐sesi terakhir, ditutup menguat 1,08 USD ke 113,22 USD per barel, sedangkan minyak mentah Amerika <CLc1> naik 1 sen ke 93,36 USD per barel.
• Indeks saham Eropa FTSE 300 EUROFIRST <. FTEU3> berakhir naik 0,5 persen, sedangkan indeks ekuitas dunia MSCI <. MIWD00000PUS> naik 0,2 persen.
• Bursa Wall Street relatif sepi, para investor enggan mengambil posisi secara agresif. Indeks Dow Jones Industrial Average <DJI.> turun 10,45 poin atau 0,08 persen, ke 13,165.19. Index Standard & Poor 500 <SPX.> naik 0,58 poin, atau 0,04 persen, ke 1,402.80. Nasdaq Composite Index <IXIC.> naik 7,39 poin atau 0,25 persen, ke 3,018.64.
• Harga obligasi Amerika melemah, namun berhasil bangkit dari session low‐nya pasca lelang obligasi Amerika tenor 30‐ tahun. Obligasi Amerika tenor 10‐tahun <US10YT=RR> imbal hasilnya berada pada kisaran 1,693 persen.
GOLD & COMMODITIES
• Harga emas naik dalam volume perdagangan yang sangat tipis Kamis lalu, karena melambatnya pertumbuhan dalam factory output Cina ditengah dorongan harapan investor untuk lebih besarnya stimulus moneter dari dari salah satu mesin penggerak perekonomian dunia tersebut, yang mendukung permintaan pada logam mulia.
• Volume perdagangan dalam gold futures AS terlihat mencatatkan level terendah hariannya tahun 2012 berkenaan dengan ketidakpastian mengenai banyaknya tindakan moneter dari the Fed dan ECB.
• "Without any news from central bankers this week, traders are not entering new positions, waiting for the next dose of news from either the ECB or the Fed," ungkap Jeffrey Sherman, manajer commodities portfolio pada DoubleLine Capital LP.
• Penurunan pada consumer inflation Cina ke level terendahnya dalam 30‐bulan pada Juli memperkirakan bank sentral negara dapat mengikuti kenaikan tingkat suku bunga pada bulan Juni dan Juli untuk mendorong perekonomiannya. Spekulasi telah bertumbuh dalam minggu‐minggu ini berkenaan dengan prospek pada easing di AS dan zona euro.
• Ketidakpastian berkenaan dengan waktu dan cakupan dari banyaknya tindakan yang akan diambil oleh the Fed dan European Central Bank untuk melonggarkan kebijakan moneter telah menjaga emas dalam kisaran $16 minggu ini, sementara itu menjaga tekanan pada euro dan logam‐logam industri.
OIL & COMMODITIES
• Oil futures naik Kamis lalu, dengan Brent naik dalam rangkaian lima harinya, didorong oleh membaik dari perkiraannya data perekonomian dari AS, kekhawatiran mengenai potensi dari gangguan pasokan di Teluk Meksiko berkenaan dengan badai tropis Ernesto dan turunnya outlook untuk produksi Brent dari North Sea.
• Harapan pada stimulus dari bank sentral utama untuk mendukung pertumbuhan ekonomi berlanjut untuk mendukung harga oil, analis mengatakannya.
• Kenaikan diikuti pada terjadinya mixed Rabu sebelumnya, ketika aksi ambil untung menekan kenaikan yang dipicu oleh lebih besar dari ekspektasinya penurunan dalam cadangan crude AS. Brent naik dalam hariannya, sementara itu crude AS melorot pada penutupannya.
• "The general mood is bullish ‐ any dip is still being used as a buying opportunity," ungkap Carsten Fritsch, seorang analis energi pada Commerzbank di Frankfurt.
• "Given the supply risk, with falling North Sea output and the closure of three oil ports in Mexico, all this should lend support to prices," tambahnya.
