title cover

title cover

Friday, August 10, 2012

Headline News 10.08.12


US & GLOBAL
Bursa  saham  global  berhasil  bertahan  di  wilayah  positif  dalam  perdagangan  yang  relatif  sepi  dan  bursa  saham  Amerika  berkutat  di  level  tertinggi  dalam  4‐tahun  terakhir  setelah  data  ekonomi  China  kembali  mengidupkan  ekspektasi  bahwa  bank  sentral  akan  berbuat  lebih  banyak  untuk  mendorong  pertumbuhan.  Data  ekonomi  Amerika  yang  membaik  juga  memberikan dukungan setelah jobless claims mengalami penurunan pada pekan lalu, sementara defisit perdagangan pada  bulan Juni adalah yang terkecil dalam kurun 1‐1/2 tahun. 

Data dari China menunjukkan inflasi konsumen dalam basis antar tahun mencapai level terendah sejak 30‐bulan lalu dan  industrial  outputi  tumbuh  dengan  kecepatan  yang  paling  lambat  dalam  kurun  3‐tahun  terakhir.  Pasar  melihat  kondisi  tersebut  menguatkan  sinyal  bahwa  para  pemamgku  kebijakan  akan  berbuat  lebih  banyak  untuk  merangsang  ekonomi  terbesar kedua di dunia yang telah kehilangan momentum sejak awal tahun lalu. Harapan tersebut menutupi kekhawatiran  akan ketidakpastian stimulus keuangan dari ECB.  

Salah  satu  anggota  dewan  gubernur  ECB,  Christian  Noyer  mengatakan  pada  Kamis  bahwa  bank  sentral  bertekad  untuk  menurunkan biaya pinjaman dan harus siap untuk campur tangan di pasar obligasi dalam waktu dekat. 

Euro  melemah  karena  aksi  ambil  untung  pelaku  pasar  berkaitan  penguatan  akhir‐akhir  ini,  meskipun  penurunan  itu  diharapkan akan berlangsung sementara. Euro berakhir melemah 0,5 persen ke 1,2299 <EUR=>, menjauhi level tertinggi  dalam 1‐bulan terakhir di 1,2443 yang tercetak pada Senin. 

Membaiknya  data  ekonomi  Amerika  dan  kekhawatiran  tentang  kemungkinan  terhambatnya  pasokan  mendorong  harga  minyak  lebih  tinggi.  Minyak  Brent  naik  dalam  5‐sesi  terakhir,  ditutup  menguat  1,08  USD  ke  113,22  USD  per  barel,  sedangkan minyak mentah Amerika <CLc1> naik 1 sen ke 93,36 USD per barel. 

Indeks  saham  Eropa  FTSE  300  EUROFIRST  <.  FTEU3>  berakhir  naik  0,5  persen,  sedangkan  indeks  ekuitas  dunia  MSCI  <. MIWD00000PUS> naik 0,2 persen. 

Bursa Wall Street relatif sepi, para investor enggan mengambil posisi secara agresif. Indeks Dow Jones Industrial Average  <DJI.> turun 10,45 poin atau 0,08 persen, ke 13,165.19. Index Standard & Poor 500 <SPX.> naik 0,58 poin, atau 0,04 persen,  ke 1,402.80. Nasdaq Composite Index <IXIC.> naik 7,39 poin atau 0,25 persen, ke 3,018.64. 

Harga  obligasi  Amerika  melemah,  namun  berhasil  bangkit  dari  session  low‐nya  pasca  lelang  obligasi  Amerika  tenor  30‐ tahun. Obligasi Amerika tenor 10‐tahun <US10YT=RR> imbal hasilnya berada pada kisaran 1,693 persen. 



