title cover

title cover

Friday, April 1, 2011

Headline News 01.04.11

US & GLOBAL

• Bursa saham  AS  mengakhiri  perdagangan  kuartal  pertama  dengan  solid,  meskipun  volume  perdagangan  masih  tipis  seiring  penantian  investor  pada  rilis data  sektor  ketenagakerjaan  AS  yang  diharapkan  akan  memberikan  katalis  pendukung  kenaikan  indeks  untuk  mencapai  level  tertinggi  tahunannya.
Tercatat  menguat 5,4%  pada  kuartal  pertama,  indeks  S&P500  berada  dikisaran  level 1.330,  level teknis  yang  belum  bisa  dipecahkan  lebih  lanjut  dalam beberapa  bulan  terakhir.  Jika  data Non-Farm  Payrolls   dirilis  lebih  tinggi  dari  perkiraan,  maka  bursa  saham  AS  akan  mendapat  tambahan  momentum penguatan  lebih  lanjut.  Dow  Jones  <.  DJI>  turun  30,88  poin  atau  0,25%  ke  12,319.73,  S&P500  <.  SPX>  melemah  2,43  poin  atau  0,18%  ke  1,325.83
sedangkan Nasdaq <IXIC.> naik tipis  4,28 poin  atau 0,15%  ke 2,781.07. Selama  Maret, Dow naik  tipis  0,76%, S&P  turun  0,1% dan  Nasdaq  melemah 0,04%.
Sedangkan dalam kuartal  pertama 2011, Dow naik 6,4%,  S&P menguat 5,4% sementara Nasdaq  naik 4,8%.

• Harga  emas  naik  hampir  1%,  mencatat  kenaikan  beruntun  dalam  10-kuartal  terakhir  seiring  pelemahan  dollar AS  dan  maraknya  demonstrasi  di  negara pengeskppor  minyak  yang  meningkatkan  daya  tarik  emas  sebagai  mekanisme  lindung  nilai  terhadap  inflasi.  Kombinasi  antara  kebijakan  moneter  ultra-longgar  oleh  bank  sentral, kekhawatiran  kondisi  hutang  zona  euro dan  kerusuhan  politik  di  Timur  Tengah  telah  menjadi  pendorong  laju  kenaikan  emas, meskipun terbilang sebagai kenaikan kuartalan terkecil sejak  2008. Harga spot emas <XAU=> naik 0,8% ke 1,435.10 USD per troy ounce.

• Harga  minyak mencatat penutupan  tertinggi  dalam  2-1/2 tahun  terakhir  dalam  perdagangan  akhir-kuartal yang  tipis.  Harga  minyak  Brent  naik mendekati level  tertinggi  dalam  satu  kuartal  terakhir  dan  naik  22  USD  sejak  Januari  seiring  meningkatnya  konflik  Libia  dan  kerusuhan  di  Timur  Tengah  yang mengancam  pasokan  minyak.  Kinerja  minyak  mendapat  dukungan  dari  meningkatnya  risiko  geopolitik  Timur  tengah  dan  mulai  munculnya  sinyal sejak  akhir  2008  silam.  Minyak  pemulihan  pertumbuhan  ekonomi  AS.  Pergerakan  minyak  dalam  kuartal  pertama  tercatat  sebagai  yang  paling volatile mentah  Brent  untuk  pengiriman  Mei  <LCOc1> naik 2,23  USD  ke  117,36  USD  per  barel, penutupan  tertinggi  sejak  Agustus  2008 dan  mencetak penguatan 23,9% dalam Q1 2011. Sedangkan harga  minyak  Crude  AS <CLc1> naik  2,45  USD  ke  106,72  USD per  barel, penutupan  tertinggi sejak  September  2008,  dan mencatat  kenaikan 16,8% selama Q1 2011.

• Euro berhasil mencatat penguatan terhadap dollar  AS pada  kuartal pertama  2011 yang  didukung oleh  ekspektasi  kenaikan  suku bunga zona  euro.  Namun sehubungan dengan masih  berlanjutnya  kekhawatiran  pada  kondisi  hutang sebagian  negara  di  kawasan tersebut, laju  penguatan  euro  diperkirakan akan terhambat.  Terlebih  penting  lagi,  prospek  fundamental  ekonomi  Uni-Eropa  masih  redup,  terutama  dibeberapa  negara  denagn  taraf  ekonomi  kecil.
Tantangan terbaru untuk pemangku  kebijakan  di  Uni-Eropa adalah  hasil stress  test  perbankan di  Irlandia yang  mengindikasikan bahwa  bank-bank  negara
itu memerlukan  modal senilai  24 miliar  euro sebagai kompensasi menutup  perkiraan  kerugiannya. Menurut  beberapa  analis, persyaratan  modal tersebut
akan  sulit  untuk  dipenuhi  dan  pemerintah  Irlandia  harus  merestrukturisasi industri  perbankan  secara  keseluruhan.  Kondisi  inilah  yang  diperkirakan akan
memb ebani kinerja euro pada  awal  kuartal kedua.

