title cover

title cover

Thursday, May 10, 2012

Headline News 10.05.12


US & GLOBAL
Bursa saham global merosot dalam enam harinya sementara itu obligasi safe‐haven AS dan Jerman naik Rabu lalu karena meningkatnya kekhawatiran mengenai rapuhnya perbankan Spanyol dan kebuntuan politik di Yunani memperburuk ketakutan mengenai krisis utang  zona euro.   

Permasalahan  mengenai  Eropa  ditambah  AS  dan  ekonomi  global  membuat  pelemahan.  Harga  oil  dan  indeks  Dow  Jones  industrial  average melempem dalam rangkaian enam harinya. Penurunan pasar ekuitas hampir menghapus kenaikan tahun ini pasar saham Eropa.  

Indeks Dow Jones industrial average <.DJI> ditutup turun 97.03 poin, atau 0.75 persen, ke level 12,835.06. Indeks Standard & Poor's 500  <.SPX> berkurang 9.14 poin, atau 0.67 persen, ke level 1,354.58. Indeks Nasdaq Composite  <.IXIC> anjlok 11.56 poin, atau 0.39 persen,  ke level 2,934.71.   

Spanyol  akan  meminta  bank‐bank  menyisihkan  sekitar  35  milyar  euro  ($45  milyar)  terhadap  pinjaman  untuk  membantu  sektor  pembangunan,  sumber  keuangan  mengatakannya.  Bank  besar  anjlok  setelah  meningkatnya  kekhawatiran  bahwa  negara  tersebut  kemungkinan membutuhkan international bailout.  

Indeks FTSE Eurofirst <.FTEU3> dari saham‐saham utama Eropa ditutup turun 0.3 persen ke level 1,014.46 poin. Indeks telah melemah  lebih dari 1 persen pada awal hariannya. Indeks MSCI's all‐country world equity <.MIWD00000PUS> anjlok 0.9 persen ke level 314.93,  rangkaian penurunan enam harinya yang terakhir terjadi Februari lalu.   

Obligasi kemudian membagi kenaikannya. Obligasi bertenor  10‐tahun/U.S. Treasury <US10YT=RR> naik  3/32  pada harga dengan yield  1.83 persen.   

Euro  anjlok  terhadap  dollar  ke  level terendah  3‐1/2‐bulan  Rabu  lalu, turun  dari  rangkaian delapan  harinya  dari  permasalahan  bahwa  gejolak politik di Yunani mengancam langkah penyelamatan dan karena ketakukan mengenai resiko yang ditimbulkan oleh bank‐bank  Spanyol. Euro merosot ke level terendahnya $1.2910, terendah sejak 23 Jan., sebelum menekan penurunannya untuk diperdagangkan  pada level $1.2936 <EUR=>, berkurang 0.5 persen dalam hariannya.     

Terhadap yen, euro berada pada level 103.03 yen, anjlok 0.8 persen, setelah mencapai level terendah 102.73, terendah sejak 16 Feb.     

Emas melemah dibawah level $1,600 per ons pada volume perdagangan yang besar Rabu lalu, mendekati untuk hapus kenaikan tahun  2012 karena ketidakpastian politik di Yunani dan bank Spanyol menambah kekhawatiran investor untuk menjual emas dalam rangkaian  pelemahan tiga harinya. Spot emas <XAU=> sempat berada pada level terendahnya dan turun 1 persen dalam harian ke level $1,589.26  per ons pada pukul 2:50 p.m. (1850 GMT). Emas mencapai level terendah empat bulannya 1,579.30, terendah sejak 3 Jan.     

Brent  crude  futures  naik  kembali  ke  area  positif  pada  perdagangan  terakhir  Rabu  lalu,  menghapus  pelemahan  lima  harinya  setelah  disetujuinya  pembayaran  bailout  untuk  Yunani  yang  menenangkan  kekhawatiran  mengenai  permasalahan  utang  zona  euro.  ICE  June  Brent crude <LCOc1> di settled di London ke level $113.20 per barrel, naik 47 sen, setelah anjlok ke level terendah $111.31 pada awalnya.  U.S. June crude <CLc1> turun 20 sen untuk ditutup ke level $96.81, anjlok dalam rangkaian enam harinya. Penurunan terbatas dengan  mencapai support pada 200‐hari moving average di level $96.29. 



