US & GLOBAL
• Bursa saham global melemah Jumat lalu karena ketidakpastian mengenai suramnya krisis utang Eropa yang dapat diatasi pada awalnya dengan membaik dari ekspektasinya consumer sentiment AS, sementara itu harga oil anjlok setelah pelemahan data dari Cina yang mengurangi ekspektasi permintaan.
• Obligasi safe‐haven pemerintah naik, dengan yield pada obligasi bertenor 10‐tahun/U.S. Treasury mencatatkan penurunan dalam rangkaian delapan minggunya. Apakah Yunani bisa tetap bertahan dalam zona euro dan permasalahan mengenai tingkat kesehatan perbankan Spanyol mendorong aksi beli.
• Data menunjukkan consumer sentiment AS naik ke level tertinggi yang lebih dari empat tahun pada awal Mei yang mendorong saham‐ saham pada awal hariannya, tetapi permasalahan mengenai Eropa dan JPMorgan Chase & Co's <JPM.N> dari kerugian perdagangan $2 milyar membawa pasar saham untuk melemah. Saham JPMorgan's turun 9.3 persen ke level $36.96, penekan terbesar pada indeks S&P 500. Penekan terbesar lainnya adalah Citibank <C.N>, anjlok 4.2 persen ke level $29.35.
• Indeks Dow Jones industrial average <.DJI> melemah 34.44 poin, atau 0.27 persen, untuk ditutup ke level 12,820.60. Indeks Standard & Poor's 500 <.SPX> berkurang 4.60 poin,atau 0.34 persen, ke level 1,353.39. Tetapi indeks Nasdaq Composite <.IXIC> hanya naik 0.18 poin, atau 0.01 persen, untuk ditutup ke level 2,933.82.
• Indeks FTSEurofirst <.FTEU3> dari saham‐saham utama Eropa naik 0.3 persen untuk ditutup dilevel 1,022.52. Indeks MSCI world equity <.MIWD00000PUS> berbalik melemah, turun 0.3 persen ke level 314.99.
• Euro anjlok ke level terendah 3‐1/2‐bulan pada perdagangan yang volatile. Euro telah merosot terhadap dollar sekitar delapan dari 10 harinya dengan secara kumulatif turun 2.4 persen, dipangkas oleh gejolak Yunani. Euro <EUR=> berkurang 0.12 persen ke level $1.2919, sementara itu dollar index AS <.DXY> meningkat 0.21 persen ke level 80.283. Terhadap Japanese yen, dollar <JPY=> melemah 0.03 persen ke level 79.90.
• Obligasi AS bertenor 10‐tahun/U.S. Treasury note <US10YT=RR> naik 9/32 pada harganya dengan yield 1.84 persen.
• Emas merosot hampir 1 persen Jumat lalu karena kekhawatiran memburuknya krisis utang Eropa dan penurunan tajam pada ekuitas serta komoditas membawa logam mulia mencapai penurunan terbesar mingguannya tahun ini. Spot emas <XAU=> turun 0.8 persen ke level $1,5780.25 per ons pada pukul 2:37 p.m. EDT (1837 GMT), yang pada awalnya mencapai level terendahnya $1,574.29, terendah sejak 3 Jan.
• Industrial output Cina mengalami ekspansi pada bulan April ke fase terlambat tahunannya yang mendekati tiga tahun. Ketika ditambah dengan kurangnya gambaran perdagangan dari Kamis sebelumnya, data memperkirakan perekonomian Cina berlanjut melambat setelah pelemahan kinerja kuartal pertamanya.
• Brent crude futures untuk pengiriman bulan Juni <LCOc1> melemah 47 sen untuk di settle ke level $112.26 per barrel. U.S. June light sweet crude contract <CLc1> anjlok 95 sen untuk di settle ke level $96.13 per barrel.
GOLD & COMMODITIES
• Emas merosot 1% pada sesi Jumat dipicu kekhawatiran memburuknya krisis utang Eropa dan koreksi tajam pada ekuitas dan komoditas telah menyebabkan emas mengalami penurunan mingguan terbesarnya tahun ini.
