title cover

title cover

Monday, December 17, 2012

Headline News 17.12.12


US & GLOBAL
Saham  global  jatuh  pada  Jumat  menyusul  kegelisahan  atas  kurangnya  kemajuan  dalam  negosiasi  fiskal  AS  dan  tanda‐tanda  resesi  mendalam di zona euro, namun data menunjukkan ekspansi yang kuat di bidang manufaktur China sehingga  membantu mengangkat  harga  minyak.  Sektor  manufaktur  China  mengalami  ekspansi  di  awal  Desember  pada  level  terpesatnya  dalam  14  bulan  seiring  meningkatnya order baru dan tenaga kerja, menambah optimisme terhadap peningkatan pemulihan ekonomi di negara tersebut.  

Dolar terkoreksi dari level tertinggi hampir 1 bulan terhadap yen sementara euro menguat ke level tertinggi terhadap dolar sejak awal  Mei setelah data inflasi AS dirilis turun untuk pertama kalinya selama 6 bulan terakhir di periode November dan semakin memperkuat  dukungannya terhadap langkah pelonggaran moneter The Fed. The Fed mengatakan akan mempertahankan suku bunga mendekati 0%  hingga tingkat pengangguran turun paling tidak menjadi 6.5% dan selama inflasi tidak mengancam untuk menembus di atas 2.5% dan  ekspektasi inflasi tetap stabil. Pembicaraan antara Presiden Barack Obama dan Ketua DPR John Boehner pada negosiasi anggaran yang  dirancang untuk menghindari "tebing fiskal" terlihat jelas terhenti pada hari Jumat. Sebuah pemangkasan anggaran belanja pemerintah  dan  kenaikan  tajam  pajak  diperkirakan  akan  menyerap  dana  hingga  $600  milyar  yang  akan  dimulai  pada  Januari  tahun  depan,  jika  Gedung Putih dan Kongres gagal mencapai kesepakatan untuk menghindari apa yang disebut dengan “tebing fiskal”, dimana hal ini akan  mendorong ekonomi AS jatuh kedalam resesi. Frustrasi investor atas lambannya kemajuan negosiasi yang didapat ditunjukkan dengan  penurunan 0.6% pada indeks S&P 500 pada hari Kamis sebelumnya. 

Dow Jones industrial average <.DJI> ditutup melemah 35.71 poin atau 0.27% di 13,135.01. Standard & Poor's 500 Index <.SPX> jatuh 5.87  poin atau 0.41% di 1,413.58. Sedangkan Nasdaq Composite Index <.IXIC> turun 20.83 poin atau 0.70% di 2,971.33.   Nasdaq tertekan setelah terjadi penurunan 3.8% pada saham raksasa teknologi Apple <AAPL.O> setelah UBS memangkas target harga  saham menjadi $700 dari $780 sementara iPhone 5 disambut dingin dalam debut pertamanya di China. Saham Apple yang ditutup di  $509.79, telah melemah dalam beberapa bulan terakhir karena beberapa alasan yang mendasarinya setelah mencapai puncaknya di  $705 di bulan September, diantaranya karena investor mengunci keuntungannya menjelang jadwal kenaikan capital‐gains untuk tahun  depan. 

MSCI  global  stock  index  <.MIWD00000PUS>  turun  0.04%  ke  336.67  poin.  Saham  Eropa  tergelincir  menyusul  sikap  ambil  untung  oleh  investor  setelah  mencapai  level  tertinggi  18‐bulan  awal  pekan  kemarin,  dan  beberapa  mengatakan  indeks  Eropa  tersebut  rentan  terhadap koreksi lebih dalam seiring pembicaraan anggaran AS mengalami jalan buntu. FTSEurofirst 300 <.FTEU3> ditutup melemah 0.1%  di 1,133.36.  

Membaiknya data manufaktur China telah memberikan dukungan positif terhadap prospek ekonomi AS dan juga global. China adalah  negara konsumen minyak terbesar kedua dunia setelah AS. Brent crude <LCOc1> ditutup menguat $1.24 di $109.15 per barel, kenaikan  mingguan pertamanya di bulan ini setelah 2 pekan mengalami kerugian. Sedangkan U.S. crude <CLc1> naik 84 sen di $86.73.  