GOLD & COMMODITIES
Emas terkoreksi di bawah $1600 per ounce dalam perdagangan yang cukup ramai pada hari Rabu, hampir menghapus keuntungannya  selama  2012  ini  menyusul  ketidakpastian  situasi  politik  di  Yunani  dan  kekhawatiran  bank  Spanyol  telah  mendorong  investor  untuk  menjual emasnya dalam 3 hari perdagangannya secara berturut‐turut. 

Logam  mulia  telah  turun  lebih  dari  3%  sepanjang  pekan  ini  akibat  kekhawatiran  terhadap  masalah  krisis  utang  Eropa  karena  adanya  pergantian presiden di Perancis, rapuhnya kondisi perbankan Spanyol dan kemacetan politik di Yunani. Huru‐hara yang terjadi di Eropa  sepekan terakhir ini telah menyurutkan minat investor untuk membeli emas. 

Harga  emas  spot  berhasil  rebound  dari  posisi  terendahnya  dan  mencatat  melemah  1%  di  $1,589.26  per  ounce.  Dalam  perdagangan  kemarin, emas mencatat intraday low di $1,579.30, level terendahnya sejak 3 Januari. Sedangkan emas berjangka AS untuk pengiriman  Juni tercatat turun $10.30 di $1,594.20 per ounce. 

Harga emas terlihat melemah dalam 2 bulan terakhir, sejak Kepala The Fed Ben Bernanke tidak memberikan indikasi bahwa bank sentral  akan  memulai  putaran  ketiga  pelonggaran  moneternya  (pembelian  obligasi  pemerintah)  atau  yang  lebih  dikenal  dengan  istilah  quantitative easing (QE)

Membaiknya  data  ekonomi  AS  belakangan  ini  telah  memperkuat  indikasi  bahwa  langkah  The  Fed  berikutnya  adalah  menaikkan  suku  bunga, kemungkinan dalam 6 hingga 9 bulan kedepan. 

Kenaikan emas di tahun 2012 mencapai total 14% di akhir Februari, namun saat ini kenaikannya hanya kurang dari 2%. 




OIL & COMMODITIES
Harga minyak berjangka turun dalam enam sesi berturut‐turut, tertekan oleh data yang menunjukkan stok minyak AS naik untuk 7 pekan  berturut‐turut  dan  juga  oleh  perubahan  peta  politik  di  Eropa  yang  kemungkinan  akan meningkatkan  kembali kekhawatiran  soal  krisis  utang kawasan. 

Stok  minyak  mentah  AS  naik  melampaui  perkiraan  di  pekan  lalu,  mencatat  kenaikan  3.7  juta  barel  menjadi  379.5  juta  barel,  level  tertingginya sejak Agustus 1990, berdasarkan laporan U.S. Energy Information Administration (EIA) semalam. 

Stok bensin turun 2.6 juta barel menjadi 207 juta barel, jauh lebih besar dari perkiraan, dan turun 25 juta dari posisi puncak 2012 di 232  juta barel yang tercatat di awal Februari. 

Sedangkan  untuk  stok  destilate,  termasuk  di  dalamnya  minyak  panas  dan  disel,  turun  3.3  juta  barel  menjadi  120.8  juta,  mencatat  penurunan 7 pekan berturut‐turut. 