GOLD & COMMODITIES
Harga  emas  naik  dalam  volume  perdagangan  yang  sangat  tipis  Kamis  lalu,  karena  melambatnya  pertumbuhan  dalam  factory output Cina ditengah dorongan harapan investor untuk lebih besarnya stimulus moneter dari dari salah satu mesin  penggerak perekonomian dunia tersebut, yang mendukung permintaan pada logam mulia.  

Volume perdagangan dalam gold futures AS terlihat mencatatkan level terendah hariannya tahun 2012 berkenaan dengan  ketidakpastian mengenai banyaknya tindakan moneter dari the Fed dan ECB.  

"Without any news from central bankers this week, traders are not entering new positions, waiting for the next dose of  news from either the ECB or the Fed," ungkap Jeffrey Sherman, manajer commodities portfolio pada DoubleLine Capital LP.  

Penurunan  pada  consumer  inflation  Cina  ke  level  terendahnya  dalam  30‐bulan  pada  Juli  memperkirakan  bank  sentral  negara  dapat  mengikuti  kenaikan  tingkat  suku  bunga  pada  bulan  Juni  dan  Juli  untuk  mendorong  perekonomiannya.  Spekulasi telah bertumbuh dalam minggu‐minggu ini berkenaan dengan prospek pada easing di AS dan zona euro.  

Ketidakpastian  berkenaan  dengan  waktu  dan  cakupan  dari  banyaknya  tindakan  yang  akan  diambil  oleh  the  Fed  dan  European  Central  Bank  untuk  melonggarkan  kebijakan  moneter  telah  menjaga  emas  dalam  kisaran  $16  minggu  ini,  sementara itu menjaga tekanan pada euro dan logam‐logam industri. 


OIL & COMMODITIES
Oil futures naik Kamis lalu, dengan Brent naik dalam rangkaian lima harinya, didorong oleh membaik dari perkiraannya data  perekonomian dari AS, kekhawatiran mengenai potensi dari gangguan pasokan di Teluk Meksiko berkenaan dengan badai  tropis Ernesto dan turunnya outlook untuk produksi Brent dari North Sea.  

Harapan  pada  stimulus  dari  bank  sentral  utama  untuk  mendukung  pertumbuhan  ekonomi  berlanjut  untuk  mendukung  harga oil, analis mengatakannya.  

Kenaikan  diikuti  pada  terjadinya  mixed  Rabu  sebelumnya,  ketika  aksi  ambil  untung  menekan  kenaikan  yang  dipicu  oleh  lebih besar dari ekspektasinya penurunan dalam cadangan crude AS. Brent naik dalam hariannya, sementara itu crude AS  melorot pada penutupannya.  

"The general mood is bullish ‐ any dip is still being used as a buying opportunity," ungkap Carsten Fritsch, seorang analis  energi pada Commerzbank di Frankfurt.   

"Given the supply risk, with falling North Sea output and the closure of three oil ports in Mexico, all this should lend support  to prices," tambahnya.  


EURO ZONE
Euro terkoreksi terhadap dolar dan juga yen dalam 2 sesi berturut‐turut, dengan investor melakukan konsolidasi setelah penguatan euro belakangan ini,  meskipun pelemahan mata uang tunggal ini nampaknya hanya sementara seiring pelaku pasar menunggu aksi ECB berikutnya. 

Investor  masih  berharap  ECB  akan  melakukan  pembelian  obligasi  setelah  anggota  ECB  Christian  Noyer  mengatakan  bank  harus  siap  untuk  melakukan  intervensi dengan  jelas di pasar  obligasi  sesegera  mungkin untuk mengurangi  biaya pinjaman di  sejumlah negara zona euro yang terlilit  utang.  Ia juga  menegaskan keluarnya Yunani dari keanggotaan zona euro tidaklah diharapkan. 

Euro tercatat melemah 0.8% di sekitar $1.2272, jauh di bawah level tertinggi 1 bulan di $1.2243 yang dicapai hari Senin. Euro mencatat level terendah 1  pekan di $1.2266, melanjutkan koreksinya setelah berhsil memecahkan areal support di $1.2290. 