• Hingga  akhir  sesi  New  York,  euro tercatat  naik  0,4%  ke  1,4178  <EUR=>.  Euro  tercatat menguat  masing-masing  6%  terhadap  dolar dan  8%  terhadap  yen
pada  kuartal pertama 2011, dimana penguatan  tersebut  disebabkan  oleh  ekspektasi  kenikan  suku  bunga  ECB mendhului The  Fed  dan Bank of Japan.  Data inflasi Uni-Eropa yang dirilis lebih tinggi dari perkiraan semakin memperkuat  ekspektasi kenaikan  suku  bunga ECB  pekan depan. Pasar Interest Rate Futures
saat ini  melihat  kemungkinan  kenaikan suku bunga sebesar 125  basis  poin dalam 12-bulan  kedepan. Terhadap yen, euro tercatat menguat 0.7% ke 117.90
<EURJPY=>  setelah  sempat  mencapai  level  tertinggi  10-bulan  terakhir  di  117,90  yen.  Dollar  AS  berakhir  menguat  0.3%  terhadap  yen  ke  83.13  <JPY=>.
Pelaku pasar  saat ini menantikan  rilis data  Non-Farm Payrolls  AS  yang diperkirakan akan  mengarahkan  kinerja euro  terhadap dollar  AS dalam jangka dekat
kedepan.  Para  ekonom  yang  disurvei  oleh  Reuters memperkirakan akan  ada  penambahan  sekitar  190.000  pekerjaan  (terangkum  dalam  data  Non-Farm  Payrolls ) pada  bulan Maret setelah sebelumnya meningkat sebesar 192.000  pada  Februari.                 




GOLD & COMMODITIES

• Harga  emas  naik  hampir  1 persen  pada  hari Kamis,  mencatat  kenaikan  kuartalan  ke-10  secara  berturut-turut,  dipicu  jatuhnyaa  dolar  dan  naiknya  harga minyak serta gandum sehingga menambah  daya tarik  emas  sebagai lindung nilai terhadap inflasi.

• Kebijakan  moneter yang sangat  longgar  oleh  sejumlah  bank  sentral, kekhawatiran  hutang  zona  euro dan  kerusuhan  politik  di Timur Tengah  telah menjadi faktor pendorong  utama bagi emas, meskipun  logam mulia tersebut hanya  naik 1 persen,  kenaikan kuartalan terkecil  sejak 2008, sebelum  krisis keuangan melanda.

• non-farm  payrolls   AS hari Jumat  untuk  periode Maret,   Emas  juga  mencatat kenaikan harian  terbesarnya  selama hampir  2  pekan, sehari  sebelum  rilis  data yang dianggap  sebagai indikator  kunci  kesehatan ekonomi AS.

• Investor  membeli  emas  untuk  lindung nilai terhadap ketidakpastian  yang terkait dengan  laporan pekerjaan hari Jumat.  Kekhawatiran terhadap inflasi juga menguntungkan  emas  seiring  kenaikan  harga minyak  akibat  kekhawatiran  kurangnya  pasokan  dari  Timur  Tengah,  dan  juga  melonjaknya  harga  gandum karena permintaan yang kuat. Emas diperkirakan akan terus melanjutkan  rally -nya menuju level rekor $1500 per ounce.

• Emas  juga  didukung  oleh  penguatan  euro  atas  dolar  dipicu  data  inflasi  yang  meningkatkan  peluang  ECB  untuk  menaikkan  suku  bunganya,  namun penguatan euro kemungkinan hanya  sementara saja, karena masalah krisis utang kawasan masih menjadi faktor  negatif  di kuartal kedua  tahun ini. Adapun kekhawatiran  utang  zona  euro  telah  menjadi  faktor  utama  kenaikan  30%  harga  emas  di  tahun  lalu.  Indikasi  kemungkinan  dilanjutkannya  penurunan
peringkat  utang negara  zona euro oleh lembaga pemeringkat Moody’s  pada  hari Kamis kemarin juga masih berpotensi men-support  emas lebih lanjut.

• tercatat sebesar  2,18 juta   Namun indikasi kenaikan  suku  bunga  oleh The  Fed  dan ECB telah  menggerogoti  beberapa  daya tarik emas,  dimana net outflow ons, atau  3,5 persen, dari dana yang diperdagangkan di bursa utama  tahun ini.