EURO ZONE
• Euro terkoreksi terhadap dolar dan juga yen dalam 2 sesi berturut‐turut, dengan investor melakukan konsolidasi setelah penguatan euro belakangan ini, meskipun pelemahan mata uang tunggal ini nampaknya hanya sementara seiring pelaku pasar menunggu aksi ECB berikutnya.
• Investor masih berharap ECB akan melakukan pembelian obligasi setelah anggota ECB Christian Noyer mengatakan bank harus siap untuk melakukan intervensi dengan jelas di pasar obligasi sesegera mungkin untuk mengurangi biaya pinjaman di sejumlah negara zona euro yang terlilit utang. Ia juga menegaskan keluarnya Yunani dari keanggotaan zona euro tidaklah diharapkan.
• Euro tercatat melemah 0.8% di sekitar $1.2272, jauh di bawah level tertinggi 1 bulan di $1.2243 yang dicapai hari Senin. Euro mencatat level terendah 1 pekan di $1.2266, melanjutkan koreksinya setelah berhsil memecahkan areal support di $1.2290.
• Euro telah mengalami tekanan akibat rilis buruk data ekonomi zona euro belakangan ini. Pada hari Rabu, data industrial output Jerman turun sedikit lebih rendah dari ekspektasi di bulan Juni. Jerman juga melaporkan impor mengalami penurunan di bulan Juni, penurunan kedua kalinya dalam 3 bulan terakhir, dan ekspor juga turun.
• Dalam rilis buletin bulanan ECB hari Kamis, bank sentral menyebutkan prospek melemahnya
ekonomi kawasan. ECB melihat adanya resiko melemah pada prospek ekonomi dengan adanya tekanan pada pasar keuangan dan dampak potensial pada ekonomi riil menjadi perhatian utama.
• Nasib ekonomi zona euro yang paling suram telah terjadi sejak bulan Juni, menurut jajak pendapat Reuters yang menunjukkan Spanyol akan mengajukan permohonan bailout Uni Eropa dalam beberapa bulan. Para analis memangkas prospek ekonomi 2013 untuk Yunani, Portugal dan Spanyol, dan mengatakan mereka semua akan gagal mencapai target defisit anggaran yang disepakati dengan Komisi Eropa. Di antara negara zona ekonomi, hanya Irlandia yang terlihat memiliki peluang untuk mencapai kembali pertumbuhan moderat dalam waktu dekat.
U.K.
• Euro kembali melemah terhadap sterling, mendekati level terendah dalam sepekan terakhir setelah turun hingga session low di 0.7861. Pelemahan euro terhadap sterling ini dipengaruhi mulai turunnya ekspektasi akan langkah ECB untuk melakukan pembelian obligasi Spanyol dan Italia. Pekan ini, euro sempat rebound terhadap sterling setelah berhasil mencapai level tertinggi sejak awal Juli silam di 0.7963 yang tercetak pada Senin awal pekan ini.
• Namun demikian sterling juga melemah terhadap dolar AS seiring maraknya aksi jual para spekulan dengan ekspektasi bahwa BoE dalam waktu dekat akan meneruskan program pelonggaran kuantitatif untuk membantu menstimulasi ekonomi Inggris. Hingga akhir sesi New York, sterling tercatat melemah 0.12 persen terhadap dolar AS dan ditutup pada kisaran level 1.5635.
• Berdasarkan laporan dari Office for National Statistics, defisit perdagangan internasional Inggris untuk periode Juni semakin melebar menjadi 4,308 miliar pound, level terbesarnya sejak 1997 silam, jauh mengungguli data periode sebelumnya sebesar 2,718 miliar pound. Melebarnya defisit perdagangan ini disebabkan turunnya ekspor barang asal Inggris, terutama dipengaruhi krisis hutang Uni Eropa yang belum jelas penanganannya. Data ini akan memberikan tekanan lanjutan bagi pemerintah dan BoE yang terus mengharapkan bahwa ekspor akan bisa mendongkrak ekonomi Inggris keluar dari resesi.