Brent crude futures berhasil menguat kembali kedalam teritorial positif di akhir sesi Rabu, mengakhiri serangkaian kerugiannya dalam 5  sesi  terakhir  setelah  adanya  persetujuan  pembayaran  bailout  kepada  Yunani  telah  mengurangi  kekhawatiran  seputar  krisis  utang  kawasan. Kondisi oversold dalam beberapa hari terakhir akibat tekanan jual yang mengantarkan minyak berjangka turun 8.6% sejak 2 Mei  juga turut memicu bargain hunters

ICE June Brent crude <LCOc1> di pasar London berada di level $113.20 per barel, naik 47 sen setelah turun ke level intraday low $111.31  di awal sesi.  Sedangkan U.S. June crude <CLc1> turun 20 sen untuk ditutup di $96.81, mencatat penurunan 6 sesi berturut‐turut. Kerugian terbatas  setelah menemukan areal support di sekitar SMA‐200 di $96.29. Dalam 6 sesi terakhir minyak mentah AS telah terkoreksi $9.25 atau  8.8%, kerugian 6 hari terbesarnya sejak 23 September tahun lalu. 




EURO ZONE
Euro  melemah  ke  level  terendah  sejak  3‐bulan  terakhir  terhadap  dolar  AS  seiring  mencuatnya  kekhawatiran  bahwa  gonjang‐ganjing  politik  di  Yunani  akan  membahayakan  kesepakatan  penanganan  krisis  hutang  Uni‐Eropa.  Turut  memberatkan  kinerja  euro  adalah  meningkatnya  resiko  rentannya  kondisi  keuangan  perbankan  Spanyol.  Pemerintah  Spanyol  menuntut  perbankan  untuk  meningkatkan  provisi  dari  portofolio  propertinya  senilai  35  miliar  euro,  kondisi  mana  menaikkan kemungkinan bahwa akan lebih banyak dana publik digunakan dalam penyelamatan perbankan. 

Euro juga turun ke level terendah sejak Januari terhadap yen setelah imbal hasil obligasi Spanyol naik diatas level 6 persen, merupakan indikasi bahwa investor  memiliki kecemasa akan tingginya biaya yang  dibutuhkan  untuk memperbaiki kondi  perbankan  Spanyol.  Namun demikian  Euro berhasil  bangkit dari pelemahan  terendahnya sejak lebih dari 2‐1/2 bulan terakhir terhadap yen dtopang oleh rebound tipis bursa saham Amerika.  

Kekhawatiran pelaku pasar terhadap penanganan krisis hutang Uni‐Eropa diperkirakan masih akan membayangi sentimen dalam jangka menengah kedepan, karena  belum ada kejelasan baik dari Presiden Perancis dan partai berkuasa di Yunani mengenai keberlangsungan kesepakatan penanganan krisis hutang.   

Dari sisi fundamental ekonomi, data memperlihatkan bahwa ekspor Jerman untuk periode Maret melampaui perkiraan, hal tersebut menguatkan harapan bahwa  ekonomi terbesar Uni‐Eropa tersebut akan dapat menghindarkan diri dari potensi resesi. Data tersebut juga menegaskan posisi Jerman sebagai salah satu negara  yang dapat bertahan menghadapi krisis Uni‐Eropa.  

Hingga akhir sesi New York, euro tercatat melemah 0,52 persen terhadap dolar AS ke 1.2930, sementara itu euro juga turun 0,79 persen terhadap yen ke 103.00,  euro juga melemah 0,36 persen terhadap sterling ke 0.8016 dan melemah tipis 0,02 persen terhadap Swiss franc di 1.2007




U.K.
Penjualan  ritel  Inggris  anjlok  dalam  fase  tercepatnya  yang  lebih  dari  satu  tahun  pada  April  dan  pertumbuhan  jobs  melambat,  membawa  perekonomian mendekati kontraksi  pada kuartal ketiga dan menaikkan peluang untuk  dorongan cash/stimulus moneter berikutnya dari bank  sentral.   

Gambaran yang suram juga membawa perhatian pemerintah pada janji untuk melihat melalui langkah tidak populer pada austerity setelah dua  koalisi  berkuasa  menunjukkan  kinerja  yang  rendah  dari  pemilu  lokal,  menggambarkan  keprihatinan  pemilih  mengenai  kenaikan  harga,  pertumbuhan gaji yang rendah dan ketidakpastian mengenai pekerjaan.   

