title cover

title cover

Monday, May 14, 2012

Headline News 14.05.12


US & GLOBAL
Bursa saham global melemah Jumat lalu karena ketidakpastian mengenai suramnya krisis utang Eropa yang dapat diatasi pada awalnya  dengan  membaik  dari  ekspektasinya  consumer  sentiment  AS,  sementara  itu  harga  oil  anjlok  setelah  pelemahan  data  dari  Cina  yang  mengurangi ekspektasi permintaan.     

Obligasi  safe‐haven  pemerintah  naik,  dengan  yield  pada  obligasi  bertenor  10‐tahun/U.S.  Treasury  mencatatkan  penurunan  dalam  rangkaian  delapan  minggunya.  Apakah  Yunani  bisa  tetap  bertahan  dalam  zona  euro  dan  permasalahan  mengenai  tingkat  kesehatan  perbankan Spanyol mendorong aksi beli.   

Data menunjukkan consumer sentiment AS naik ke level tertinggi yang lebih dari empat tahun pada awal Mei yang mendorong saham‐ saham pada awal hariannya, tetapi permasalahan mengenai Eropa dan JPMorgan Chase & Co's <JPM.N> dari kerugian perdagangan $2  milyar membawa pasar saham untuk melemah. Saham JPMorgan's turun 9.3 persen ke level $36.96, penekan terbesar pada indeks S&P  500. Penekan terbesar lainnya adalah Citibank <C.N>, anjlok 4.2 persen ke level $29.35.   

Indeks Dow Jones industrial average <.DJI> melemah 34.44 poin, atau 0.27 persen, untuk ditutup ke level 12,820.60. Indeks Standard &  Poor's 500 <.SPX> berkurang 4.60 poin,atau 0.34 persen, ke level 1,353.39. Tetapi indeks Nasdaq Composite <.IXIC> hanya naik 0.18 poin,  atau 0.01 persen, untuk ditutup ke level 2,933.82.   

Indeks FTSEurofirst <.FTEU3> dari saham‐saham utama Eropa naik 0.3 persen untuk ditutup dilevel 1,022.52. Indeks MSCI world equity  <.MIWD00000PUS> berbalik melemah, turun 0.3 persen ke level 314.99.   

Euro anjlok ke level terendah 3‐1/2‐bulan pada perdagangan yang volatile. Euro telah merosot terhadap dollar sekitar delapan dari 10  harinya dengan secara kumulatif turun 2.4 persen, dipangkas oleh gejolak Yunani. Euro <EUR=> berkurang 0.12 persen ke level $1.2919,  sementara itu dollar index AS <.DXY> meningkat 0.21 persen ke level 80.283. Terhadap Japanese yen, dollar <JPY=> melemah 0.03 persen  ke level 79.90.   

Obligasi AS bertenor 10‐tahun/U.S. Treasury note <US10YT=RR> naik 9/32 pada harganya dengan yield 1.84 persen.   

Emas merosot hampir 1 persen  Jumat lalu karena kekhawatiran memburuknya krisis utang Eropa dan penurunan tajam pada ekuitas  serta komoditas membawa logam mulia mencapai penurunan terbesar mingguannya tahun ini. Spot emas <XAU=> turun 0.8 persen ke  level $1,5780.25 per ons pada pukul 2:37 p.m. EDT (1837 GMT), yang pada awalnya mencapai level terendahnya $1,574.29, terendah  sejak 3 Jan.   

Industrial output Cina mengalami ekspansi pada bulan April ke fase terlambat tahunannya yang mendekati tiga tahun. Ketika ditambah  dengan kurangnya gambaran perdagangan dari Kamis sebelumnya, data memperkirakan perekonomian Cina berlanjut melambat setelah  pelemahan kinerja kuartal pertamanya.   

Brent crude futures untuk pengiriman bulan Juni <LCOc1> melemah 47 sen untuk di settle ke level $112.26 per barrel. U.S. June light  sweet crude contract <CLc1> anjlok 95 sen untuk di settle ke level $96.13 per barrel. 


GOLD & COMMODITIES
Emas merosot 1% pada sesi Jumat dipicu kekhawatiran memburuknya krisis utang Eropa dan koreksi tajam pada ekuitas dan komoditas  telah menyebabkan emas mengalami penurunan mingguan terbesarnya tahun ini. 

