title cover

title cover

Thursday, January 13, 2011

Headline News 13.01.11

US & GLOBAL
 

• Bursa saham AS ditutup menguat menyusul mengendurnya kekhawatiran pada kondisi utang Eropa yang meningkatkan minat pada aset beresiko, kenaikan
saham‐saham di Wall Street juga ditopang menguatnya saham perbankan dan saham yang terkait dengan komoditas. Indeks Dow Jones <. DJI> naik 83,48 poin
atau 0,72% ke 11,755.36, S&P500 <. SPX> naik 11,47 poin atau 0,90% ke 1,285.95 sementara Nasdaq <. IXIC> naik 20,50 poin atau 0,75% ke 2,737.33.
 

• Euro kembali menguat terhadap dollar AS meskipun kenaikan tersebut diperkirakan hanya akan berlangsung semenrara karena penjualan obligasi Portugal
gagal untuk menuntaskan kekhawatiran atas prospek pendanaan dari negara‐negara kawasan Uni‐Eropa. Lelang obligasi Portugal berjalan cukup sukses,
namun para analis mengatakan hasil lelang tersebut belum mengubah pandangan bahwa pemerintah Lisbon akan terus mengalami kesulitan pendanaan dan
akan beralih untuk mendapatkan bailout dari Uni‐Eropa dan IMF.
 

• Euro <EUR=> tercatat menguat 1,2% kelevel 1,3133 setelah sempat menguat hingga 1,3138. Terhadap yen, euro naik 0,9% ke 108,93 yen <EURJPY=>.
Sementara itu dollar AS turun 0,3% ke 82,96 <JPY=> yen. Euro juga tercatat menguat 0.45% ke level 1.2689 terhadap Swiss franc setelah anggota SNB Thomas
Jordan menyatakan terdapat prospek perlambatan ekonomi Swiss pada 2011, meskipun pihaknya memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan berada
dikisaran 1,5%.
 

• Harga emas dunia naik kelevel tertinggi dalam kurun 1‐pekan terakhir menyusul anjloknya dollar AS terhadap euro. Ekspektasi akan tercapainya kesepakatan
untuk sebuah paket komprehensif penanganan krisis Uni‐Eropa dalam dua bulan mendatang meredam permintaan pada aset‐aset safe haven. Harga spot
emas <XAU=> naik 0,5% ke 1,386.95 USD per troy ounce, setelah sempat mencapai harga tertinggi di 1,388.90 USD per troy ounce.
 

• Sementara itu harga minyak dunia melonjak akibat penghentian produksi, anjloknya cadangan minyak AS dan naiknya permintaan yang mendorong penguatan
minyak mentah Brent mendekati 100 USD per barel untuk pertama kalinya sejak 2008. Harga minyak Brent London <LCOc1>, yang merupakan patokan untuk
harga minyak Eropa, Timur Tengah, dan Afrika, naik 51 sen menjadi 98,12 USD per barel, setelah sempat menyentuh level 98,85 USD per barel. Harga minyak
Brent crude merupakan patokan yang kuat untuk minyak mentah AS <CLc1> yang tercatat menguat 75 sen kelevel tertinggi dalam 27‐bulan terakhir di 91,86
USD per barel.
 

Outlook (Kamis, 13/Jan./2011): Bursa saham Asia diperkirakan akan dibuka menguat seiring suksesnya lelang obligasi Portugal yang sedikit meredakan
kekhawatiran tentang krisis utang zona euro. Kenaikan saham‐saham komoditas juga akan mendukung kinerja saham global.
 

• Sentimen terhadap mata uang tunggal zona euro masih cukup suram di tengah bertahannya kekhawatiran bahwa masalah pembiayaan utang Portugal dan
Spanyol dapat menyebar ke negara lain dimana Belgia menjadi kandidat selanjutnya ditengah ketidakstabilan politik negara tersebut. Perhatian pelaku pasar
saat ini beralih ke lelang obligasi Spanyol dan Italia yang akan berlangsung pada sesi Kamis 13 Januari ini. Para analis memperkirakan penjualan obligasi kedua
negara tersebut tidak akan mengalami rintangan berarti, meskipun diperkirakan akan dijual dengan harga yang tinggi. Pelaku pasar juga akan mengamati
sidang ECB untuk melihat upaya lanjutan dari bank sentral guna membantu mengurangi tekanan terhadap obligasi Uni‐Eropa.

Fed says economy, jobs outlook improving

WASHINGTON | Wed Jan 12, 2011 3:02pm EST
WASHINGTON (Reuters) - The U.S. economy strengthened as the year drew to a close, according to a report from the Federal Reserve on Wednesday that cited rising employment levels across the country.

The Fed's Beige Book report, based on anecdotal reports collected from the business contacts of the central bank's regional branches, painted an increasingly bright, if cautious, picture.
 While real estate markets, at the heart of the deepest recession in generations, remained predictably weak, manufacturing contacts sounded more upbeat.

The Fed reported better conditions across all 12 of its districts, though banking and financial services showed results that varied by region.
"Economic activity continued to expand moderately from November through December," the central bank said in a statement.

The findings were consistent with a recent pick-up in U.S. economic data that has prompted some economists to beef up their forecasts for growth in the first half of 2011.
The U.S. economy grew 2.6 percent in the third quarter, a level considered too meek to put a significant dent in the nation's 9.4 percent jobless rate.

Against that backdrop, the Fed announced in November it would buy an additional $600 billion in bonds over an eight month period in order to support the recovery by keeping long-term borrowing costs low.
Market interest rates have risen sharply since then despite the purchases, though policymakers have argued they might have risen even further without Fed action.
The improvement in conditions in the Beige Book report strengthens the case, made both by some top Fed officials and outside economists, that the latest round of bond-buying might not be necessary.

Fed Chairman Ben Bernanke, however, has argued that the economy is running so far beneath its full potential that it continues to need help from the monetary authorities.
The central bank has cited both weak employment conditions and very low inflation readings to justify its actions.