• Sementara jika pasar tenaga  kerja  AS terus membaik, maka akan mendorong The  Fed untuk menaikkan  suku  bunga lebih cepat dari perkiraan semula,  dan hal ini akan berpotensi menekan kembali harga emas.       


Survey BOJ-Tankan menguat tipis di Q1


Sentimen di kalangan pebisnis manufaktur Jepang menguat tipis di kuartal pertama tahun ini,
namun analis pasar mengantisipasi k emungkinan terjadi penurunan kepercayaan dalam
tahun ini setelah Jepang dilanda gempa dahsyat, tsunami dan juga krisis nuklir, demikian
data BOJ-Tankan menerangkan.
Data menunjukkan indeks untuk sentimen manufaktur besar sebesar plus 6 di periode Maret,
naik dari plus 5 di periode Desember. Data Maret sedikit lebih rendah dari ekspektasi plus 7.
Namun data Tankan tersebut belum merefleksikan dampak dari bencana gempa bumi,
tsunami dan juga krisis nuklir, karena survey BOJ dilakukan sebelum bencana melanda
negeri Sakura tersebut.
Adapun indeks untuk periode Juni (Q2) diperkirakan akan sebesar plus 2, menggambarkan
bahwa perusahaan memprediksi kondisi bisnis akan memburuk dalam 3 bulan kedepan.
Data Tankan juga menunjukkan bahwa perusahaan-peruahaan s kala besar berencana untuk
memangkas belanja modal mereka sebesar 0,4% di tahun fiskal Maret mendatang, kontras
dengan ekspektasi kenaikan 1,8%.

Oil jumps to 2-1/2-year highs, posts big Q1 gains

NEW YORK | Thu Mar 31, 2011 6:33pm EDT
NEW YORK (Reuters) - Oil prices jumped to their highest close in 2-1/2 years on Thursday in thin end-of-quarter trading that left Brent near a record quarterly rise of more than $22 as Libya's conflict and Middle East unrest kept supply threats in focus and U.S. economic data added lift.

Oil remained supported by geopolitical supply risks and signs of economic growth after the most volatile quarter for the oil market since the end of 2008, analysts said.

Prices built on early gains after a report that U.S. jobless claims fell last week and data pointing to improving Midwest employment, all coming ahead of the closely watched March nonfarm payrolls report due on Friday.
"End of quarter positioning and today's jobless figures again surprised on the favorable side with further economic optimism likely to be on display tomorrow morning," Jim Ritterbusch, president at Ritterbusch & Associates said in a note.

Brent crude for May rose $2.23 to settle at $117.36 a barrel, highest close since August 2008 and up 23.9 percent for the quarter.
Brent reached $117.70 intraday on Thursday, leaving May Brent's $118.42 contract high ahead of the front-month 2-1/2-year intraday peak near $120 struck on February 24.
Brent's recovery comes after it fell below $108 in the aftermath of Japan's March 11 earthquake and tsunami.

U.S. crude rose $2.45 to settle at $106.72, highest close since September 2008, and jumping 16.8 percent for the quarter.
Prices rose to $106.83 intraday, close to the March 7 peak of $106.95 that is the highest intraday price since 2008.

"Crude bounced off $102.70 (on Tuesday), finding support there, and Libya looks like it will be shut for awhile and with the Middle East and improving economic data the market is looking for a catalyst to take out the 2011 high," said Gene McGillian, analyst, Tradition Energy in Stamford, Connecticut.
Trading volumes remained tepid, well below 30-day averages for both Brent and U.S. crude.

CONFLICT IN LIBYA

Investors' belief that a protracted conflict in Libya will keep exports shut off was reinforced as forces loyal to Muammar Gaddafi took back oil ports at Ras Lanuf and Brega. Rebels readying a counter-attack were both encouraged by and wary of news of covert U.S. support and the defection of Gaddafi's foreign minister.
Libya's top oil official Shokri Ghanem said from Tripoli that the country was continuing to produce some oil, although output was much reduced.

MIDDLE EAST UNREST

Investors also eyed Bahrain, where dozens were missing and more than 300 were detained after a crackdown targeting activists and Shi'ites, the opposition said.
"Friday prayers may be a key issue supporting the market now, and some of the focus is starting to shift back to Japan and the cost of rebuilding the country," said Thorbjoern Bak Jensen, an analyst at Global Risk Management.
The conclusion of Friday prayers has been a favored time for protests in the region.
Protests and unrest in Syria and Yemen have also been part of the geopolitical risk premium.