Emas mengalami tekanan terberatnya setelah pengumuman kerugian perdagangan dari JPMorgan Chase & Co <JPM.N>, sebagai trader  utama  emas,  yang  membuat  sentimen  negatif  di  kalangan  investor.  Penurunan  tajam  pada  harga  minyak  dan  tembaga  juga  telah  mengimbangi rilis positif data kepercayaan konsumen AS. 

Ketidakpastian politik di Yunani dan pergantian kepemimpinan di Perancis pekan kemarin telah memicu keraguan dikalangan investor  mengenai  apakah  Eropa  akan  benar‐benar  keluar  dari  krisis  setelah  diberi  bailout  milyaran  euro.  Kekhawatiran  terhadap  kondisi  perbankan Spanyol juga turut memberi tekanan. 

Emas spot turun 0.8% ke $1,5780.25 per ounce, setelah sempat tersungkur ke level intraday low $1,574.29, level terendahnya sejak 3  Januari.  Dalam  sepekan  terakhir,  emas  mencatat  kerugian  3.7%,  kinerja  terburuknya  sejak  pekan  per  18  Desember  tahun  lalu  ketika  terkoreksi hampir 7%. Sedangkan untuk emas berjangka AS pengiriman Juni turun $11.50 di $1,584 per ounce. 

Meskipun  tahun  lalu  emas  cenderung  diuntungkan  oleh  kekhawatiran  terhadap  performa  ekonomi  Eropa,  namun  tahun  ini  emas  cenderung bergerak searah dengan aset beresiko, setelah dolar dan obligasi pemerintah AS dianggap sebagai pilihan yang lebih aman. 

Aksi beli fisik emas dari India juga terlihat lemah dalam beberapa pekan terakhir, akibat melemahnya rupee, dan menambah pesimisme  pada emas. 

Sedangkan sejumlah aksi beli emas terlihat di AS, dimana penjualan koin emas American Eagle menembus 31500 ounce dalam bulan ini,  naik sekitar 50% dibandingkan penjualan bulan April secara keseluruhan. 
OIL & COMMODITIES
Harga  minyak  turun  di  hari  Jumat  dan  mencatat  penurunan  mingguan  keduanya  secara  berturut‐turut,  tertekan  oleh  lemahnya  pertumbuhan industri di Cina yang meng‐counter laporan positif data kepercayaan konsumen AS yang menembus level tertinggi 4 tahun. 

Penurunan minyak mentah jenis Brent sebesar 6.2% dalam 2 pekan terakhir adalah merupakan prosentase kerugian 2 pekan terbesarnya  sejak 16 Desember. Sedangkan minyak mentah AS turun 8.4% dalam 2 pekan terakhir, mencatat koreksi terbesarnya sejak 30 September. 

Minyak mentah telah mengalami tekanan sejak sesi awal ketika data menunjukkan produksi industri Cina di bulan April tumbuh pada  level  terlemahnya  selama  hampir  3  tahun  terakhir.  Laporan  tersebut  menambah  gambaran  buruk  pada  ekonomi  Cina  pasca  rilis  mengecewakan data perdagangan di hari sebelumnya. Cina, sebagai negara konsumen minyak terbesar kedua setelah AS, melaporkan  ekspor dan impor di bulan April tumbuh pada tingkat yang lebih rendah dari perkiraan. Kinerja perdagangan di bulan tersebut juga secara  mengejutkan  melemah,  sehingga  pemerintah  nampaknya  perlu  untuk  melonggarkan  kembali  kebijakan  moneternya  untuk  memacu  ekspansi ekonomi tahunannya. 

Minyak  kemudian  memangkas  kerugiannya  setelah  dirilisnya  data  kepercayaan  konsumen  AS  yang  naik  di  bulan  ini  ke  level  tertinggi  selama  lebih  dari  4  tahun,  berdasarkan  laporan  data  awal  Mei  dari  Thomson  Reuters/University  of  Michigan.  Data  tersebut  telah  memberi  dukungan  positif  pada  ekuitas  AS,  sebelum  akhirnya  berakhir  melemah.  Bursa  saham  juga  sempat  menguat  bahkan  disaat  muncul laporan kerugian dari JPMorgan Chase & Co's sekitar $2 milyar dan telah membantu mengurangi kerugian pada minyak. 

Minyak juga telah mendapat tekanan dari laporan kenaikan produksi minyak OPEC yang membantu mendorong naiknya stok minyak AS  dan juga ketidakpastian kondisi ekonomi dan politik di Eropa akibat krisis utang. 

