US
& GLOBAL
- Bursa saham Amerika berhasil ditutup menguat pada akhir sesi, setelah sempat berada pada tekanan jual sejak awal pembukaan dan mencapai level terendah tahunannya. Pembalikan arah pada akhir sesi tersebut dipengaruhi pertimbangan investor pada pernyataan Bernanke di hadapan Kongres yang mereka nilai akan membuka celah pemberlakuan program quantitative easing lanjutan. Pandangan tersebut kemudian menurupi kekhawatiran akan implikasi dari kemungkinan gagal bayar hutangnya Yunani.
- Sentimen tersebut juga menekan minat investor pada aset safe haven yang tengah naik daun saat ini yaitu dollar AS dan tak ketinggalan obligasi Amerika. Kondisi tersebut kemudian menopang penguatan euro di akhir sesi New York sebesar lebih dari 1%.
- Pelemahan tajam bursa saham dari awal sesi tersebut kemudian memancing aksi bargain hunting yang biasanya melakukan pembelian secara masif dalam saat‐saat terakhir menjelang penutupan. Terindikasi yang lazim menjadi sasaran beli adalah saham‐saham produsen chip dan teknologi.
- Sejumlah analis mengingatkan bahwa volatilitas perdagangan masih akan cukup tinggi dimana penanganan krisis hutang Uni‐Eropa belum menemukan kejelasan. Setelah penutupan bursa lembaga pemeringkat Moody’s memangkas peringkat kredit Italia sebanyak 3 derajat, sebuah langkah yang meningkatkan kekhawatiran akan kondisi Yunani.
- Besar kemungkinan pemerintahan Yunani akan mengalami gagal bayar hutang yang jatuh tempo akhir Oktober, karena menteri‐menteri keuangan Uni‐Eropa memutuskan adanya penundaan porsi bantuan keuangan lanjutan hingga pertengahan November. Dampak dari kemungkinan gagal bayar tersebut mulai terasa dengan perbankan dan institusi keuangan yang memiliki eksposur besar terhadap hutang asal Yunani mulai membutuhkan bantuan finansial, contohnya adalah Dexia.
- Indeks Dow Jones <.DJI> ditutup menguat 153.41 poin atau 1.44% ke level 10,808.71, sementara indeks Standard & Poor's 500 <.SPX> naik 24.72 poin atau 2.25% keo 1,123.95 dan Nasdaq Composite Index <.IXIC> menguat 68.99 poin atau 2.95% ke 2,404.82.
- Sedangkan The MSCI All‐Country World index <.MIWD00000PUS>, yang merupakan panduan dari performa bursa saham dunia terhitung masih melemah 0,3%.
- Harga minyak dunia <CLc1> turun 1.94 USD atau 2.5% ke 75.67 USD per barel, tertekan kekhawatiran bahwa resesi dunia akan menurunkan permintaan akan minyak dan komoditas lainnya.
- Sementara itu euro berhasil menguat 1,27% terhadap dollar AS ke 1.3347 setelah sempat mendekati level terendah dalam kurun 9‐bulan terakhir pada awal sesi New York. Penguatan euro antara lain didukung oleh sebuah artikel yang dirilis Financial Times bahwa pemimpin Uni‐Eropa tengah mempertimbangkan untuk merekapitalisasi institusi keuangan yang bermasalah. Sementara itu Aussie dollar sempat mencapai level terendah tahunannya di 0.9388 meskipun akhirnya berhasil rebound dan ditutup menguat 0,5% ke 0.9566. Emas anjlok lebih dari 3% akibat maraknya aksi ambil untung investor untuk menutupi kerugian pada instrumen investasi lainnya, terutama setelah penguatan emas pada awal pekan ini. Harga spot emas sempat mencapai 1595 USD per troy ounce sebelum akhirnya ditutup melemah 2,2% ke kisaran 1620 USD per troy ounce.
GOLD
& COMMODITIES
- Emas terkoreksi sekitar 3% Selasa kemarin, melanjutkan gerak mundurnya selama sebulan menyusul kekhawatiran terhadap potensi default utang Yunani dan penilaian suram ekonomi AS oleh Federal Reserve.
- Emas tenggelam bersamaan dengan saham Eropa di awal sesi di tengah kekhawatiran bahwa masalah utang negara kawasan akan berdampak pada sistem perbankan. Emas kemudian memperdalam koreksinya bahkan saat saham AS mulai rebound dari posisi terendah mereka. Tapi kemudian berhasil rebound tipis seiring menguatnya bursa Wall Street di menit‐menit terakhir menjelang penutupan.
- Meski begitu, dengan volume perdagangan emas masih sekitar 25 persen di bawah normal, beberapa pedagang sudah siap untuk bertaruh bahwa kondisi yang tidak menentu selama dua bulan telah berakhir.
- Kontrak berjangka emas untuk pengiriman Desember turun $41.70 di level $1616 per ounce. Sedangkan emas spot sempat terkoreksi ke level intraday low $1559 per ounce, namun kemudian rebound dan diperdagangkan melemah 2,2% di sekitar $1620, jauh di bawah level intraday high di $1678.
- Krisis yang melanda zona euro menjadi fokus perhatian pasar di awal sesi, menyusul kreditur Perancis‐Belgia, Dexia SA, menjadi bank Eropa pertama yang harus ditebus akibat krisis utang negara, menambah kekhawatiran adanya potensi meluasnya krisis di sektor perbankan Eropa.
- Sementara itu Ketua Federal Reserve Ben Bernanke sempat memberi dukungan pasar setelah memberikan indikasi yang lebih tegas bahwa bank siap untuk mengambil langkah lebih lanjut untuk mencegah resesi, namun para pedagang kemudian difokuskan pada penilaian suram The Fed bahwa ekonomi "mendekati goyah ".
- S & P 500 futures awalnya sempat terkoreksi dan memasuki fase bearish setelah jatuh lebih dari 20% dari level puncaknya. Namun kemudian berhasil rebound pada sesi penutupan, dan berakhir naik 2% karena investor bergegas untuk membeli saham di level bawah.
- Emas telah rally sebanyak 6% di sesi terakhir, tetapi tetap lebih dari 15% di bawah rekor US $ 1920.30 per ounce yang dicapai pada awal September. Emas telah jatuh lebih dari 15% dari rekor tertingginya di atas $ 1.900 per ounce pada awal September. Sementara beberapa pedagang melihat potensi bullish pada emas pasca mengalami koreksi tajamnya.
- Goldman Sachs kembali menegaskan target harga emas 12‐bulan di $ 1.860 per ounce, sementara memangkas proyeksi target harga tahun 2012 untuk harga minyak dan tembaga.
- Bank AS mengatakan dalam sebuah catatan bahwa harga emas akan terus didorong oleh rendahnya suku bunga riil AS karena pandangan ekonomi melemah.
- Credit Suisse menaikkan perkiraan harga emas 2012 menjadi $ 1.850 per ounce, dengan mengatakan emas, yang diuntungkan oleh ketidakpastian dan dislokasi dalam pasar keuangan, akan terus melanjutkan penguatannya ditengah krisis yang terjadi.