• Emas mengalami tekanan terberatnya setelah pengumuman kerugian perdagangan dari JPMorgan Chase & Co <JPM.N>, sebagai trader utama emas, yang membuat sentimen negatif di kalangan investor. Penurunan tajam pada harga minyak dan tembaga juga telah mengimbangi rilis positif data kepercayaan konsumen AS.
• Ketidakpastian politik di Yunani dan pergantian kepemimpinan di Perancis pekan kemarin telah memicu keraguan dikalangan investor mengenai apakah Eropa akan benar‐benar keluar dari krisis setelah diberi bailout milyaran euro. Kekhawatiran terhadap kondisi perbankan Spanyol juga turut memberi tekanan.
• Emas spot turun 0.8% ke $1,5780.25 per ounce, setelah sempat tersungkur ke level intraday low $1,574.29, level terendahnya sejak 3 Januari. Dalam sepekan terakhir, emas mencatat kerugian 3.7%, kinerja terburuknya sejak pekan per 18 Desember tahun lalu ketika terkoreksi hampir 7%. Sedangkan untuk emas berjangka AS pengiriman Juni turun $11.50 di $1,584 per ounce.
• Meskipun tahun lalu emas cenderung diuntungkan oleh kekhawatiran terhadap performa ekonomi Eropa, namun tahun ini emas cenderung bergerak searah dengan aset beresiko, setelah dolar dan obligasi pemerintah AS dianggap sebagai pilihan yang lebih aman.
• Aksi beli fisik emas dari India juga terlihat lemah dalam beberapa pekan terakhir, akibat melemahnya rupee, dan menambah pesimisme pada emas.
• Sedangkan sejumlah aksi beli emas terlihat di AS, dimana penjualan koin emas American Eagle menembus 31500 ounce dalam bulan ini, naik sekitar 50% dibandingkan penjualan bulan April secara keseluruhan.
OIL & COMMODITIES
• Harga minyak turun di hari Jumat dan mencatat penurunan mingguan keduanya secara berturut‐turut, tertekan oleh lemahnya pertumbuhan industri di Cina yang meng‐counter laporan positif data kepercayaan konsumen AS yang menembus level tertinggi 4 tahun.
• Penurunan minyak mentah jenis Brent sebesar 6.2% dalam 2 pekan terakhir adalah merupakan prosentase kerugian 2 pekan terbesarnya sejak 16 Desember. Sedangkan minyak mentah AS turun 8.4% dalam 2 pekan terakhir, mencatat koreksi terbesarnya sejak 30 September.
• Minyak mentah telah mengalami tekanan sejak sesi awal ketika data menunjukkan produksi industri Cina di bulan April tumbuh pada level terlemahnya selama hampir 3 tahun terakhir. Laporan tersebut menambah gambaran buruk pada ekonomi Cina pasca rilis mengecewakan data perdagangan di hari sebelumnya. Cina, sebagai negara konsumen minyak terbesar kedua setelah AS, melaporkan ekspor dan impor di bulan April tumbuh pada tingkat yang lebih rendah dari perkiraan. Kinerja perdagangan di bulan tersebut juga secara mengejutkan melemah, sehingga pemerintah nampaknya perlu untuk melonggarkan kembali kebijakan moneternya untuk memacu ekspansi ekonomi tahunannya.
• Minyak kemudian memangkas kerugiannya setelah dirilisnya data kepercayaan konsumen AS yang naik di bulan ini ke level tertinggi selama lebih dari 4 tahun, berdasarkan laporan data awal Mei dari Thomson Reuters/University of Michigan. Data tersebut telah memberi dukungan positif pada ekuitas AS, sebelum akhirnya berakhir melemah. Bursa saham juga sempat menguat bahkan disaat muncul laporan kerugian dari JPMorgan Chase & Co's sekitar $2 milyar dan telah membantu mengurangi kerugian pada minyak.
• Minyak juga telah mendapat tekanan dari laporan kenaikan produksi minyak OPEC yang membantu mendorong naiknya stok minyak AS dan juga ketidakpastian kondisi ekonomi dan politik di Eropa akibat krisis utang.
• Brent June crude <LCOc1> turun 47 sen di $112.26 per barel, setelah jatuh ke $111.40, dan mencatat kerugiannya dalam pekan kemarin mencapai 0.81%.