Brent June crude <LCOc1> turun 47 sen di $112.26 per barel, setelah jatuh ke $111.40, dan mencatat kerugiannya dalam pekan kemarin  mencapai 0.81%.   

Sedangkan U.S. June crude <CLc1> jatuh 95 sen di $96.13, di bawah MA‐200 di $96.27, dan mencatat penurunan 2.4% sepekan kemarin. 

Berdasarkan  laporan  dari  International  Energy  Agency  (IEA)  bahwa  permintaan  minyak  global  tahun  ini  masih  relatif  tetap,  hanya  mencatat naik 20.000 barel per hari dari laporan sebelumnya 790.000 barel per hari. EIA memprediksi harga minyak masih akan tinggi  akibat tekanan masalah program nuklir Iran bahkan disaat meniingkatnya suplai minyak dunia dan naiknya stok minyak. 

EURO ZONE
Pada sesi Jumat akhir pekan lalu euro sempat menguat terhadap dolar AS, rebound tipis setelah sempat anjlok ke level terendah sejak 3‐1/2 bulan terakhir  menyusul  ketidakpastian  politik  Yunani  dan  Perancis  serta  kondisi  perbankan  Spanyol  yang  meningkatkan  kekhawatiran  pelaku  pasar.  Turut  menekan  minat  investor  terhadap  aset  beresiko  adalah  pernyataan  institusi  keuangan  terkemuka  JP  Morgan  Chase  yang  merugi  hingga  2  miliar  USD  dalam  perdagangan beberapa mata uang asingnya.  

Pimpinan Partai Sosialis – Evangelos Venizelos pesimis bahwa masih terdapatnya harapan bahwa pemerintahan baru akan bisa terbentuk, menyusul tidak  ada pihak yang meraih suara mayoritas. Pemimpin Demokrat Kiri menegaskan bahwa Yunani kemungkinan besar akan terpaksa menjalani pemilu ulang  untuk dapat menentukan pihak mana yang bisa membentuk pemerintahan baru.  

Awal  pekan  ini  para  menteri  keuangan  Uni‐Eropa  akan  bertemu  di  Brussels  –  Belgia  untuk  membicarakan  agenda  perkembangan  ekonomi  global  dan  diperkirakan akan berfokus pada krisis di Yunanidan problem anggaran di Spanyol. Pertemuan tersebut kemudian akan dilanjutkan dengan pertemuan  menteri‐menteri keuangan dari ke 27‐anggota Uni‐Eropa. Dan yang akan menjadi perhatian adalah pertemuan pertama kalinya antara Presiden Francois  Hollande dengan Kanselir Angela Merkel untuk melihat pendekatan apa yang akan digunakan kedua pemimpin tersebut dalam menyelaraskan langkah  penanganan krisis Uni‐Eropa. 

Dalam sepekan  terakhir  euro tercatat  pelemahan  tajam  1,25  persen  terhadap  dolar  AS ke  1.2920,  sementara  itu  euro  juga  mencatat  pelemahan  1,15  persen terhadap yen ke 103.25, dan euro juga mencatat pelemahan 0,78 persen terhadap sterling ke 0.8038 dan melemah tipis 0,02 persen terhadap  Swiss franc di 1.2010. 

U.K.
Consumer  morale  di  Inggris  memburuk  pada  bulan  April  karena  orang  menjadi  khawatir  mengenai  ketersediaan  jobs  dan  menjauhi  untuk  membeli barang‐barang mahal seperti kendaraan/mobil, sebuah survei dari lender Nationwide menunjukkannya Jumat lalu. 

Gambaran  terpadu  dengan  survei  yang  dirilis  Rabu  sebelumnya  yang  menunjukkan  penjualan  ritel  Inggris  anjlok  menuju  penurunan  terbesar  tahunannya yang lebih dari satu tahun pada bulan April sementara itu jumlah orang yang bekerja tetap menjadi melambat pertumbuhannya. 

Inggris berbalik suram pada bulan lalu karena anjloknya sektor konstruksi yang manandai makin dalamnya resesi dan para produser menaikkan  harga, menyoroti panjang dan sulitnya untuk kembali pada sehatnya perekonomian.  

AUSTRALIA
Aussie terkoreksi ke level terendah selama hampir 5 bulan pada hari Jumat setelah sentimen terhadap aset beresiko kembali mendapat tekanan pasca  serangkaian data Cina yang mengecewakan serta JPMorgan Chase & Co's yang melaporkan kerugian perdagangan senilai $2 milyar. 