Namun outlook ekonomi zona euro masih suram. Data manufaktur Jerman yang mengecewakan dan naiknya tingkat pengangguran di  zona euro telah meredam pengaruh positif atas kenaikan tipis pada data PMI sektor jasa Jerman. Data PMI sektor manufaktur Jerman  turun ke  46.3 di bulan Desember dari  46.8 di bulan sebelumnya, masih di bawah angka  50 yang mengindikasikan sektor manufaktur  mengalami kontraksi. Data juga dirilis di bawah ekspektasi pasar 47.2 

Euro  menguat  0.64%  ke  $1.3160,  sementara  dolar  terkoreksi  0.15%  ke  83.48  yen.  Yen  awalnya  melemah  setelah  media  Jepang  melaporkan Partai Demokratik Liberal diprediksi akan memangkan pemilu hari Minggu, memperkuat spekulasi bahwa pemimpin parta  tersebut, Shinzo Abe, akan berada dalam posisi yang kuat untuk mendorong pelonggaran moneter yang lebih tegas. 

Harga Treasury AS tenor 10 tahun naik 8/32 dengan yield 1.7041%. Departemen tenaga kerja AS melaporkan indeks harga konsumen  (CPI) turun 0.3% bulan lalu, dipicu turun tajamnya harga bensin yang mengimbangi kenaikan di sektor lainnya. Data juga menunjukkan  penurunan tertajamnya sejak Mei setelah mencatat kenaikan 0.1% di bulan Oktober sebelumnya. Penurunan CPI periode November juga  lebih tajam dibandingkan perkiraan pasar yaitu turun 0.2%. 

Harga emas masih berada di bawah $1,700 per ons, berakhir relatif stabil namun mencatat penurunan dalam 3 pekan, dipicu sesi  libur  perdagangan  dan  buntunya  negosiasi  diantara  dewan  kebijakan  moneter  AS.  Harga  emas  ditutup  di  $1,694.84  per  ons,  turun  0.1%  dibandingkan penutupan Kamis.  


GOLD & COMMODITIES
Emas  bertahan  dibawah  level  $  1700  per  ons  Jumat  lalu,  ditutup  bertahan  pada  level  harian  tetapi  turun  dalam  level  terendah  tiga  minggunya,  terhambat  oleh  volume  perdagangan  yang  tipis  dari  musim  liburan  kedepannya  dan  ketidakpastian  berkenaan  macetnya  negosiasi bujet AS. 

Perak ditutup ke  level  terendah mingguan. Palladium mengalami outperformed setelah data  menunjukkan menguatnya pertumbuhan  manufaktur Cina, pasar utama untuk palladium yang digunakan untuk pembersih auto emisi. 

Dengan hanya tertinggal dua minggu lagi dalam akhir tahunnya, trader emas terlihat enggan untuk masuk dalam posisi yang besar, kata  analis. 

"It's been a rather uninspiring day for gold. I think a lot of money is sidelined until the end of the year," kata James Steel, analis pada HSBC  di New York.    


OIL & COMMODITIES
Harga  minyak  naik  pada  perdagangan  hari  Jumat  dipicu  ekspektasi  meningkatnya  permintaan  dari  Cina  setelah  data  menunjukkan  sektor  manufaktur  di  negara  improtir  minyak  terbesar  kedua  di  dunia  tersebut  mengalami  peningkatan  di  bulan  Desember  pada  level  terpesatnya  selama lebih dari setahun. 

Dengan berakhirnya kontrak Januari Brent di akhir sesi Jumat kemarin, Brent mencatat kenaikan mingguan lebih dari 1%, mengakhiri kerugian  berturut‐turut selama 2 pekan terakhir. Sedangkan harga minyak mentah AS ditutup naik 84 sen di pekan kemarin. 

HSBC flash purchasing managers' index untuk Cina naik ke 50.9 di bulan Desember, level tertingginya sejak Oktober 2011 dan mencatat kenaikan  bulanan kelimanay secara berturut‐turut. Angka di atas 50 mengindikasikan sektor manufaktur mengalami ekspansi 

Ketidakpastian  dan  gejolak  di  Timur  Tengah  juga  mendukung  harga  minyak,  dengan  investor  khawatir  tentang  potensi  gangguan  pasokan  di  wilayah tersebut. 