Bank of England akan menekan tanda‐tanda pelemahan ekonomi terakhir – sebagaimana gejolak yang muncul kembali di zona euro – melawan  tingginya tingkat inflasi ketika keputusan Kamis ini mengenai tingkat suku bunga yang  memberikan Inggris dosis lain stimulus moneter  untuk  melawan resesi.




JAPAN
Yen menguat terhadap mata uang utama dunia lainnya, ditopang oleh maraknya aksi beli terhadap aset berstatus safe haven ditengah mengerucutnya  kekhawatiran pelaku pasar akan perkembangan penanganan krisis hutang Uni‐Eropa. Terhadap dolar AS dan euro, yen menguat ke level tertinggi sejak  akhir Februari silam, dan sterling turun ke level terendahnya terhadap yen sejak pertengahan April. Sedangkan Aussie dolar juga mencatat pelemahan  tajam terhadap yen pasca merosot ke level terendah sejak awal Januari silam. 

Anggota senior  partai berkuasa Jepang (Democratic  Party of  Japan) – Seiji Maehara menyatakan bahwa BOJ  dapat lebih melebarkan durasi  dari tenor  obligasi pemerintah yang berada dalam skema pembelian aset mereka kedepannya, kondisi mana diperlukan jika bank sentral memerlukan pelonggaran  moneter lanjutan dalam rangka memerangi kondisi deflasi yang saat ini menggerogoti perekonomian Jepang. Lebih lanjut, Maehara menegaskan pihaknya  menyambut baik langkah pelonggaran moneter BOJ pada sidangnya akhir April lalu yang menaikkan pembelian aset pemerintah hingga 10 triliun yen.  

Hingga akhir sesi New York, dolar AS tercatat melemah 0.26 persen terhadap yen di 79.66, sementara itu euro turun 0,79 persen terhadap yen ke 103.00.  Sedangkan Aussie dolar tercatat melemah 1,1 persen terhadap yen 79.92 dan sterling juga turun 0,42 persen terhadap yen ke 128.46. 




SWISS
Swiss  franc  relatif  stabil  terhadap  euro  dan  melanjutkan  tekanannya  terhadap  dolar,  ditengah  kekhawatiran  ketidakpastian  politik  di  Yunani akan menghambat rencana penghematan yang ditujukan untuk mengatasi krisis utang kawasan. 

Investor  menimbang  ketidakpastian  langkah  selanjutnya  di  Yunani  setelah  pemimpin  partai  Koalisi  Kiri  negara  itu,  pada  hari  Selasa  mengatakan komitmen negara untuk kesepakatan penyelamatan Uni Eropa /  Dana Moneter Internasional menjadi batal demi hukum. 

Dua  partai  utama  Yunani  pro‐bailout  telah  gagal  memenangkan  suara  mayoritas  dalam  pemilihan  umum  akhir  pekan  kemarin,  meninggalkan pertanyaan atas kemampuan negara tersebut untuk mencegah kebangkrutan dan tetap menjadi bagian dari zona euro. 

Franc  turun  0.5%  terhadap  dolar  dan  bergerak  di  sekitar  0.9284  franc  dibandingkan  penutupan  New  York  hari  Selasa.  Sedangkan  terhadap euro, Swiss franc bergerak stabil di sekitar 1.2009 franc.





AUSTRALIA
Menteri Keuangan Australia Wayne Swan mengatakan perbaikan fiskal terbesar dalam tiga dekade yang diumumkan oleh pemerintah pada Selasa lalu  meningkatkan peluang bagi bank sentral negara itu untuk menurunkan suku bunga untuk memacu pertumbuhan ekonomi. 