Euro telah mengalami tekanan akibat rilis buruk data ekonomi zona euro belakangan ini. Pada hari Rabu, data industrial output Jerman turun sedikit lebih  rendah dari ekspektasi di bulan Juni. Jerman juga melaporkan impor mengalami penurunan di bulan Juni, penurunan kedua kalinya dalam 3 bulan terakhir,  dan ekspor juga turun. 

Dalam rilis buletin bulanan ECB hari Kamis, bank sentral menyebutkan prospek melemahnya 
ekonomi kawasan. ECB melihat adanya resiko melemah pada  prospek ekonomi dengan adanya tekanan pada pasar keuangan dan dampak potensial pada ekonomi riil menjadi perhatian utama. 

Nasib ekonomi zona euro yang paling suram telah terjadi sejak bulan Juni, menurut jajak pendapat Reuters  yang menunjukkan Spanyol akan mengajukan  permohonan  bailout  Uni  Eropa  dalam  beberapa  bulan.  Para  analis  memangkas  prospek  ekonomi  2013  untuk  Yunani,  Portugal  dan  Spanyol,  dan  mengatakan mereka semua akan gagal mencapai target defisit anggaran yang disepakati dengan Komisi Eropa. Di antara negara zona ekonomi, hanya  Irlandia yang terlihat memiliki peluang untuk mencapai kembali pertumbuhan moderat dalam waktu dekat. 


U.K.
Euro  kembali  melemah  terhadap  sterling,  mendekati  level  terendah  dalam  sepekan  terakhir  setelah  turun  hingga  session  low  di  0.7861.  Pelemahan euro terhadap sterling ini dipengaruhi mulai turunnya ekspektasi akan langkah ECB untuk melakukan pembelian obligasi Spanyol dan  Italia. Pekan ini, euro sempat rebound terhadap sterling setelah berhasil mencapai level tertinggi sejak awal Juli silam di 0.7963 yang tercetak  pada Senin awal pekan ini.  

Namun demikian sterling juga melemah terhadap dolar AS seiring maraknya aksi jual para spekulan dengan ekspektasi bahwa BoE dalam waktu  dekat akan meneruskan program pelonggaran kuantitatif untuk membantu menstimulasi ekonomi Inggris. Hingga akhir sesi New York, sterling  tercatat melemah 0.12 persen terhadap dolar AS dan ditutup pada kisaran level 1.5635. 

Berdasarkan laporan dari Office for National Statistics, defisit perdagangan internasional Inggris untuk periode Juni  semakin melebar menjadi  4,308  miliar  pound,  level terbesarnya  sejak  1997 silam,  jauh  mengungguli  data  periode  sebelumnya  sebesar  2,718  miliar  pound.  Melebarnya  defisit  perdagangan  ini  disebabkan  turunnya  ekspor  barang  asal  Inggris,  terutama  dipengaruhi  krisis  hutang  Uni  Eropa  yang  belum  jelas  penanganannya.  Data  ini  akan  memberikan  tekanan  lanjutan  bagi  pemerintah  dan  BoE  yang  terus  mengharapkan  bahwa  ekspor  akan  bisa  mendongkrak ekonomi Inggris keluar dari resesi. 


JAPAN
Order mesin Jepang tercatat naik 5.6% m/m di bulan Juni, namun hasil jajak pendapat sejumlah perusahaan memperkirakan order akan turun  dalam 2 kuartal berturut‐turut ditengah ketidakpastian kondisi ekonomi global. Cabinet Office memangkas penilaiannya mengenai minat belanja  modal perusahaan  untuk pertama kalinya sejak September, setelah order hanya mencatat kenaikan lebih tipis dari perkiraan pasca mencatat  turun  14.8%  di  bulan  Mei  sebelumnya,  dan  prospek  suram  untuk  kuartal  Juli‐September.  Cabinet  Office  menyatakan  bahwa  order  mesin  di  Jepang “naik‐turun”, dibanding pernyataan sebelumnya bahwa order berada pada “tren kenaikannya secara moderat”. 