Brent  January  crude  <LCOF3>  naik  $1.24  ke  $109.15  per  barel,  sedangkan  Brent  February  crude  <LCOG3>  naik  $1.72  di  $108.18  per  barel.  Sementara itu U.S. January crude <CLc1> ditutup naik 84 sen di $86.73 per barel. Kontrak Januari untuk minyak mentah AS akan berakhir pada 19  Desember. 


EURO ZONE
European  Central  Bank,  siap  untuk  mengambil  pengawasan  pada  bank‐bank  regional,  dikatakan  Jumat  lalu  tidak  terdapat  bentuk  kepuasan  mengikuti  tanda‐tanda  awal  dari  meredanya  ketegangan dalam pasar keuangan.  

Itu memaksa pemerintah untuk mendorong kedepannya melalui reformasi.  

Ketegangan dalam pasar obligasi zona euro telah mereda sejak Presiden ECB Mario Draghi berjanji pada bulan Juli untuk melakukan apapun yang dapat diambil untuk menjaga euro tetapi  beberapa resiko masih mengemuka.  

Jerman menyangkal seruan untuk berbagi resiko finansial dalam zona euro Jumat lalu, menolak proposal untuk pendanaan membantu beban utang negara untuk mengatasi economic shocks  dan membiarkan terbuka siapa yang akan membayar untuk akhirnya menekan bank‐bank. Apalagi pemilu tahun depan Jerman yang terus dipantau oleh pasar. 

Aktivitas sektor jasa Jerman melonjak pada bulan Desember, membantu sektor swasta mengalami ekspansi untuk pertama kalinya sejak bulan April yang menandai negara dengan ekonomi  terbesar di Eropa itu kemungkinan luput dari kontraksi kuartal keempatnya, survei menunjukkannya. 


U.K.
Sterling jatuh ke level terendah lebih dari sepekan terhadap euro pada hari Jumat setelah Standard & Poor's memangkas proyeksinya untuk obligasi pemerintah Inggris menjadi  negatif, mengancam resiko turunnya peringkat utang AAA negara kerajaan tersebut. Euro menguat 0.3% terhadap sterling di sekitar 0.8140 pound, setelah mencatat intraday  high di 0.8146, level tertingginya sejak 5 Desember. 

Di akhir Kamis lalu, S&P mengatakan 1 dalam 3 peluang Inggris akan mengalami downgrade (penurunan peringkat) dalam 2 tahun kedepan. Namun pelemahan sterling terlihat  terbatas  karena  outlook  S&P  sejalan  dengan  lembaga  pemeringkat  lainnya  seperti  Fitch  dan  Moody’s.  Namun  jika  kondisi  ekonomi  terus  memburuk,  maka  akan  semakin  memperkuat peluang untuk dilakukan downgrade

Sementara itu sterling berhasil rebound terhadap dolar hingga mencatat intraday high di $1.6177, level tertingginya sejak 17 Oktober ketika mencatat intraday high di $1.6178.  Sterling terakhir tercatat menguat 0.3% terhadap dolar di sekitar $1.6160, dibandingkan dengan penutupan New York hari Kamis. 

Data  inflasi  AS  juga turut  membebani dolar  setelah  mencatat  penurunan pertamanya  selama 6  bulan terakhir  di periode November  dan  semakin memperkuat  dukungannya  terhadap langkah pelonggaran moneter The Fed. The Fed mengatakan akan mempertahankan suku bunga mendekati 0% hingga tingkat pengangguran turun paling tidak menjadi  6.5% dan selama inflasi tidak mengancam untuk menembus di atas 2.5% dan ekspektasi inflasi tetap stabil. 

Sejumlah data ekonomi Inggris akan dirilis pekan ini seperti data CPI (Nov), BoE minutes (Des), retail sales (Nov), PSNB (Nov) dan GDP final (Q3). Jika data dirilis memburuk maka  akan berpotensi menekan sterling. 


JAPAN
Industrial output Jepang naik 1.6 persen pada bulan Oktober, revisi data menunjukkannya Jumat lalu, memperkirakan bahwa factory output kemungkinan telah keluar  dari level terbawahnya sementara itu meluasnya ekonomi yang terlihat dalam resesi yang dihadapi dari perlambatan (ekonomi) global.  

