US & GLOBAL
• Saham global jatuh pada Jumat menyusul kegelisahan atas kurangnya kemajuan dalam negosiasi fiskal AS dan tanda‐tanda resesi mendalam di zona euro, namun data menunjukkan ekspansi yang kuat di bidang manufaktur China sehingga membantu mengangkat harga minyak. Sektor manufaktur China mengalami ekspansi di awal Desember pada level terpesatnya dalam 14 bulan seiring meningkatnya order baru dan tenaga kerja, menambah optimisme terhadap peningkatan pemulihan ekonomi di negara tersebut.
• Dolar terkoreksi dari level tertinggi hampir 1 bulan terhadap yen sementara euro menguat ke level tertinggi terhadap dolar sejak awal Mei setelah data inflasi AS dirilis turun untuk pertama kalinya selama 6 bulan terakhir di periode November dan semakin memperkuat dukungannya terhadap langkah pelonggaran moneter The Fed. The Fed mengatakan akan mempertahankan suku bunga mendekati 0% hingga tingkat pengangguran turun paling tidak menjadi 6.5% dan selama inflasi tidak mengancam untuk menembus di atas 2.5% dan ekspektasi inflasi tetap stabil. Pembicaraan antara Presiden Barack Obama dan Ketua DPR John Boehner pada negosiasi anggaran yang dirancang untuk menghindari "tebing fiskal" terlihat jelas terhenti pada hari Jumat. Sebuah pemangkasan anggaran belanja pemerintah dan kenaikan tajam pajak diperkirakan akan menyerap dana hingga $600 milyar yang akan dimulai pada Januari tahun depan, jika Gedung Putih dan Kongres gagal mencapai kesepakatan untuk menghindari apa yang disebut dengan “tebing fiskal”, dimana hal ini akan mendorong ekonomi AS jatuh kedalam resesi. Frustrasi investor atas lambannya kemajuan negosiasi yang didapat ditunjukkan dengan penurunan 0.6% pada indeks S&P 500 pada hari Kamis sebelumnya.
• Dow Jones industrial average <.DJI> ditutup melemah 35.71 poin atau 0.27% di 13,135.01. Standard & Poor's 500 Index <.SPX> jatuh 5.87 poin atau 0.41% di 1,413.58. Sedangkan Nasdaq Composite Index <.IXIC> turun 20.83 poin atau 0.70% di 2,971.33. Nasdaq tertekan setelah terjadi penurunan 3.8% pada saham raksasa teknologi Apple <AAPL.O> setelah UBS memangkas target harga saham menjadi $700 dari $780 sementara iPhone 5 disambut dingin dalam debut pertamanya di China. Saham Apple yang ditutup di $509.79, telah melemah dalam beberapa bulan terakhir karena beberapa alasan yang mendasarinya setelah mencapai puncaknya di $705 di bulan September, diantaranya karena investor mengunci keuntungannya menjelang jadwal kenaikan capital‐gains untuk tahun depan.
• MSCI global stock index <.MIWD00000PUS> turun 0.04% ke 336.67 poin. Saham Eropa tergelincir menyusul sikap ambil untung oleh investor setelah mencapai level tertinggi 18‐bulan awal pekan kemarin, dan beberapa mengatakan indeks Eropa tersebut rentan terhadap koreksi lebih dalam seiring pembicaraan anggaran AS mengalami jalan buntu. FTSEurofirst 300 <.FTEU3> ditutup melemah 0.1% di 1,133.36.
• Membaiknya data manufaktur China telah memberikan dukungan positif terhadap prospek ekonomi AS dan juga global. China adalah negara konsumen minyak terbesar kedua dunia setelah AS. Brent crude <LCOc1> ditutup menguat $1.24 di $109.15 per barel, kenaikan mingguan pertamanya di bulan ini setelah 2 pekan mengalami kerugian. Sedangkan U.S. crude <CLc1> naik 84 sen di $86.73.