Hasil sidang BOJ kemarin memutuskan untuk mempertahankan kebijakan moneternya namun memangkas penilaiannya untuk ekspor dan output  menyusul perusahaan‐perusahaan pesimis dengan kondisi ekonomi global, mengisyaratkan BOJ siap mengekspansi stimulusnya lagi jika resiko  terlihat memburuk.  Gubernur BOJ Masaaki Shirakawa mengingatkan bahwa sementara pihaknya masih memprediksi ekspor bakal memulih, krisis utang Eropa kian  meluas dan kemungkinan menunda peningkatan pada pasar ekspor Jepang seperti AS dan Cina.  Namun, Shirakawa memberikan sedikit petunjuk mengenai kapan BOJ akan melonggarkan kebijkan moeneter berikutnya, dan mengesampingkan  ide seorang anggota dewan baru bahwa bank sentral harus membeli obligasi asing. 

Sesuai  perkiraan,  bank  sentral  menahan  diri  untuk  tidak  menaikkan  target  dana  talangan  70  triliun  yen  ($  890.000.000.000)  untuk  program  pembelian  aset  dan  pinjaman.  Tekanan  untuk  segera  melakukan  aksi  kebijakan  terlihat  mereda  menyusul  pergerakan  yen  yang  relatif  stabil  setelah rilis yang lebih baik dari perkiraan untuk data pekerjaan AS pekan lalu, serta keputusan oleh Federal Reserve dan Bank Sentral Eropa  untuk mempertahankan kebijakan moneternya untuk saat ini.

AUSTRALIA
Euro mendapat kenaikan tipis terhadap mata uang mitra utamanya dan Australian dollar mencapai level puncaknya dalam 4‐1/2 bulan Kamis lalu  setelah data inflasi Cina memperkirakan batasan untuk menurun dan gambaran employment Australia meningkat.   

Data menunjukkan consumer inflation tahunan Cina melorot ke level terendahnya dalam 30‐bulan pada bulan Juli, memperkirakan bahwa bank  sentral negara dapat mengikuti kenaikan tingkat suku bunga pada bulan Juni dan Juli untuk menstimulasi perekonomiannya.  

Sebaliknya,  ekspektasi  pada  pemangkasan  tingkat  suku  bunga  memudar  di  Australia,  setelah  rilis  data  pada  saat  bersamaan  karena  Cina  menunjukkan  kenaikan  begitu  juga  dalam  employment  Australia  pada  Juli  melewati  ekspektasi  sementara  itu  tingkat  pengangguran  yang  mengejutkan dengan turun menjadi 5.2 persen.  

Harga Australian bond futures sedikit turun tipis setelah rilis dari gambaran employment untuk bulan Juli.  


SWISS
Swiss  franc  mencatatkan  kenaikan  terhadap  the  greenback/dollar  Kamis  lalu,  bersamaan  dengan  euro,  karena  pelaku  pasar  berharap  pada  European Central Bank yang pada akhirnya akan mengambil langkah untuk membuat turun borrowing costs di Italia dan Spanyol.  

The franc telah diperdagangkan bersamaan dengan euro sejak Swiss National Bank membatasi pada level 1.20 pada the safe‐haven unit akhir  September. Investor khawatir mengenai krisis utang zona euro dengan mencari tempat yang aman, mendorong the franc naik hampir 20 persen  dalam beberapa bulannya.  

Dengan  perekonomian  Eropa  Selatan  berada  dalam  resesi  dan  momentum  pada  Perancis  dan  Jerman  menunjukkan  tanda‐tanda  kehilangan  kecepatannya, investor telah menunggu tindakan ECB dalam membantu menurunkan krisis utang blok tersebut.