US & GLOBAL
•korporasi yang tidak terlalu cerah dan masih kuatnya faktor eksternal yang Bursa saham AS melemah pada Senin awal pekan ini akibat prospek earning
meliputi kekhawatiran para investor. Volume perdagangan tercatat sebagai yang terendah sepanjang 2011 ini. Perkiraan prospek yang kurang
menggembirakan dari operator hotel terkemuka Marriott yang diikuti oleh proyeksi earning kuartal pertama 2011 Halliburton Co yang mengalami
penurunan, kemudian menekan saham-saham consumer. Saham Marriott International pun turun 6,3% sedangkan Halliburton turun 1,9%. Indeks Dow
Jones <. DJI> turun 22,71 poin atau 0,19% ke 12,197.88, S&P500 <. SPX> turun 3,61 poin atau 0,27% ke 1,310.19 dan Nasdaq <. IXIC> turun 12,38 poin atau
0,45% ke 2,730.68.
•Harga emas juga mengalami penurunan seiring penguatan dollar AS terhadap euro (emas cenderung mengikuti pergerakan euro), emas gagal berbalik
menguat meskipun pada akhirnya euro pulih dari keterpurukannya terhadap dollar. Harga spot emas <XAU=> ditutup pada level 1,418.65 USD per troy
ounce, turun dari 1,427.75 USD pada Jumat akhir pekan lalu.
•Harga Crude AS jatuh untuk ke 3-sesi berturut-turut dalam volume perdagangan terendah tahun ini. Pemberontak Libya kembali menduduki wilayah
penting semakin menyulitkan upaya pemulihan pasokan minyak dari negara anggota OPEC tersebut. Minyak Brent London untuk pengiriman Mei <LCOc1>
turun 79 sen ke 114,80 USD per barel, dan Crude AS <CLc1> merosot 1,42 USD ke 103,98 USD per barel.
•Dollar AS melanjutkan penguatannya terhadap yen menyusul naiknya rentang antara imbal hasil produk finansial AS dan Jepang yang mendukung kinerja
dollar AS. Namun analis mengingatkan adanya resiko tekanan terhadap dollar AS jika data ekonomi dirilis dibawah perkiraan. Imbal hasil obligasi ber tenor
2-tahun AS naik menjadi 0,77%, empat basis poin di atas penutupan Jumat dan naik 14 basis poin dalam lima hari terakhir, melebar lebih besar daripada
imbal hasil obligasi Jepang.
•Kondisi tersebut turut mendukung performa dollar AS ke level 81.84 yen <JPY=> yang merupakan level tertinggi sejak 18 Maret, momen pertama intervensi
gabungan antara bank sentral negara-negara G7. Hingga akhir sesi New York, dollar AS tercatat menguat 0,5% ke 81,71 yen.
•Sementara itu euro, berhasil bertahan diatas level psikologis 1.4 <EUR=> seiring persiapan pelaku pasar menghadapi kenaikan suku bunga ECB. Data dari
Departemen Perdagangan AS memperlihatkan bahwa tingkat belanja konsumen naik lebih dari yang diharapkan pada bulan Februari, kenaikan berturut-
turut dalam 8-bulan, namun demikian naiknya harga gas dan harga pangan diperkirakan akan memperlambat pertumbuhan belanja masyarakat pada
kuartal pertama.
•Pelaku pasar memprediksi ECB akan menaikkan suku bunga pada sidangnya 7 April mendatang, pandangan yang memperoleh kepercayaan Senin ketika
Presiden ECB Jean-Claude Trichet mengatakan tingkat inflasi berada di atas target stabilitas bank sentral harga. Kemungkinan naiknya tingkat suku bunga
ECB pada awal bulan depan meredakan kekhawatiran pada turunnya popularitas partai berkuasa Jerman dalam pemilu.