Aussie terkoreksi ke level intraday low di $1.0018, level terendahnya sejak akhir Desember. Aussie berhasil rebound dan bergerak di sekitar $1.0065 di sesi  New York setelah rilis data ekonomi AS memberikan peluang untuk The Fed melonggarkan kebijakan moneternya. Namun koreksi kembali terjadi di akhir  sesi dan terakhir bergerak di sekitar $1.0025. 

PPI AS diluar dugaan turun di bulan April menyusul biaya energi turun ke level tertajamnya dalam 6 bulan terakhir, sinyal bahwa inflasi melemah, dan  memberikan tambahan peluang bagi The Fed untuk melonggarkan kebijakan moneternya untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi. 

Sebelumnya,  Aussie  mengalami  tekanan  setelah  data  industrial  production  Cina  turun  tajam  di  bulan  April  menyusul  investasi  melemah  ke  level  terendahnya selama hampir 1 dekade terakhir, dan dirilis jauh di bawah ekspektasi pasar. Aussie sangat rentan tekanan oleh berita buruk dari Cina, karena  negara tersebut adalah pasar ekspor terbesar Australia. Jika ekonomi Cina memburuk, maka dipastikan nilai ekspor Australia akan turun dan berpotensi  membebani ekonomi Australia, sehingga nilai tukar Aussie pun cenderung melemah. 

Kondisi politik di zona euro masih akan menjadi sorotan pasar, khususnya di Yunani, setelah hasil pemilu yang kurang meyakinkan pekan lalu berpotensi  membawa  negara  tersebut  mengalami  kekacauan  politik  sehingga  menaikkan resiko  Yunani  akan  terdepak  dari  zona  euro. Selama  sentimen  terhadap  kondisi zona euro masih negatif, maka akan berpeluang menekan aset‐aset beresiko, termasuk mata uang berimbal hasil lebih tinggi, seperti Aussie. 

JAPAN
Pada  sesi  Jumat  akhir  pekan  lalu  rilis  data  kepercayaan  konsumen  Amerika  –  University  of  Michigan  surveys  untuk  periode  Mei  memperlihatkan  peningkatkan ke level tertinggi sejak 4‐tahun terakhir. Kondisi mana kemudian meningkatkan minat terhadap aset beresiko dan menaikkan performa dolar  AS terhadap yen Jepang.  

Bank of Japan menyatakan bahwa pihaknya akan terus berfokus untuk mempertahankan aset investasi asingnya dalam bentuk instrument yang likuid dan  aman  ditengah  volatilitas  pada  pasar  keuangan  global.  Hal  ini  dilakukan  untuk  memastikan  dukungan  bagi  perbankan  domestik  dalam  kemungkinan  kesulitan perbankan domestik mendapatkan dana tunai di luar negeri. BOJ diperkirakan me‐manage sekitar 4,35 triliun yen (54 miliar USD) dalam bentuk  aset asing. 

Dalam sepekan terakhir dolar AS tercatat menguat 0,11 persen terhadap yen ke 79.91, sementara itu euro melemah 1,15 persen terhadap yen ke 103.25.  Sedangkan Aussie dolar tercatat anjlok 1,38 persen terhadap yen 80.10 dan sterling turun 0,35 persen terhadap yen ke 128.45. 

SWISS
Swiss franc sempat terkoreksi terhadap dolar setelah mencatat intraday low di 0.9306 franc per dolar akibat tekanan atas kebuntuan  politik di Yunani yang meningkatkan kekhawatiran terhadap kemungkinan negeri para dewa tersebut tersingkir dari zona euro. Namun di  sesi New York, Swiss franc berhasil memangkas kerugiannya dan bergerak relatif datar terhadap dolar di sekitar 0.9290 franc per dolar. 

Kondisi politik di zona euro masih akan menjadi sorotan pasar, khususnya di Yunani, setelah hasil pemilu yang kurang meyakinkan pekan  lalu  berpotensi  membawa  negara  tersebut  mengalami  kekacauan  politik  sehingga  menaikkan  resiko  Yunani  akan  terdepak  dari  zona  euro. Selama sentimen terhadap kondisi zona euro masih negatif, maka akan berpeluang menekan aset‐aset beresiko, termasuk mata  uang berimbal hasil lebih tinggi dan akan menguntungkan dolar. 

Data import and producer price index Swiss diprediksi turun 2% dalam basis tahunan di periode April, sedangkan dalam basis bulanan  indeks diprediksi naik 0.2%. data akan dirilis pada hari Senin pukul 14.15 wib.