Paket  anggaran  Swan  termasuk  pemotongan  besar‐besaran  untuk  anggaran  pertahanan,  ditujukan  untuk  mencapai  target  surplus  oleh  partai  Buruh  menjelang pelaksanaan pemilu yang diperkirakan akhir tahun depan. Program militer dan bantuan luar negeri yang akan paling terpukul oleh 33.6 miliar  dolar Australia langkah penghematan yang direncanakan. 

Pemerintah  bermaksud  untuk  mengubah  defisit  anggaran  sebesar  A$44.4  milyar  di  tahun  fiskal  yang  berakhir  30  Juni,  menjadi  surplus  sebesar  A$1.5  milyar di tahun depan. 

Pemerintah  bermaksud  untuk  mengubah  defisit  anggaran  sebesar  A$44.4  milyar  di  tahun  fiskal  yang  berakhir  30  Juni,  menjadi  surplus  sebesar  A$1.5  milyar di tahun depan. 

Reserve  Bank  of  Australia  telah  memangkas  suku  bunganya  sebesar  50  basis  poin  menjadi  3.75%  di  pekan  lalu  untuk  mendongkrak  pertumbuhan  ekonominya. Pasar memprediksi RBA akan memangkas suku bunga sebesar 100 bps di tahun depan. 

Aussie melanjutkan koreksinya di hari Rabu menyusul ketidakpastian kondisi politik di Yunani telah mendorong investor untuk menjauhi aset‐aset beresiko  dan memburu aset‐aset aman seperti obligasi Australia.  Aussie melemah 0.8% ke sekitar $1.0037 setelah terkoreksi ke level intraday low $1.0022, level terendahnya sejak akhir Desember. 

Hari  ini  pasar  akan  mencermati  data  ketenagakerjaan  Australia,  dimana  tingkat  pengangguran  diprediksi  naik  ke  5.3%  di  bulan  April  dengan  jumlah  pekerjaan berkurang sebanyak 5500.
Australia – Data tenaga kerja lebih optimis, AUDUSD rebound
Di luar dugaan, data tenaga kerja Australia periode April dirilis lebih optimis dari ekspektasinya. Daya serap
tenaga kerja Australia di bulan April melonjak 15.5k dari ekspektasi penurunan -5.5k, meskipun masih di bawah
periode Maret sebelumnya yang mencapai 44k.
Yang cukup mengejutkan adalah unemployment rate April yang merosot di luar dugaan menjadi 4.9% dari
ekspektasi peningkatan hingga 5.3% dibanding Maret sebelumnya 5.2%.
Namun jika dilihat lebih jauh, rilis data tenaga kerja Australia tersebut tidak terlalu menggembirakan, karena
ternyata data full-time employment April masih turun -10.5k dari periode sebelumnya 15.8k. Sehingga
disimpulkan bahwa peningkatan daya serap tenaga kerja Australia April tersebut banyak terdapat di tenaga
kerja kontrak paruh waktu (part-time).
Namun untuk jangka pendek ini, dapat dipahami bahwa data tenaga kerja Australia tidaklah seburuk yang
diperkirakan, yang artinya dapat meredam pesimisme pasar, serta meredam prospek kelanjutan pemangkasan
suku bunga RBA – yang diperkirakan akan terjadi pada pertemuan regulernya Juni mendatang.
AUDUSD rebound dari tekanannya untuk test-break ke atas level 1.0100an usai rilis data tenaga kerja Australia
tersebut. Kemarin AUDUSD merosot hampir menuju level parity-nya (1.0000) ke level terendahnya sejak akhir
Desember 2011, di 1.0017. Ini merupakan rangkaian penurunannya dari puncak Q2 di 1.0474 (27 Apr) yang
dipicu oleh pemangkasan suku bunga di luar dugaan sebesar 50 bps oleh RBA ke level 3.75% pada
pertemuannya 1 Mei pekan lalu.
Pada grafik intraday (4 jam) berikut menunjukkan bahwa rebound AUDUSD tidak hanya didukung oleh faktor
fundamental (rilis data tenaga kerja April Australia), namun juga oleh faktor technical, berupa pola reversal