• Namun outlook ekonomi zona euro masih suram. Data manufaktur Jerman yang mengecewakan dan naiknya tingkat pengangguran di zona euro telah meredam pengaruh positif atas kenaikan tipis pada data PMI sektor jasa Jerman. Data PMI sektor manufaktur Jerman turun ke 46.3 di bulan Desember dari 46.8 di bulan sebelumnya, masih di bawah angka 50 yang mengindikasikan sektor manufaktur mengalami kontraksi. Data juga dirilis di bawah ekspektasi pasar 47.2
• Euro menguat 0.64% ke $1.3160, sementara dolar terkoreksi 0.15% ke 83.48 yen. Yen awalnya melemah setelah media Jepang melaporkan Partai Demokratik Liberal diprediksi akan memangkan pemilu hari Minggu, memperkuat spekulasi bahwa pemimpin parta tersebut, Shinzo Abe, akan berada dalam posisi yang kuat untuk mendorong pelonggaran moneter yang lebih tegas.
• Harga Treasury AS tenor 10 tahun naik 8/32 dengan yield 1.7041%. Departemen tenaga kerja AS melaporkan indeks harga konsumen (CPI) turun 0.3% bulan lalu, dipicu turun tajamnya harga bensin yang mengimbangi kenaikan di sektor lainnya. Data juga menunjukkan penurunan tertajamnya sejak Mei setelah mencatat kenaikan 0.1% di bulan Oktober sebelumnya. Penurunan CPI periode November juga lebih tajam dibandingkan perkiraan pasar yaitu turun 0.2%.
• Harga emas masih berada di bawah $1,700 per ons, berakhir relatif stabil namun mencatat penurunan dalam 3 pekan, dipicu sesi libur perdagangan dan buntunya negosiasi diantara dewan kebijakan moneter AS. Harga emas ditutup di $1,694.84 per ons, turun 0.1% dibandingkan penutupan Kamis.
GOLD & COMMODITIES
• Emas bertahan dibawah level $ 1700 per ons Jumat lalu, ditutup bertahan pada level harian tetapi turun dalam level terendah tiga minggunya, terhambat oleh volume perdagangan yang tipis dari musim liburan kedepannya dan ketidakpastian berkenaan macetnya negosiasi bujet AS.
• Perak ditutup ke level terendah mingguan. Palladium mengalami outperformed setelah data menunjukkan menguatnya pertumbuhan manufaktur Cina, pasar utama untuk palladium yang digunakan untuk pembersih auto emisi.
• Dengan hanya tertinggal dua minggu lagi dalam akhir tahunnya, trader emas terlihat enggan untuk masuk dalam posisi yang besar, kata analis.
• "It's been a rather uninspiring day for gold. I think a lot of money is sidelined until the end of the year," kata James Steel, analis pada HSBC di New York.
OIL & COMMODITIES
• Harga minyak naik pada perdagangan hari Jumat dipicu ekspektasi meningkatnya permintaan dari Cina setelah data menunjukkan sektor manufaktur di negara improtir minyak terbesar kedua di dunia tersebut mengalami peningkatan di bulan Desember pada level terpesatnya selama lebih dari setahun.
• Dengan berakhirnya kontrak Januari Brent di akhir sesi Jumat kemarin, Brent mencatat kenaikan mingguan lebih dari 1%, mengakhiri kerugian berturut‐turut selama 2 pekan terakhir. Sedangkan harga minyak mentah AS ditutup naik 84 sen di pekan kemarin.
• HSBC flash purchasing managers' index untuk Cina naik ke 50.9 di bulan Desember, level tertingginya sejak Oktober 2011 dan mencatat kenaikan bulanan kelimanay secara berturut‐turut. Angka di atas 50 mengindikasikan sektor manufaktur mengalami ekspansi
• Ketidakpastian dan gejolak di Timur Tengah juga mendukung harga minyak, dengan investor khawatir tentang potensi gangguan pasokan di wilayah tersebut.