• Sedangkan U.S. June crude <CLc1> jatuh 95 sen di $96.13, di bawah MA‐200 di $96.27, dan mencatat penurunan 2.4% sepekan kemarin.
• Berdasarkan laporan dari International Energy Agency (IEA) bahwa permintaan minyak global tahun ini masih relatif tetap, hanya mencatat naik 20.000 barel per hari dari laporan sebelumnya 790.000 barel per hari. EIA memprediksi harga minyak masih akan tinggi akibat tekanan masalah program nuklir Iran bahkan disaat meniingkatnya suplai minyak dunia dan naiknya stok minyak.
EURO ZONE
• Pada sesi Jumat akhir pekan lalu euro sempat menguat terhadap dolar AS, rebound tipis setelah sempat anjlok ke level terendah sejak 3‐1/2 bulan terakhir menyusul ketidakpastian politik Yunani dan Perancis serta kondisi perbankan Spanyol yang meningkatkan kekhawatiran pelaku pasar. Turut menekan minat investor terhadap aset beresiko adalah pernyataan institusi keuangan terkemuka JP Morgan Chase yang merugi hingga 2 miliar USD dalam perdagangan beberapa mata uang asingnya.
• Pimpinan Partai Sosialis – Evangelos Venizelos pesimis bahwa masih terdapatnya harapan bahwa pemerintahan baru akan bisa terbentuk, menyusul tidak ada pihak yang meraih suara mayoritas. Pemimpin Demokrat Kiri menegaskan bahwa Yunani kemungkinan besar akan terpaksa menjalani pemilu ulang untuk dapat menentukan pihak mana yang bisa membentuk pemerintahan baru.
• Awal pekan ini para menteri keuangan Uni‐Eropa akan bertemu di Brussels – Belgia untuk membicarakan agenda perkembangan ekonomi global dan diperkirakan akan berfokus pada krisis di Yunanidan problem anggaran di Spanyol. Pertemuan tersebut kemudian akan dilanjutkan dengan pertemuan menteri‐menteri keuangan dari ke 27‐anggota Uni‐Eropa. Dan yang akan menjadi perhatian adalah pertemuan pertama kalinya antara Presiden Francois Hollande dengan Kanselir Angela Merkel untuk melihat pendekatan apa yang akan digunakan kedua pemimpin tersebut dalam menyelaraskan langkah penanganan krisis Uni‐Eropa.
• Dalam sepekan terakhir euro tercatat pelemahan tajam 1,25 persen terhadap dolar AS ke 1.2920, sementara itu euro juga mencatat pelemahan 1,15 persen terhadap yen ke 103.25, dan euro juga mencatat pelemahan 0,78 persen terhadap sterling ke 0.8038 dan melemah tipis 0,02 persen terhadap Swiss franc di 1.2010.
U.K.
• Consumer morale di Inggris memburuk pada bulan April karena orang menjadi khawatir mengenai ketersediaan jobs dan menjauhi untuk membeli barang‐barang mahal seperti kendaraan/mobil, sebuah survei dari lender Nationwide menunjukkannya Jumat lalu.
• Gambaran terpadu dengan survei yang dirilis Rabu sebelumnya yang menunjukkan penjualan ritel Inggris anjlok menuju penurunan terbesar tahunannya yang lebih dari satu tahun pada bulan April sementara itu jumlah orang yang bekerja tetap menjadi melambat pertumbuhannya.
• Inggris berbalik suram pada bulan lalu karena anjloknya sektor konstruksi yang manandai makin dalamnya resesi dan para produser menaikkan harga, menyoroti panjang dan sulitnya untuk kembali pada sehatnya perekonomian.
AUSTRALIA
• Aussie terkoreksi ke level terendah selama hampir 5 bulan pada hari Jumat setelah sentimen terhadap aset beresiko kembali mendapat tekanan pasca serangkaian data Cina yang mengecewakan serta JPMorgan Chase & Co's yang melaporkan kerugian perdagangan senilai $2 milyar.