Gambaran dibandingkan dengan data awalnya yang naik 1.8 persen dan mengikuti penurunan 4.1 persen pada bulan September, data dari Menteri Perekonomian,  Perdagangan dan Industri (METI) menunjukkannya.  

Ekonom telah bertahan dengan perkiraan dengan Jepang membuat recovery yang rapuh pada awal tahun depan untuk keluar dari bayang‐bayang resesi, dengan  tingginya ekspektasi bahwa pemilu hari Minggu akan mendorong tujuan pemerintah baru pada pelonggaran kebijakan moneter yang agresif, sebuah polling Reuters  menunjukkannya. 


AUSTRALIA
Australia  dan  New  Zealand  dollar  memperluas  penguatannya  versus  yen  Jumat  lalu  dari  tumbuhnya  ekspektasi  Bank  of  Japan  akan  menambah  untuk  mencetak  uang,  yang  membawa mata uang mencatatkan penguatan tajam mingguannya.  

Aussie dan kiwi dollar berada dekat level tertinggi bulanan terhadap mitra AS‐nya, didorong oleh membaiknya data HSBC PMI yang mengacu pada aktivitas maufaktur Cina bulan  Desember.  

Aussie <AUD=D4> naik ke level $1.0577, dari level $1.0527 pada awalnya, yang telah naik ke level tertinggi tiga bulannya $1.0585 minggu ini telah mencatatkan kenaikan 0.5  persen dalm mingguannya.  

Australia telah digambarkan sebagai "Iron Man" oleh negara‐negara utama industri, setelah menghasilkan 21 tahun pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan membangun  kondisi yang harus membantu melindungi dari tantangan global di masa depan.  

Harga Australian bond futures merosot dari pergerakan mata uang global dan rendahnya likuiditas. 


SWISS
Franc Swiss melanjutkan apresiasinya terhadap dolar pada hari Jumat, mencatat kenaikan dalam 4 sesi berturut‐turut dan menembus level tertinggi sejak awal Mei setelah The  Fed mengatakan akan melanjutkan program pembelian obligasinya. Progran bulanan The Fed sebesar $85 milyar untuk pembelian sekuritas berbasis hipotek dan Treasury telah  menekan dolar, karena banyak investor melihat kebijakan seperti itu sama saja dengan mencetak lebih banyak uang dan berdampak pada pelemahan terhadap nilai dolar. 

Namun  kondisi  tersebut  juga  diimbangi  oleh  kekhawatiran  terhadap  krisis  keuangan  di  AS  yang  biasa  disebut  dengan  “tebing  fiskal”,  yang mana  jika  ini  terjadi  maka  secara  otomatis  akan  memicu  pemangkasan  belanja  dan  kenaikan  tajam  pada  pajak,  yang berpotensi mendorong  ekonomi  AS  kedalam  jurang  resesi.  Kondisi  tersebut bisa berbalik  menguntungkan dolar sebagai mata uang yang dianggap lebih aman resiko. 

Data  inflasi  AS  juga turut  membebani dolar  setelah  mencatat  penurunan pertamanya  selama 6  bulan terakhir  di periode November dan  semakin memperkuat  dukungannya  terhadap langkah pelonggaran moneter The Fed. The Fed mengatakan akan mempertahankan suku bunga mendekati 0% hingga tingkat pengangguran turun paling tidak menjadi  6.5% dan selama inflasi tidak mengancam untuk menembus di atas 2.5% dan ekspektasi inflasi tetap stabil. 

Dolar terkoreksi terhadap franc Swiss ke level intraday low di 0.9163 franc, level terendahnya sejak 4 Mei, dan terakhir bergerak di sekitar 0.9185, atau mencatat melemah 0.5%  dibandingkan penutupan New York hari Kamis. 

Pekan ini hanya data trade balance Swiss periode November yang akan dirilis. Dengan minimnya data, maka pergerkan franc Swiss akan banyak terpengaruh oleh perkembangan  yang terjadi di AS dan juga zona euro seperti masalah “tebing fiskal” AS dan juga pemberian bailout negara zona euro.