• Brent January crude <LCOF3> naik $1.24 ke $109.15 per barel, sedangkan Brent February crude <LCOG3> naik $1.72 di $108.18 per barel. Sementara itu U.S. January crude <CLc1> ditutup naik 84 sen di $86.73 per barel. Kontrak Januari untuk minyak mentah AS akan berakhir pada 19 Desember.
• European Central Bank, siap untuk mengambil pengawasan pada bank‐bank regional, dikatakan Jumat lalu tidak terdapat bentuk kepuasan mengikuti tanda‐tanda awal dari meredanya ketegangan dalam pasar keuangan.
• Itu memaksa pemerintah untuk mendorong kedepannya melalui reformasi.
• Ketegangan dalam pasar obligasi zona euro telah mereda sejak Presiden ECB Mario Draghi berjanji pada bulan Juli untuk melakukan apapun yang dapat diambil untuk menjaga euro tetapi beberapa resiko masih mengemuka.
• Jerman menyangkal seruan untuk berbagi resiko finansial dalam zona euro Jumat lalu, menolak proposal untuk pendanaan membantu beban utang negara untuk mengatasi economic shocks dan membiarkan terbuka siapa yang akan membayar untuk akhirnya menekan bank‐bank. Apalagi pemilu tahun depan Jerman yang terus dipantau oleh pasar.
• Aktivitas sektor jasa Jerman melonjak pada bulan Desember, membantu sektor swasta mengalami ekspansi untuk pertama kalinya sejak bulan April yang menandai negara dengan ekonomi terbesar di Eropa itu kemungkinan luput dari kontraksi kuartal keempatnya, survei menunjukkannya.
U.K.
• Sterling jatuh ke level terendah lebih dari sepekan terhadap euro pada hari Jumat setelah Standard & Poor's memangkas proyeksinya untuk obligasi pemerintah Inggris menjadi negatif, mengancam resiko turunnya peringkat utang AAA negara kerajaan tersebut. Euro menguat 0.3% terhadap sterling di sekitar 0.8140 pound, setelah mencatat intraday high di 0.8146, level tertingginya sejak 5 Desember.
• Di akhir Kamis lalu, S&P mengatakan 1 dalam 3 peluang Inggris akan mengalami downgrade (penurunan peringkat) dalam 2 tahun kedepan. Namun pelemahan sterling terlihat terbatas karena outlook S&P sejalan dengan lembaga pemeringkat lainnya seperti Fitch dan Moody’s. Namun jika kondisi ekonomi terus memburuk, maka akan semakin memperkuat peluang untuk dilakukan downgrade.
• Sementara itu sterling berhasil rebound terhadap dolar hingga mencatat intraday high di $1.6177, level tertingginya sejak 17 Oktober ketika mencatat intraday high di $1.6178. Sterling terakhir tercatat menguat 0.3% terhadap dolar di sekitar $1.6160, dibandingkan dengan penutupan New York hari Kamis.
• Data inflasi AS juga turut membebani dolar setelah mencatat penurunan pertamanya selama 6 bulan terakhir di periode November dan semakin memperkuat dukungannya terhadap langkah pelonggaran moneter The Fed. The Fed mengatakan akan mempertahankan suku bunga mendekati 0% hingga tingkat pengangguran turun paling tidak menjadi 6.5% dan selama inflasi tidak mengancam untuk menembus di atas 2.5% dan ekspektasi inflasi tetap stabil.
• Sejumlah data ekonomi Inggris akan dirilis pekan ini seperti data CPI (Nov), BoE minutes (Des), retail sales (Nov), PSNB (Nov) dan GDP final (Q3). Jika data dirilis memburuk maka akan berpotensi menekan sterling.
JAPAN
• Industrial output Jepang naik 1.6 persen pada bulan Oktober, revisi data menunjukkannya Jumat lalu, memperkirakan bahwa factory output kemungkinan telah keluar dari level terbawahnya sementara itu meluasnya ekonomi yang terlihat dalam resesi yang dihadapi dari perlambatan (ekonomi) global.