• Aussie terkoreksi ke level intraday low di $1.0018, level terendahnya sejak akhir Desember. Aussie berhasil rebound dan bergerak di sekitar $1.0065 di sesi New York setelah rilis data ekonomi AS memberikan peluang untuk The Fed melonggarkan kebijakan moneternya. Namun koreksi kembali terjadi di akhir sesi dan terakhir bergerak di sekitar $1.0025.
• PPI AS diluar dugaan turun di bulan April menyusul biaya energi turun ke level tertajamnya dalam 6 bulan terakhir, sinyal bahwa inflasi melemah, dan memberikan tambahan peluang bagi The Fed untuk melonggarkan kebijakan moneternya untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi.
• Sebelumnya, Aussie mengalami tekanan setelah data industrial production Cina turun tajam di bulan April menyusul investasi melemah ke level terendahnya selama hampir 1 dekade terakhir, dan dirilis jauh di bawah ekspektasi pasar. Aussie sangat rentan tekanan oleh berita buruk dari Cina, karena negara tersebut adalah pasar ekspor terbesar Australia. Jika ekonomi Cina memburuk, maka dipastikan nilai ekspor Australia akan turun dan berpotensi membebani ekonomi Australia, sehingga nilai tukar Aussie pun cenderung melemah.
• Kondisi politik di zona euro masih akan menjadi sorotan pasar, khususnya di Yunani, setelah hasil pemilu yang kurang meyakinkan pekan lalu berpotensi membawa negara tersebut mengalami kekacauan politik sehingga menaikkan resiko Yunani akan terdepak dari zona euro. Selama sentimen terhadap kondisi zona euro masih negatif, maka akan berpeluang menekan aset‐aset beresiko, termasuk mata uang berimbal hasil lebih tinggi, seperti Aussie.
JAPAN
• Pada sesi Jumat akhir pekan lalu rilis data kepercayaan konsumen Amerika – University of Michigan surveys untuk periode Mei memperlihatkan peningkatkan ke level tertinggi sejak 4‐tahun terakhir. Kondisi mana kemudian meningkatkan minat terhadap aset beresiko dan menaikkan performa dolar AS terhadap yen Jepang.
• Bank of Japan menyatakan bahwa pihaknya akan terus berfokus untuk mempertahankan aset investasi asingnya dalam bentuk instrument yang likuid dan aman ditengah volatilitas pada pasar keuangan global. Hal ini dilakukan untuk memastikan dukungan bagi perbankan domestik dalam kemungkinan kesulitan perbankan domestik mendapatkan dana tunai di luar negeri. BOJ diperkirakan me‐manage sekitar 4,35 triliun yen (54 miliar USD) dalam bentuk aset asing.
• Dalam sepekan terakhir dolar AS tercatat menguat 0,11 persen terhadap yen ke 79.91, sementara itu euro melemah 1,15 persen terhadap yen ke 103.25. Sedangkan Aussie dolar tercatat anjlok 1,38 persen terhadap yen 80.10 dan sterling turun 0,35 persen terhadap yen ke 128.45.
SWISS
• Swiss franc sempat terkoreksi terhadap dolar setelah mencatat intraday low di 0.9306 franc per dolar akibat tekanan atas kebuntuan politik di Yunani yang meningkatkan kekhawatiran terhadap kemungkinan negeri para dewa tersebut tersingkir dari zona euro. Namun di sesi New York, Swiss franc berhasil memangkas kerugiannya dan bergerak relatif datar terhadap dolar di sekitar 0.9290 franc per dolar.
• Kondisi politik di zona euro masih akan menjadi sorotan pasar, khususnya di Yunani, setelah hasil pemilu yang kurang meyakinkan pekan lalu berpotensi membawa negara tersebut mengalami kekacauan politik sehingga menaikkan resiko Yunani akan terdepak dari zona euro. Selama sentimen terhadap kondisi zona euro masih negatif, maka akan berpeluang menekan aset‐aset beresiko, termasuk mata uang berimbal hasil lebih tinggi dan akan menguntungkan dolar.
• Data import and producer price index Swiss diprediksi turun 2% dalam basis tahunan di periode April, sedangkan dalam basis bulanan indeks diprediksi naik 0.2%. data akan dirilis pada hari Senin pukul 14.15 wib.