JAPAN
• Order mesin Jepang tercatat naik 5.6% m/m di bulan Juni, namun hasil jajak pendapat sejumlah perusahaan memperkirakan order akan turun dalam 2 kuartal berturut‐turut ditengah ketidakpastian kondisi ekonomi global. Cabinet Office memangkas penilaiannya mengenai minat belanja modal perusahaan untuk pertama kalinya sejak September, setelah order hanya mencatat kenaikan lebih tipis dari perkiraan pasca mencatat turun 14.8% di bulan Mei sebelumnya, dan prospek suram untuk kuartal Juli‐September. Cabinet Office menyatakan bahwa order mesin di Jepang “naik‐turun”, dibanding pernyataan sebelumnya bahwa order berada pada “tren kenaikannya secara moderat”.
• Hasil sidang BOJ kemarin memutuskan untuk mempertahankan kebijakan moneternya namun memangkas penilaiannya untuk ekspor dan output menyusul perusahaan‐perusahaan pesimis dengan kondisi ekonomi global, mengisyaratkan BOJ siap mengekspansi stimulusnya lagi jika resiko terlihat memburuk. Gubernur BOJ Masaaki Shirakawa mengingatkan bahwa sementara pihaknya masih memprediksi ekspor bakal memulih, krisis utang Eropa kian meluas dan kemungkinan menunda peningkatan pada pasar ekspor Jepang seperti AS dan Cina. Namun, Shirakawa memberikan sedikit petunjuk mengenai kapan BOJ akan melonggarkan kebijkan moeneter berikutnya, dan mengesampingkan ide seorang anggota dewan baru bahwa bank sentral harus membeli obligasi asing.
• Sesuai perkiraan, bank sentral menahan diri untuk tidak menaikkan target dana talangan 70 triliun yen ($ 890.000.000.000) untuk program pembelian aset dan pinjaman. Tekanan untuk segera melakukan aksi kebijakan terlihat mereda menyusul pergerakan yen yang relatif stabil setelah rilis yang lebih baik dari perkiraan untuk data pekerjaan AS pekan lalu, serta keputusan oleh Federal Reserve dan Bank Sentral Eropa untuk mempertahankan kebijakan moneternya untuk saat ini.
AUSTRALIA
• Euro mendapat kenaikan tipis terhadap mata uang mitra utamanya dan Australian dollar mencapai level puncaknya dalam 4‐1/2 bulan Kamis lalu setelah data inflasi Cina memperkirakan batasan untuk menurun dan gambaran employment Australia meningkat.
• Data menunjukkan consumer inflation tahunan Cina melorot ke level terendahnya dalam 30‐bulan pada bulan Juli, memperkirakan bahwa bank sentral negara dapat mengikuti kenaikan tingkat suku bunga pada bulan Juni dan Juli untuk menstimulasi perekonomiannya.
• Sebaliknya, ekspektasi pada pemangkasan tingkat suku bunga memudar di Australia, setelah rilis data pada saat bersamaan karena Cina menunjukkan kenaikan begitu juga dalam employment Australia pada Juli melewati ekspektasi sementara itu tingkat pengangguran yang mengejutkan dengan turun menjadi 5.2 persen.
• Harga Australian bond futures sedikit turun tipis setelah rilis dari gambaran employment untuk bulan Juli.
SWISS
• Swiss franc mencatatkan kenaikan terhadap the greenback/dollar Kamis lalu, bersamaan dengan euro, karena pelaku pasar berharap pada European Central Bank yang pada akhirnya akan mengambil langkah untuk membuat turun borrowing costs di Italia dan Spanyol.
• The franc telah diperdagangkan bersamaan dengan euro sejak Swiss National Bank membatasi pada level 1.20 pada the safe‐haven unit akhir September. Investor khawatir mengenai krisis utang zona euro dengan mencari tempat yang aman, mendorong the franc naik hampir 20 persen dalam beberapa bulannya.
• Dengan perekonomian Eropa Selatan berada dalam resesi dan momentum pada Perancis dan Jerman menunjukkan tanda‐tanda kehilangan kecepatannya, investor telah menunggu tindakan ECB dalam membantu menurunkan krisis utang blok tersebut.