• Gambaran dibandingkan dengan data awalnya yang naik 1.8 persen dan mengikuti penurunan 4.1 persen pada bulan September, data dari Menteri Perekonomian, Perdagangan dan Industri (METI) menunjukkannya.
• Ekonom telah bertahan dengan perkiraan dengan Jepang membuat recovery yang rapuh pada awal tahun depan untuk keluar dari bayang‐bayang resesi, dengan tingginya ekspektasi bahwa pemilu hari Minggu akan mendorong tujuan pemerintah baru pada pelonggaran kebijakan moneter yang agresif, sebuah polling Reuters menunjukkannya.
AUSTRALIA
• Australia dan New Zealand dollar memperluas penguatannya versus yen Jumat lalu dari tumbuhnya ekspektasi Bank of Japan akan menambah untuk mencetak uang, yang membawa mata uang mencatatkan penguatan tajam mingguannya.
• Aussie dan kiwi dollar berada dekat level tertinggi bulanan terhadap mitra AS‐nya, didorong oleh membaiknya data HSBC PMI yang mengacu pada aktivitas maufaktur Cina bulan Desember.
• Aussie <AUD=D4> naik ke level $1.0577, dari level $1.0527 pada awalnya, yang telah naik ke level tertinggi tiga bulannya $1.0585 minggu ini telah mencatatkan kenaikan 0.5 persen dalm mingguannya.
• Australia telah digambarkan sebagai "Iron Man" oleh negara‐negara utama industri, setelah menghasilkan 21 tahun pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan membangun kondisi yang harus membantu melindungi dari tantangan global di masa depan.
• Harga Australian bond futures merosot dari pergerakan mata uang global dan rendahnya likuiditas.
SWISS
• Franc Swiss melanjutkan apresiasinya terhadap dolar pada hari Jumat, mencatat kenaikan dalam 4 sesi berturut‐turut dan menembus level tertinggi sejak awal Mei setelah The Fed mengatakan akan melanjutkan program pembelian obligasinya. Progran bulanan The Fed sebesar $85 milyar untuk pembelian sekuritas berbasis hipotek dan Treasury telah menekan dolar, karena banyak investor melihat kebijakan seperti itu sama saja dengan mencetak lebih banyak uang dan berdampak pada pelemahan terhadap nilai dolar.
• Namun kondisi tersebut juga diimbangi oleh kekhawatiran terhadap krisis keuangan di AS yang biasa disebut dengan “tebing fiskal”, yang mana jika ini terjadi maka secara otomatis akan memicu pemangkasan belanja dan kenaikan tajam pada pajak, yang berpotensi mendorong ekonomi AS kedalam jurang resesi. Kondisi tersebut bisa berbalik menguntungkan dolar sebagai mata uang yang dianggap lebih aman resiko.
• Data inflasi AS juga turut membebani dolar setelah mencatat penurunan pertamanya selama 6 bulan terakhir di periode November dan semakin memperkuat dukungannya terhadap langkah pelonggaran moneter The Fed. The Fed mengatakan akan mempertahankan suku bunga mendekati 0% hingga tingkat pengangguran turun paling tidak menjadi 6.5% dan selama inflasi tidak mengancam untuk menembus di atas 2.5% dan ekspektasi inflasi tetap stabil.
• Dolar terkoreksi terhadap franc Swiss ke level intraday low di 0.9163 franc, level terendahnya sejak 4 Mei, dan terakhir bergerak di sekitar 0.9185, atau mencatat melemah 0.5% dibandingkan penutupan New York hari Kamis.
• Pekan ini hanya data trade balance Swiss periode November yang akan dirilis. Dengan minimnya data, maka pergerkan franc Swiss akan banyak terpengaruh oleh perkembangan yang terjadi di AS dan juga zona euro seperti masalah “tebing fiskal” AS dan juga pemberian bailout negara zona euro.